• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Tahun 2018 - 2023

2.1.3 Tujuan

Tujuan Rencana Strategis Perangkat Daerah adalah untuk merealisasikan pelaksanaan misi Kabupaten Lumajang yang akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Tujuan pembangunan ini ditetapkan untuk memberikan arah terhadap program pembangunan kesejahteraan sosial Dinas Sosial secara umum dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.

Dinas Sosial untuk tahun 2021 menetapkan tujuan yakni Meningkatnya Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sosial. Dengan indikator tujuan persentase meningkatnya jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar dengan target 19,21%. Setelah ada perubahan Renstra tujuan Dinas Sosial tetap, akan tetapi indikator tujuan berubah menjadi persentase PPKS Mandiri dengan target 14,40%.

15 2.1.4 Sasaran

Sasaran adalah suatu kondisi yang ingin dicapai dalam jangka waktu pendek, biasanya dalam waktu satu tahun. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan. Setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran.

Sasaran pembangunan yang ingin dicapai oleh Dinas Sosial selama kurun waktu satu tahun sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Bupati Lumajang kepada Dinas Sosial sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Lumajang Nomor: 86 Tahun 2016 tanggal 10 Nopember 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan

Untuk mencapai tujuan Meningkatnya Jangkauan Pelayanan Sosial ditetapkan masing-masing dua) sasaran dan dua indikator sasaran sebagai berikut:

 Sasarannya adalah:

a. Meningkatnya Kesejahteraan PMKS;

b. Meningkatnya jumlah dan peran potensi sumber kesejahteraan Sosial.

 Indikator sasarannya adalah :

a. Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar;

Sebelum perubahan Renstra indikator ini merupakan indikator tujuan, akan tetapi setelah ada perubahan Renstra, Indikator ini menjadi indikator sasaran perangkat daerah.

b. Persentase Meningkatnya Jumlah dan Peran PSKS.

2.1.5 Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Sebagai salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata kelola pemerintahan yang baik di Indonesia, maka diterbitkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang

16

Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Berikut disajikan (2) dua Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati sebelum dan sesudah Perubahan Renstra. Hal ini dilakukan karena DPA/RKA Dinas Sosial Tahun 2021 mengacu pada DPA/RKA sebelum Perubahan Renstra.

1. Sebelum ada Perubahan Renstra Tahun 2021, Dinas Sosial memiliki IKU sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BUPATI

Instansi : DINAS SOSIAL KABUPATEN LUMAJANG Tugas : Membantu Bupati melaksanakan urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang sosial.

Fungsi : a. Perumusan kebijakan tekni dibidang Sosial b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang Sosial

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

Tujuan : Meningkatnya Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sosial

Indikator Tujuan

: Persentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

17

Tujuan Indikator

Kinerja Tujuan Rumus / Formula

Sumb dengan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) adalah Perseorangan, kelompok, dan / atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun rohani secara memadai dan wajar.

Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. PMKS Terdiri dari 23 item antara lain : Anak terlantar,anak yg berhadapan

dengan hukum,anak

DTKS

18

Tujuan Indikator

Kinerja Tujuan Rumus / Formula

Sumb er Data

Pena nggu ng Jawa

b

jalanan,anak dengan

kedisabilitasan,anak yg menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah,anak yg memerlukan perlindungan

khusus,lanjut usia

terlantar,penyandang disabilitas,tuna

susila,gelandangan,pengemis,pem ulung,kelompok minoritas,bekas warga binaan LP,Orang dengan HIV AIDS/ODHA,Koeban penyalahgunaan NAPZA,Korban Trafikking,Korban tindak kekerasan,pekerjamigran

bermasalah sosial,korban bencana alam,perempuan rawan sosial ekonomi,fakir miskin,keluarag bermasalah sosial psikologis,komunitas adat terpencil. Penanganan para

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) sudah seharusnya menjadi salah satu program prioritas pemerintah.

Ket: PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya data diambil dari Data DTKS Tahun 2021 yang memperolah bantuan dan pelayanan sosial dari Dinas Sosial selama setahun.

19

Tahun Realiasasi Target Capaian Kinerja

2017 26,71 10,90 245,05%

2018 15,07 14,43 104,43%

2019 26,43 15,87 166,54%

2020 78,75 17,46 451,03%

2021 84,47 19,21 439,72%

Indikator tujuan pada IKU ini tidak smart, karena formulasi yang digunakan kurang tepat; PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya diperoleh dengan perhitungan jumlah seluruh PMKS yang mendapatkan bantuan/ pelayanan sosial dibagi jumlah PMKS keseluruhan sesuai dengan data PMKS Tahun 2021. Oleh karena itu, indikator ini hanya menggambarkan output dan belum menggambarkan outcome, target kinerjanya juga terlalu kecil yang hanya sebesar 19,21% sehingga capaian kinerjanya menjadi 439,72%. Melihat capaian kinerja ini jelas terjadi kesalahan dalam penetapan target maupun formulasi perhitungannya. Oleh karena itu, dalam perubahan Renstra, IKU Bupati dirubah sebagai berikut:

2. Setelah adanya Perubahan Renstra Tahun 2021, IKU Bupati untuk Dinas Sosial direview sebagai berikut

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BUPATI

Instansi : DINAS SOSIAL KABUPATEN LUMAJANG Tugas : Membantu Bupati melaksanakan urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang sosial.

Fungsi : a. Perumusan kebijakan tekni dibidang Sosial

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Sosial c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas

20

sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

Tujuan : Meningkatnya Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sosial

Indikator Tujuan

: Persentase Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) mandiri secara fisik dan ekonomi

Tujua n

Indikator Kinerja Tujuan

Rumus / Formula

Sum penyandang disabilitas yang mampu mandiri secara fisik setelah mendapatkan bantuan social . sedangkan PPKS mandiri secara ekonomi adalah PPKS yang sudah tidak mendapat bantuan dan mandiri secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya . Sedangkan yang dimaksud dengan PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat

Lapor

21

Tujua n

Indikator Kinerja Tujuan

Rumus / Formula

Sum ber Data

Pena nggu ng Jawa

b melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga

tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. PPKS Terdiri dari 26 item antara lain Fikir Miskin, anak jalanan,Tuna Susila, gelandangan pengemis , anak terlantar,anak dengan kedisabilitasan,korban bencana alam,korban bencana sosial,korban Napza dll . Penanganan para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sudah seharusnya menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Hal ini sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Tahun Realiasasi Target Capaian Kinerja

2017 8,17 8,17 100,00%

2018 10,82 10,82 100,00%

2019 11,89 11.89 100,00%

2020 13,08 13.08 100,00%

22

2021 14,49 14.40 100,63%

Indikator tujuan pada IKU ini sudah bersifat indikator manfaat karena menggambarkan manfaat dan dampak dari pelayanan yang diberikan Dinas Sosial kepda PPKS. Indikator tujuan pada IKU Bupati yang sudah diriview bersifat smart indikator, karena indikator ini menunjukkan kualitas pelayanan Dinas Sosial.

Peraturan Menteri Sosial Nomor : 111/HUK/2009 Tentang indikator kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial pasal 5 Bagian kedua indikator manfaat pembangunan kesejahteraan social terdiri dari:

a. Keberfungsian social;

b. Peran kelembagaan kesejahteraan social; dan c. Peran lingkungan social

Pasal 6

1) Keberfungsian social sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a merupakan kemampuan individu, kelompok, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, mengatasi masalah, dan menampilkan peran sesuai dengan statusnya.

2) Indikator keberfungsian sosial sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari :

a. Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu mengurus diri sendiri;

b. Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menjalin relasi sosial yang harmonis;

c. Rata-rata persentase PMKS yang ditangani memiliki kemandirian ekonomi;

d. Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu melaksanakan peranan sosial;

e. Rata-rata persentase PMKS dengan kecacatan yang ditangani berfungsi secara fisik;

f. Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu menghadapi situasi kritis; dan

g. Rata-rata persentase PMKS yang ditangani mampu berintegrasi sosial.

23

IKU Bupati hasil riviu yang tertera pada table diatas sudah selaras dengan PERMENSOS Nomor: 111/HUK/2009 pada pasal 6 bagian kedua huruf c dan e. Indikator tersebut sudah selaras dengan sasaran P-RPJMD 2018-2023 yang diambil sebagai tujuan Dinas Sosial yaitu:

Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.

Tujuan tersebut mengandung 2 tugas yang harus dilaksanakan Dinas Sosial yaitu :

1. Dinas Sosial harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas

2. Dinas Sosial harus mampu memberikan pelayanan yang menjangkau masyarakat pemerlu pelayanan sosial yang seluas-luasnya

Capaian Kualitas pelayanan dinas sosial bisa dilihat pada capaian IKU Bupati dengan Indikator Tujuan : Persentase PPKS Mandiri secara fisik dan ekonomi dengan formulasi perhitungan sebagai berikut :

∑ PPKS mandiri secara fisik dan ekonomi x 100 %

∑ PPKS yang mendapat bantuan

Sedangkan jangkauan pelayanan Dinas Sosial bisa dilihat pada capaian Indikator Kinerja Sasaran. Rincian dan penjelasan lebih lanjut tentang Indikator Kinerja sasaran Dinas Sosial sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA SASARAN DINAS SOSIAL SEBELUM PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023

Instansi : DINAS SOSIAL KABUPATEN LUMAJANG Tugas : Membantu Bupati melaksanakan urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang sosial.

Fungsi : a. Perumusan kebijakan tekni dibidang Sosial

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Sosial c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas

sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

24

Tujuan : Meningkatnya Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sosial

Indikator Tujuan

: Persentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

Sasaran : a. Meningkatnya kesejahteraan PMKS b. Meningkatnya jumlah dan peran PSKS

Indikator sasaran

: a. Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya

b. Persentase peningkatan jumlah PSKS yang berperan dalam penanganan PPKS

Sasara

Rumus / Formula

Sum (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) sesuai dengan Peraturan Permensos no. 5 Tahun 2019 adalah Perseorangan, kelompok, dan / atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun rohani secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,

Lapor

25

Rumus / Formula

Sum keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial,

keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. PMKS Terdiri dari 23 item antara lain : Anak terlantar,anak yg berhadapan dengan hukum,anak jalanan,anak dengan kedisabilitasan,anak yg menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah,anak yg memerlukan perlindungan khusus,lanjut usia terlantar,penyandang disabilitas,tuna

susila,gelandangan,pengemis,pemulung,kelo mpok minoritas,bekas warga binaan LP,Orang dengan HIV AIDS/ODHA,Koeban penyalahgunaan NAPZA,Korban

Trafikking,Korban tindak

kekerasan,pekerjamigran bermasalah sosial,korban bencana alam,perempuan rawan sosial ekonomi,fakir miskin,keluarag bermasalah sosial psikologis,komunitas adat terpencil. Penanganan para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sudah seharusnya menjadi salah satu program prioritas pemerintah.

2.Meni

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Din as Sosi al

26

Rumus / Formula

Sum

adalah Perseorangan, Keluarga, Kelompok dan atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan,

mendukung dan memperkuat

penyelenggaraan kesejahteraan sosial, terdiri atas 15 Kategori , antara lain Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tagana, TKSK, Karang Taruna,LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) dll.

Indikator sasaran yang ada pada Dinas Sosial merupakan indikator keluaran (output) sesuai dengan PERMENSOS RI Nomor/111/HUK/2009 bagian ketiga indikator keluaran pasal 9, indikator keluaran pembangunan kesejahteraan sosial meliputi :

a. Akses pelayanan kesejahteraan sosial;

b. Mutu pelayanan kesejahteraan sosial; dan c. Kontribusi sector terkait.

Pasal 10

1) Indikator akses pelayanan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a merupakan keterjangkauan pelayanan kesejahteraan sosial yang ditunjukan bagi PMKS.

2) Indikator akses pelayanan kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu: persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya.

27

Capaian Kinerja Sebelum Perubahan Renstra 2018-2023 Tahun Realiasasi % Target % Capaian

Kinerja

2017 26,71 10,90 245,05%

2018 15,07 14,43 104,43%

2019 26,43 15,87 166,54%

2020 78,76 17,46 451,03%

2021 84,47 19,21 439,72%

Indikator sasaran ini sebelum ada perubahan Renstra menjadi indikator tujuan Dinas Sosial/ IKU Bupati. Oleh karena itu, target yang dibebankan juga terlalu kecil, sehingga capaian kinerjanya menjadi sangat besar dan tidak rasional yaitu sebesar 451,03% pada tahun 2020 dan sebesar 439,72% pada tahun 2021. Setelah ada perubahan Renstra indikator sasaran ini menjadi indikator sasaran perangkat daerah dengan penetapan target yang juga berubah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA SASARAN DINAS SOSIAL SETELAH PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023

Instansi : DINAS SOSIAL KABUPATEN LUMAJANG Tugas : Membantu Bupati melaksanakan urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang sosial.

Fungsi : a. Perumusan kebijakan teknik dibidang Sosial

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Sosial c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas

sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

Tujuan : Meningkatnya Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sosial

28

Indikator Tujuan

: Persentase PPKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

Sasaran : c. Meningkatnya kesejahteraan PPKS d. Meningkatnya jumlah dan peran PSKS

Indikator sasaran

: c. Persentase PPKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya

d. Persentase peningkatan jumlah PSKS yang berperan dalam penanganan PPKS

NO

Rumus / Formula

Su (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) sesuai dengan Peraturan Permensos no. 5 Tahun 2019 adalah Perseorangan, kelompok, dan / atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun rohani secara memadai dan wajar.

Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan

Lap

29

Rumus / Formula

Su (secara mendadak) yang kurang mendukung,

seperti terjadinya bencana. PPKS Terdiri dari 23 item antara lain : Anak terlantar,anak yg berhadapan dengan hukum,anak jalanan,anak dengan kedisabilitasan,anak yg menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah,anak yg memerlukan perlindungan khusus,lanjut usia terlantar,penyandang disabilitas,tuna susila,gelandangan,pengemis,pemulung,kelo mpok minoritas,bekas warga binaan LP,Orang dengan HIV AIDS/ODHA,Koeban

penyalahgunaan NAPZA,Korban

Trafikking,Korban tindak

kekerasan,pekerjamigran bermasalah sosial,korban bencana alam,perempuan rawan sosial ekonomi,fakir miskin,keluarag bermasalah sosial psikologis,komunitas adat terpencil. Penanganan para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sudah seharusnya menjadi salah satu program prioritas pemerintah.

2 Menin

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah Perseorangan, Keluarga, Kelompok dan atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan,

Din as Sosi al

30

NO

Sasar an Strate

gis

Indikator Kinerja Sasaran

Rumus / Formula

Su mb er Dat a

Pen ang gun g Jaw

ab

mendukung dan memperkuat

penyelenggaraan kesejahteraan sosial, terdiri atas 15 Kategori , antara lain Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tagana, TKSK, Karang Taruna,LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) dll.

31

Capaian Kinerja Setelah Perubahan Renstra 2018-2023 Tahun Realiasasi % Target % Capaian

Kinerja

2017 - - -

2018 15,07 15 100,46%

2019 26,43 25 105,72%

2020 78,76 78,76 100,00%

2021 84,47 80 105,9%

Dengan perubahan target kinerja maka capaian kinerja Dinas Sosial lebih rasional karena berada pada range antara 100-120 persen sebesar 105,01% pada tahun 2020 dan sebesar 105,9% pada tahun 2021.

2.2 Perjanjian Kinerja 2021

Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji dari perencana kinerja tahunan yang sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan pemerintahan, karena merupakan wahana proses tentang memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan.

Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Kabupaten Lumajang Tahun 2021 sudah mengikuti target sesuai dengan Perubahan Renstra dengan uraian sebagai berikut:

32

Tabel 2. 2 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Dinas Sosial Kabupaten Lumajang

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1

Meningkatnya Jumlah PPKS Mandiri

Persentase Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS)

Mandiri 14,40%

2. Meningkatnya

Kesejahteraan PPKS

Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

80%

3. Meningkatnya jumlah dan peran PSKS

Persentase peningkatan jumlah PSKS yang berperan

dalam penanganan PMKS 83 % Perjanjian kinerja Dinas Sosial didukung dari perjanjian kinerja Sekretariat, Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Bidang Penanganan dan Pemberdayaan Sosial dan Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial.

2.2.1 Perjanjian Kinerja Sekretariat

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target

1 Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja

33

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target

5

Meningkatnya

Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang

Urusan Pemerintah Daerah

Persentase fasilitasi pengadaan Barang Milik Daerah

penyediaan jasa penunjang Urusan Pemerintahan Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

Persentase fasilitasi

pemeliharaan Barang Milik Daerah

100%

2.2.2 Perjanjian Kinerja Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target

1

Meningkatnya

Kesejahteraan PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial)

Persentase PPKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

80%

2

Meningkatnya Penyandang Disabiltas Terlantar, Anak Terlantar, Lanjut Usia Terlantar, serta

Gelandangan Pengemis di Luar Panti Sosial yg

mendapat rehabilitasi sosial

Jumlah Penyandang

Disabiltas Terlantar, Anak Terlantar, Lanjut Usia Terlantar, serta

Gelandangan Pengemis di Luar Panti Sosial yg

mendapat rehabilitasi Sosial (PPKS) lainnya Bukan Korban HIV/Aids dan Napza di Luar Panti

Jumlah Pemerlu

Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) lainnya Bukan Korban HIV/Aids dan Napza di Luar Panti

200 orang

34

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target Sosial yg mendapat

rehabilitasi sosial

Sosial yg mendapat rehabilitasi sosial

2.2.3 Perjanjian Kinerja Bidang Penanganan dan Pemberdayaan Sosial

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya jumlah dan peran PSKS

Persentase PSKS yang berperan dalam

penanganan PPKS

83%

2

Meningkatnya Pengelolaan Data Fakir Miskin

Cakupan Daerah Kabupaten/Kota

Jumlah Fakir Miskin Cakupan daerah

Makam Pahlawan Nasional Kabupaten/Kota

Jumlah Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Nasional Kabupaten/Kota

I TMP (12 laporan )

2.2.4 Perjanjian Kinerja Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target 1 Meningkatnya

Kesejahteraan PPKS

Persentase PPKS yang

memperoleh bantuan sosial 80%

35

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target (Pemerlu Pelayanan

Kesejahteraan Sosial)

untuk pemenuhan kebutuhan dasar

2 Meningkatnya jumlah dan peran PSKS

Persentase Peningkatan jumlah PSKS yang berperan dalam penanganan PPKS

83%

3

Meningkatnya

Pengelolaan Data Fakir Miskin Cakupan

Daerah

Kabupaten/Kota

Jumlah KPM PKH yang telah melaksanakan Korban Bencana Alam dan Sosial

Kabupaten/Kota

jumlah korban bencana alam dan sosial

kabupaten/kota yg kesiapsiagaan bencana di kabupaten

23 orang

2.3. Perencanaan Anggaran 2021

Untuk melaksanakan 2 sasaran dengan 3 (Tiga)) indikator kinerja, Dinas Sosial Kabupaten Lumajang didukung oleh anggaran belanja sebagai berikut:

Tabel 2. 3 Perencanaan Anggaran 2021 Dinas Sosial Kabupaten Lumajang

36

2 PROGRAM PEMBERDAYAAN

SOSIAL : Rp 5.731.888.300,- DAU

4 PROGRAM REHABILITASI

SOSIAL : Rp 247.947.750,- DAU

5 PROGRAM PERLINDUNGAN

DAN JAMINAN SOSIAL : Rp 5.428.690.700,- DAU

5 PROGRAM PENANGANAN BENCANA

: Rp 166.143.000,- DAU

6 PROGRAM PENGELOLAAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN

: Rp 210.457.747,- DAU

JUMLAH :

37

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Dinas Sosial Kabupaten Lumajang Tahun 2021 Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/ pemberi amanah. Dinas Sosial Kabupaten Lumajang selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Sosial Kabupaten Lumajang yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2018-2023 maupun Rencana Kerja Tahun 2020.

Kerangka Pegukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Lumajang dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Peraturan Presiden RI nomor : 29 Tahun 2014, Permenpan RB Nomor 12 Tahun 2015 pada Lembar Kriteria Evaluasi dan Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014.

Adapun Pengukuran Kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut :

1. Semakin tinggi angka persentase menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik (positif), maka digunakan rumus:

Realisasi Kinerja

% Capaian Kinerja = X 100 % Target Kinerja

2. Semakin tinggi angka persentase menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin buruk (negatif), maka digunakan rumus:

Rencana –(Realisasi-target)

% Capaian Kinerja = X 100 % Target

38

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja setiap indikator, dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran yang dikategorikan menjadi 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI

1 Lebih dari 100% Baik Sekali (BS) 2 Lebih dari 75% sd. 100% Baik (B)

3 55% sd. 75 % Cukup (C)

4 Kurang dari 55 % Kurang (K)

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

Dalam laporan ini, Dinas Sosial Kabupaten Lumajang menyajikan (2) dua versi laporan pencapaian kinerja yang pertama berdasarkan Renstra lama (belum diriviu) dan yang kedua Renstra 2018-2023 setelah direvisi. Laporan Capaian Kinerja Dinas Sosial dapat dilihat pada table sebagai berikut :

39

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2021 2.1 Capaian Kinerja IKU Bupati Tahun 2021

Tabel 3. 2 Capaian IKU Bupati sebelum perubahan dan sesudah perubahan Renstra 2018-2023

SEBELUM PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023

Tujuan Indikator

Tujuan Indikator

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Halaman 21-0)

Dokumen terkait