• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pendirian Bank Syariah

BAB II: LANDASAN TEORI

B. Tujuan Pendirian Bank Syariah

Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa Perancis dan kata banco dalam bahasa Itali, yang berarti peti atau bangku. Konotasi kata ini menunjukkan fungsi dasar bank secara komersial, yaitu menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti emas, berlian, uang dan sebagainya.74

Pada abad ke-12 kata banco di Italia merujuk pada meja, counter atau tempat usaha menukar uang (money changer) dan dalam arti transaksi bisnis yang lebih luas yaitu membayar barang dan jasa. Jadi fungsi dasar bank adalah menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman dan menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa.

Pada era modern ini, fungsi bank konvensional sebagai lembaga intermediasi75 adalah menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya

73www.eramuslim.com. Sikap (Immad) Dewan Syariah PKS atas Fatwa MUI tentang Bunga Bank Haram, 21 Maret 2004.

74Iswardono Sp, Uang dan Bank, (Yogyakarta: BPFE,1994), hal. 50. Lihat juga Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari'ah, (Jakarta: AlvaBet, 2003), hal. 1

75 Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa bank adalah Badan Usaha yang

kepada nasabah lain yang membutuhkan dana. Atas simpanan para nasabah itu bank memberi imbalan berupa bunga, demikian pula, atas pemberian pinjaman itu bank mengenakan bunga.76 Peran bank konvensional demikian besar dan memenuhi kebutuhan manusia saat ini akan jasa kemudahan transaksi keuangan dan menghidupkan kegiatan usaha manusia. Fungsi dan prinsip kerja bank yang lahir di benua Eropa ini diadopsi secara luas di dunia termasuk negara-nagara yang berpenduduk muslim.

Dalam perbankan konvensional terdapat kegiatan-kegiatan yang dilarang syariah Islam, seperti menerima dan membayar bunga (riba), membiayai kegiatan produksi dan perdagangan barang-barang yang dilarang syariah, seperti minuman keras, ini adalah imbas wajar dari adopsi suatu sistem ekonomi yang berkembang bukan dari budaya yang dilandasi Islam yaitu budaya kapitalisme benua Eropa.

Pendirian lembaga-lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan syariah Islam adalah upaya merealisasikan nilai-nilai ekonomi Islam dalam aktivitas nyata masyarakat dan dari sekian jenis lembaga keuangan, perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktivitas perekonomian masyarakat modern.

Zainul Arifin menyebutkan bahwa bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan, bisnis dan perbankan. Prinsip utama yang diikuti bank syariah adalah

1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi

2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah

3. Memberikan zakat.

mernghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Lembaran Negara Tahun 1998 No. 182

Beliau juga berpendapat sepanjang praktek perbankan konvensional tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, bank-bank Islam atau bank syari'ah77

dapat engadopsi sistem dan prosedur perbankan yang ada. Bila terjadi pertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, maka bank-bank syariah merencanakan dan menerapkan prosedur mereka sendiri guna menyesuaikan aktivitas perbankan mereka dengan prinsip-prinsip syariah.78

M.M. Metwally seorang profesor perbandingan sistem ekonomi di University of Wollongong Australia menjelaskan dalam bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Teori dan Model Ekonomi Islam, bahwa secara umum tujuan utama bank Islam ialah mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan semua kegiatan perbankan, finansial, komersial dan investasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Jadi kegiatan bank-bank Islam haruslah didasarkan atas:

1. Larangan bunga pada semua bentuk transaksi

2. Pelaksanaan aktivitas bisnis dan perdagangan atas dasar kejujuran dan keuntungan yang sah.

3. Pemupukan dana serta menggunakannya di negara-negara Islam 4. Pembinaan kebiasaan menabung di kalangan umat Islam

5. Penataan aktivitas bisnis yang dapat diterima oleh, dan sesuai dengan syariah. Jadi dalam situasi bagaimanapun bank Islam tidak akan

77Di Indonesia penggunaan nama Bank Syariah lebih popular sedangkan di luar negeri, seperti Malaysia, Bahrain, Pakistan, Iran dan negara lainya menggunakan istilah Bank Islam (Islamic Bank), malah pada awal kemunculan bank syari'ah disebut sebagai Bank Bagi Hasil oleh Bank Indonesia, untuk membedakannnya dengan bank konvensional, dimana Bank Syariah tidak menerapkan system bunga, tetapi bagi hasil, seperti keluarnya Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Bank Bagi Hasil yang dikeluarkan oleh Biro Penelitian dan Pengembangan Perbankan (sekarang direktorat) pada tahun 1992 namun selnjutnya Bank Indonesia memberikan penyebutan Bank Syariah dalam setiap regulasi yang dikeluarkannya . Secara akademik istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang berbeda, namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama, penekananya adalah pada pelaksanaan sistem dan managemen yang harus relevan dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam. Lihat Muslim Ibrahim, Bank Syari’ah Prospek dan Operasional Di Daerah Istimewa Aceh (Makalah pada seminar

Krisis Moneter, Hikmah dan Prospek Perekonomian Indonesia Mendatang, yang diselenggarakan

oleh HMJ Muamalah Fakultas Syariah IAIN Ar Raniry Banda Aceh Tanggal 9 Mei 1998). 78Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen, hal. 2-3

mengerjakan suatu kegiatan yang secara langsung melibatkan pembayaran atau penerimaan bunga, misalnya produksi, konsumsi atau distribusi minuman keras, perjudian, produksi, konsumsi atau distribusi daging babi atau aktivitas non Islam lainnya.

6. Mengembangkan kompetisi/daya saing bank Islam. 7. Pembayaran zakat

8. Kerjasama dengan bak-bank Islam lain di luar negeri untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial masyarakat muslim.79

Menurut Suharto dkk yang tergabung dalam tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, secara umum tujuan bank Syariah seharusnya adalah mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial, komersial dan inestasi sesuai dengan prinsip Islam. Upaya ini tentu saja harus didasari oleh larangan atas bunga pada setiap transaksi; prinsip kemitraan pada semua aktifitas bisnis yang atas dasar kesetaraan, keadilan dan kejujuran; hanya mencari keuntungan yang sah semata-mata; pembinaan mnajemen keuangan pada masyarakat; mengembangkan kompetisi yang sehat; menghidupkan lembaga zakat; dan pembentukan ukhuwah (networking) dengan lembaga keuangan Islam lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.80

Dokumen terkait