• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI

A. Tugas OJK Di Sektor Pasar Modal

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Pasar Modal, sebenarnya sama saja dengan pasar-pasar lain pada umumnya yaitu sesuai dengan namanya adalah tempat berlangsungnya kegiatan jual beli. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah objek yang diperjual belikan di tempat itu.

Pengertian pasar modal ini, yang dalam terminologi bahasa Inggeris disebut Stock Exchange atau stock Market adalah “An organized market or exchange where shares (stocks) are traded“, yaitu pasar yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan.48

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 dalam Pasal 1 ayat (13) mengatakan Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Di negara-negara maju pasar modal sejak lama telah merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara, sebab itu negara selalu berkepentingan untuk turut mengatur jalannya pasar modal.

Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh lembaga-lembaga antara lain pusat perdagangan sekuritas atau resminya disebut bursa efek (Stock

48

Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 3.

market), lembaga kliring dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu dengan lainnya. Bursa efek terdapat di hampir setiap negara. Di USA ada New York Stock Exchange (NYSE), di Inggris London Stock Exchange (LSE) di Singapura Stock Exchange of Singapore (SES), di Malaysia ada Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE), di Nederland ada Amsterdam Stock Exchange, bahkan di Indonesia terdapat di dua kota yaitu Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange – JSE_ dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya Stock Exchange-SSE).

Seperti telah disebutkan di atas pasar modal atau bursa efek secara sederhana adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual efek yang terdaftar di bursa efek itu (Listed Stock), pembeli dan penjual datang untuk mengadakan transaksi jual beli efek. Oleh karena transaksi dilakukan di satu tempat yang tertentu, maka diharapkan transaksi bisnis yang terjadi antara penjual dan pembeli menciptakan harga yang wajar berdasarkan permintaan dan penawaran. Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya bursa efek yaitu menyelenggarakan perdagangan efek yang tertib dan wajar, untuk itu bursa efek mempunyai kewajiban mengawasi kegiatan anggota-anggotanya. Di Indonesia, anggota bursa efek tersebut sekaligus merupakan pemegang saham bursa efek dan Bursa Efek didirikan dalam bentuk Perseroan Terbatas (Pasal 1 ayat 20 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995). Perusahaan efek yang berhak menjadi anggota bursa efek adalah perusahaan efek yang telah memiliki izin usaha sebagai perantara pedagang efek yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam). Keanggotaan

pada bursa efek ini, sangat penting bagi perusahaan efek, karena tanpa keanggotaan mereka tidak dapat melakukan perdagangan efek di lantai bursa.

Diantara tujuan dari hukum pasar modal adalah untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Perlindungan pemodal adalah salah satu pilar yang sangat penting, karena jika investor tidak mendapat perlindungan yang cukup memadai, terutama investor kecil, akan enggan untuk melakukan transaksi di bursa. Tanpa adanya jumlah investor yang cukup banyak maka kegiatan pasar akan lesu dan fungsi dari pasar modal tidak akan berkembang.

Pada hakekatnya yang diperjual belikan di pasar modal bukanlah barang biasa tetapi efek atau sekuritas yang tidak mempunyai nilai intrinsik. Sekuritas adalah bukti klaim seseorang atas kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut. Nilai intrinsik dari selembar saham misalnya adalah nilai atau harga dari kertas itu sendiri yang sangat rendah (jika ada yang mau membeli) tidak lebih dari itu. Oleh karena itu yang menentukan nilai dari sekuritas adalah sistem hukum yang menjadi infrastruktur dari sekuritas tersebut. “Jika hukum tidak memberikan kepastian perlindungan kepada investor dan orang yang memiliki sekuritas tidak dapat melaksanakan haknya yang tercantum dalam skuritas tersebut maka sekuritas tidak bernilai sama sekali“.49

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan teknologi komunikasi itu, maka semakin meningkat pula upaya

49

berbagai perusahaan untuk mengembangkan usahanya, dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara yang tentunya membuat kegiatan perekonomian hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia juga mengalami peningkatan yang sangat pesat.

Semakin berkembangnya kegiatan pengembangan perusahaan di tingkat global yang tentunya membutuhkan dana yang sangat besar, maka perusahaan-perusahaan semakin giat mencari sumber-sumber yang dapat menyediakan dana dalam jumlah yang besar, untuk itu pandangan para pemilik perusahaan diarahkan ke pasar modal baik di dalam negeri sendiri maupun di negara lain. Hal ini menyebabkan semakin semaraknya kegiatan pasar modal di hampir seluruh negara, baik di negara-negara berkembang maupun di negara yang sudah maju. Bursa saham atau efek merupakan wadah untuk mempermudah masuknya investasi modal dari suatu negara ke negara lain.

Sebuah perusahaan dalam rangka mengembangkannya maka dibutuhkan cara-cara untuk mendapatkan permodalan yang salah satunya adalah dengan cara mencari pihak lain untuk menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan yang membutuhkan modal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan, penjualan kepemilikan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penjualan sebagian dari saham perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas yang dalam hal ini disebut investor atau pemodal, hal ini dikenal dengan istilah penawaran umum (go public).

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa manfaat berinvestasi di pasar modal merupakan suatu bentuk investasi di dalam suatu perusahaan yang efeknya di perdagangkan di bursa saham. Investor dapat memupuk keuntungan dari saham yang dibelinya tersebut.

Sedangkan resiko dari invetasi di pasar modal adalah apabila harga saham yang dimilikinya jatuh maka secara langsung berakibat kepada kerugian atas investasinya.

Setelah diuraikan tentang Pasar Modal maka berikut ini akan diuraikan tugas OJK di sektor Pasar Modal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan termasuk pasar modal yaitu:

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,

2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan

3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.50

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan termasuk pasar modal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.

50

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan berbagai upaya pembenahan dan penguatan di ketiga sektor industri jasa keuangan termasuk yakni sektor pasar modal.

Terdapat beberapa program prioritas yang menjadi perhatian OJK dalam mengembangkan pasar modal Indonesia, yaitu:51

1. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat di pasar modal, dari sisi supply untuk mendorong semakin banyak perusahaan yang menghimpun dana melalui pasar modal. Untuk itu, akan disederhanakan persyaratan penawaran umum bagi usaha kecil dan menengah, mengembangkan e-registration dalam rangka penawaran umum dan mengkaji pelaksanaan self registration untuk saham. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan terus berupaya mendukung penuh upaya pengembangan produk-produk investasi yang diinisiasi oleh pelaku industri, termasuk berbasis syariah.

2. Peningkatan efektivitas pengawasan dan penegakan hukum. OJK akan meningkatkan kualitas pengawasan atas para pelaku pasar modal dan menerapkan sistem pelaporan berbasis elektronik untuk emiten dan perusahaan publik.

3. Meningkatkan infrastruktur di pasar modal sehingga kenyamanan dalam beraktivitas di pasar modal semakin tinggi.

Selain itu, OJK juga akan melakukan standarisasi sistem pelaporan atas laporan keuangan emiten dengan metode XBRL, mengembangkan single investor ID. Sehingga tidak hanya mencakup nasabah perusahaan efek tetapi juga nasabah

51

biro administrasi efek dan kustodian serta mengembangkan electronic trading platform bagi transaksi utang.

Penanaman Modal (Bapepam) hanya sebagai regulator atau pembuat regulasi, sedangkan tugas pengawasan terhadap lembaga keuangan diambilalih OJK. OJK akan menjadi lembaga independen yang terintegrasi sebagai pengawas sektor jasa keuangan.52 Berpindahnya pengawasan sektor pasar modal ke OJK dapat dikatakan hanya memindahkan apa yang dahulu dikenal sebagai Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ke OJK. Bahkan yang menjadi komisioner untuk pengawasan pasar modal di OJK pun tetap dipercayakan kepada figur yang sebelumnya menjadi Kepala Bapepam.53

Tugas Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ke OJK yaitu membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan Lembaga Keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal; 2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;

52

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/11/08/awal-2013-tampil-lembaga-super-otoritas-jasa-keuangan-ojk-506792.html diakses tgl 4 Oktober 2014

53

http://jaringnews.com/politik-peristiwa/opini/53732/catatan-ekonomi-akhir-tahun-ranjau-ranjau-ojk diakses tgl 4 Oktober 2014

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;

4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik;

5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;

8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga keuangan;

10.Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan; 11.Pelaksanaan tata usaha Badan.

Otoritas dan regulasi diperlukan untuk menjamin agar pasar tetap “sustainable” dalam arti tidak terlalu banyak terjadi “kejutan”, yang turun atau naiknya harga-harga saham, yang seharusnya berakibat pada turun atau naiknya indeks bursa yang tidak terkendali dan tidak terprediksi. Meskipun turun naiknya harga di bursa merupakan kondisi perdagangan sehari-hari, namum dalam beberapa hal, kondisi turun naiknya harga secara ekstrim dan tiba-tiba harus diperhatikan dan dikontrol oleh otoritas pasar modal untuk menjaga agar pasar

tetap sustainable dan mencegah agar tidak terjadi “crash”.

Dalam Pasal 6 huruf b Undang-Undang No 21 Tahun 2011, OJK melaksanakan tugas dan pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal. Hal ini berarti OJK tetap harus memperhatikan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Kehadiran OJK adalah menggusur BAB Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Jika dilihat definisi Pasar Modal dari Undang-Undang OJK, maka definisi Pasar Modal pada UU OJK tetap mengacu pada Pasal 1 angka 13 UUPM yaitu “Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Sedangkan pemodal yang disebut-sebut dalam UUPM lebih ditegaskan dalam Pasal 1 angka 15 UU OJK dengan sebutan “konsumen”. Dalam UU OJK definisi konsumen adalah “pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan”.

Pelaksanaan penyidikan Pasar Modal, berdasarkan pasal 68 UU OJK: “Sejak beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, pemeriksaan dan/atau penyidikan yang sedang dilakukan oleh Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan.54

Berdasarkan UU OJK, penyidikan seluruh kejahatan di bidang keuangan dilakukan oleh Penyidik OJK, meskipun tidak mengurangi kewenangan penyidikan yang ada di tangan kepolisian. Ketentuan seperti ini sebelumnya hanya berlaku untuk kejahatan di pasar modal, sedangkan kejahatan di sektor keuangan lainnya merupakan kewenangan kepolisian. Tidak dimilikinya kewenangan penyidikan bagi pengawas bank mempengaruhi efektifitas dalam menjalankan tugas pengawasan bank. Seringkali pengawas “kewalahan” menghadapi pengurus bank yang tidak kooperatif dan nakal. Dengan kewenangan penyidikan yang dimiliki oleh OJK diharapkan penanganan seluruh kejahatan di sektor keuangan dapat dilakukan oleh satu institusi yaitu OJK.

Pasal 28 UU OJK menetapkan untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, yang meliputi memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya; meminta lembaga jasa keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan

Di samping itu, OJK juga melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang meliputi:

54

a. menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan konsumen dirugikan oleh pelaku di lembaga jasa keuangan;

b. membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan; dan

c. memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan pembelaan hukum, yang meliputi memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan Lembaga Jasa Keuangan dimaksud. OJK juga dapat mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada di bawah penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian dimaksud maupun di bawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak baik; dan/atau untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada konsumen dan/atau lembaga jasa keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Regulator dan supervisi sektor keuangan yang kuat merupakan faktor yang sangat krusial dalam rangka mengimbangi perkembangan sektor keuangan tersebut. Sektor keuangan merupakan sentrum dalam sebuah sistem perekonomian, sehingga kegagalan dalam mengelola sektor keuangan dapat melemahkan kinerja seluruh sistem perekonomian. Regulator dan pengawasan

sektor keuangan juga menempati posisi penting dalam rangka mengantisipasi potensi pelanggaran yang mungkin saja dilakukan oleh lembaga keuangan.

Inovasi yang dilakukan seringkali berpotensi melanggar ketentuan yang berlaku karena desakan kompetisi yang begitu ketat. Kewenangan OJK di bidang pengaturan diperlukan dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan baik yang diatur dalam UU OJK maupun UU Sektor Jasa Keuangan Lainnya, sedangkan dalam melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai beberapa wewenang antara lain melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain.55

Dokumen terkait