BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penyusunan Pedoman
B. Fungsi Pedoman
Penyusunan pedoman ini berlaku untuk semua program studi yang ada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Pedoman ini berfungsi untuk menyamakan model dan kaidah-kaidah penulisan, baik antar dosen pembimbing, maupun antara dosen dan mahasiswa. Tentunya pedoman ini tidak mengabaikan kekhasan yang dimiliki oleh setiap prodi, selama tidak menyimpang ketentuan baku dari pedoman umum.
C. Tujuan Penyusunan Pedoman
Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bersama dalam penulisan karya ilmiah bagi para dosen dan mahasiswa. Melalui buku pedoman ini diharapkan tercipta keseragaman dalam pola dasar karya ilmiah yang meliputi: ruang lingkup isi, karakteristik, format penulisan, serta proses bimbingan, evaluasi dan penilaiannya.
BAB II
PENULISAN MAKALAH
A. Pengertian Makalah
Menurut Surakhmad (1998:10) paper atau makalah adalah segala jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku maupun sebagai hasil karangan tentang sesuatu pokok persoalan. Sedangkan, menurut Tanjung dan Ardial (2010:7) makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif.
Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat ditarik sebuah pemahaman, bahwa yang dimaksud makalah adalah sebuah karya tulis yang membahas pokok persoalan tertentu dan ditulis secara sistematis serta melalui analisis yang logis dan objektif.
B. Karakteristik Makalah
Suatu makalah mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan hasil kajian literatur dan/atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan;
2. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan;
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan;
4. Mendemonstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh.
Menurut Alek dan H. Ahmad HP, (2010: 120-121) ciri – ciri makalah, yaitu:
1. Logis. Artinya keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji.
2. Objektif. Artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
3. Sistematis. Artinya apa yang disampaikan disusun secara runtut dan berkesinambungan.
4. Jelas. Artinya keterangan, pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan tidak membingungkan.
5. Kebenaran dapat diuji. Artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.
C. Jenis Makalah
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang dipakai, makalah dibedakan menjadi tiga katagori, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran.
1. Makalah Deduktif adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.
2. Makalah Induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang bersifat objektif sesuai apa yang diperoleh dari lapangan serta relevan dengan permasalahan yang dibahas.
3. Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang relevan sesuai dengan topik yang dibahas. Makalah campuran ini bisa disebut juga dengan malalah ilmiah. Karena didalamnya membahas mengenai permasalahan tertentu berdasarkan data yang ada dilapangan, bersifat objektif, dan didasarkan pula dengan teori – teori yang ada. Makalah campuran dibagi menjadi 6 macam (Maimunah, 2011:90 – 91), yaitu :
a) Makalah Ilmiah. Istilah makalah ilmiah pada umumnya dipakai bagi karya tulis hasil studi ilmiah yang berisi masalah dan pembahasannya karena studi semacam ini bersifat ilmiah, sudah selayaknya bila makalah ini ditulis secara obyektif-empiris melalui proses berpikir deduktif-induktif, dan tidak mengungkapkan pendapat penulis yang subyektif. Gaya bahasa yang dipakai dalam makalah ilmiah adalah sederhana, lugas-tegas dan tidak mementingkan keindahan bahasa, seperti dalam sastra seni.
Makalah ilmiah biasanya ditulis dari belakang meja dan dimaksudkan sebagai suatu sarana pemecahan suatu masalah secara ilmiah. Sudah menjadi kewajiban penulis makalah ilmiah memerlukan studi kepustakaan dan ini terlihat pada refrensi yang dicantumkan.
b) Makalah Kerja. Makalah ini hampir sama dengan makalah penelitian. Makalah kerja pada umumnya dibaca dalam seminar.
Makalah kerja disampaikan dalam bentuk argumentasi sebagai suatu hasil penelitian. Jadi, dalam makalah kerja yang dibacakan itu harus ada masalah.
c) Makalah Kajian. Istilah ini dipakai untuk karya tulis ilmiah yang merupakan sarana pemecahan suatu masalah yang kontroversial tanpa maksud untuk dibaca dalam suatu seminar. Makala kajian lazimnya tidak digolongkan sebagai makalah kerja.
d) Makalah Posisi. Istilah ini dipakai untuk karya tulis yang disusun karena terdapat masalah kontroversial. Makalah posisi ditulis karena diminta oleh suatu pihak sebagai alternatif pemecahan suatu masalah yang kontroversial. Prosedur pembahasan dan penulisannya dilakukan secara ilmiah, masalahnya pun ilmiah.
e) Makalah Analisis. Makalah analisis adalah istilah yang sering dipakai didalam mata kuliah untuk membedakannya dengan expository essay, creative essay, ataupun komposisi yang merupakan karya – karya tulis berisi karangan biasa dan tidak berisi analisis.
Makalah analisis berisi suatu analisis yang masalahnya telah ditentukan sebelumnya. Karya tulis semacam ini sifatnya obyektif-empiris.
f) Makalah Tanggapan. Bentuk karya tulis ini sering ditugaskan kepada mahasiswa. Makalah tanggapan dipakai untuk karya tulis pemenuhan tugas yang berupa reaksi terhadap suatu bacaan.
Makalah tanggapan dimaksudkan sebagai latihan dan biasanya pendek karena pembahasan dilakukan secara ilmiah, maka pemberian data dari bacaan biasanya berupa kutipan langsung.
D. Makalah yang dibuat
Pembuatan makalah dipersyaratkan sebagai salah satu tugas pada setiap program studi yang ada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Makalah yang diwajibkan adalah makalah analisis dan makalah posisi. Makalah analisis diwajibkan bagi mahasiswa smester V (lima) ke atas. Makalah posisi seyogianya berhubungan dengan mata kuliah pokok suatu program studi, karena idealnya satu makalah untuk setiap mata kuliah.
E. Sistematika Makalah
Secara garis besar isi dan sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian awal
a) Halaman Sampul
Hal – hal yang ada pada bagian sampul adalah: judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat, dan penulisan makalah.
b) Daftar Isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Penulisan daftar isi dipandang perlu jika panjang makaah lebih dari 15 makalah. Penulisan daftar isi
dilakukan dengan ketentuan bagian makalah yang merupakan sub judul ditulis menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata ditulis dengan huruf besar), penulisan subjudul yang dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah.
c) Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Identitas tabel dan gambar dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan secara terpisah; tetapi jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel atau gambar sebaiknya penulisan daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
2. Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama, dan penutup. Ada tiga macam cara penulisan yang dapat digunakan dalam menulis makalah yaitu: penulisan dengan menggunakan angka (Romawi atau Arab), penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad dan penulisan tanpa menggunakan abjad maupun angka.
a) Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah.
1) Latar Belakang Penulisan Makalah
Butir – butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah adalah hal – hal yang melandasi ditulis makalah. Hal – hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoritis maupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi.
2) Masalah atau Topik Bahasan
Masalah atau topik bahasan tidak hanya terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan yang lebih lanjut,
persoalan yang memerlukan pendiskripsian lebih lanjut, persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali dalam penulisan makalah.
3) Tujuan Penulisan Makalah
Perumusan tujuan penulisan makalah yang dimaksud bukan hanya memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulis makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah rumusan tujuan penulisan makalahdapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutny dalam penulisan makalah. Bagi pembaca perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasi tentang apa yang disampaikandalam makalah tersebut. Rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup tersebut.
b) Teks Utama
Bagian utama teks makalah berisi pembahasan topik – topik makalah. Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah.
c) Penutup
Pada bagian penutup dapat juga diberikan saran – saran atau rekomendasi sehubungan dengan masaah yang telah dibahas.
Saran sebaikny diberikan secara spesifik maksudnya ditujukan kepada siapa, dalam bentuk apa saran itu dilaksanakan.
3. Bagian Akhir a) Daftar Rujukan
Berisi sebuah daftar acuan yang memuat daftar bibliografi sebuah buku yang dijadikan sebagai rujukan. Dengan kata lain daftar rujukan bias disebut sebagai daftar pustaka.
b) Lampiran (Jika Ada)
Bagian lampiran berisi hal – hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal – hal yang dimaksud dapat berups angka maupun yang berupa diskripsi teba dan yang dipandang sangat penting tapi tidak dimaksudkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknya diberi nomer halaman.
BAB III
PENULISAN LAPORAN BUKU DAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH
A. Pengertian
Laporan buku/bab/artikel jurnal ilmiah pada dasarnya adalah karya ilmiah yang mendemonstrasikan pemahaman siswa terhadap isi buku/bab/ artikel jurnal ilmiah yang dilaporkannya disertai dengan pandangan penulis terhadap isi buku /bab/artikel yang ditelaahnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi, laporan buku/bab/artikel jurnal juga mendemonstrasikan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis, menarik inferensi, menilai (mengkritik) isi buku/bab/artikel jurnal yang dibacanya. Oleh karena itu, laporan buku/bab/artikel jurnal lebih dari sekedar ringkasan apalagi terjemaahan, tetapi berisi kajian yang bersifat kritis analitis.
Sebagai bagain dari tugas perkuliahan, buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan ditentukan oleh dosen atau diusulkan oleh mahasiswa kepada dosennya untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
Karena laporan buku/bab/artikel jurnal bertujuan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap topik atau teori tertentu sesuai dengan yang program studi ditempuhnya, maka criteria berikut ini perlu menjadi acuan.
1. Buku/bab/artikel jurnal ilmiah harus aktual, diterbitkan pertama kali tidak lebih dari 5 (lima) tahun terakhir.
2. Buku/bab/artikel sebaiknya terpilih karena kualitas (otoritatif) isinya dan merupakan sumber primer pada bidangnya.
3. Buku/bab/artikel jurnal yang lama dapat dijadikan sebagai bahan laporan sejauh dinilai amat mnedasari kajian terbaru , misalnya karena buku tersebut merupakan masterpiece dalam bidangnya atau merupakan sumber primer.
Dalam laporan buku/jurnal ini, mahasiswa diperbolehkan mengutif beberapa bagian dari buku/bab/artikel jurnal yang dibahasnya.
Kutipan tersebut sifatnya hanyalah memperkuat atau mendukung pendapat penulis laporan buku tentang isi bagian tertentu dari buku/bab/artikel jurnal tersebut. Kutipan ini tidak boleh menjadi sesuatu yang dominan dalam laporan yang disampaikan.
Dalam laporan tersebut mahasiswa diharuskan merumuskan isi pokok pikiran pengarang pada buku/bab/artikel yang dibedahnya serta komentar terhadap isinya. Rumusan ini pokok ini meliputi permasalahan yang diajukan pengaran, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan yang diajukan, konsep dan teori yang dikembangkan dalam buku/bab/artikel tersebut, serta kekhasan pendapat pengarang. Dalam hal laporan bab harus pula dinyatakan kedudukan bab tersebut, serta kekhasan pendapat pengarang. Dalam hal laporan bab, harus pula dinyatakan kedudukan bab tersebut dalam keseluruhan isi buku.
B. Jenis-jenis Laporan
Adapun jenis-jenis laporan adalah sebagai berikut.
1. Laporan buku; bila laporan tersebut berisi laporan dan kajian tentang isi satu judul buku secara utuh.
2. Laporan Bab; bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang isi satu atau beberapa bab/bagian dari sebuah buku.
3. Laporan artikel jurnal; bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang isi satu atau beberapa artikel yang dipilih dari jurnal ilmiah, baik jurnal tercetak maupun jurnal ilmiah dalam internet.
4. Annoted bibliography; berisi ringkasan singkat yang dituangkan dalam 2-3 paragraf tulisan tentang isi sesuatu buku atau artikel jurnal yang memuat judul buku/artikel, nama pengarang, tahun terbit, nama penerbit, kata-kata kunci, dan pokok-pokok isi buku/artikel jurnal tersebut dalam beberapa kalimat.
5. Kajian tentang situs/home page dalam internet. Laporan atau kajian tentang sisi sesuatu situs atau home page di dalam internet/ website
merupakan perkembangan baru yang perlu diikuti dan dikuasai mahasiswa.
6. Pada dasarnya mahasiswa dapat mengakses secara Cuma-cuma pokok-pokok hasil penelitian dalam internet sesuai dengan topik yang dipilihnya. Hasil pencarian tersebut dapat dilaporkan sebagi tugas dalam mata kuliah tersebut.
C. Sistematika Laporan 1. Pendahuluan;
Memberikan gambaran tentang keadaan buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan seperti judul, pengarang, tahun terbit, beserta penerbitan serta alasan pemilihan buku/bab (bukan alasan formal karena ditugaskan).
2. Isi buku/bab/artikel;
Mengemukakan isi dari buku/bab/artikel yang dilaporkan sebagi bukti pemahaman pelapor terhadap buku/bab/artikel yang dilaporkan.
3. Komentar;
Komentar penulis terhadap isi buku/bab/artikel tersebut sebaiknya analitis dan kritis.
4. Kesimpulan;
Kesimpulan tentang buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan atau saran terhadap studi yang dipelajari.
D. Sistematika dan Tata Tulis Jurnal 1. Sistematika
a. Artikel Journal dari Hasil Penelitian Judul
Abstrak
Pendahuluan (Bockground)
Metode Penelitian (Research Method)
Hasil Penelitian dan Pembahasan (Finding and Discussion) Simpulan dan Saran (Conclusion and Recommendation) Daftar Pustaka.
b. Artikel Journal dari Hasil Kajian Judul
Abstrak
Pendahuluan (Background) Pembahasan (Discussion)*
Simpulan (Conclusion/Recommendation) Daftar Pustaka.
Untuk bidang seni disertai foto karya 2. Tata Tulis Jurnal
a. Abstrak dibuat dari keseluruhan artikel, ditulis dalam satu paragraf dalam dua bahasa (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris).
b. Panjang Abstrak antara 130-150 kata maksimal 1 halaman diketik 1 spasi TNR-11. ditulis naratif memuat tujuan, metode serta hasil penelitian.
c. Panjang artikel kurang lebih 15 halaman A4, diketik 1 spasi, format 1 kolom, font Time New Roman (TNR) 11, ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku dan benar.
d. Judul dalam bahasa Indonesia, ditulis dengan huruf TNR-11 bold, maksimal 15 kata, rata tengah. Untuk judul versi bahasa Inggris ditulis dengan huruf TNR-11 bold, rata tengah.
e. Nama penulis diikuti lembaga afiliasi atau instansi, ditulis dengan huruf kecil (lowercase) TNR-11 disertai alamat korespondensi (khususnya email).
f. Kata kunci: satu atau lebih kata atau frase yang penting, spesifik, atau representatif bagi artikel ini.
g. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia baku, memuat: (1) Judul, (2) Abstrak, (3) Pendahuluan, (4) Metode, (5) Hasil Penelitian dan Pembahasan, (6) Simpulan dan Saran, (7) Daftar Pustaka, dan (8) Biodata Penulis.
h. Daftar Pustaka ditulis dengan meratifikasi APA Edisi IV. Ditulis dalam spasi tunggal atau at least 12pt, antardaftar pustaka diberi
jarak satu spasi. Sebagian contoh cara penulisan referensi/acuan di dalam DAFTAR PUSTAKA, diberikan berikut.
1) Contoh jika berasal dari buku teks:
Gronlund, N.E. & Linn, R.L. (1990). Measurement and evaluation in teaching. (6 ed.). New th York: Macmillan.
2) Dari buku teks yang dirangkum oleh editor.
Effendi, Sofian. (1982). Unsur-unsur penelitian ilmiah. Dalam Masri Singarimbun (Ed.). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
3) Dari buku terjemahan
Daniel, W.W. (1980). Statistika nonparametrik terapan. (Terjemahan Tri Kuntjoro). Jakarta : Gramedia.
4) Dari skripsi/tesis/desertasi
Suyanto, Slamet (2009). Keberhasilan sekolah dalam ujian nasional ditinjau dari organisasi belajar. Disertasi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Jakarta.
5) Dari jurnal:
Pritchard, P.E. (1992). Studies on the bread-improving mechanism of fungal alpha-amylase. Journal of Biological Education,26 (1), 14-17.
6) Dari kumpulan abstrak penelitian atau proceeding:
Paidi. (2008). Urgensi pengembangan kemampuan pemecahan masalah dan metakog-nitif siswa SMA melalui pembelajaran biologi. Prosiding, Seminar dan Musyawarah Nasional MIPA yang diselenggarakan oleh FMIPA UNY, tanggal 30 Mei 2008.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
7) Dari internet
White, H. (2007). Problem-based learning in introductory science across disciplines. Diakses tanggal 27 Maret 2007 dari http://www.udel.edu/chem/white/finalrpt.html
BAB IV
PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI
A. Proposal Skripsi Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
1. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. (lihat pendahuluan )
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah itu merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.
3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas/lebar agar penelitian lebih fokus dan terarah. Batasan masalah berati pemilihan masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi. Batasan masalah dalam arti lain menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah.
4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya.
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
6. Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian.
Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah
peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional.
Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
7. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
8. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis.
Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
9. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi