• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transmission Control Protocol (TCP) / Internet Protocol (IP)

6. Topologi Wireless

2.3 Transmission Control Protocol (TCP) / Internet Protocol (IP)

TCP merupakan singkatan dari Tranmission Control Protocol sedangkan IP ialah Internet Protocol. TCP / IP merupakan protokol standar yang dimiliki oleh semua sistem operasi. Protokol adalah prosedur yang mengatur beberapa fungsi yang ada pada setiap komputer. Protokol mengijinkan adanya hubungan antar komputer sehungga dapat saling bertukar informasi atau saling berkirim data. Tugas protokol adalah mengatur hubungan/komunikasi data saat komunikasi data itu dimulai sampai berakhir. Ada beberapa protokol yang saling berhubungan dengan internet :

1. UDP (User Datagram Protocol) yaitu protokol yang bersifat connectionless, dan bersifat kebalikan dari TCP yang berorientasi connection.

2. FTP (File Transfer Protokol) yaitu protokol yang digunakan untuk melakukan transfer data. Pengambilan data dari server disebut Download dan pengiriman data ke server disebut Upload.

3. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) yaitu protokol yang digunakan untuk mentransfer halaman web di internet.

4. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) yaitu protokol yang digunakan untuk mengirim data e-mail.

5. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) yaitu protokol yang dapat menentukan nomor IP pada setiap komputer yang terhubung padanya.

Selain itu TCP / IP adalah sebuah sistem dengan 4 (empat) buah lapisan yaitu : 1. Link layer disebut juga data-link layer atau network interface layer yang terdiri dari device driver dalam sistem operasi dan network interface card yang terdapat dalam komputer. Bersama-sama menangani seluruh detail perangkat keras dari penghubung fisik denga kebel atau media komunikasi lainnya yang digunakan.

2. Network layer disebut juga internet layer menangani perpindahan paket diseputar jaringan, mengarahkan paket (routing).

3. Transport layer menyediakan sebuah aliran data antar dua komputer untuk application layer diatasnya.

4. Application layer menangani aplikasi yang ada secara detail.

2.3.1 IP Address

IP address terdiri dari bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit yang berarti memiliki nilai decimal dari

0 -255. Range address yang digunakan ialah dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan 11111111.11111111.11111111.11111111. IP address biasanya direpresentasikan dalam bilangan decimal.

Adapun beberapa contoh IP address adalah : 44.132.1.20

167.205.9.35

Ilustrasi IP address dalam decimal dan biner dapat dilihat dari table 2.2

Tabel 2.2 Ilustrasi IP address dalam decimal dan biner

Decimal 167 205 9 35

Biner 10100111 11001101 00001001 00100011

IP address dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yakni bagian network (bit-bit network) dan bagian host (bit-bit host). Bit network berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain sedangkan bit host berperan dalam mengidebtifikasi host dalam suatu network jadi seluruh host yang tersambung dalam 1 (satu) jaringan memiliki bit network yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP address merupakan network bit sedangkan sisanya untuk host. Ada 3 (tiga) kelas address yang utama dalam TCP / IP yakni kelas A, kelas B, kelas C. Untuk dapat menandai kelas satu dengan kelas yang lain dibuatlah beberapa peraturan sebagai berikut :

2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10. 3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.

Oleh sebab itu Alamat IP dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka 1 tertentu pada tabel pertama seperti terlihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Jumlah IP Adress pada masing-masing kelas

Kelas Range Jumlah Maksimum Network Jumlah Maksimum host per network A 1-126 127 16777214 B 128-191 16384 65534 C 192-223 2097152 254

Disamping itu ada beberapa aturan tambahan antara lain : 1. Angka 127 di octet pertama digunakan untuk loopback. 2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1. 3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.

Agar jaringan dapat mengetahui kelas mana yang dipakai oleh suatu alamat IP untuk itu dipergunakan default subnet mask. Setiap alamat IP harus memiliki default subnet mask. Angka decimal 255 atau 11111111 dari default subnet mask menandakan bahwa octet yang bersangkutan dari alamat IP

adalah untuk Network ID. Untuk angka decimal 0 atau biner 00000000 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari alamat IP adalah untuk Host ID.

Contoh :

Alamat IP 25.20.5.31 Default subnet mask 255.0.0 Berada di kelas A

Alamat IP 172.20.5.31

Default subnet mask 255.255.0.0 Berada di kelas B

Alamat IP 195.20.5.31

Default subnet mask 255.255.255.0.0 Berada di kelas C

Jadi kelas suatu alamat IP dapat ditentukan dengan memperhatikan angka oktet pertama dan subnet mask alamat IP yang bersangkutan. Kelas A memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host ID. Hal ini karena hanya oktet pertama yang dipakai oleh network ID sedangkan ketiga oktet lainnya sebagai host ID. Kelas B memberikan jumlah host yang sama untuk host ID dan network ID sedangkan kelas C memberikan lebih banyak network ID dibandingkan dengan host ID. Pemberian alamat IP untuk

digunakan di internet diatur oleh badan internasional yang bernama interNIC. Dalam pemberian alamat interNIC hanya memberikan network ID sedangkan host IDnya diatur oleh pemilik alamat IP itu sendiri.sistem ynag mengatur translasi anatar suatu alamat situs dengan alamat IP lainnya disebut DNS (Domain Name System). Adapun bagian-bagian IP adalah :

2.3.2. Net ID

Net ID merupakan alamat yang telah ditetapkan oleh jaringan fisik. Net ID telah menjadi ketetapan untuk setiap kelas yang digunakan dan tidak dapat diganti dengan nomor lain.

2.3.3. Host ID

Berbeda dengan net ID, host ID dapat mengganti nomornya dengan urutan nomor yang dibutuhkan. Host ID merupakan nomor IP yang dapat mewakili setiap individu atau setiap PC (PersonalComputer) dalam suatu jaringan.

Adapun cara untuk membedakan antara host ID dengan net ID dapat dilihat dari tabel berikut :

0-127 0-255 0-255 0-255

0nnnnnnn Hhhhhhhh Hhhhhhhh Hhhhhhhh

network ID host ID

Tabel 2.5 membedakan net ID dengan host ID kelas B

128-191 0-255 0-255 0-255

10nnnnnnn Nnnnnnnn Hhhhhhhh Hhhhhhhh

network ID host ID

Tabel 2.6 membedakan net ID dengan host ID kelas C

192-223 0-255 0-255 0-255

10nnnnnnn Nnnnnnnn Nnnnnnnn Nnnnnnnn

network ID host ID

2.3.4 Broadcasting

Alamat ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada

jaringannya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth/jalur akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada jaringan yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan alamat tersebut tidak boleh digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu.

Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 alamat untuk menerima paket : pertama adalah nomor IP yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada jaringan tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

(dikutip dari: http://f4bregaz.blogspot.com/2008/08/pengertian-subnetting-network-id.html Diakses tanggal 12 Mei, 2011)

2.3.5 Subnetting

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik

subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.

Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.

(dikutip dari: http://www.deddy-rudhistiar.co.cc/2010/05/pengertian-subnetting.html Diakses tanggal 12 Mei, 2011)

BAB III

Dokumen terkait