• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRINSIP KESEIMBANGAN

B. Tujuan Diikatnya Perjanjian

Setiap orang yang memiliki suatu benda tentu menghadapi suatu risiko bahwa nilai dari miliknya itu akan berkurang baik karena hilangnya benda itu, maupun karena kerusakan atau karena musnah terbakar atau karena sebab-sebab lain. Banyak diantara sebab-sebab yang menjadikan pengurangan nilai itu dapat dicegah dan sudah diharapkan terjadinya. Tetapi banyak juga sebab-sebab yang mengurangi nilai itu mempunyai sifat yang tak dapat diharapkan lebih dahulu.

Disebabkan kebakaran, maka benda seseorang akan hancur, karena pencurian maka seseorang akan kehilangan barang-barang perhiasannya, karena angin taupan maka seseorang akan mendapat kerugian akan hasil panennya. Semua hal-hal ini yaitu kebakaran, pencurian, angin taupan dan lain-lain itu adalah peristiwa yang pada satu pihak walaupun kemungkinan akan terjadinya itu besar, tidaklah dapat

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan (Indemniteit) Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful (Syariah) Di Kota Medan, 2007.

USU Repository © 2009

diharapkan terjadinya dengan suatu kepastian, dan pada pihak lain bahwa orang yang ditimpa itu biasanya menderita kerugian yang lebih besar dari factor-faktor kerugian yang normal, sedangkan peristiwa ini kadang-kadang juga dapat mengakibatkan makin jatuhnya keadaan keuangan seseorang.

Jika itu dihubungkan dengan pertanggungan maka dapatlah dikatakan bahwa kerugian orang-orang itu dapat diperingan atau dikurangi bahkan ditanggulangi oleh orang lain asal untuk itu telah diperjanjikan sebeluamnya. Diantara orang yang khawatir akan menderita kerugian dengan orang yang mau menanggulangi kerugian itu diadakanlah suatu perjanjian yang disebut perjanjian asuransi atau pertangguangan.

Menurut Ny.Emy Pangaribuan, Simajuntak : asuransi itu mempunyai tujuan pertama-tama ialah mengalihkan segala risiko yang ditimbulkan oleh pristiwa- pristiwa yang tak dapat diharapkan terjadinya itu kepada orang lain yang mengambil risiko itu untuk mengganti kerugiaan. Pikiran yang terselip didalam hal ini ialah bahwa adalah ringan dan mudah apabila menanggung risiko dari kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu orang saja, dan akan memberi pada dia sendiri suatu kepastian mengenai kesetabilan dari nilai bendanya itu jika ia akan memperalihkan risiko itu pada satu perusahaan dimana ia seorang diri tak berani menanggungnya. Sebaliknya seperti yang dikemukakan oleh A.F.A.Volmar bahwa: orang-orang lain yang menerima risiko itu yang disebut penanggung bukanlah semata-mata melakukan itu demi prikemanusiaan saja dan bukanlah pula bahwa dengan tindakan itu kepentingan-kepentinagan mereka menjadi korban untuk

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan (Indemniteit) Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful (Syariah) Di Kota Medan, 2007.

USU Repository © 2009

membayar sejumlah uang yang besar mengganti kerugian-kerugian yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa itu69

Yang disebut risiko itu adalah kewajiban penanggung untuk memikul kerugian sebagai akibat suatu peristiwa diluar kesalahan yang menimpa benda yang menjadi miliknya ) . 70 1. Motif Ekonomis ) .

Kalau risiko ini sedemikian besarnya melebihi factor-faktor kerugian moral sehingga dapat mempengaruhi keadaan seseorang dan mungkin mengakibatkan Si pemilik barang akan jatuh pailit. Untuk menghindari kenyataan pailit ini, diusahakan agar risiko itu dialihkan kepada orang lain atau perusahaan yang bersedia mengambil alih risiko yang demikian itu. Dengan demikian kerugian yang diderita orang-orang itu tadi dapat diperingan atau dikurangi bahkan ditanggung oleh orang lain asal untuk itu telah diperjanjikan sebelumnya.

Perusahaan yang pokok usahanya mengambil alih risiko ini, disebut dengan perusahaan asuransi. Hal ini dilakukan sipemilik benda agar ia dapat menjalankan usahanya dengan tenang tanpa khawatir akan kemungkinan menderita kerugian yang membuat jatuh keuangannya.

Adapun tujuan diikatnya perjanjian asuransi pada asurasi konvensional adalah:

Sebagai motif ekonomis asuransi ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kerugian materil, korban jiwa dan lain-lain. Perjanjian asuransi

69)

Djoko Prakoso Dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta : Bina Aksara, 1989) halaman 7

70)

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan (Indemniteit) Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful (Syariah) Di Kota Medan, 2007.

USU Repository © 2009

merupakan perjanjian khusus berdasarkan motif ekonomis, artinya tertanggung menyadari betul bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta benda miliknya dan terhadap jiwa raganya, ia akan menderita kerugian korban jiwa raganya. Tertanggung sebagai pihak yang diancam bahaya merasa beban ini berat, yang sewaktu-waktu bisa terjadi untuk mengurangi atau menghilangkan beban tersebut Si tertanggung berusaha mencari jalan kalau ada pihak lain yang ingin mengambil over beban ancaman bahaya itu, dan ia dapat dan sanggup membayar kontra prestasi yang disebut dengan premi.

2. Peralihan Risiko

Perjanjian asuransi yang didasarkan pada motif ekonomis diatas, bertujuan memperalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung dengan imbalan bahwa penanggung menerima sejumlah uang sebagi premi dari tertangguang. Ini berarti apabila dalam jangka waktu diadakan pertanggungan itu betul-betul terjadi peristiwa yang mengancam itu, sehingga menimbulkan kerugian atau kerusakan, maka penanggung akan membayar ganti rugi atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung sesuai dengan isi perjanjian. Dengan adanya perjanjian asuransi ini tertanggung sebagai pihak yang berkepentingan merasa aman. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa orang akan mengadakan atau menutupi suatu perjanjian pertanggungan jika ia bermaksud atau mempunyai suatu tujuan untuk memperalihkan risiko atau berbagi risiko yang dihadapi atas harta kekayaan terhadap pihak lain71 3. Ganti Kerugian ) . 71) Ibid, halaman 17

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan (Indemniteit) Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful (Syariah) Di Kota Medan, 2007.

USU Repository © 2009

Disamping sebagai motif ekonomis dan dalam hal peralihan risiko perjanjian asuransi juga bertujuan untuk membayar ganti kerugian atas kerugian atau kerusakan yang diderita tertanggung. Dalam prakteknya tidak senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh-sungguh terjadi. Dengan demikian kesempatan baik bagi penanggung mengumpulkan uang premi yang dibayarkan oleh tertangggung yang mengikatkan diri kepadanya. Apabila suatu ketika sungguh terjadi pristiwa yang menimbulkan kerugian, maka kepada tertanggung yang bersangkutan akan menerima ganti kerugian sejumlah uang yang jumlahnya bisa jauh lebih besar dari jumlah premi yang telah dibayarkan kepada penanggung. Hal ini tidaklah merugikan penanggung karena pada dasarnya kerugian yang dibayarkan kepada tertanggung itu dapat ditutupi dengan jumlah yang diterima Dari tertanggung lainya. Dari sudut perhitungan ekonomi inilah salah satu factor pendorong ke arah perkembangan dan pertumbuhan perusahaan asuransi terutama dinegara yang sudah maju72

4. Pertanggungan Premi

)

.

Perjanjian asuransi ditunjukkan untuk mendapatkan sejumlah uang premi yang diterima dari pihak tertanggung. Dalam tiap-tiap pertanggungan, tertanggung berkewajiban membayar sejumlah premi kepada penanggung. Biasanya premi itu dibayar dimuka secara tunai tetapi bila asuransi itu akan berlaku lama, maka premi itu dapat diperjanjikan secara ansuran.

5. Motif Jaminan Sosial Yang Bersifat Kemanusiaan

72)

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan (Indemniteit) Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful (Syariah) Di Kota Medan, 2007.

USU Repository © 2009

Diasamping motif ekonomis diatas, kadang-kadang diakui juga adanya motif jaminan sosial. Dalam hal ini dihubungkan dengan pembedaan jenis asuransi, yaitu73

a. Pertanggungan kerugian, yaitu pertanggungan yang terletak dalam bidang harta kekayaan yang selalu dapat dinilai dengan uang. Misalnya; asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan dan sebagainya. Tujuan dari pertanggungan ini adalah untuk mengganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian bagi harta benda tertanggung.

:

b. Pertanggungan jumlah/jiwa, yaitu pertanggungan yang tidak ditujukan untuk membayar ganti rugi melainkan pembayaran sejumlah uang, karena tidak terletak dalam lapangan harta kekayaan. Pembayaran sejumlah uang itu adalah sebagai hasil pemufakatan antara pihak penanggung dengan tertanggung. Pembayaran uang itu bukan sebagai ganti rugi, karena jiwa manusia tidak dapat dinilai dengan uang, dan bukan harta kekayaan yang jadi obyeknya.

Seperti telah dijabarkan di atas tentang tujuan diikatnya perjanjian asuransi di dalam asuransi konvensional, sebagai mana diketahui bahwa segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan takdir yang telah digariskan oleh Tuhan, namun hal ini bukanlah menjadikan manusia menjadi menyerah dan putus asa akan tetapi menusia wajib beriktiar, berupaya memperkecil risiko finansial. Salah satu cara

73)

Darma Gifson : Analisis Terhadap Pelaksanaan Prinsip Keseimbangan (Indemniteit) Terhadap Asuransi Kerugian Pada Asuransi Takaful (Syariah) Di Kota Medan, 2007.

USU Repository © 2009

dapat dilakukan dengan menabung tetapi upaya tersebut sering kali tidak memadai, karena yang ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan.

Hal tersebut diataslah yang merupakan alasan orang berasuransi, sebab bila terjadi sesuatu bencana/musibah maka kerugian yang diderita orang-orang dapat diperingan atau dikurangi.

Demikian pulalah didalam asuransi takaful, bahwa diikatnya suatu perjanjian memiliki tujuan, adapun tujuan utamanya adalah:

1. Memberikan perlindungan ekonomi kepada orang-orang yang terkena musibah/ bencana sesuai dengan syariah Islam, dan juga perlindungan ekonomi yang dimaksud seperti pada asuransi jiwa bila seseorang meninggal dunia, maka asuransi tersebut diadakan untuk meringankan beban orang-orang yang ditinggalkannya dengan memperkecil risiko financial yang timbul.

2. Memberikan manfaat ekonomi yang maksimal artinya dalam berasuransi, iuran/premi asuransi takaful yang dikumpulkan oleh peserta asuransi tersebut mengandung unsur tabungan dimana setiap peserta yang berasuransi juga sekaligus menabung dan unsur derma yang diiklaskan untuk tujuan saling membantu diantara para peserta diseluruh Indonesia.

Dokumen terkait