• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan Sasaran Sanitasi dan Arahan Pentahapan Pencapaian

Tujuan umum pembangunan sektor sanitasi Kabupaten LombokTimur tahun 2010 – 2015 adalah untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Lombok Timur sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten LombokTimur 2008-2013.

a. Tujuan Sektor Sanitasi Kabupaten Lombok Timur, antara lain:

 Mewujudkan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga yang lebih baik dan berkelanjutan di Gumi Patuh Karya tahun 2015

 Mewujdkan cakupan/akses pengelolaan sampah di Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2015

 Mewujudkan akses drainase di lingkungan Gumi Patuh Karya yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2015

 Mewujudkan cakupan pelayanan air bersih yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat di tahun 2015

 Mewujudkan masyarakat Kabupaten Lombok Timur sehat lahir bathin melalui budaya PHBS dalam kehidupan sehari hari

b. Sasaran sektor sanitasi kabupaten Lombok Timur yaitu:

 Tersedianya perencanaan pengelolaan sanitasi skala kabupaten yang mencakup komponen seperti; air bersih, limbah cair, persampahan dan drainase yang terintegrasi dan berkelanjutan.

 Meningkatnya cakupan layanan sektor sanitasi (air bersih, limbah cair, persampahan, dan drainase) melalui peningkatan sarana prasarana sanitasi yang memadai.

 Meningkatnya partisipasi masyarakat dan jender dalam pengelolaan sektor sanitasi yang lebih baik dan berkelanjutan.

 Terjalinnya koordinasi dan integrasi kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur.

 Meningkatnya peran serta masyarakat dan SKPD terkait dalam pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tingkat kabupaten.

c. Arahan pentahapan pencapaian sektor sanitasi

 Arahan penyusunan tahapan capaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti:

 Arah pengembangan kabupaten yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten LombokTimur dalam jangka panjang  Kepadatan penduduk Kabupaten Lombok Timur

 Kawasan beresiko sanitasi

 Kondisi fisik wilayah (morfologi dan geologi)

c.1. Sektor limbah cair

Perkembangan kabupaten Lombok Timur yang terus meningkat setiap tahunnya memicu terjadinya pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat. Hal ini tentunya berdampak negatif khususnya pada sektor sanitasi, seperti meningkatnya volume pencemar yang berasal dari buangan rumah tangga (domestik), baik berupa; air limbah cucian dan kamar mandi (grey

water), dan limbah WC (black water). Volume pencemar tersebut

bertambah setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, oleh karena itu, diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang baik dan berkelanjutan untuk mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Lombok Timur.

Dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/Center of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan.

Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar dalam merencanakan pembangunan jangka panjang pengelolaan limbah cair Kabupaten Lombok Timur.

Rencana pengembangan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

 Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi-tinggi karena merupakan kawasan berpenduduk padat, CBD, dll. Dalam jangka menengah harus diatasi dengan pilihan sistem terpusat (Offsite Medium). Zona ini mencakup 12 kecamatan, meliputi; Terara, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Selong, Labuhan Haji, Sakra, Sakra Timur, Keruak, Aikmel, Suralaga, dan Kecamatan Pringabaya. Dalam peta diberi warna Merah tua.

 Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko tinggi. Membutuhkan penanganan dengan system setempat (onsite) berbasis rumah tangga-masyarakat/komunal. Zona ini meliputi 4 kecamatan, yaitu; Kecamatan; Montong Gading, Sakra Barat Wanasaba dan Kecamatan Sambelia. Dalam peta diberi warna Merah muda.

 Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko tinggi dan membutuhkan penanganan dengan sistem setempat (onsite) berbasis rumah tangga. Zona ini mencakup 4 kecamatan, meliputi: Kecamatan Sukamulia, Suela, Sembalun dan Kecamatan Sambelia. Dalam peta diberi warna Hijau muda.

c.2. Sektor Persampahan

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi, terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Lombok Timur, terdapat 3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

 Zona 1, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Terdapat di 8 kecamatan yang masuk dalam zona ini, yaitu: Kecamatan Selong, Labuhan Haji, Masbagik, Terara, Sakra, Keruak, Aikmel dan Kecamatan Pringgabaya. Dalam peta diberi warna Ungu cerah.

 Zona 2, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam jangka waktu menengah dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Terdapat di 10 kecamatan yang masuk dalam zona ini, yaitu: Kecamatan Sukamulia, Suralaga, Sakra Barat, Sakra Timur, Montong Gading, Sikur, Pringgasela, Wanasaba, Suela, dan Kecamatan Sambelia. Dalam peta diberi warna Hijau muda.

Zona 3, merupakan area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat di 2 kecamatan, yaitu; Kecamatan Jerowaru dan Sembalun. Dalam peta diberi warna Merah muda.

c.3. Sektor Drainase

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kecamatan, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut:

 Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business District/CBD) yang harus diatasi dalam jangka pendek. Zona ini mencakup 14 kecamatan, meliputi: Kecamatan Masbagik, Selong, Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Terara, Montong Gading, Sikur, Pringgasela, Aikmel, Wanasaba, Suralaga, Labuhan Haji dan Kecamatan Pringgabaya. Dalam peta diberi warna Merah muda.

 Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang. Area yang masuk dalam zona sebanyak 6 kecamatan, meliputi: Kecamatan Sukamulia, Keruak, Jerowaru, Suela, Sembalun dan Sambelia. Dalam peta diberi warna Hijau muda.

BAB III

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Dokumen terkait