• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia

2. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Kawasan Ekonom

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan tertentu dalam suatu negara yang memiliki payung hukum ekonomi yang lebih liberal.24

a. Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone-FTZ)

Tujuan utamanyaadalah meningkatkan investasi baik dari Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing. Praktek KEK itu sendiri dapat terdiri atas 4 bagian yaitu:

Kawasan Perdagangan Bebas adalah konsep yang mengendalikan berlakunya sistem perdagangan internasional yang dibebaskan dari hambatan yang disebabkan oleh ketentuan pemerintah suatu negara, baik yang disebabkan oleh pengenaan tarif (tariff barriers) maupun non tarif (non tariff barriers).

Sebuah kajian World Bank mengidentifikasikan beberapa faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan zona bebas, baik secara makro maupun mikro, antara lain sebagai berikut :

1) Faktor utama keberhasilan secara makro a) Lingkungan usaha yang stabil;25

b) Kebijakan penanam modal asing yang jelas dan tepat;

24

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Liberal memiliki arti bersifat bebas; berpandangan bebas (luas dan terbuka). Balai Pustaka Pusat Bahasa Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Depdiknas Indonesia, 2001).

c) Sistem nilai tukar uang yang liberal;

d) Nilai tukar uang yang tepat atau sedikit under-valued. 2) Faktor utama keberhasilan pada arus zona bebas:

a) Bebas hambatan dan bea bagi impor bahan baku, komponen, peralatan dan pasokan lain;

b) Prosedur bea cukai yang cepat dan efisien dalam proses impor dan ekspor;

c) Birokrasi minimum serta manajemen yang baik dalam pengelolaan zona;

d) Ketersediaan seluruh prasarana dan sarana pendukung terutama angkutan yang baik;

e) Upaya promosi yang terpadu, tepat dan memadai;

f) Memanfaatkan dengan optimal keunggulan lokal yang melekat pada lokasi.

3) Faktor kegagalan:

a) Lingkungan usaha yang birokratisasi dan terkekang banyak peraturan; b) Penerapan hukum dan peraturan zona bebas yang tidak efektif dan

inkonsisten;

c) Perumusan kebijakan yang tidak efektif; d) Lokasi yang tidak sesuai;

b. Kawasan Berikat (Bonded Zone)26

Dalam penetapan suatu kawasan atau daerah sebagai Kawasan Berikat serta pemberian izin penyelenggara Kawasan Berikat dilakukan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Kemudian, Kawasan Berikat merupakan suatu bangunan tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan hasil impor atau barang dari dalam daerah pabean Indonesia. Untuk impor barang modal atau peralatan untuk pembangunan atau konstruksi Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh pengusaha kena pajak yang telah mendapat izin diberikan fasilitas berupa penangguhan bea masuk tidak dipungut (Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Penghasilan (PPH). Selain itu, pengeluaran mesin dan/atau peralatan pabrik ke daerah pabean Indonesia lainnya diberikan penangguhan pembayaran bea masuk, PPN, PPnNM, dan PPH. Kemudian, Kawasan Berikat terdiri dari 7 (tujuh) lokasi yaitu Tanjung Periok, Cakung, Cilincing (Jakarta), yang merupakan kawasan berikat terluas di Indonesia, Batam, Tanjung Emas (Semarang), Bintan dan Tanjung Perak Surabaya.27

26

Kawasan Berikat adalah kawasan dengan batas tertentu untuk pengolahan barang asal impor dan DPIL yang hasilnya untuk tujuan ekspor. Dasar hukum dari Kawasan Berikat ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1997.

Bagi perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat, akan mendapat manfaat antara lain:28

1) Efisiensi waktu pengiriman barang dengan tidak dilakukannya pemeriksaan fisik di Tempat Penimbunan Sementara (TPS atau pelabuhan);

2) Fasilitas perpajakan dan kepabeanan memungkinkan pengusaha kawasan berikat dapat menciptakan harga yang kompetitif di pasar global serta dapat melakukan penghematan biaya perpajakan;

3) Cash Flowperusahaan serta Production Schedule lebih terjamin;

4) Membantu usaha pemerintah dalam rangka mengembangkan program keterkaitan antara perusahaan besar, menengah, dan kecil melaui pola kegiatan sub kontrak.

c. Kawasan Industri

Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang lainnya yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.29

d. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

Kawasan Pengembangan Terpadu (selanjutnya disebut KAPET) adalah wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat mengerakkan pertumbuhan

28

Ibid.

29

Dinas Aceh “Kawasan Industri”, http://kawasanindustri.com/ (diakses tanggal 3 April 2016).

ekonomi wilayah dan memerlukan dana investasi yang besar bagi pengembangannya serta penetapan lokasi dan badan pengelolanya dilakukan melalui Keputusan Presiden. KAPET merupakan sebuahpendekatan dalam rangka menterpadukan potensi kawasan untuk mempercepat pembangunan dan pergerakan ekonomi melalui pengembangan sektor unggulan yang menjadi penggerak utama prime mover kawasan yang bertumpu pada prakarsa daerah dan masyarakat, memiliki sumberdaya, posisi ke akses pasar, sektor unggulan dan memberikan dampak pertumbuhan pada wilayah sekitarnya.

Dasar hukum dari KAPET adalah Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET). Penetapan KAPET berikut batas-batasnya dilakukan dengan Keputusan Presiden tersendiri. Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, kemudian dikeluarkan Keputusan Presiden lainnya tentang penetapan lokasi KAPET dimana ada 14 (empat belas) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, yang terdiri dari 12 (dua belas) KAPET di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan 2 (dua) KAPET di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Keempat belas KAPET tersebut, antara lain:30

1) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1996 jo. Keppres 90 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak.

2) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin;31

3) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sasamba;

yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin.

4) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sanggau Khatulistiwa;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sanggau.

5) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado-Bitungyang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado-Bitung. 6) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay,yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay.

7) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 164 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare.

8) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram;yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram.

31

KAPET Batulicin yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, memiliki potensi pengembangan komoditas unggulan berbasis pada sumber daya alam, terutama perkebunan (kelapa sawit dan karet), hutan produksi (perkayuan), pertambangan bijih besi, serta perikanan budidaya dan tangkap. “Perlu terobosan terhadap pengembangan KAPET Batulicin 20 tahun ke depan melaluipengembangan sentra komoditi unggulan, investasi industri, outlet yang berorientasi ekspor, serta infrastruktur pendukungnya. Iman, “Pengembangan KAPET Batulicin Berbasis Komoditas Unggulan”, http://www.kapet.net/ (diakses tanggal 25 Mei 2016).

9) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima;

yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima. 10)Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Palapas (Batui);

11)Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bukari; 12)Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu DAS Kakab; 13)Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Natuna; dan

14)Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sabang.Ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 171 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Sabang.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan pengembangan KEK antara lain adalah: membantu atau mendukung perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, memperbaiki struktur industri di lokasi tersebut, meningkatkan ekspor dan meningkatkan cadangan devisa. Untuk itu maka pendekatan kawasan untuk pengembangan investasi harus bercirikan pada:32

1) Reasonable: layak secara ekonomi, sosial dan politik a. Secara ekonomi

Harus memberikan dampak pada peningkatan perkapita dan PDRB. Peningkatan itu bisa dilakukan secara bertahap dengan parameter yang bisa dibuat secara cermat dengan memperhitungkan potensi ekonomi daerah.

32

b. Secara sosial politik

Harus mendorong semakin kuatnya kohesi sosial dan politik masyarakat. Tidak boleh menyebabkan perpecahan apalagi sampai berujung konflik horizontal. Dibeberapa daerah seringkali menimbulkan konflik sosial politik, dan juga harus dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan. Aspirasi harus muncul sebagai kesadaran sosial politik seluruh warga dalam rangka membangun dan mensejahterakan daerah, bukan sekadar kepentingan politik kekuasaan. 2) Sustainable: berorientasi jangka panjang, dan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

3) Measurable: jelas dalam instrumen dan target.

Target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya.

Manfaat dari pembentukan KEK yaitu ; 33

33

Budi Santoso, Tinjauan Dan Perspektif Departemen Perdagangan Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Pengembangan KEK Diskusi Internal dengan tim peneliti P3DI, Jakarta, 04 April 2008.

a. Memberikan peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor, import, dan kegiatan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi

b. Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan internasional.

c. Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan, dan investasi (penanaman modal).

Adapun fungsi dari pembentukan KEK menurut UU KEK telah dijelaskan dalam Bab II Pasal 2 bagian kesatu mengenai fungsi yaitu “KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.34

Dokumen terkait