• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. KESIMPULAN & SARAN

11. Tugas dalam Pekerjaan :

1. ……….. 2. ……….. 3. ……….. 4. ……….. 5. ……….. 6. ……….. 7. ……….. 8. ……….. 12.Pengalaman Kerja :

a. Sebutkan pengalaman jabatan Anda di perusahaan selama 3 tahun terakhir

Bulan Tahun Jabatan

Juli - Desember 2011 Januari – Juni 2011 Juli - Desember 2010 Januari – Juni 2010 Juli - Desember 2009 Januari – Juni 2009

b. Sebutkan pengalaman kerja Anda di perusahaan lain selama 4 tahun terakhir

Tahun Perusahaan Bidang Jabatan 2011

2010 2009 2008

Bagian II (Pertanyaan Umum)

Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda serta isilah jawaban lain pada bagian yang disediakan!

1. Pernahkah anda mengikuti pelatihan di perusahaan ini?

a. Pernah b. Tidak pernah

2. Jika pernah, berapa kali ?

a. Satu kali c. Tiga kali

b. Dua kali d. Lebih dari tiga kali

3. Manfaat apa saja yang anda dapatkan dalam pelatihan ? (boleh lebih dari satu

jawaban. Abaikan pertanyaan ini apabila tidak ada manfaat yang anda rasakan)

a. Wawasan dan Pengetahuan

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan. c. Sikap dan kepribadian

d. Lain-lain, sebutkan

………..

………..

4. Apakah anda memahami tentang fungsi pelatihan yang diselenggarakan oleh

perusahaan?

a. Sangat mengerti c. Kurang mengerti

b. Cukup mengerti d. Tidak mengerti

5. Apakah anda memahami tentang tujuan pelatihan yang diselenggarakan oleh

perusahaan?

a. Sangat mengerti c. Kurang mengerti

b. Cukup mengerti d. Tidak mengerti

6. Bagaimana mekanisme penentuan keikutsertaan dalam pelatihan tersebut ?

a. Penunjukan oleh atasan c. Pencalonan sendiri

b. Seleksi d. Kewajiban bersama

7. Pernahkah anda mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dalam enam

bulan terakhir ?

a. Tidak pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Setiap kali ada tugas

8. Apakah anda benar-benar memahami apa yang menjadi tugas anda sekarang ?

a. Sangat memahami c. Kurang memahami

9. Menurut anda, bagaimana kondisi kemampuan anda sekarang ?

a. Sangat perlu ditingkatkan c. Dalam bidang tertentu perlu

ditingkatkan

b. Masih perlu ditingkatkan d. Tidak perlu ditingkatkan

Bagian III. Pertanyaan Tingkat Motivasi Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda!

1. Saya merasa senang dengan jabatan dan pekerjaan saya sekarang ini.

a. Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidak Setuju

2. Saya akan tetap melakukan pekerjaan saya dengan baik dan benar walaupun

penghasilan yang saya terima tidak sesuai dengan keinginan saya.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidak Setuju

3. Prestasi kerja saya selama ini tidak dihargai sebagai kontribusi besar oleh perusahaan.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

4. Saya merasa aman bekerja di perusahaan ini, karena karir dan masa depan

saya terjamin.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidak setuju

5. Bekerja di perusahaan ini tidak memberikan kebanggaan serta tantangan bagi

saya.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

Bagian IV. Pertanyaan Tingkat Kedisiplinan Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda!

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, saya mengikuti segala peraturan yang

ditetapkan oleh perusahaan.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidak Setuju

2. Saya selalu patuh kepada perintah atasan kendati menyimpang dari peraturan

yang ditetapkan perusahaan.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

3. Selama ini saya bekerja selalu terpaku mengikuti standar dan prosedur kerja?

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidak setuju

4. Selama ini saya mengerjakan pekerjaan dengan baik dan benar sesuai dengan

waktu dan target yang ditetapkan

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidak setuju

5. Tingkat kedisiplinan merupakan cerminan keadaan, tetapi hal tersebut tidak

mempengaruhi produktivitas.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

Bagian V. Pertanyaan Team Work Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda!

1. Saya lebih suka bekerja sendiri dibanding kerja dengan kelompok.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

2. Saya mengenal baik sifat atau karakter rekan juga atasan saya.

a.Ya,semuanya b.Sebagian besar c.Setengahnya

d.Sebagian kecil e.Tidak ada

3. Setiap anggota dalam suatu kelompok kerja tidak harus memiliki kerja dan

tanggung jawab masing-masing karena hal tersebut nantinya akan dilaksanakan secara bersama-sama

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

4. Saya mau berbagi beban kerja dengan rekan lain atau membantu kerjanya

meskipun telah mempunyai tanggung jawab masing-masing.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Tidak Setuju

5. Bila ada keputusan tim yang tidak sesuai dengan sikap dan persepsi saya maka

saya akan menetapkan langkah sendiri dan tidak mengikuti keputusan tim tersebut

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

Bagian VI. Pertanyaan Tingkat Komunikasi dan Koordinasi Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda!

1. Anda dapat paham dan mengerti keinginan dan persepsi atasan anda terhadap

pekerjaan

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

2. Atasan anda dapat paham dan mengerti keinginan dan persepsi anda terhadap pekerjaan

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Tidak Setuju

3. Rekan pemagang lain dapat mengerti keinginan dan persepsi anda terhadap

pekerjaan

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Tidak Setuju

4. Anda mengalami kesulitan melakukan komunikasi kepada atasan

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

5. Anda berhubungan dengan rekan pemagang lainnya dalam pelaksanaan tugas

dan pekerjaan anda

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Tidak Setuju

Bagian VII. Pertanyaan Tingkat Kualitas Kerja Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda!

1. Pekerjaan dikatakan bermutu apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan apa

yang dikehendaki dan dibutuhkan perusahaan

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Tidak Setuju

2. Pemantauan produksi pabrik diutamakan pada bagian produksi saja

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

3. Penerapan pada pemantauan kualitas kerja tidak penting dilakukan karena

kualitas pekerjaan sebenarnya tidak memacu produktivitas kerja

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

4. Perbaikan secara kontinu dilakukan untuk membuat proses kerja lebih efektif

dan efisien

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

d. Kurang setuju e. Tidak Setuju

5. Kualitas kerja perlu dijadikan target kerja oleh setiap bagian/ departemen

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu

Bagian VIII. Pertanyaan Seputar Pekerjaan Beri tanda silang pada pilihan jawaban anda!

1. Saya mengetahui dengan baik dan detail WI bidang pekerjaan saya.

a.Ya,semuanya b.Sebagian besar c.Setengahnya

d.Sebagian kecil d.Tak ada

2. Selama ini, saya turut memberikan ide dan pemikiran tentang perbaikan

sistem kerja dan organisasi perusahaan agar lebih produktif.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Jarang e. Tidak pernah

3. Saya mengalami kesulitan dalam menjalankan perangkat yang berkaitan

dengan pekerjaan anda saat ini.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

4. Saya mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan anda sesuai WI.

a.Sangat setuju b.Setuju c.Ragu-ragu

d.Kurang setuju e.Tidaksetuju

5. Saya ditugaskan mengikuti pelatihan untuk peningkatan kompetensi kerja.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

Lampiran 4. Skala Indikator Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)

SKALA INDIKATOR KEMAMPUAN KERJA PRIBADI (KKP)

Skala Peringkat Indikator

0-3

Rendah

 Oleh orang lain dianggap sebagai orang yang masih

 belajar.

 Merasa cemas, sangat tidak puas, kecewa terhadap

 dirinya.

 Masih senantiasa membutuhkan bimbingan, selalu

 meminta bantuan orang lain.

 Hasil pekerjaannya sering dikembalikan untuk

 dibetulkan karena banyak kesalahan

4-6 Sedang

 Oleh orang lain Keterampilannya dianggap cukup.

 Memerlukan bimbingan tetapi lambat laun mampu

bekerja sendiri.

 Merasa dirinya cukup tetapi tidak berlebihan.

 Hasil pekerjaannya memerlukan sedikit perbaikan.

7-9 Tinggi

 Oleh orang lain dianggap sebagai ahli.

 Tidak memerlukan bimbingan.

 Sangat puas terhadap dirinya.

 Hasil pekerjaannya tidak perlu perbaikan.

Sumber. Training Needs Assesment Tool (TNAT). Mc Cann dan Tashima dalam

Lampiran 5. Salah Satu QC Flow PT X .

Training Center’s Apprenticeship Participants, Bekasi. (Supervised by DWI SADONO)

Cultural shift in agriculture to industrialization encouraged the migration of villagers to the cities. Bekasi district which in 2012 had the highest minimum wage in Indonesia (up to Rp 1.7 million average) to be one choice of destinations. To assist in the absorption and increase the competence of trained manpower, F Training Center and PT X colaborate to conduct an apprenticeship program. The program needs an assessment what competencies had to increased. The first purpose of this research was evaluating the condition of human resources of the company’s apprentice based on the number of Personal Quality of Work and the quality that wants by the company. The second was identifying the training needs of the apprentice that work in line based on the gap of them. The method was using TNA – T (Training Need Assesment – Tools) that compared the Personal Quality of Work and the quality that company wants. The competencies that measured was 1) The Motivation Rate, 2) The Level of Discipline, 3) Team Work, 4) How to Communicate and Make a Coordination, 5) Work Quality 6) Knowledge About The Job”. The results showed that the apprentice have a number of needs in training to increase the level of competencies.

Kasus Peserta Magang di Lembaga Pelatihan Kerja F, Bekasi. (Di bawah

bimbingan DWI SADONO)

Bergesernya budaya pertanian ke arah industrialisasi mendorong berpindahnya masyarakat desa ke kota. Kabupaten Bekasi yang pada tahun 2012 memiliki UMR tertinggi se-Indonesia (mencapai rataan Rp 1.700.000) merupakan salah satu daerah industri menjadi salah satu pilihan daerah tujuan. Untuk membantu penyerapan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja yang terlatih, Lembaga Pelatihan Kerja F mengadakan program pemagangan dengan PT X. Program pemagangan yang dimaksud adalah yang diatur dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

PER.22/MEN/IX/2009 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri pasal 1 ayat 1. Peserta program pemagangan adalah lulusan SMA sederajat yang sudah mengikuti proses seleksi dan pelatihan Pra OJT di LPK F. Tujuan utama dari program pemagangan ini ialah untuk mempersiapkan tenaga kerja terlatih yang akan memasuki dunia kerja secara nyata. Pemagang akan ditempatkan ke perusahaan-perusahaan rekanan LPK F yang menjadi tempat belajar pemagang, sekaligus pengguna tenaga kerja pemagang. Untuk menunjang program pemagangan yang juga disebut sebagai OJT (On Job Training), dilaksanakan training penunjang OJT yang diampu oleh LPK F. Sebelum menjalankan training yang dimaksud, perlu diketahui kebutuhan training dengan tujuan agar pelatihan yang akan diberikan nantinya lebih efektif dan efisien.

Tujuan dari penelitian ini ialah: pertama, mengevaluasi kondisi sumberdaya manusia perusahaan khususnya peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi, dilihat dari Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP). Kedua, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis KKJ dan KKP. Metode yang digunakan dalam penelitian

adalah metode TNA – T. Pada metode ini dilakukan pembandingan antara

Kualitas Kerja Pribadi (KKP) Pemagang dan Kualitas Kerja Jabatan (KKJ) yang diinginkan perusahaan. Bidang kemampuan yang diukur dalam penelitian ini ialah

1) Tingkat Motivasi, 2) Tingkat Kedisiplinan, 3) Team Work, 4) Tingkat Komunikasi dan Koordinasi, 5) Tingkat Kualitas Kerja, 6) Pengetahuan Seputar Pekerjaan.

Hasil analisis kebutuhan pelatihan yang diperoleh pada penelitian terhadap pemagang yang bertugas di Bagian Produksi Shield, diketahui bahwa terdapat satu dari enam bidang kemampuan yang diukur berada pada daerah C (daerah pelatihan cukup), yaitu bidang kemampuan “Tingkat Kedisiplinan”. Sementara itu lima bidang lainnya berada pada daerah B (daerah butuh pelatihan), yaitu “Tingkat Motivasi”, “Team Work”, “Tingkat Komunikasi dan Koordinasi”, “Tingkat Kualitas Kerja” dan “Pengetahuan Seputar Pekerjaan”. Pada pemagang yang bekerja pada Bagian Seretsuky, bidang kemampuan “Tingkat Kedisiplinan”, “Tingkat Kualitas Kerja” dan “Pengetahuan Seputar Pekerjaan” berada pada

daerah butuh pelatihan (daerah B). Bidang kemampuan “Team Work” berada

pada daerah cukup pelatihan (daerah C). Sedangkan dua kemampuan lainnya, yaitu “Tingkat Motivasi” dan “Tingkat Komunikasi dan Koordinasi” berada pada daerah D, yaitu daerah yang memungkinkan untuk adanya pengembangan karir. Pada pemagang yang bekerja pada Bagian Barel, diketahui bahwa bidang kemampuan “Tingkat Motivasi” dan “Tingkat Komunikasi dan Koordinasi” berada pada daerah butuh pelatihan (daerah B), sedangkan empat bidang kemampuan lainnya berada pada daerah cukup pelatihan. Pada bagian Visual Check juga terdapat dua dari enam bidang kemampuan yang berada pada daerah butuh pelatihan (daerah B), yaitu bidang kemampuan “Tingkat Motivasi” dan “Tingkat Kedisiplinan”. Empat bidang lainnya berada pada daerah C (daerah cukup pelatihan). Sementara itu, pada Bagian Barel, terdapat satu bidang kemampuan yang berada pada daerah kebutuhan pelatihan kritis (daerah A), yaitu bidang “Team Work”. Satu bidang kemampuan, yaitu “Tingkat Kualitas Kerja” berada pada daerah cukup pelatihan (daerah C), sedangkan keempat bidang kemampuan lainnya berada pada daerah B (daerah butuh pelatihan).

Berdasarkan nilai kesenjangan antara KKJ dan KKP didapatkan prioritas pelaksanaan pelatihan untuk tiap-tiap bagian. Secara berturut-turut prioritas kebutuhan pelatihan bagi bagian Produksi Shield adalah pada bidang bahasan: 1)

“Tingkat Komunikasi dan Koordinasi”, 2) “Pengetahuan Seputar Pekerjaan”, 3) “Tingkat Motivasi”, 4) “Tingkat Kualitas Kerja”, 5) “Team Work”. Prioritas kebutuhan pe;latihan bagian Seretsuky adalah bidang bahasan: 1) “Pengetahuan Seputar Pekerjaan”, 2) “Tingkat Kedisiplinan”, 3) “Tingkat Kualitas Kerja”. Sementara itu, prioritas kebutuhan pelatihan bagian Barel diawali oleh bidang bahasan “Tingkat Komunikasi dan Koordinasi” disusul “Tingkat Motivasi”. Untuk bagian Visual Check secara berurutan adalah “Tingkat Motivasi” dan “Tingkat Kedisiplinan”. Sedangkan untuk bagian Produksi Cage dimulai dengan bahasan “Team Work” dan diikuti oleh “Tingkat Kedisplinan”, “Pengetahuan Seputar Pekerjaan”, “Tingkat Motivasi”, kemudian diakhiri dengan bahasan “Tingkat Komunikasi dan Koordinasi”.

Bergesernya budaya pertanian ke arah industrialisasi mendorong berpindahnya masyarakat desa ke kota. Kabupaten Bekasi yang pada tahun 2012 memiliki UMR tertinggi se-Indonesia (mencapai rataan Rp 1.700.000) merupakan salah satu daerah industri menjadi salah satu pilihan daerah tujuan. Untuk membantu penyerapan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja yang terlatih, suatu perusahaan dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga pelatihan tenaga kerja F.

Menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 9, pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Lembaga Pelatihan Kerja menurut pasal 5 dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.22/MEN/IX/2009 adalah instansi pemerintah, badan hukum, atau perseorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja.

Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 11 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER. 22 / MEN / IX / 2009 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.

PT X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi spare part

automotif. Perusahaan ini pun menyadari bahwa kelangsungan dan perkembangan perusahaan tidak bisa dengan memandang sebelah mata peran sumberdaya manusia yang ada di dalamnya. Karenanya, perusahaan perlu memperhatikan aspek pelatihan dan pengembangan khususnya untuk kalangan operator produksi.

Operator produksi secara kuantitas memiliki andil yang cukup besar di PT X. Per 17 September 2011, jumlah operator PT X adalah 56 orang dan dari jumlah ini, 25 orang adalah operator pemagang dari Lembaga Pelatihan Kerja F.

Untuk menunjang program pemagangan yang juga disebut sebagai OJT (On Job Training), dilaksanakan training penunjang OJT yang diampu oleh LPK F. Sebelum menjalankan training yang dimaksud, perlu diketahui kebutuhan training dengan tujuan agar pelatihan yang akan diberikan nantinya lebih efektif dan efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan sumberdaya manusia yang baik, sumberdaya yang lain dalam perusahaan akan dapat dimanfaatkan dengan baik pula (Rivai, 2006). Secanggih apapun teknologi yang digunakan, apabila kualitas sumberdaya manusia yang ada tidak memadai, maka teknologi pun tidak bisa efektif digunakan. Begitu pula sebaliknya. Dengan latar belakang inilah kemudian diperlukannya manajemen sumberdaya manusia.

Pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia adalah contoh konkret usaha manajemen sumberdaya manusia. Disadari ataupun tidak, penempatan karyawan dalam suatu bidang kerja tidak dapat menjamin bahwa mereka akan otomatis sukses dalam pekerjaannya. Karyawan baru sering tidak tahu pasti apa peranan dan tanggung jawab mereka. Begitu pula dengan karyawan lama, perkembangan informasi dan teknologi memaksa diri mereka untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan perkembangan yang berlaku.

Sebagai perusahaan yang menggunakan program pemagangan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga operator, PT X bekerja sama dengan LPK F sebagai penyedia tenaga operator sekaligus sebagai pelaksana pelatihan peserta magang. Dalam rangka menjamin bahwa kompetensi tenaga operator yang akan dimagangkan sesuai dengan harapan PT X, LPK F telah melaksanakan pelatihan Pra OJT. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi, serta menjaga kompetensi peserta magang, diperlukan pelatihan kembali. Dengan pelatihan ini diharapkan kesenjangan antara kemampuan kerja yang diharapkan perusahaan dan kompetensi kerja yang dimiliki peserta magang dapat dikurangi, bahkan dihilangkan.

Dapat dipastikan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pelatihan adalah beban bagi organisasi. Oleh karena itu, agar penganggaran biaya dapat dibenarkan, perlu dipastikan bahwa kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut benar dibutuhkan. Dengan dasar inilah diperlukan sebuah penentuan kebutuhan pelatihan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan yang diteliti, yaitu:

1. Bagaimana kondisi sumberdaya manusia perusahaan khususnya peserta

magang yang bertugas sebagai operator produksi, dilihat dari Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)?

2. Bagaimana kebutuhan pelatihan bagi peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis KKJ dan KKP?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ditentukan sebagai berikut:

1. Mengevaluasi kondisi sumberdaya manusia perusahaan khususnya peserta

magang yang bertugas sebagai operator produksi, dilihat dari Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP)

2. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi peserta magang yang bertugas

sebagai operator produksi serta jenis pelatihan yang perlu dilakukan berdasarkan analisis KKJ dan KKP.

1.4 Kegunaan Pelatihan

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi bagi perusahaan dan LPK untuk melaksanakan pelatihan dan program pengembangan sumberdaya manusia, khususnya peserta magang yang bertugas sebagai operator produksi PT X. Selain itu, diharapkan pula, penelitian ini menambah bahan kajian untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini ditekankan pada aspek pengembangan sumberdaya manusia yaitu pada program pelatihan sumberdaya manusia PT X, khususnya peserta magang LPK F yang ditempatkan sebagai operator di PT X. Kajian kebutuhan pelatihan dengan metode TNA-T (Training Need Assesment Tool) ini sengaja dilakukan untuk melihat seberapa perlu diadakannya pelatihan bagi karyawan tersebut.

Manajemen menurut Hasibuan (1993) yaitu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen merupakan suatu alat dalam pencapaian tujuan karena dengan manajemen daya guna dan hasil guna unsur-unsur manjemen akan dapat ditingkatkan. Handoko (1995) mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian semua unsur sumberdaya yang dimiliki suatu organisasi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Manajemen Sumberdaya Manusia

Umar (1999) menyatakan, manajemen sumberdaya manusia adalah bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi manajemen sumberdaya manusia dapat dikategorikan ke dalam tiga fungsi, yakni:

1) Fungsi Manajerial; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian.

2) Fungsi Operasional; pengadaan, pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.

3) Fungsi Pencapaian Tujuan Organisasi.

Filippo (1996) mendefinisikan manajemen sumberdaya manusia terbagi menjadi fungsi manajemen dan fungsi operasional. Fungsi manajemen mencakup; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarah (directing) dan

pengendalian (controlling). Adapun yang menjadi fungsi operasional diantaranya;

pengadaan tenaga kerja (procurement), pengembangan (development)

kompensasi, integrasi, pemeliharaan (maintenance) dan pemutusan hubungan

kerja dengan sumberdaya manusia (separation).

Rivai (2006) menyebutkan bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian sumberdaya

manusia. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa manajemen SDM memiliki arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya mengelola sumberdaya manusia.

2.3 Proses Manajemen Sumberdaya Manusia

Menurut Stooner dan Freeman (1994), tujuh kegiatan dasar manajemen sumberdaya manusia adalah seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Proses Manajemen Sumberdaya Manusia (Stooner dan Freeman, 1994)

1) Perencanaan sumberdaya manusia, dilakukan untuk menjamin bahwa

kebutuhan organisasi akan pegawai akan dapat dipenuhi secara tetap dan tepat.

2) Rekruitmen, penarikan calon pegawai.

3) Seleksi, menyangkut pengevaluasian dan pemilihan di antara para calon

pegawai.

4) Sosialisasi, dirancang untuk membantu orang-orang terpilih agar dapat

menyesuaikan diri dengan baik dalam organisasi.

5) Pelatihan dan Pengembangan, untuk meningkatkan kemampuan para individu

dan kelompok agar dapat memberikan sumbangan kepada efektifitas pegawai.

6) Penilaian prestasi kerja, membandingkan prestasi kerja seorang individu

dengan standar atau sasaran yang dikembangkan untuk posisi individu tersebut.

Perencanaan Sumberdaya

Manusia Rekrutmen Seleksi

Sosialisasi Pelatihan dan

Pengembangan

Penilaian Prestasi Promosi, Demosi,

7) Promosi, pemindahan, demosi, dan pemutusan hubungan kerja, mengalihkan seseorang ke posisi yang lebih tinggi karena berprestasi, atau ke posisi yang kurang penting, dan bahkan memberhentikannya karena kurang berprestasi. 2.4 Pelatihan dan Pengembangan

Pengertian dari pelatihan dan pengembangan sering disamakan, padahal berbeda. Rivai (2006) secara singkat mengartikan pelatihan sebagai suatu kegiatan

Dokumen terkait