BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6. Tujuan Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan-kebijakan organisasi. Kebijakan-kebijakan organisasi dapat menyangkut aspek individual dan aspek organisasional. Menurut Dessler (2008:325) Tujuan Penilaian kinerja, sebagai berikut:
a) Penilaian kinerja memainkan peranan penting yang terintegrasi dalam proses manajemen kinerja perusahaan.
b) Penilaian kinerja memungkinkan pimpinan dan karyawan menyusun sebuah rencana untuk mengoreksi berbagai kekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk menegaskan hal-hal yang telah dilakukan dengan benar oleh karyawan.
c) Penilaian kinerja penting untuk tujuan perencanaan karir dengan memberikan kesempatan meninjau rencana karir karyawan dan memperhatikan kekuatan dan kelemahannya secara spesifik.
d) Penilaian sangat penting dalam pengambilan keputusan kenaikan gaji dan promosi.
33 Menurut Belarmino (2013:62-63) Penilaian kinerja bagi perusahaan memiliki berbagai manfaat antara lain evaluasi antar individu dalam organisasi, pengembangan dari diri setiap individu, pemeliharaan sistem dan dokumentasi. 1) Evaluasi antar individu dalam organisasi
Penilaian kinerja bertujuan untuk menilai kinerja setiap individu dalam organisasi dalam menentukan jumlah dan jenis kompensasi yang merupakan hak bagi setiap individu dalam organisasi.
2) Pengembangan dari diri setiap individu dalam organisasi
Penilaian kinerja pada tujuan ini bermanfaat untuk pengembangan karyawan yang memiliki kinerja rendah yang membutuhkan pengembangan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan.
3) Pemeliharaan sistem
Berbagai sistem yang ada dalam organisasi memiliki sub sistem yang saling berkaitan antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya. Oleh karena itu perlu dipelihara dengan baik.
4) Dokumentasi
Penilaian kinerja akan memberi manfaat sebagai dasar tindak lanjut dalam posisi pekerjaan karyawan di masa akan datang. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Menurut Agus Sunyoto dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2009:10) tujuan dari evaluasi kinerja adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kerja; 2) Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka
termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang - kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yangterdahulu;
3) Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.
4) Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
34 5) Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yangsesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika ada hal - hal yang perlu diubah.
Menurut Nurmianto dan Wijaya (2003) tujuan penilaian prestasi kinerja ada 2 (dua) tujuan pokok, yaitu:
1. Untuk tujuan administrasi personalia
a) Menjadi dasar pembuatan keputusan manajemen mengenai promosi, mutasi, demosi
b) dan pemberhentian pegawai.
c) Menjadi dasar dalam pemberian balas jasa.
d) Menjadi dasar dalam menetapkan program pendidikan dan pelatihan guna e) mendukung efektivitas unit unit kerja organisasi.
f) Menjadi dasar penetapan criteria criteria untuk seleksi dan penetapan pegawai.
g) Memberikan data mengenai produktivitas organisasi secara keseluruhan atau unit unit kerja dan individu individu pegawai khususnya.
2. Untuk tujuan bimbingan dan konseling
a) Merupakan forum pembimbingan dan konseling antara atasan dan bawahannya untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan pegawai. b) Mengidentifikasikan kelebihan atau kekurangan pegawai yang menjadi salah
satu dasar pertimbangan dalam melibatkan pegawai pada program pelatihan dan pengembangan pegawai.
c) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga dapat dicapai kinerja yang baik dalam rangka pencapaian tujuan unit kerja dan organisasi.
d) Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan atau pejabat penilai mengamati perilaku kerja pegawai sebagai totalitas hingga diketahui minat minat kemampuan kemampuan, serta kebutuhan pegawai.
35 Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis (1996:342) mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu: 1) Performance Improvement
Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
2) Compensation adjustment
Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
3) Placement decision
Menentukan promosi, transfer, dan demotion. 4) Training and development needs
Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal
5) Carrer planning and development
Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai. 6) Staffing process deficiencies
Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai. 7) Informational inaccuracies and job -design errors
Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama dbidang informasi job - analysis, job - design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia.
8) Equal employment opportunity
Menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif. 9) External challenges
Kadang – kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain - lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja, faktor - faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai 10) Feedback
Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.
36 I Komang Ardana, (2012:125) menjelaskan ada sepuluh manfaat dan kegunaan penilaian prestasi kerja.Dengan rincian sebagai berikut:
1) Perbaikan prestasi kerja yaitu umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan - kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.
2) Penyesuaian - penyesuaian kompensasi yaitu evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3) Keputusan - keputusan penempatan yaitu promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4) Kebutuhan - kebutuhan Latihan dan Pengembangan yaitu prestasi kerja yang
jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
5) Perencanaan dan Pengembangan karir yaitu umpan balik prestasi mengarahkan keputusan- keputusan karir, tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.
6) Penyimpangan - penyimpangan proses staffing yaitu prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan – kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
7) Ketidakakuratan informasi yaitu prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan kesalahan informasi analisis jabatan, rencana - rencana sumber daya manusia, atau komponen - komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan - keputusan personalia yang diambil tidak tepat.
8) Kesalahan - kesalahan desain pekerjaan yaitu prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnose kesalahan - kesalahan tersebut.
9) Kesempatan kerja yang adil yaitu penilaian prestasi kerja secara akurat dan menjamin keputusan - keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
37 10) Tantangan - tantangan eksternal yaitu prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor - faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah - masalah pribadi lainnya.