• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Deskripsi Parasi Berdasarkan pene

4.3.3. Trichodina sp Parasit Trichod

berdasarkan bentukny putar dan memiliki ala Hal ini didukung deng yang paling menonj tubuhnya dan mempun

Gambar 4.6. Trichodi NaCl 0.85% Cilia

sering ditemukan pada ikan air tawar terutama pa ring menyerang ikan pada bagian insang. Infe

ukaan insang tertutup, rusaknya epitelium endir yang berlebihan akan mengganggu pert

nyebabkan ikan mati karena tidak mampu ber 1996). Menurut Kabata (1985), diperkirakan bahw

t membunuh ikan yang berukuran sekitar 5 cm. rus sp. merupakan parasit yang tidak bersifat pa

uhi terjadinya penurunan berat badan akibat a sebut walaupun jumlahnya tinggi. Gejala ikan dapat ditangani dengan menjaga kualitas air ag bkan karena kualitas air yang bersih mampu

uka akibat infeksi Dactylogyrus sp serta da ulang (Rahayuet al., 2013).

sp.

hodina sp. yang didapatkan pada penelitian i uknya seperti cakram yang menyerupai piring te

alat gerak/silia disekeliling tubuhnya seperti pa dengan pendapat Rukyani (1990), bahwa ciri nonjol adalah mempunyai dentikel, bergera

punyai cilia.

chodinasp. yang menginfeksi ikan mujair (perbe Cl 0.85%).

Dentikel

a pada benih ikan. nfestasi parasit ini um dan ditambah pertukaran oksigen bernafas (Prayitno bahwa 60 cacing . patogen, sehingga t adanya infestasi kan yang terinfeksi agar tetap bersih. pu mempercepat dapat mencegah

n ini diidentifikasi g terbang berputar- pada Gambar 4.6. ciri-ciri parasit ini gerak memutarkan

Kunci determinasi kelompokProtozoa(Danaet al., 1994) :

1. Merupakan ektoparasit, bersel satu, dan memiliki alat gerak berupa cilia pada

tubuhnya .……….…..Ciliata

2. Bentuk tubuh bulat seperti cakram dengan cincin internal yang terdiri dari beberapa dentikel………Peritrichidamobilina 3. Bergerak aktif dengan cara berputar-putar ……….Trichodinidae 4.Peristomabercilia, bentuk adoral spiral melingkar 360º ………Trichodina

Menurut Kabata (1985),Trichodinasp. diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom :Animalia Filum :Protozoa Kelas :Ciliata Ordo :Peritrichida Family :Trichodinidae. Genus :Trichodina Spesies :Trichodinasp.

Trichodina sp menyebabkan penyakit Trichodiniasis. Trichodiniasis merupakan penyakit gatal pada ikan. Penularan penyakit ini bisa melalui air atau kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi dan penularannya akan didukung oleh rendahnya kualitas air pada wadah tempat ikan dipelihara sehingga Trichodinasp dapat tumbuh dan berkembang biak (Kabata, 1985).

Gambar 4.7. Morfologi Trichodina sp. tampak bawah (A) dan morfologi Trichodina sp. tampak atas (B) (Wasitoet al.,1999).

(A)

Menurut Lom (1995), Trichodina sp. merupakan ektokomensal yaitu menggunakan inang sebagai daerah untuk mencari makanannya (partikel air, bakteri dan detritus). Infeksi organisme ini dapat menyebabkan iritasi yang disebabkan oleh penempelan cawan adhesivenya. Jika permukaan tubuh ikan ditutupi oleh lapisan tebal parasit ini, maka dapat menimbulkan kerusakan yang serius pada sel epidermal. Dalam kondisi ini, Trichodinid berlaku seperti ektoparasit sejati yang memakan sel rusak dan bahkan dapat menembus masuk ke dalam insang dan jaringan kulit.

Trichodina sp ditemukan pada banyak ikan, di Filipina di temukan pada Tilapia, Cyprinus carpio dan Chanos chanos. Sedangkan di Thailand pada Clarias batrachus,C. macrochepalus,Labeo bicolor, Ophiocephalus striatusdan spesies pada Pangasius dan Puntius. Di Indonesia pada Cyprinus carpio, Helostoma temmincki, Hypophthalmicthys molitrix, Osphorenamus gouramy, Osteochilus hasselti, Puntius javanicus, Oreochromis mosambica and Trichogaster pectoralis,(Kabata, 1985).

Hasil prevalensi parasit pada insang dan usus ikan mujair di rawa dan tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Lokasi Organ Prevalensi (%)

Caligussp. Dactylogyrussp. Trichodinasp.

Tambak Usus 0 0 0

Insang 0 60 0

Rawa Usus 0 0 0

Insang 80 40 70

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada organ usus baik ikan yang berasal dari rawa maupun tambak tidak ditemukan adanya endoparasit, sehingga nilai prevalensi nya 0%, hal ini menunjukan bahwa pada usus ikan herbivora 4.4. Prevalensi Parasit Pada Insang Dan Usus Ikan Mujair (Oreochromis

mossambicus) Di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

4.3. Prevalensi parasit pada insang dan usus ikan mujairdi rawa dan tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

seperti ikan mujair ting ditemukan adanya ca penelitian yang telah sungai dan di tamba endoparasit, melainka telur dan larva.

Pada organ insa jika di bandingkan de ikan di rawa, Dacty Dactylogyrus sp. pada Perbedaan tingkat ser insang ikan di rawa t parasit lainnya yang m ini menyebabkan ter nutrisi pada inang, ol lebih rendah jika dib dibatasi oleh parasit la Menurut Sasa bersama pada suatu parasit lain, dengan c menunjukan lokasi pe wilayah tersebut (Nobl Caligussp danDactyl tempat penempelanny Gambar 4.8. Caligus Dacty Fila ba Caligussp

tingkat infeksi endoparasit usus sangat kecil cacing endoparasit pada ususnya. Hal ini ah dilakukan oleh Ramadhan et al.,(2012), pada

bak Alo sidoarjo tidak ditemukan adanya nkan hanya ditemukan endoparasit yang masih

n insang, prevalensi parasit ikan yang di dapat di n dengan prevalensi parasit ikan yang di tamba

ctylogyrus sp. memiliki prevalensi sebesar 40% pada insang ikan di tambak memiliki prevalensi

serangan Dactylogyrus di dua lokasi ini didug a tidak hanya ditemukan 1 jenis parasit, mela g menginfeksi insang juga seperti Caligusdan terjadinya kompetisi antar spesies parasit dal , oleh sebab itu tingkat prevalensi Dactylogyrus

dibandingkan dengan di tambak, karena mikr t lainnya yang menginfeksi insang juga.

asanti (2000), bahwa ketika beberapa spesie tu organ, mikrodistribusi mereka dibatasi ol n cara mengeluarkan semacam feromon dari si penempelannya dan mencegah parasit lain unt

Noble and Noble, 1989). Fenomena ini terliha actylogyrussp yang ditemukan pada 1 mikrohabi

nnya yang berbeda, seperti pada Gambar 4.8.

aligus relatif menempel ditengah filament in actylogyrusrelatif menempel pada tepi filament i

Dactylogyrussp Filamen insa bagian tepi Filamen insang bagian tengah B A il sehingga jarang ni sejalan dengan pada ikan mujair di a cacing dewasa asih dalam bentuk

pat di rawa berbeda bak. Pada insang 40%, sedangkan ensi sebesar 60%. duga karena pada elainkan ada jenis danTrichodina. Hal dalam mengambil ogyrus sp. di rawa ikrodistribusi nya

sies parasit hidup oleh keberadaan ri tubuhnya untuk n untuk tinggal di rlihat jelas antara ohabitat insang tetapi

insang (A) dan nt insang (B).

nsang i

Menurut Kaba sering dijumpai pada lainya. Jika terjadi inf menimbulkan kerusaka tetapi pada infeksi ya telangiactesis dimana melekatnya cacing dan m

Selain Dactyl Trichodina sp. sebesa karena parasit ini m pembelahan biner pa Trichodinaseperti pada

Menurut Scha dan sirip dimana sera insang sehingga menga terserang parasit ini normal. Parasit ini me hilang karena filament tidak menyebabkan k mati secara perlahan-l

Dari keseluruh parasit yang tingkat se 80% dibandingkan de diduga karena Caligus Gambar 4.9. Bagia

karena

abata (1985), di Asia Tenggara parasit Dacty da ikan mas, lele, tambakan, tawes, pantau dan infeksi Dactylogyrus sp. dalam jumlah yang k usakan pada ikan dan ikan itu sendiri akan terliha

yang parah dapat menyebabkan hyperplasia d ana kerusakan pada lamella insang dimula dan menyebar ke jaringan sekitarnya.

tylogyrus sp. insang pada ikan rawa juga te besar 70 % Tingginya intensitas Trichodina

mampu berkembang biak dalam waktu yang pada kondisi perairan yang menunjang ba pada suhu rendah dibawah 29º C (Rustikawatie

haperclaus (1992),Trichodina sp. sering dijum serangan parasit ini dapat menyebabkan iritasi engakibatkan produksi lendir yang berlebihan. ni warna tubuhnya menjadi pucat dan tingkah menyebabkan rontoknya sisik ikan dan fungsi

ent insang rusak sperti pada Gambar 4.9. Meski n kematian secara langsung, tetapi dapat meng

n-lahan.

uruhan nilai prevalensi pada Tabel 4.3, Caligus kat serangannya paling tinggi pada ikan di raw n denganDactylogyrussp. 40% danTrichodinasp.

aligus sp merupakan ektoparasit yang memili gian yang ditunjuk merupakan bagian insang

ena terinfeksi parasit.

Filament insang rusak

actylogyrus sp. ini dan ikan air tawar g kecil tidak akan lihat normal, akan sia dan pendarahan ulai dari tempat

terinfeksi parasit na sp. disebabkan ang cepat melalui bagi kehidupan tiet al., 2004). umpai pada insang asi pada kulit dan n. Ikan-ikan yang kah lakunya tidak si insang menjadi Meskipun infeksi ini engakibatkan ikan

gus sp. merupakan awa yaitu sebesar nasp. 70%. Hal ini iliki kemampuan nsang yang rusak

menginfeksi yang tinggi terutama terhadap organ insang, serta mampu berkompetisi dengan spesies-spesies parasit ikan lainnya yang mempunyai mikrohabitat yang sama yaitu pada insang (Sofiyatun, 2008).

Menurut BKIPM (2014), Caligus sp. ditemukan tidak hanya menyerang pada kulit, tetapi sudah sampai menyerang insang. Serangan Caligus pada ikan pada tingkat parah dapat menyebabkan luka atau borok, biasanya bentuk lukanya dangkal, muncul ulserasi dengan otot yang terekspos keluar. Pada ikan yang terserang biasanya akan berenang dengan bersandar satu sama lain.

Menurut Rahayu et al., (2013), tingginya jumlah cacing parasitik dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya kepadatan populasi ikan yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi parasit, adanya pintu masuk parasit melalui luka terbuka, kualitas air yang buruk, adanya perubahan suhu, masuknya jenis ikan yang baru bisa mengakibatkan masuknya parasit baru, predator yang bisa sebagai inang penular, serta sistem budidaya dengan menggunakan kolam tanah yang merupakan media bagi sebagian siklus hidup parasit.

Parasit yang ditemukan pada ikan mujair penelitian ini, tidak ada yang bersifat zoonosis. Namun demikian belum dapat dikatakan aman untuk mengkonsumsi ikan tersebut, sebab menurut Sasanti (2000), apabila jumlah parasit yang menginfeksi suatu organisme ikan terlalu banyak maka dapat memicu adanya infeksi sekunder yang ditimbulkan oleh bakteri atau virus karena adanya luka yang ditimbulkan oleh parasit. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Bhakti (2011), bahwa kerugian akibat infestasi parasit seperti Dactylogyrus sp., Caligus sp., dan Trichodina sp. memang tidak sebesar kerugian akibat infeksi organisme patogen lain seperti virus dan bakteri, namun infestasi ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor bagi infeksi organisme patogen yang lebih berbahaya.

Akbar (2011) mengatakan bahwa, serangan parasit dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis bagi industri perikanan. Efek ekonomis yang disebabkan parasit pada ikan antara lain, parasit dapat mengurangi populasi ikan konsumsi, parasit dapat mengurangi berat atau bobot ikan dan yang paling fatal dapat menyebabkan kematian secara masal.

BAB 5

Dokumen terkait