• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi klon kentang unggul baru asal CIP (International Potato Center) dalam rangka mendapatkan klon kentang dengan hasil umbi yang tinggi baik untuk kentang konsumsi (table potato) maupun untuk kentang olahan (processing potato) yang dapat diterima petani secara berkelanjutan.

Pada umumnya petani kentang yang menanam varietas Granola yang rentan terhadap penyakit busuk daun (Phytophthora infestans), melakukan penyemprotan pestisida sampai lebih dari dua puluh kali dalam satu musim tanam. Selain berbahaya bagi lingkungan, penggunaan pestisida yang berlebih juga merugikan konsumen karena produk yang dihasilkan juga akan mengandung residu pestisida sehingga berbahaya untuk dikonsumsi. Dengan didapatkannya klon kentang unggul baru asal CIP diharapkan dapat menambah pilihan petani akan varietas kentang yang unggul dalam sistem produksi kentang mereka. Selain itu, dengan didapatkannya varietas kentang unggul baru yang tahan terhadap penyakit busuk daun, penggunaan pestisida dapat dikurangi sehingga aman dikonsumsi yang mengarah pada keamanan pangan dan budidaya tanaman yang ramah lingkungan.

IV. METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan di daerah dataran tinggi Malino, Sulawesi Selatan yaitu di lahan petani di Bulubalea (1500 m dpl.), Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sejak bulan Februari sampai dengan bulan September 2012. Benih umbi dari dua puluh klon unggul asal CIP (Tabel 2) ditanam sebagai perlakuan di lahan petani di Malino, Sulawesi Selatan.

25 Sebagai pembanding adalah varietas Granola yang umum digunakan petani dan varietas Atlantic yang merupakan varietas kentang untuk olahan. Pada percobaan tersebut, rancangan acak kelompok (Randomized Complete Block Design) digunakan dengan setiap klon kentang sebagai perlakuan dengan ulangan tiga kali. Semua parameter akan dianalisis dengan analisis varians menggunakan MSTATC statistical program (Michigan State University). Rata-rata dari setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan Least Significant Difference (LSD) pada taraf probabilitas 5% (Gomez and Gomez 1984).

Tabel 2. Klon kentang unggul asal CIP yang dicoba dalam penelitian No. Klon baru No. Klon asal

CIP - Number Collecting Number Accession Name 1 2 30056.32 LR00.013 2 4 388615.22 CR91.640 3 5 388972.22 C89.315 4 9 393708.31 95.32 5 12 397006.18 102.18 6 13 397036.7 427.7 7 14 397065.28 141.28 8 15 397069.5 C99.795 9 16 397073.15 342.15 10 17 397073.16 WA.104 11 18 397073.7 255.7 12 19 397077.16 WA.077/320.16 13 20 397079.6 317.6 14 21 399101.1 C99.551 15 22 390663.8 C91.628 16 23 391402.5 95.305 17 25 392781.1 C91.906 Primavera 18 26 392822.3 LR-93.073 19 28 393595.1 95.141 20 30 395192.1 C95.381 21 31 Granola 22 32 Atlantic

Unit percobaan terdiri dari tiga baris dan setiap baris terdiri dari 10 tanaman sehingga jumlah total tanaman kentang pada setiap petak percobaan adalah 40 tanaman. Jarak tanam adalah 0.75 m x 0.30 m sehingga unit percobaan merupakan petak percobaan dengan ukuran 2.25 x 3.0 m = 6.75 m2. Metode penanaman lainnya mengikuti Procedures for Standard Evaluation Trials of Advanced Potato Clones yang direkomendasikan oleh CIP (CIP, 2007).

26 Sebelum tanam, pupuk kandang dengan dosis 20 t ha-1 diaplikasikan pada setiap garitan. Sebagai pupuk dasar, pupuk majemuk NPK (16:16:16) ditempatkan di atas pupuk kandang dengan dosis 800 kg ha-1 dan kemudian ditutup dengan tanah sebelum umbi benih ditanam. Penanaman umbi benih dilakukan dengan membuat lubang dengan tugal dengan jarak 30 cm antar tanaman. Carbofuran dengan dosis 15 kg a.i. ha-1 akan diaplikasikan pada garitan untuk mengendalikan beberapa serangga di tanah seperti anjing tanah (Gryllotalpa sp.) dan ulat tanah (Agrotis ipsilon). Pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam (DAP), NPK (16:16:16) dengan dosis 800 kg ha-1 diaplikasikan sebagai pupuk susulan. Penyiangan dan pembumbunan pertama dilakukan pada umur 25 DAP, bersamaan dengan aplikasi pupuk susulan. Pembumbunan kedua dilakukan pada umur 40 DAP. Tanaman akan disemprot secara regular selama pertumbuhan tanaman menggunakan Mancozeb a.i. untuk mengendalikan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) dan Profenofos a.i. untuk mengendalikan serangga seperti Thrips (Thrips palmi Karny) dan Aphids (Myzus persicae Sulzer).

Pengamatan pada percobaan ini mencakup pertumbuhan tanaman dan komponen hasil tanaman. Pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, kanopi tanaman dengan interval pengamatan seminggu sekali mulai umur 3 minggu setelah tanam. Pengamatan persentase penutupan tanah oleh kanopi daun dilakukan dengan metode yang dibuat oleh Burstall dan Harris (1983). Penutupan tanah diukur dengan menggunakan rangka kayu berukuran 0,75 x 0,60 m yang dibagi menjadi 100 kotak segi empat yang sama dengan menggunakan tali nylon. Jumlah kotak segi empat yang tertutup oleh daun yang masih hijau (yang masih aktif berfungsi dalam proses fotosintesis) dihitung sebagai persen penutupan tanah.

Pada saat panen, jumlah tanaman yang dapat dipanen pada setiap petak percobaan diamati. Pengamatan komponen hasil tanaman meliputi bobot dan jumlah umbi dari masing-masing kelas umbi baik per tanaman maupun per petak percobaan. Umbi kentang akan dikategorikan kedalam tiga kelas yaitu > 60g, 30-60g dan < 30g.

Dalam rangka meningkatkan potensi diterimanya suatu varietas kentang, petani yang telah berpengalaman berbudidaya kentang diundang untuk mengevaluasi klon kentang unggul yang ditanam pada petak-petak percobaan, apakah klon-klon kentang unggul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan petani kentang. Evaluasi diharapkan menghasilkan informasi tentang tipe pertumbuhan dan hasil umbi serta kriteria lainnya seperti bentuk umbi, kedalaman mata dan warna kulit maupun warna daging umbinya.

27 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman

Pertumbuhan tanaman pada penelitian ini yang ditunjukkan pada pengamatan tinggi tanaman disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Tinggi tanaman beberapa klon kentang asal CIP, cv. Granola dan cv. Atlantic, selama pertumbuhan, Malino, Sulawesi Selatan, Juni 2012

No Klon Kentang (CIP number)

Tinggi tanaman (cm) pada umur

3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 1 30056.32 17.1 35.8 43.5 51.8 2 388615.22 17.7 33.0 43.1 57.2 3 388972.22 10.6 19.6 33.6 46.1 4 393708.31 12.2 29.0 45.8 60.1 5 397006.18 18.3 33.4 47.0 61.4 6 397036.7 17.5 33.7 45.8 54.4 7 397065.28 15.0 30.7 43.0 58.5 8 397069.5 12.6 27.1 38.8 48.6 9 397073.15 13.0 21.4 34.0 47.8 10 397073.16 10.4 23.5 34.6 47.3 11 397073.7 14.2 23.5 36.2 46.9 12 397077.16 13.8 26.8 39.7 52.8 13 397079.6 13.3 30.7 42.6 60.0 14 399101.1 13.1 25.4 39.9 55.9 15 390663.8 18.5 29.6 40.4 55.9 16 391402.5 18.5 30.4 40.8 58.5 17 392781.1 17.6 29.6 41.2 55.4 18 392822.3 17.4 33.8 45.9 60.6 19 393595.1 19.4 32.6 44.5 59.1 20 395192.1 16.2 36.6 48.0 61.7 21 Granola 16.5 29.6 41.1 59.4 22 Atlantic 18.2 31.8 42.7 57.2 Rata-rata 15.5 29.4 41.5 55.3 LSD 5% 5.3 6.9 7.8 11.9 KK (%) 20.9 14.3 11.4 13.0

Keterangan: MST = Minggu Setelah Tanam; LSD = Least Significant Difference; KK = Koefisien Keragaman

28 Perbedaan tinggi tanaman yang nyata ditunjukkan pada umur 3, 4, dan 5 minggu setelah tanam (MST). Pada umur 3 MST, klon kentang 393595.1 menunjukkan tanaman yang tertinggi diantara klon kentang yang ditanam, namun pada umur 4 dan 5 MST, klon kentang 395192.1 meunjukkan tanaman yang tertinggi diantara klon kentang yang ditanam. Sedangkan pada umur 6 MST, tinggi tanaman diantara klon kentang yang ditanam tidak berbeda nyata. Rata-rata tinggi tanaman klon kentang asal CIP, varietas Granola dan Atlantic pada umur 6 MST adalah 55.3 cm. Pada umur 3, 4, 5 dan 6 MST, klon kentang 388972.22 selalu menunjukkan tanaman yang terendah diantara klon kentang yang ditanam.

Persen penutupan tanah (ground cover) beberapa klon kentang asal CIP, cv. Granola dan Atlantic disajikan pada Tabel 4. Pada umur 3 MST, persen penutupan tanah (ground cover) berbeda nyata diantara klon kentang yang ditanam, namun pada umur 5 dan 6 MST, persen penutupan tanah (ground cover) tidak berbeda nyata diantara klon kentang yang ditanam. Pada umur 3 MST, persen penutupan tanah (ground cover) tertinggi dicapai oleh klon 392822.3 yang tidak berbeda nyata dengan klon 30056.32, 397036.7, 397065.28, 390663.8, 392781.1, 393595.1, 395192.1, cv. Granola dan Atlantic dan persen penutupan tanah (ground cover) terendah ditunjukkan oleh klon kentang 397073.7. Pada umur 5 dan 6 MST, rata-rata persen penutupan tanah (ground cover) berturut-turut adalah 89.6 dan 94.8%. Pada penelitian ini, beberapa klon kentang seperti 30056.32, 393708.31, 397036.7, 392822.3 dan 393595.1 sudah mencapai persen penutupan tanah (ground cover) yang maksimum pada umur 5 MST. Hal tersebut mengindikasikan bahwa beberapa klon kentang tersebut memiliki tipe pertumbuhan tanaman yang cepat.

29 Tabel 4. Persen penutupan tanah (ground cover) beberapa klon kentang asal CIP,

cv. Granola dan cv. Atlantic, selama pertumbuhan, Malino, Sulawesi Selatan, Juni 2012

No Klon Kentang (CIP number)

Persen penutupan tanah (ground cover) (%) pada umur

3 MST 5 MST 6 MST 1 30056.32 34.7 100.0 100.0 2 388615.22 26.9 66.7 66.7 3 388972.22 22.3 87.9 96.8 4 393708.31 24.3 100.0 100.0 5 397006.18 24.0 76.6 89.0 6 397036.7 35.1 100.0 100.0 7 397065.28 35.4 93.5 100.0 8 397069.5 18.5 92.1 98.6 9 397073.15 21.3 74.2 86.8 10 397073.16 26.4 90.0 95.4 11 397073.7 17.6 74.0 79.1 12 397077.16 30.2 88.4 95.3 13 397079.6 22.4 85.3 96.8 14 399101.1 29.6 98.1 99.8 15 390663.8 37.1 98.7 100.0 16 391402.5 30.6 92.0 96.4 17 392781.1 35.7 90.1 97.0 18 392822.3 42.4 100.0 100.0 19 393595.1 40.4 100.0 100.0 20 395192.1 34.0 93.7 97.4 21 Granola 34.4 96.2 100.0 22 Atlantic 35.6 73.4 90.7 Rata-rata 29.9 89.6 94.8 LSD 5% 11.5 25.1 21.6 KK (%) 23.4 17.0 13.7

Keterangan: MST = Minggu Setelah Tanam; LSD = Least Significant Difference; KK = Koefisien Keragaman

Hasil umbi

Pada penelitian ini, panen dilakukan pada saat tanaman berumur 15 minggu setelah tanam. Pada umumnya pada saat panen, bagian atas tanaman sudah menguning dan mati yang menandakan tanaman kentang sudah cukup untuk

30 dipanen. Hasil umbi dan komponen hasil beberapa klon kentang asal CIP, cv. Granola dan cv. Atlantic pada saat panen disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil umbi dan komponen hasil beberapa klon kentang asal CIP, cv. Granola dan cv. Atlantic, Malino, Sulawesi Selatan, Agustus 2012

No Klon Kentang (CIP number) Hasil umbi (kg) per plot (6.75 m2) Hasil umbi per tanaman (g) Jumlah umbi per tanaman Hasil umbi per ha (ton) 4 393708.31 25.26 866 11.7 37.42 2 388615.22 23.55 823 12.6 34.88 13 397079.6 21.67 750 9.3 32.11 18 392822.3 19.64 655 15.6 29.09 5 397006.18 18.86 757 10.9 27.94 14 399101.1 18.12 647 10.5 26.85 6 397036.7 17.43 593 14.7 25.83 1 30056.32 17.06 579 13.3 25.27 21 Granola 15.67 522 12.0 23.21 7 397065.28 15.65 559 10.6 23.18 8 397069.5 15.38 543 15.0 22.78 16 391402.5 15.20 526 11.2 22.52 12 397077.16 12.39 417 13.1 18.36 11 397073.7 11.77 504 8.9 17.44 19 393595.1 11.49 383 10.9 17.02 15 390663.8 11.13 370 9.4 16.48 17 392781.1 10.36 352 9.4 15.35 3 388972.22 9.81 338 7.7 14.53 9 397073.15 7.45 276 7.3 11.04 10 397073.16 6.26 232 6.3 9.28 20 395192.1 6.19 221 5.5 9.16 22 Atlantic 4.95 166 5.6 7.33 Rata-rata 14.33 504 10.5 21.23 LSD 5% 5.43 178 3.7 8.04 KK (%) 22.9 21.5 21.0 22.9

Keterangan: LSD = Least Significant Difference; KK = Koefisien Keragaman

Parameter hasil umbi merupakan salah kriteria dalam pemilihan suatu varietas kentang oleh petani kentang. Perbedaan yang nyata dalam hal hasil umbi per ha terdapat diantara klon kentang yang ditanam pada saat panen. Tiga klon kentang

31 yaitu klon kentang 393708.31, 388615.22, dan 397079.6 menunjukkan hasil umbi per ha tertinggi yang berbeda nyata dengan beberapa klon kentang lainnya dan cv. Granola yang merupakan varietas kentang yang umum ditanam petani kentang di Indonesia dan selalu menjadi pembanding dalam evaluasi hasil kentang. Ketiga klon kentang tersebut juga merupakan klon kentang yang memberikan hasil umbi yang tinggi pada penelitian evaluasi klon kentang yang dilakukan di Lembang (1250 m dpl.), Jawa Barat pada tahun 2011. Hasil umbi per ha klon kentang 393708.31, 388615.22, dan 397079.6 berturut-turut adalah 37.42, 34.88 dan 32.11 ton per ha. Sedangkan hasil umbi dari varietas Granola pada percobaan ini hanya mencapai 23.21 ton per ha. Pada percobaan ini, varietas Atlantic menunjukkan hasil umbi per ha yang terendah yaitu 7.33 ton per ha, sedangkan diantara klon kentang yang ditanam, hasil umbi per ha yang terendah ditunjukkan oleh klon kentang 395192.1, yang hanya mencapai 9.16 ton per ha.

Dalam hal hasil umbi per tanaman, klon kentang 393708.31 memberikan hasil umbi per tanaman yang tertinggi yaitu sebesar 866 g per tanaman, tetapi tidak berbeda nyata dengan klon kentang 388615.22, 397006.18 dan 397079.6, namun berbeda nyata dengan klon kentang lainnya yang ditanam pada penelitian ini. Seperti pada pengamatan hasil umbi per ha, varietas Atlantic memberikan hasil umbi per tanaman yang terendah yaitu hanya 166 g per tanaman. Diantara klon kentang yang ditanam, hasil umbi per tanaman yang terendah ditunjukkan oleh klon kentang 395192.1 yang hanya menghasilkan 220 g per tanaman. Dalam hal jumlah umbi per tanaman, klon kentang 392822.3 memberikan jumlah umbi yang tertinggi yaitu sebanyak 15.6 umbi per tanaman, tetapi tidak berbeda nyata dengan jumlah umbi per tanaman dari klon kentang 30056.32, 388615.22, 397036.7, 397069.5, 397077.16 dan cv. Granola. Jumlah umbi per tanaman yang ideal untuk tanaman kentang pada umumnya antara 10 sampai 15 umbi per tanaman. Jika jumlah umbi kurang dari 10, umbi kentang cenderung sangat besar (oversized), dan jika jumlah umbinya lebih dari 15, umbi kentangnya cenderung kecil-kecil sehingga tidak dapat dipasarkan.

Persentase umbi berdasarkan bobot umbi setiap kategori kelas umbi dan persentase umbi yang dapat dipasarkan disajikan pada Tabel 6. Dalam hal persentase umbi kelas > 60 g, klon kentang 397079.6 memberikan persentase umbi yang tertinggi yaitu sebesar 78.1%, tetapi tidak berbeda nyata dengan persentase umbi klon kentang 388615.22, 393708.31, 397006.18, 397073.7 dan 399101.1, namun berbeda nyata dengan klon kentang lainnya yang ditanam pada penelitian ini. Persentase umbi kelas > 60 g yang terkecil ditunjukkan oleh klon kentang 388972.22. Pola pengamatan yang sama juga ditunjukkan pada

32 pengamatan persentase umbi yang dapat dipasarkan. Nampaknya persentase umbi kelas > 60 g menentukan persentase umbi yang dapat dipasarkan. Jika persentase umbi kelas > 60 g tinggi maka persentase umbi yang dapat dipasarkan juga cenderung tinggi.

Tabel 6. Persentase umbi berdasarkan bobot umbi beberapa klon kentang asal CIP, cv. Granola dan cv. Atlantic pada saat panen, Malino, Sulawesi Selatan, Agustus 2012 No Klon Kentang (CIP number) Persentase umbi >60g Persentase umbi 30-60g Persentase umbi <30g Persentase umbi yang dapat dipasarkan 1 30056.32 60.3 28.8 10.7 89.2 2 388615.22 73.9 19.3 6.8 93.2 3 388972.22 37.8 45.0 17.2 82.8 4 393708.31 72.5 20.2 7.3 92.7 5 397006.18 72.2 22.5 5.2 94.8 6 397036.7 56.8 31.8 11.4 88.6 7 397065.28 55.3 42.4 12.3 87.7 8 397069.5 47.9 35.5 16.7 83.3 9 397073.15 45.9 35.4 18.6 81.3 10 397073.16 47.1 39.0 13.8 86.2 11 397073.7 65.6 25.7 8.7 91.3 12 397077.16 49.9 32.9 17.1 82.9 13 397079.6 78.1 17.2 4.6 95.3 14 399101.1 71.0 20.5 8.4 91.6 15 390663.8 45.9 40.4 13.6 86.4 16 391402.5 60.5 26.3 13.3 86.7 17 392781.1 51.5 33.3 15.2 84.8 18 392822.3 49.4 40.8 9.8 90.2 19 393595.1 43.4 42.3 14.3 85.7 20 395192.1 57.9 35.7 6.4 93.6 21 Granola 50.2 37.3 12.5 87.4 22 Atlantic 45.6 37.6 16.7 83.3 Rata-rata 56.3 31.8 11.8 88.1 LSD 5% 14.9 12.1 7.4 7.4 KK (%) 16.1 23.0 37.7 5.1

33 Persepsi petani

Dalam rangka meningkatkan potensi diterimanya suatu varietas kentang, petani yang telah berpengalaman berbudidaya kentang telah diundang untuk mengevaluasi klon kentang yang menurut petani paling sesuai dengan kebutuhannya dan cocok dengan kondisi lingkungan tumbuhnya. Evaluasi diharapkan menghasilkan informasi tentang tipe pertumbuhan dan hasil umbi serta kriteria lainnya seperti bentuk umbi, kedalaman mata dan warna kulit maupun warna daging umbinya. Evaluasi oleh petani kentang telah dilaksanakan dua kali yaitu pada saat tanaman kentang berumur dua bulan untuk mengevaluasi tipe pertumbuhan tanaman dan pada saat panen untuk mengevaluasi kuantitas dan kualitas hasil umbi. Kualitas hasil umbi dilaksanakan dengan merebus umbi kentang dan menggoreng umbi kentang untuk dijadikan keripik kentang (potato chips).

Hasil evaluasi oleh petani kentang pada saat pertumbuhan (umur 8 minggu setelah tanam) menunjukkan bahwa pada umumnya petani kentang di kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa memilih klon kentang 388615.22, yang diikuti klon kentang 393708.31. Demikian pula dari segi ketahanan terhadap penyakit busuk daun (Phytophthora infestans), petani kentang memilih klon kentang 388615.22 dan 393708.31. Lima klon kentang yaitu 388615.22, 393708.31, 397079.6, 399101.1 dan 392822.3 dipilih petani kentang karena pada saat pertumbuhan menunjukkan tipe pertumbuhan tanaman yang lebih baik daripada pertumbuhan tanaman kentang yang ada di daerah kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.

Pada saat panen (15 minggu setelah tanam), dengan mengamati secara langsung hasil umbi pada tiap petak percobaan, petani kentang memilih klon kentang 388615.22 dan 393708.31 yang diikuti klon kentang 397006.18 dan 399101.1. Dalam hal bentuk umbi, petani kentang memilih klon kentang 393708.31 dan 399101.1 yang diikuti oleh klon kentang 397006.18 dan 388615.22, sedangkan dalam hal warna umbi, dua klon kentang yaitu klon kentang 397079.6 dan 397069.5 dan satu varietas yaitu Granola dipilih petani kentang. Seperti evaluasi petani pada saat pertumbuhan, petani kentang memilih klon kentang 393708.31, 397069.5, 397006.18, 388972.22 dan 388615.22 sebagai klon kentang yang mengungguli tanaman kentang yang ada di daerah daerah kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.

Dalam rangka evaluasi untuk kualitas umbi pada penelitian ini, umbi-umbi hasil panen juga digoreng untuk dibuat keripik kentang (potato chips) dan direbus.

34 Setelah dibuat keripik kentang, petani memilih klon kentang 393708.31, yang diikuti oleh klon kentang 388615.22, 397069.5, 399101.1, 393595.1 dan cv. Granola. Setelah umbi hasil panen direbus, klon kentang 393708.31, 388615.22 dan 399101.1 dipilih oleh petani kentang sebagai klon kentang yang mempunyai rasa enak.

Dokumen terkait