• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan

Dalam dokumen PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak (Halaman 62-66)

- 56 - Transaksi dengan Pihak Berelasi

37. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan

Aktivitas Grup terpengaruh berbagai risiko keuangan: risiko mata uang asing, risiko suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Program manajemen risiko Grup secara keseluruhan difokuskan pada pasar keuangan yang tidak dapat diprediksi dan Grup berusaha untuk meminimalkan dampak yang berpotensi merugikan kinerja keuangan Grup.

Direksi bertugas menentukan prinsip dasar kebijakan manajemen risiko Grup secara keseluruhan serta kebijakan pada area tertentu seperti risiko mata uang asing, risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas.

Risiko Mata Uang Asing

Grup terpengaruh risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang, terutama terhadap Dolar Amerika Serikat. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari transaksi komersial di masa depan serta aset dan liabilitas yang diakui. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko nilai tukar terutama berhubungan dengan utang bank dan liabilitas lain-lain.

Transaksi umum yang dilakukan Grup (seperti penjualan, pembelian dan beban usaha) sebagian besar menggunakan mata uang Rupiah. Manajemen melakukan review berkala atas eksposur mata uang asing (Catatan 40).

Pada tanggal 30 Juni 2016, jika mata uang Rupiah melemah/menguat sebesar 5% terhadap Dolar Amerika Serikat dengan variabel lain konstan, laba sebelum pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 604.724 (2015: lebih tinggi/rendah sebesar Rp 13.874.973).

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank.

Manajemen Grup melakukan penelaahan atas suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang telah ditetapkan. Apabila suku bunga pasar turun secara signifikan, manajemen Grup akan melakukan negosiasi untuk menurunkan suku bunga tersebut.

- 59 -

Tabel berikut adalah nilai tercatat berdasarkan jatuh temponya, atas liabilitas keuangan konsolidasian Grup yang terkait risiko suku bunga:

Jatuh Tempo JatuhTempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo

Suku Bunga dalam Satu Tahun Pada Tahun ke-2 Pada Tahun ke-3 Pada Tahun ke-4 Pada Tahun ke-5 Jumlah %

Liabilities

Utang Bank:

Utang bank jangka pendek 14% - 14,75% 74.974.000 - - - - 74.974.000 Utang bank jangka panjang 5% - 10,25% 101.891.285 102.191.555 102.594.356 51.458.682 - 358.135.878 Jumlah 176.865.285 102.191.555 102.594.356 51.458.682 - 433.109.878

30 Juni 2016

Jatuh Tempo JatuhTempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo

Suku Bunga dalam Satu Tahun Pada Tahun ke-2 Pada Tahun ke-3 Pada Tahun ke-4 Pada Tahun ke-5 Jumlah %

Liabilities

Utang Bank:

Utang bank jangka pendek 14,5% - 14,75% 74.974.000 - - - - 74.974.000 Utang bank jangka panjang 5% - 10,75% 105.437.201 105.652.047 106.055.367 106.488.957 - 423.633.572 Jumlah 180.411.201 105.652.047 106.055.367 106.488.957 - 498.607.572

31 Desember 2015

Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, jika suku bunga atas pinjaman lebih tinggi/rendah 1% dan variabel lain dianggap tetap, laba sebelum pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut akan lebih rendah/tinggi masing-masing sebesar Rp 4.331.099 dan Rp 4.986.076, terutama sebagai akibat tingginya/rendahnya beban bunga dari pinjaman dengan suku bunga mengambang.

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi utang kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.

- 60 -

Berikut adalah eksposur maksimum yang terkait risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

Jumlah Bruto Jumlah Neto Jumlah Bruto Jumlah Neto

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 532.984.859 532.984.859 413.385.518 413.385.518 Piutang usaha 129.016.056 128.239.496 338.714.743 337.932.008 Piutang lain-lain 6.050.073 6.050.073 1.984.124 1.984.124 Aset lain-lain

Setoran jaminan 7.614.554 7.614.554 7.645.877 7.645.877 Deposito berjangka yang

dibatasi pencairannya 1.643.901 1.643.901 1.681.121 1.681.121 Jumlah 677.309.443 676.532.882 763.411.383 762.628.648

30 Juni 2016 31 Desember 2015

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

Berikut adalah jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015:

<= 1 tahun 1-2 tahun 3-5 tahun > 5 tahun Jumlah Biaya Transaksi Nilai Tercatat Liabilitas

Utang bank jangka pendek 74.974.000 - - - 74.974.000 - 74.974.000 Utang bank jangka panjang 103.080.000 103.080.000 154.620.000 - 360.780.000 (2.644.122) 358.135.878 Utang usaha 20.487.825 - - - 20.487.825 - 20.487.825 Beban akrual 37.500.026 - - - 37.500.026 - 37.500.026 Utang pihak berelasi

non-usaha 3.008.398 - - - 3.008.398 - 3.008.398 Liabilitas lain-lain 261.723.459 86.304.488 36.857.061 415.276.391 800.161.399 - 800.161.399 Jumlah 500.773.708 189.384.488 191.477.061 415.276.391 1.296.911.649 (2.644.122) 1.294.267.526

30 Juni 2016

<= 1 tahun 1-2 tahun 3-5 tahun > 5 tahun Jumlah Biaya Transaksi Nilai Tercatat

Liabilitas

Utang bank jangka pendek 74.974.000 - - - 74.974.000 - 74.974.000 Utang bank jangka panjang 106.770.000 106.770.000 213.540.000 - 427.080.000 (3.446.428) 423.633.572 Utang usaha 26.306.248 - - - 26.306.248 - 26.306.248 Beban akrual 41.394.381 - - - 41.394.381 - 41.394.381 Utang pihak berelasi

non-usaha 3.148.766 - - - 3.148.766 - 3.148.766 Liabilitas lain-lain 311.811.992 103.066.028 43.352.642 335.440.634 793.671.296 - 793.671.296 Jumlah 564.405.387 209.836.028 256.892.642 335.440.634 1.366.574.691 (3.446.428) 1.363.128.263

- 61 -

38. Perjanjian Penting dan Komitmen

a. Perjanjian dengan Conrad International Investment Corporation (Conrad) dan Perusahaan Afiliasinya

Pada tahun 1994, Perusahaan dan Conrad menandatangani perjanjian sehubungan dengan pendirian perusahaan patungan dengan nama PT Jakarta International Artha (JIA). Selanjutnya, berdasarkan Perjanjian Penghentian (Termination Agreement) tanggal 22 Juli 2005, Perusahaan, Conrad dan JIA menyetujui untuk menghentikan perjanjian kerjasama tersebut dengan beberapa persyaratan yang disepakati oleh para pihak tersebut.

b. Perjanjian Kerjasama

AT, entitas anak, telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak berkaitan dengan sarana telekomunikasi.

c. Perjanjian antara PT Pacific Place Jakarta (PPJ) dengan International Hotel Licensing Company (IHLC)

Pada tanggal 31 Maret 2006, PPJ, entitas anak, mengadakan perjanjian dengan IHLC yang berlaku untuk jangka waktu dua puluh (20) tahun terhitung sejak tanggal mulai operasi dan dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu sampai sepuluh (10) tahun.

d. Perjanjian Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali

Perusahaan, mengadakan Perjanjian Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer/BOT) dengan PT Bukit Lentera Sejahtera (BLS), dimana BLS akan membangun hotel bintang lima di atas lahan milik Perusahaan yang berlokasi di Lot 11 Kawasan Niaga Terpadu Sudirman. Hotel tersebut akan diberi nama Alila Suites. Jangka waktu BOT adalah 25 tahun sejak tanggal diterbitkannya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan dapat diperpanjang selama 5 tahun dengan persetujuan Perusahaan. Seluruh biaya proyek menjadi tanggungan BLS. Setelah jangka waktu BOT berakhir, BLS wajib menyerahkan hotel tersebut kepada Perusahaan. Perjanjian BOT ini telah didokumentasikan dengan Akta No. 76 tanggal 10 Maret 2011 dari Sutjipto, S.H., M.Kn, notaris di Jakarta.

e. Perjanjian Kerjasama Pengembangan Bisnis

Pada tanggal 14 Februari 2013, Perusahaan dan PT Sanggata Lestari Utama (SLU), pihak berelasi, menandatangani Perjanjian Kerjasama, dimana Perusahaan menugaskan SLU untuk mencari lahan yang dapat dijadikan sebagai lahan pengembangan bagi Perusahaan. Terkait dengan tujuan ini, Perusahaan akan memberikan sejumlah uang muka kepada SLU. Kedua belah pihak setuju bahwa penyerahan lahan akan dilakukan dengan proses balik nama kepada Perusahaan atau dengan penyertaan saham SLU oleh Perusahaan.

- 62 -

f. Perjanjian Jual Beli Tanah

Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tanah tanggal 23 Mei 2013, CA, entitas anak, telah menjual tanah yang terletak di Lot 10 KNTS kepada PT Prima Bangun Investama (PBI), pihak ketiga, seharga US$ 184.000.000. CA berkewajiban untuk menyampaikan beberapa perijinan kepada PBI yang diperlukan untuk pembangunan proyek di Lot 10, selambat-lambatnya tanggal 30 Juni 2015, dengan beberapa syarat tambahan. Perusahaan memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) sehubungan dengan transaksi pengalihan tanah tersebut.

g. Perjanjian Kerjasama Lot 13

Pada tanggal 16 Desember 2014, AP, entitas anak, dan PT Sumbercipta Griyautama (SCGU), pihak ketiga, telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) sehubungan dengan rencana kerjasama pembangunan gedung, dimana AP sebagai pemilik tanah seluas 11.572 m2 yang terletak di Lot 13 KNTS akan menyerahkan tanah tersebut kepada SCGU untuk digabungkan dengan tanah milik SCGU, dan selanjutnya SCGU akan membangun dua (2) buah gedung di atas tanah gabungan tersebut yang berlokasi di District 8. Setelah pembangunan dua (2) gedung tersebut selesai, SCGU akan menyerahkan satu (1) buah gedung kepada AP. Pada bulan Desember 2014, AP telah mengalihkan tanah Lot 13 kepada SCGU. Pengalihan ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan dalam perolehan ijin untuk pembangunan gedung.

MoU ini telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama tanggal 23 Februari 2015. Apabila SCGU gagal menyerahkan gedung kepada AP sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama maka SCGU wajib mengembalikan tanah Lot 13 kepada AP dan membayar seluruh biaya yang akan timbul.

h. Perjanjian Kerjasama Usaha

Pada tanggal 17 Desember 2014, AP, entitas anak, mengadakan Perjanjian Kerjasama Usaha Patungan dengan SCGU sehubungan dengan rencana pembentukan perusahaan ventura bersama dalam rangka pembangunan hotel. Modal yang rencananya akan ditempatkan dari perusahaan ventura bersama tersebut adalah sebesar Rp 570.000.000 yang akan diambil bagian oleh AP dan SCGU masing-masing sebesar Rp 228.000.000 dan Rp 342.000.000 atau dengan persentase masing-masing sebesar 40% dan 60%.

Dalam dokumen PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak (Halaman 62-66)

Dokumen terkait