• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah

Menurut Slameto ada lima hal yang akan dicapai dalam usaha bimbingan

dan konseling di sekolah yaitu :

1) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan.

2) Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan

dinamis.

3) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.

11

W. S. Winkel. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Jakarta : Grasindo.1997),. h. 78

4) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

5) Perwujudan diri sendiri.

12

Dari paparan Slameto diatas dapat dipahami dari kelima tujuan diatas

sebagai berikut :

- Dengan bantuan dari bimbingan dan konseling, menjadikan para

siswa untuk dapat mengenal dan memahami lebih dalam seperti

apa kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada dirinya serta

mengenal lingkungan dimana ia berada, baik itu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan bahkan

masyarakat sekalipun.

- Kemudian yang kedua dengan mengenal seperti apa dirinya,

mereka (siswa) menerima kondisi baik itu dalam dirinya maupun

lingkungannya.

- Maksud dari tujuan yang ketiga adalah, sesudah mencapai tujuan

yang sebelumnya, siswa diharapakan dapat mengambil keputusan

mengenai apa yang perlu dilakukan yang disesuaikan dengan

keadaan yang ada pada diri mereka

- Para siswa diharapkan dengan bakat, minat, kemampuan yang

mereka miliki. Siswa dapat mengarahkan diri mereka sendiri yang

tentu didasarkan atas apa yang telah menjadi keputusan mereka,

karena pada dasarnya tujuan dari bimbingan dan konseling adalah

membantu mengarahkan para siswa atau kliennya.

- Setelah keempat langkah tersebut telah dilakukan di harapkan

siswa agar dapat mewujudkan dirinya sendiri.

Dalam buku Koestoer Partowisastro, adanya tujuan bimbingan dan

konseling dalam sekolah adalah sebagai berikut :

1. Membantu siswa untuk mengenal sekolahnya

12

Membuat siswa sehingga merasakan lingkungan sekolah sebagai

suasana sekolah seperti rumahnya, dapat memilih program-program

yang sesuai dan bermanfaat.

2. Menyadarkan siswa akan pentingnya perencanaan suatu karir dimasa

yang akan datang, seperti ketika akan memasuki dunia kerja

3. Membantu siswa dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang

dapat mempengaruhi masa depannya

4. Membantu dan memberi semangat para siswa dalam memilih tujuan

hidup

5. Mendiskusikan dengan para siswa dan orang tua tentang rencana karir

para siswa

6. Membantu siswa dalam menentukkan, mengukur dan memahami

kapasitas dalam dirinya.

7. Membantu siswa dalam memilih program pendidikan sesuai dengan

kemampuannya

8. Menyadarkan para siswa akan pentingnya pelajaran tambahan dalam

lembaga-lembaga diluar sekolah

9. Mengarahkan siswa dalam menggunakan waktu luang secara bijaksana

serta membantu dalam mengmbangkan bakat yang dimiliki siswa.

10. Membantu siswa dalam memilih cara belajar yang efektif .

13

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah

Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas mengenai konsep bimbingan

dan konseling, yang memprioritaskan kepentingan siswa dalam hal pengentasan

permasalahan yang dihadapinya dengan cara memberikan bantuan kepada siswa

atau klien secara berkelanjutan, yang disusun secara sistematis, terencana dan

terarah. Kemudian setelah dipaparkan mengenai tujuan dari bimbingan dan

13

Koestoer Partowisastro, Bimbingan & Penyuluhan di sekolah-sekolah, (Jakarta, Erlangga : 1985), Hal, 65-67

konseling, dibawah ini beberapa poin tentang fungsi dari bimbingan dan

konseling, adapun fungsinya sebagai berikut :

a. Fungsi pemahaman

b. Fungsi Pencegahan (Preventif)

c. Koordinasi

14

d. Fungsi Pengentasan

e. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

15

f. Fungsi advokasi.

16

g. Fungsi penyaluran

h. Adaptasi

i. Penyesuaian

17

Dengan Bimbingan dan konseling diharapkan akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang

mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya. Melalui beberapa fungsi pula ini mulai dari Fungsi

pemahaman hingga fungsi penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling

akan menghasilkan layanan yang baik dan efektif sehingga terentaskannya atau

teratasinya berbagai permasalahan yang di alami oleh peserta didik Sehingga

terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam

rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.

3. Metode / pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling

Ada dua bentuk teknik bimbingan dan konseling yaitu:

1. Bimbingan kelompok

18

14

Syamsu Yusuf L.N, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA), (Bandung. Pustaka bani Quraisy: 2006),h al .57-58

15

Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E Nila Kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk memperoleh angka kredit. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2008). hal.8

16

Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, . . . , h. 62

17

Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa teknik didalamnya,

adapun teknik sebagai berikut:

a) Program Home room

b) Karyawisata (field trip)

c) Diskusi kelompok.

d) Kegiatan kelompok

e) Organisasi murid/siswa

f) Sosiodrama

g) Psikodrama

h) Pengajaran Remedial/Remedial teaching

19

.

Beberapa teknik diatas seperti pada Teknik home room program

merupakan suatu teknik yang diarahkan untuk dapat mengetahui dan mengenal

para siswanya lebih dalam, sehingga kemudian para guru dalam hal ini konselor

dapat membantu permasalahan siswa secara efisien. Bentuk kegiatan ini

kegiatan ini dilakukan atau diterapkan baik dalam kelas maupun diluar jam-jam

sekolah, kemudian ada teknik karyawisata yang diarahkan untuk dapat

menjadikan setiap objek didalam karyawisata ini dipelajari sesuai dengan materi

sekolah ada pula diskusi kelompok untuk dapat membahas masalah para siswa,

baik yang kaitannya dengan orang tua maupun masalah-masalah

pribadi.,memberikan bimbingan kelompok agar satu sama lain dapat

berpatisipasi dalam kegiatan tersebut.,dan ada pula pembentukkan organisasi

siswa, agar para siswa mengetahui bagaimana membangun komunikasi yang

efektif antar satu dengan lainnya serta bagaimana menjadi pemimpin. Serta ada

teknik sosiodrama, teknik psikodrama dan remedial teaching, kesemuanya ini

ditujukan untuk kepentingan para siswa guna memberikan bimbingan yang baik

2. Konseling Individual

18

Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung : CV. Ilmu, 1975), h.106&110

19

Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integras),(Jakarta : PT Grafindo Persada,2007) , hal.289-295

Pada umumnya ada tiga teknik yang dikenal dalam konseling

individual yaitu:

a) Non directive

Metode ini pertama kali di kemukakan oleh Carl Rogers. Metode

pendekatan ini menekankan pada kemampuan manusia untuk menentukan

tujuan hidupnya sendiri dan mampu untuk dapat mengembangkan diri

sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Konseling non-direktif sering pula disebut ”client-centered counseling”,

yang memberikan gambaran bahwa proses konseling yang menjadi

pusatnya adalah klien

20

Ciri-ciri hubungan non-direktif:

- Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.

- Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.21

b) Directive counseling

Teknik ini di pelopori oleh Edmond G Williamson. Dengan teknik ini

dalam proses konseling, konselor lebih banyak mengambil inisiatif,

sehingga klien tinggal menerima apa yang di kemukakan oleh konselor

c) Eclectife Counseling

Ecelectife Counseling maksudnya menggabungkan kedua teknik diatas

dengan mengambil intisari dari penggunaan dari keduanya.

22

20

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di sekolah.(Jakarta :Rineka Cipta,2008), h. 121

21

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling(Suatu Ringkasan).(Jakarta :Ghalia , Indonesia, 1985), h. 60-61

22

4. Pelayanan-Pelayanan Dalam Bimbingan Dan Konseling

Dalam proses bimbingan dan konseling terdapat kegiatan pelayanan yang

diberikan kepada siswa atau kliennya adapun beberapa layanan dalam

bimbingan dan konseling sebagai berikut:

a. Layanan orientasi

23

Layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru

atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya

b. Layanan informasi

Memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang

berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan,

atau untuk menentukkan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki

c. Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan ini diberikan kepada siswa atau klien agar memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan

penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, atau jurusan / program studi

, ekstra kulikuler yang sesuai dengan potensi dan mengembangkan dirinya

sesuai dengan minat dan bakatnya).

Menurut Attia Mahmud Hana, setiap hal yang berkaitan dengan prestasi

disesuaikan dengan bakat serta kemampuannya.

24

d. Layanan konseling perorangan

25

Layanan yang diberikan secara tatap muka antara konselor dengan klien

atau siswa dalam hubungan ini masalah klien atau siswa dicermati dan dan

diupayakan pengentasannya, dan sedapat-dapatnya dengan

kemampuannya sendiri

23

Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E Nila Kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk memperoleh angka kredit, . . . ,hal, 10

24

Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan (Jakarta : Bulan Bintang,tt -tanpa tahun-) hal . 16

25

e. Layanan penguasaan konten

26

Merupakan layanan yang diberikan kepada siswa atau seseorang dalam

proses pemahaman dan pencapaian pembelajaran, layanan ini diberikan

bukan hanya karena rendahnya tingkat intelligensi seseorang atau siswa

tetapi juga karena mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang

memadai

f. Layanan bimbingan kelompok

Layanan yang diberikan kepada sejumlah orang atau secara kelompok

dengan satu kali kegiatan dan interaksi antarindividu dalam kelompok

menjadi ciri khasnya

g. Layanan konseling kelompok

Merupakan layanan konseling perorangan yang yang dilaksanakan di

dalam suasana kelompok dengan konselor lebih dari seorang

h. Layanan konsultasi

Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor kepada

klien atau siswa untuk memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara

yang perlu dilakukan untuk menangani kondisi klien atau siswa

i. Layanan mediasi

Layanan yang diberikan terhadap dua pihak yang sedang bermusuhan atau

bermasalah satu sama lain.

Layanan dalam bimbingan dan konseling merupakan, suatu hal yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan konseling karena pelayanan

merupakan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan atau diberikan oleh

konselor terhadap klien atau siswa atas apa yang menjadi kebutuhan ataupun

masalah yang dihadapi para siswa. Oleh karena itu disusunlah beberapa layanan

tersebut dalam bimbingan dan konseling.

26

Tohirin,. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, . . . , hal.158,179, 187 & 195

Pelaksanaan layanan ini merupakan barometer dari keberadaan bimbingan

dan konseling dalam suatu lembaga pendidikan, karena dari pelaksanaan

layanan-layanan inilah para siswa dapat merasakan sejauh mana peran

bimbingan dan konseling itu dapat berjalan dengan baik atau tidak dalam

membantu permasalahan para siswa

Selain serangkaian layanan yang dijelaskan diatas terdapat juga kegiatan

yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling

tersebut. Adapun kegiatan pendukungnya sebagai berikut :

1. Aplikasi Instrumentasi

27

, yaitu kegiatan yang berupaya untuk mendapatkan

data dan informasi mengenai peserta didik, mulai dari informasi mengenai

bagaimana lingkungan tempat peserta didik tinggal ataupun data lainnya yang

berkaitan dengan peserta didik atau klien. Kegoiatan ini biasanya menggunakan

instrument tertentu dan atau kegiatan ini juga bisa diartikan sebagai kegiatan

bimbingan dan konseling dengan menggunakan alat atau instrument untuk

mengungkapkan suatu keadaan tertentu dari siswa/ klien

2. Alih tangan kasus, yaitu merupakan kegiatan pendukung layanan

lainnya, sebagai upaya yang dilakukan guru BK atau konselor agar

siswa atau klien mendapatkan penangan yang lebih baik dan dapat lebih

tuntas permasalah atau kasus yang dihadapi siswa dengan cara

mengalihkan atau memindahkan penangan kasus kepada pihak lainnya

yang lebih ahli dan tanggung jawab dalam memecahkan masalah atau

kasus – kasus yang dialami siswa, seperti contohnya siswa yang

mengkonsumsi zat psikotropika yang sudah kronis, diserahkan kepada

pusat rehabilitasi pencandu zat psikotropika, dan kasus-kasus lainnya.

27

Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E. Nila kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk Memperoleh Angka Kredit, . . . , hal. 79& 91

3. Himpunan data

28

, suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mengumpulkan data, kemudian setelah data terkumpul dilakukan

klasifikasi atau penggolongan data ke dalam bentuk tertentu hal ini

dilakukan sebagai upaya untuk mendapat data atau informasi tentang

siswa atau klien.

4. Konferensi kasus, merupakan salah dari kegiatan pendukung layanan

lainnya, yang sengaja dibuat dalam bentuk forum yang hanya dihadiri

oleh beberapa orang tertentu yang dilakukan oleh pembimbing atau

konselor untuk membahas dan mengurai permasalahan atau kasus serta

bagaimana pemecahannya.

5. Kunjungan rumah, ini adalah kegiatan pendukung layanan yang yang

bertujuan upaya mengidentifikasi keadaan keluarga yang berhubungan

dengan permasalahan atau kasus yang dihadapi siswa atau klien yang

berada dibawah tanggung jawab pembimbing atau konselor

Kegiatan pendukung ini dilakukan oleh seorang konselor dalam

menjalankan kegiatannya ketika penerapan layanan bimbingan dan konseling

tersebut tidak berjalan dengan baik, maka dari itu dilaksanakan beberapa

kegiatan pendukung tersebut guna mendapatkan data yang lebih akurat atau

permasalahan para siswa/klien dapat terpecahkan dengan baik.

Dari serangkain penjelasan diatas mengenai apa itu bimbingan dan apa itu

konseling, siapa yang saja yang dapat menjadi seorang konselor dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalamnya, kemudian bagaimana pelayanan

bimbingan dan konseling diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan, apa

saja prinsip yang digunakan dalam bimbingan dan konseling, tujuannya apa

dengan diadakan bimbingan dan konseling, apa yang menjadi landasan ketika

bimbingan itu dilaksanakan, itu semua yang kemudian menjadi indikator

28

Zikri Neni Iska Bimbingan dan Konseling Pengantar Pengembangan Diri & Pemecahan Masalah Peserta Didik/ klien. (Jakarta . Kizi Brother’s 2008). Hal. 59-64

adanya layanan bimbingan dan konseling dalam sebuah lembaga pendidikan

khususnya. tidak hanya sampai disitu sebuah layanan bimbingan dan konseling

dapat dikatakan baik, akan tetapi bagaimana kemudian layanan-layanan

bimbingan dan konseling itu diimplentasikan dan dirasakan oleh seluruh siswa

tanpa terkecuali.

5. Persyaratan pokok program bimbingan dan konseling disekolah

Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada

beberapa persyaratan pokok yang perlu diperhatikan :

(1) Personil

Untuk tahap permulaan pelaksanaaan program bimbingan diperlukan dua

macam tenaga, yaitu tenaga professional yang meliputi konselor senior,

konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga SMA. Untuk

tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan dan koseling dan sarjana

psikologi dengan praktek bimbingan konseling untuk tenaga muda setidaknya

diploma 3 (D III).

Dalam buku Penataan Pendidikan Professional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (terbitan Depdiknas).

seorang konselor dalam menyelengarakan pelayanan bimbingan dan konseling

harus mampu :

- Merancang kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

- Mengimplementasikan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

- Menilai proses dan hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

- Mengembangkan profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan

(2) Fasilitas fisik

a. Ruang untuk konseling : Ruang konselor, ruang pertemuan, ruang

bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, dan lain-lain

b. Alat perlengkapan : Meja, kursi, papan tulis dan lain-lain

(3) Fasilitas Teknis

Adalah alat-alat ayang dipergunakan untuk mengumpulkan berbagai data

seperti tes, angket, daftar cek, skala penilaian, dan sebagainya.

(4) Anggaran dana

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah perlu adan yang memadai, baik untuk

personil, pengadaan dan pengembangan alat, dan sebagainya

6. Tugas dan Peran guru BK di sekolah

Dalam keseluruhan proses kegiatan bimbingan dan konseling yang

diberikan oleh konselor, tentu perlu diketahui tentang berbagai peran yang perlu

dijalankan seorang konselor, adapun beberapa tugas dan perannya sebagai

berikut:

- Sebagai pembimbing

- Sebagai korektor

- Sebagai evaluator

- Sebagai inspirator

- Sebagai informator

- Sebagai organisator

- Sebagai motivator

- Sebagai fasilitator

- Sebagai demonstrator

- Sebagai mediator

- Sebagai supervisor

- Sebagai evaluator

29

Dengan Bimbingan dan konseling diharapkan akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang

mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses

29

perkembangannya. Oleh karena itu dengan menjalankan serangkaian peran yang

dipaparkan di atas dengan baik, akan menghasilkan layanan yang baik dan

efektif sehingga terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang

dialami oleh peserta didik sehingga berdampak pula pada perkembangan

berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik secara terarah, mantap, dan

berkelanjutan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu penelitian  

Waktu penelitian dilaksanakan terhitung sejak pertengahan bulan

Februari 2010 sampai dengan selesai dan sebagai tempat penelitiannya adalah

“SMA Muhammadiyah 25 Setia budi Pamulang”

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui implementasi program layanan bimbingan dan

konseling di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

C. Metode Penelitian 

Dan untuk memperoleh data yang lengkap, akurat, dan obyektif, maka

penulis dalam menyusun penelitian ini melakukan metode peneltian sebagai

berkut :

Penelitian Deskriptif (deskriptif research), ”Penelitian yang ditujukan untuk

menjelaskan/menggambarkan fenomena-fenomena yang ada”

1

karena memang

penulis bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis,

aktual dan akurat mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Sehingga

penulis sendiri dapat lebih mudah dalam mengetahui gambaran dari objek

penelitian

1

Nana Syaodih.,Metode Penelitain Pendidikan (Bandung ,PT. Remaja rosdakarya:2005).,Hal :54

Populasi penelitian ini meliputi seluruh siswa SMA

Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang yang berjumlah 378.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang

menjadi objek penelitian. Dan adapun sampel dalam penelitian ini 10 %

dari seluruh siswa

Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto: Apabila

subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinnga

penelitiannya merupkan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah

subyeknya besar, dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25% atau

lebih.

2

.

Dokumen terkait