• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan

kedokteran yang lebih efektif.

Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing - masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.

b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkan karena pelayanan dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang - ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas.

G. MANFAAT PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research Institute, 1976):

a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.

c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama di tengah - tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.

e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

f. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis. g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan

tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.

h. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.

H.SEJARAH PERKEMBANGAN

Jika ditinjau dari prinsip pokok yang dimiliki, maka pelayanan dokter keluarga yang memusatkan perhatian pada masalah - masalah kesehatan keluarga secara keseluruhan, sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Perhatikan misalnya ungkapan Somers and Somers (1970) tentang pelayanan kesehatan tempo dulu yang secara singkat diuraikannya sebagai ”…the traditional symbol of medical care the kindly old family doctor with big heart and little bag, part healer, part priest, part family counselor.”

Pada tahap selanjutnya, ketika ilmu dan teknologi kedokteran berkembang dengan pesat, setelah Versalius dikenal anatomi, setelah Harvey dikenal fisiologi, setelah Malpighi dikenal patologi, setelah

Virchow dikenal patologi sel, setelah Pasteur dan Koch dikenal bakteriologi, setelah Claude Bernard dikenal endokrinologi, setelah Wohler dikenal biokimia, setelah Chusing dikenal bedah otak, … demikian seterusnya yang kemudian makin dipacu oleh rekomendasi yang mengharuskan pendidikan kedokteran diselenggarakan di Lembaga Pendidikan Tinggi, maka bersamaan dengan makin banyak dilaksanakannya berbagai penelitian, munculah berbagai spesialisasi dan sub-spesialisasi dalam ilmu kedokteran.

Perkembangan spesialisasi dan atau sub-spesialisasi ini berjalan dengan amat pesat sekali, yang sampai dengan tahun 1988, sebagaimana yang tercatat dalarn The American Medical Dictionary, adalah sebanyak 33 macam. Pada saat ini jumlah spesialisasi dan sub-spe-sialisasi tersebut telah makin meningkat, yakni tidak kurang dari 57 macam (Somers and Somers, 1970).

Perkembangan spesialisasi dan atau sub-spesialisasi yang seperti ini, di samping mendatangkan banyak manfaat yakni makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan, yang antara lain ditandai oleh turunnya angka kesakitan, angka cacat dan angka kematian, ternyata juga mendatangkan banyak masalah. Salah satu dari masalah yang dimaksud yang dipandang cukup penting ialah makin berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum.

Sesungguhnyalah, dengan makin berkembangnya spesialisasi dan sub-spesialisasi tersebut, secara bertahap minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum, makin berkurang. Oleh komisi Millis (1966) penyebab makin berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum ini, disimpulkan sebagai : 1. Karena makin menurunnya harga diri seorang dokter umum

2. Karena kesempatan memperdalam pengetahuan dan ketrampilan sebagai dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis makin kurang.

3. Karena makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibandingkan dengan dokter spesialis.

Penyebab lain dari makin berkurangnya minat dan sekaligus jumlah dokter umum, yang dikemukakan oleh Robert Haggery (1963) adalah :

1. Komisi penerimaan mahasiswa baru terdiri dari para dokter spesialis, yang lebih mengutamakan calon mahasiswa yang lebih berorientasi pada keilmuan.

2. Tidak adanya bagian dokter keluarga (departemen of familiy medicine) di fakultas kedokteran.

3. Terbatasnya fasilitas yang berafiliasi dengan fakultas kedokteran yang dapat dipakai untuk menyelenggarakan pendidikan dokter keluarga.

4. Makin meningkatnya proporsi mahasiswa yang langsung mengikuti pendidikan dokter spesialis.

5. Perhatian terhadap dokter spesialis lebih baik daripada dokter umum, misalnya pada wajib militer dan asuransi kesehatan.

6. Status dokter umum di rumah sakit lebih rendah daripada dokter spesialis, serta jam kerja lebih lama daripada dokter spesialis.

Demikianlah akibat makin berkurangnya jumlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan dokter umum, dan sementara itu jumlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan dokter spesialis makin bertambah, menyebabkan timbulnya berbagai masalah lainnya. Berbagai masalah yang dimaksud, jika diperinci menurut subsistem kesehatan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :

Dokumen terkait