• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan, Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian2.4

Dalam dokumen STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KATA PENGANTAR (Halaman 44-50)

2.4.1 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran Pembangunan sanitasi, dirumuskan sebagai berikut : Tabel 2.14

Tujuan Umum dan sasaran pembangunan Sanitasi di Kota Tasikmalaya 2013 - 2017

Pengelolaan Air Limbah

Tujuan : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

Hal 2- 28 Catatan :

Pengelolaan Persampahan

Tujuan : Peningkatan cakupan pelayanan dan pengelolaan sampah

Sasaran : 1 Optimalisasi upaya penanganan sampah melalui konsep 3R

2 Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas system pengelolaan

3 Tersusunnya PJM dan masterplan/outlineplan atau PTMP (Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan

Catatan :

Pengelolaan Drainase

Tujuan : Terciptanya pembangunan saluran drainase yang berwawasan lingkungan

Sasaran : 1 Pengembangan jaringan drainase serta PS pendukung meningkatkan

pelayanan sarana drainase dan melindungi kawasan permukiman dari resiko genangan

2 Peningkatan sistem drainase dalam rangka mengurangi wilayah genangan di perkotaan

Catatan :

Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat

Sasaran : 1 Merubah paradigma masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat

2 Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat

Catatan :

Sumber : hasil Analisis

2.4.2 Arah dan Tahap Pancapaian

2.4.2.1 Penetapan Zona Sanitasi

Secara diagramatis penentuan indicator kriteria zona sanitasi dapat digambarkan dalam Gambar 2.8

Gambar 2.8

Hal 2- 29 A. Beberapa indikator untuk menetapkan zona air limbah di antaranya sebagai berikut:

a. Kepadatan penduduk, dibagi atas 5 saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun mendatang, dengan kategori yaitu:

- Rural : di bawah 25 orang per ha - Peri-urban : 25–100 orang per ha - Urban low : 100–175 orang per ha - Urban medium : 175–250 orang per ha - Urban high : di atas 250 orang per ha

b. Karakteristik fisik (topografi, area tipikal, batas/hambatan alam)

c. Jenis pemanfaatan lahan atau fasilitas yang dilayani (perumahan, komersial, lainnya) d. Informasi yang sudah tersedia (misalnya sudah ada Master Plan walaupun mungkin

Master Plan tersebut perlu dikaji ulang dan dijadikan rujukan)

Berdasarkan indikator penentuan zona air limbah di atas, maka penentuan zona sanitasi air limbah di Kota Tasikmalaya dapat ditetapkan sebagai berikut Lihat Tabel 2.15.

Tabel 2.15

Penentuan Zona Sanitasi air limbah di Kota Tasikmalaya

Zona Tingkat Kekotaan Bentang Alam Bentuk Penggunaan Lahan Masterplan Ada/Tidak Areal Beresiko Masuk/Tidak Kategori Kep pddk

1 Rural < 25 jiwa/Ha Landai Permukiman Tidak Tidak

2 Peri Urban 25 – 100 jiwa/Ha Datar Permukiman Tidak Resiko Tinggi

3 Urban Low 100 – 175 jiwa/Ha Datar Komersil Tidak Resiko Tinggi

4 Urban Medium 175 – 250 jiwa/Ha Datar Komersil Tidak Resiko Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analsis Keterangan :

Tingkat Kekotaan : Bentang Alam/Topografi Penggunaan Lahan Area Beresiko Dari BPS

- Rural : < 25 jw/Ha - Datar < 8 % - Permukiman - Resiko Tinggi - Peri-urban : 25–100 jw/Ha - Landai 8 – 15 % - Komersial (prdagangan-jasa) - Resiko Sangat Tinggi - Urban low : 100–175 jw/Ha - Agak Curam 18 – 25 % - industri

- Urban medium : 175–250 Jw/Ha - Curam 26 – 40 % - Urban high : > 250 Jw/Ha - Sangat Curam > 40 %

B. Indikator untuk menentukan zona persampahan di antaranya sebagai berikut:

a. Kepadatan penduduk dibagi atas 5 saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun mendatang, dengan kategori yaitu:

- Rural : di bawah 25 orang per ha - Peri-urban : 25–100 orang per ha - Urban low : 100–175 orang per ha - Urban medium : 175–250 orang per ha - Urban high : di atas 250 orang per ha b. Sistem yang diterapkan saat ini

c. Jenis kawasan atau fasilitas yang dilayani (perumahan, komersial, lainnya) d. Infrastruktur jalan dan kondisi lalu lintas

Hal 2- 30 Berdasarkan indikator penentuan zona persampahan di atas, maka penentuan zona sanitasi persampahan di Kota Tasikmalaya dapat ditetapkan sebagai berikut Lihat Tabel 2.16

Tabel 2.16

Penentuan Zona Persampahan di Kota Tasikmalaya

Zona Tingka Kekotaan Sistem Yang diterapkan Penggunaan Lahan Infrastruktur Jalan/LL Areal Beresiko Masuk/Tidak Kategori Kep pddk

1 Rural < 25 jiwa/Ha Pengangkutan Tidak Langsung

Permukiman Kurang Memadai

Tidak

2 Peri Urban 25 – 100 jiwa/Ha Pengangkatan Langsung

Permukiman Kurang Memadai

Resiko Tinggi

3 Urban Low 100 – 175 jiwa/Ha Pengangkatan Langsung

Komersil Memadai Resiko Tinggi

4 Urban Medium 175 – 250 jiwa/Ha Pengangkatan Langsung

Komersil Memadai Resiko Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analsis Keterangan :

Tingkat Kekotaan : Sistem yang diterapkan : Penggunaan Lahan : Area Beresiko Dari BPS :

- Rural : < 25 jw/Ha - Pengangkutan langsung - Permukiman - Resiko Tinggi - Peri-urban : 25–100 jw/Ha - Pengangkutan tdk langsung - Komersial (prdagangan-jasa) - Resiko Sangat Tinggi - Urban low : 100–175 jw/Ha - Penanganan dari sumbernya - industri

- Urban medium : 175–250 Jw/Ha - Urban high : > 250 Jw/Ha

C. Sedangkan indikator untuk zona drainase lingkungan digunakan sub-Daerah Aliran Sungai (sub-DAS).

Berdasarkan indikator penentuan zona drainase di atas, maka penentuan zona sanitasi drainase di Kota Tasikmalaya dapat ditetapkan sebagai berikut Lihat Tabel 2.17

Tabel 2.17

Penentuan Zona Sanitasi Drainase di Kota Tasikmalaya

Zona Tingka Kekotaan Penggunaan Lahan Masuk/tidak dalam sub DAS

Ada/Tidak

Masterplan Areal Beresiko Masuk/Tidak Kategori Kep pddk

1 Rural < 25 jiwa/Ha Permukiman Masuk Tidak Tidak

2 Peri Urban 25 – 100 jiwa/Ha Permukiman Masuk Tidak Resiko Tinggi

3 Urban Low 100 – 175 jiwa/Ha Komersil Tidak Tidak Resiko Tinggi

4 Urban Medium 175 – 250 jiwa/Ha Komersil Tidak Tidak Resiko Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analsis Keterangan :

Tingkat Kekotaan : Penggunaan Lahan Area Beresiko Dari BPS

- Rural : < 25 jw/Ha - Permukiman - Resiko Tinggi - Peri-urban : 25–100 jw/Ha - Komersial (prdagangan-jasa) - Resiko Sangat Tinggi - Urban low : 100–175 jw/Ha - industri -

Hal 2- 31 - Urban medium : 175–250 Jw/Ha

- Urban high : > 250 Jw/Ha

Segera setelah ditetapkan sistem dan zona sanitasi, selanjutnya perlu dilakukan proses konsultasi dengan kelurahan dan/ masyarakat dengan tujuan:

• Memberikan informasi tentang sistem yang akan diterapkan dalam zona sanitasi tertentu. Jadi, kontribusi dan inisiatif masyarakat termasuk pihak swasta lokal di dalam zona sanitasi tersebut, sesuai dengan sistem yang sudah ditetapkan.

• Mendapatkan masukan dari masyarakat, terutama yang terkait dengan cara/model implementasi sistem yang ditetapkan.

2.4.2.2 Penetapan Sistem Sanitasi

Permilihan system sanitasi yang akan dipergunakan akan sangat tergantung kepada beberapa factor, diantaranya (Lihat Gambar 2.9) :

- Factor kebijakan pemerintah - Factor kondisi fisik wilayah

- Factor keuangan dan pendanaan

Sedangkan pemilihan teknologi akan sangat tergantung kepada : - Factor biaya infestasi dan biaya operasi dan pemeliharaan (OM) - Factor lingkungan

- Factor budaya perilaku

Gambar 2.9

Aspek yang berperan dalam pemilihan system dan teknologi sanitasi

Sistem sanitasi yang akan digunakan menjelaskan ‘apa’, sedangkan zona sanitasi menjelaskan ‘di mana’ sistem tersebut akan diterapkan. Sistem sanitasi ditentukan

Hal 2- 32 berdasarkan kerangka waktu perencanaan jangka panjang. Lihat Gambar 2.10 sampai Gambar 2.15

Gambar 2.10

Hal 2- 33

Gambar 2.11 Peta Zone dan Pentahapan Sistem Air Limbah di kota

Dalam dokumen STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KATA PENGANTAR (Halaman 44-50)