• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 1. Pengujian beton segar

Dalam dokumen Buku SMK KONST BETON KLS XI SM II FINAL (Halaman 194-200)

Diameter Ayakan (mm )

1) Tugas 1. Pengujian beton segar

Pada dasarnya pengujian beton segar dilakukan untuk melihat konsistensi campuran sebagai dasar untuk mengukur sifat mudah dikerjakan (workability) pekerjaan. Pengujian beton segar dapat dilakukan dengan; Pengujian Slump, Tes Bola Kelly, Tes Kekentalan VB, dan Tes Leleh (Flow test;

a) Pengujian Pengujian Slump berbentuk kerucut terpancung ciptaan “ Abrams” untuk beton yang encer. Yang dipakai secara intensif dilapangan sangat berguna untuk mendeteksi

keseragaman campuran sebelum dilakukan

pencetakan/pengecoran terhadap benda uji. Ada beberapa macam dari bentuk slump yang terjadi yaitu; (1). Slump yang benar (true Slump), yaitu Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika kerucut beton mengalami penurunan secara seragam disetiap sisinya setelah kerucut diangkat. (2). Slump geser (Shear Slump) yaitu Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal itu terjadi, maka pengujian slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi secara konsisten maka berarti sifat kohesi campuran yang diuji adalah kurang baik. (3). Slump runtuh (Collapse Slump) yaitu Campuran dikatakan mempunyai

Collapse slump, jika setelah kerucut diangkat campuran akan mengalami runtuh (collapse).

b) Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes ini memiliki keunikan yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk beton dalam gerobak dorong atau beton dalam cetakan dan tes ini lebih sederhana secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.

c) Test Kekentalan Vebe dikembangkan di Swedia oleh V. Barkner, pada dasarnya tes penuangan kembali mengidentifikasikan atas dua hal, yaitu compactability dan mobility dari beton yang ditargetkan.

d) Test leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda tingkat kecelakaannya, akan tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang baik dari konsistensi beton yang cenderung menimbulkan segregasi

Pengujian Slump Beton

Pengujian slump beton bertujuan untuk memperoleh angka slump beton. Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar yang mewakili campuran beton. Hasil pengujian ini digunakan dalam pekerjaan : (1) Perencanaan campuran beton; (2) Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan. Slump beton ialah besaran kekentalan (viscocity) / plastisitas dan kohesif dari beton segar.

Peralatan

a) Bak spesi ukuran ± 400 mm x 400 mm (lihat gambar)

b) Cetakan dari logam minimal 1,2 mm berupa kerucut terpancung (cone) dengan diameter bagian bawah 203 mm; bagian bawah dan atas 102 mm, dan tinggi 305 mm; bagian bawah dan atas cetakan terbuka

c) Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung dibulatkan dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat;

d) Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air; e) Sendok cengkung terbuat dari logam dan bebas dari karat; f) Mistar ukur.

Benda Uji

Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili campuran beton.

Prosedur Pengujian

a) Basahilah cetakan dan pelat dengan kain basah; b) Letakkan cetakan di atas pelat dengan kokoh;

c) Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis tiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan; setiap lapis ditusuk/tumbukan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan/tumbukan secara merata; tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan; pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan;

d) Segera setelah selesai penusukan/penumbukan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas; seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit;

e) Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji, ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.

Pengukuran Slump

Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara mengukur tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji; untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dilakukan dua kali pemeriksaan dengan adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata-rata.

Gambar 52. Alat slump test dan perlengkapannya

Gambar 53. Tiga jenis slump beton

Jenis Alat slump menurut Abram, ini merupakan alat yang murah, mudah dibuat serta mudah digunakan untuk pengawasan di lapangan.

Slump yang tinggi menunjukkan bahwa beton terlalu cair atau banyak air dan sebaliknya. Maka dibawah ini (tabel) menunjukkan harga slump maksimum dan minimum yang disesuaikan dengan berbagai jenis pekerjaannya.

Tabel 57. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton (PBI’71) Uraian MaksimumSlump (cm)Minimum Dinding, pelat pondasi dan pondasi

telapan bertulang

12,5 5,0

dan konstruksi dibawah tanah-tanah

Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5

Pengerasan jalan 7,5 5,0

Pembetonan masal 7,5 2,5

Sedangkan untuk percobaan dengan alat penggetar V-B meter digunakan untuk menentukan sifat (karakteristik) dari kekentalan suatu campuran beton yang kaku serta kering.

Pada umumnya percobaan ini mula-mula digunakan dalam bidang riset, namun kini kegunaannya telah diakui secara luas di bidang industri.

Tabel 58. Berbagai sifat pekerjaan dan nilai slup (Ditjen Bina Marga) Sifat

pekerjaan beton

Kondisi pekerjaan (tempat pengecoran Ukuran agregat maksimum (mm) Nilai slump (mm) Sangat sukar dikerjaka n

Bagian-bagian yang harus dipadatkan dengan vibrator secara intensif untuk waktu lama dapat digunakan tekanan

10 20 0 0 Sukar dikerjaka n

Bagian-bagian kecil harus dipadatkan dengan vibrator secara internsif atau bagian-bagian besar dipadat-kan tanpa vibrator. 10 20 40 0 0-10 0-25 Sedang Bagian beton bertulang

sederhana, dipadatkan dengan vibrator atau Bagian-bagian besar dipadatkan tanpa vibrator

10 20 40 0-5 10-25 25-50 Mudah Bagian beton bertulang

sederhana tanpa pemadatan dengan vibrator atau Bagian beton bertulang dengan tulangan rapat, dipadatkan dengan vibrator. 10 20 40 5-25 25-50 50-100

Pengujian Berat Isi Beton Basah

Pengujian berat isi beton basah bertujuan untuk menentukan berat isi beton basah, dimana berat isi beton normal adalah 2200 sd 2500 kg/dm3, yang diperoleh dari hasil perhitungan berat beton dibagi volume beton.

Peralatan

a) Bak spesi ukuran ± 400 mm x 400 mm

b) Cetakan dari logam berbentuk kubus (150 x 150 x 150) mm atau silinder Ø 150 mm tingg 300 mm

c) Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung dibulatkan dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat;

d) Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air; e) Sendok cengkung dan sendok spesi terbuat dari logam dan

bebas dari karat;

f) Timbangan dengan ketelitian 10 gram g) Palu karet atau mallet atau vibrator Benda Uji

Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili campuran beton.

Prosedur Pengujian

a) Siapkan cetakan kubus (150 x 150 x 150) mm atau silinder Ø

150 mm dengan tinggi 300 mm, kemudian timbang berat cetakan misalnya A kgf dengan timbangan yang memiliki ketelitian 10 gram

b) Basahilah cetakan dan pelat dengan kain basah; c) Letakkan cetakan di atas pelat dengan kokoh;

d) Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis tiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan; setiap lapis ditusuk/tumbuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan/tumbukan secara merata; tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan;

e) Segera setelah selesai penusukan/penumbukan, ratakan permukaan benda uji dengan sendok dan bersihkan cetakan sehingga tidak ada benda uji yang menempelpada cetakan. f) Selanjutnya timbang berat cetakan yang telah berisi benda uji

misalnya B kgf

g) Hitung berat isi beton basah dengan rumus : BJ=A B(

kgf dm3)

Dalam dokumen Buku SMK KONST BETON KLS XI SM II FINAL (Halaman 194-200)

Dokumen terkait