2.4.1 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran Pembangunan sanitasi, dirumuskan sebagai berikut : Tabel 2.14
Tujuan Umum dan sasaran pembangunan Sanitasi di Kota Tasikmalaya 2013 - 2017
Pengelolaan Air Limbah
Tujuan : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Hal 2- 28 Catatan :
Pengelolaan Persampahan
Tujuan : Peningkatan cakupan pelayanan dan pengelolaan sampah
Sasaran : 1 Optimalisasi upaya penanganan sampah melalui konsep 3R
2 Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas system pengelolaan
3 Tersusunnya PJM dan masterplan/outlineplan atau PTMP (Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Catatan :
Pengelolaan Drainase
Tujuan : Terciptanya pembangunan saluran drainase yang berwawasan lingkungan
Sasaran : 1 Pengembangan jaringan drainase serta PS pendukung meningkatkan
pelayanan sarana drainase dan melindungi kawasan permukiman dari resiko genangan
2 Peningkatan sistem drainase dalam rangka mengurangi wilayah genangan di perkotaan
Catatan :
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat
Sasaran : 1 Merubah paradigma masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat
2 Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat
Catatan :
Sumber : hasil Analisis
2.4.2 Arah dan Tahap Pancapaian
2.4.2.1 Penetapan Zona Sanitasi
Secara diagramatis penentuan indicator kriteria zona sanitasi dapat digambarkan dalam Gambar 2.8
Gambar 2.8
Hal 2- 29 A. Beberapa indikator untuk menetapkan zona air limbah di antaranya sebagai berikut:
a. Kepadatan penduduk, dibagi atas 5 saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun mendatang, dengan kategori yaitu:
- Rural : di bawah 25 orang per ha - Peri-urban : 25–100 orang per ha - Urban low : 100–175 orang per ha - Urban medium : 175–250 orang per ha - Urban high : di atas 250 orang per ha
b. Karakteristik fisik (topografi, area tipikal, batas/hambatan alam)
c. Jenis pemanfaatan lahan atau fasilitas yang dilayani (perumahan, komersial, lainnya) d. Informasi yang sudah tersedia (misalnya sudah ada Master Plan walaupun mungkin
Master Plan tersebut perlu dikaji ulang dan dijadikan rujukan)
Berdasarkan indikator penentuan zona air limbah di atas, maka penentuan zona sanitasi air limbah di Kota Tasikmalaya dapat ditetapkan sebagai berikut Lihat Tabel 2.15.
Tabel 2.15
Penentuan Zona Sanitasi air limbah di Kota Tasikmalaya
Zona Tingkat Kekotaan Bentang Alam Bentuk Penggunaan Lahan Masterplan Ada/Tidak Areal Beresiko Masuk/Tidak Kategori Kep pddk
1 Rural < 25 jiwa/Ha Landai Permukiman Tidak Tidak
2 Peri Urban 25 – 100 jiwa/Ha Datar Permukiman Tidak Resiko Tinggi
3 Urban Low 100 – 175 jiwa/Ha Datar Komersil Tidak Resiko Tinggi
4 Urban Medium 175 – 250 jiwa/Ha Datar Komersil Tidak Resiko Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Analsis Keterangan :
Tingkat Kekotaan : Bentang Alam/Topografi Penggunaan Lahan Area Beresiko Dari BPS
- Rural : < 25 jw/Ha - Datar < 8 % - Permukiman - Resiko Tinggi - Peri-urban : 25–100 jw/Ha - Landai 8 – 15 % - Komersial (prdagangan-jasa) - Resiko Sangat Tinggi - Urban low : 100–175 jw/Ha - Agak Curam 18 – 25 % - industri
- Urban medium : 175–250 Jw/Ha - Curam 26 – 40 % - Urban high : > 250 Jw/Ha - Sangat Curam > 40 %
B. Indikator untuk menentukan zona persampahan di antaranya sebagai berikut:
a. Kepadatan penduduk dibagi atas 5 saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun mendatang, dengan kategori yaitu:
- Rural : di bawah 25 orang per ha - Peri-urban : 25–100 orang per ha - Urban low : 100–175 orang per ha - Urban medium : 175–250 orang per ha - Urban high : di atas 250 orang per ha b. Sistem yang diterapkan saat ini
c. Jenis kawasan atau fasilitas yang dilayani (perumahan, komersial, lainnya) d. Infrastruktur jalan dan kondisi lalu lintas
Hal 2- 30 Berdasarkan indikator penentuan zona persampahan di atas, maka penentuan zona sanitasi persampahan di Kota Tasikmalaya dapat ditetapkan sebagai berikut Lihat Tabel 2.16
Tabel 2.16
Penentuan Zona Persampahan di Kota Tasikmalaya
Zona Tingka Kekotaan Sistem Yang diterapkan Penggunaan Lahan Infrastruktur Jalan/LL Areal Beresiko Masuk/Tidak Kategori Kep pddk
1 Rural < 25 jiwa/Ha Pengangkutan Tidak Langsung
Permukiman Kurang Memadai
Tidak
2 Peri Urban 25 – 100 jiwa/Ha Pengangkatan Langsung
Permukiman Kurang Memadai
Resiko Tinggi
3 Urban Low 100 – 175 jiwa/Ha Pengangkatan Langsung
Komersil Memadai Resiko Tinggi
4 Urban Medium 175 – 250 jiwa/Ha Pengangkatan Langsung
Komersil Memadai Resiko Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Analsis Keterangan :
Tingkat Kekotaan : Sistem yang diterapkan : Penggunaan Lahan : Area Beresiko Dari BPS :
- Rural : < 25 jw/Ha - Pengangkutan langsung - Permukiman - Resiko Tinggi - Peri-urban : 25–100 jw/Ha - Pengangkutan tdk langsung - Komersial (prdagangan-jasa) - Resiko Sangat Tinggi - Urban low : 100–175 jw/Ha - Penanganan dari sumbernya - industri
- Urban medium : 175–250 Jw/Ha - Urban high : > 250 Jw/Ha
C. Sedangkan indikator untuk zona drainase lingkungan digunakan sub-Daerah Aliran Sungai (sub-DAS).
Berdasarkan indikator penentuan zona drainase di atas, maka penentuan zona sanitasi drainase di Kota Tasikmalaya dapat ditetapkan sebagai berikut Lihat Tabel 2.17
Tabel 2.17
Penentuan Zona Sanitasi Drainase di Kota Tasikmalaya
Zona Tingka Kekotaan Penggunaan Lahan Masuk/tidak dalam sub DAS
Ada/Tidak
Masterplan Areal Beresiko Masuk/Tidak Kategori Kep pddk
1 Rural < 25 jiwa/Ha Permukiman Masuk Tidak Tidak
2 Peri Urban 25 – 100 jiwa/Ha Permukiman Masuk Tidak Resiko Tinggi
3 Urban Low 100 – 175 jiwa/Ha Komersil Tidak Tidak Resiko Tinggi
4 Urban Medium 175 – 250 jiwa/Ha Komersil Tidak Tidak Resiko Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Analsis Keterangan :
Tingkat Kekotaan : Penggunaan Lahan Area Beresiko Dari BPS
- Rural : < 25 jw/Ha - Permukiman - Resiko Tinggi - Peri-urban : 25–100 jw/Ha - Komersial (prdagangan-jasa) - Resiko Sangat Tinggi - Urban low : 100–175 jw/Ha - industri -
Hal 2- 31 - Urban medium : 175–250 Jw/Ha
- Urban high : > 250 Jw/Ha
Segera setelah ditetapkan sistem dan zona sanitasi, selanjutnya perlu dilakukan proses konsultasi dengan kelurahan dan/ masyarakat dengan tujuan:
• Memberikan informasi tentang sistem yang akan diterapkan dalam zona sanitasi tertentu. Jadi, kontribusi dan inisiatif masyarakat termasuk pihak swasta lokal di dalam zona sanitasi tersebut, sesuai dengan sistem yang sudah ditetapkan.
• Mendapatkan masukan dari masyarakat, terutama yang terkait dengan cara/model implementasi sistem yang ditetapkan.
2.4.2.2 Penetapan Sistem Sanitasi
Permilihan system sanitasi yang akan dipergunakan akan sangat tergantung kepada beberapa factor, diantaranya (Lihat Gambar 2.9) :
- Factor kebijakan pemerintah - Factor kondisi fisik wilayah
- Factor keuangan dan pendanaan
Sedangkan pemilihan teknologi akan sangat tergantung kepada : - Factor biaya infestasi dan biaya operasi dan pemeliharaan (OM) - Factor lingkungan
- Factor budaya perilaku
Gambar 2.9
Aspek yang berperan dalam pemilihan system dan teknologi sanitasi
Sistem sanitasi yang akan digunakan menjelaskan ‘apa’, sedangkan zona sanitasi menjelaskan ‘di mana’ sistem tersebut akan diterapkan. Sistem sanitasi ditentukan
Hal 2- 32 berdasarkan kerangka waktu perencanaan jangka panjang. Lihat Gambar 2.10 sampai Gambar 2.15
Gambar 2.10
Hal 2- 33