4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
4.2. Hubungan Tujuan dan Sasaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan Tujuan dan Sasaran RPJMD
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
11
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2.1.1. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1391 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bandung, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang kependudukan dan Pencatatan Sipil berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.
2.1.2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi:
12
a. merumuskan kebijakan teknis dibidang Kependudukan dan pencatatan sipil
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kependudukan dan Pencatatan Sipil yang meliputi mobilitas penduduk, Pencatatan Sipil data dan evaluasi serta pengendalian.
d. pelaksanaan pelayanan teknis administratif Dinas. e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
13
2.1.3. Struktur Organisasi
Gambar 2.1
Struktur Organisasi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung
Berdasarkan 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung, maka Struktur Organisasi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretaris, terdiri dari
1) Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan;
14
c. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, terdiri dari 1) Seksi Identitas Penduduk;
2) Seksi Pindah Datang Penduduk; 3) Seksi Pendataan Penduduk.
d. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, terdiri dari 1) Seksi Kelahiran;
2) Seksi Perkawinan dan Perceraian;
3) Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian.
e. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, terdiri dari
1) Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan; 2) Seksi Pengolahan dan Penyajian Data;
3) Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi dan Komunikasi.
f. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan, terdiri dari
1) Seksi Kerjasama;
2) Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan;
3) Seksi Inovasi Pelayanan.
15
2.2. Sumber Daya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung didukung sumber daya sebagai berikut :2.2.1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung pada tahun 2018 berjumlah 175 orang yang terdiri dari 113 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 62 orang Non Aparatur Sipil Negara. Jumlah ASN sebanyak 113 orang dapat dikualifikasikan berdasarkan kualifikasi pendidikan, pangkat/golongan dan eselon dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 2.1
Data Kualifikasi Pendidikan Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bandung
No Pendidikan Jumlah
1. Pasca Sarjana 11 Orang
2. Sarjana 54 Orang
3. Diploma III 2 Orang
4. Diploma II 1 Orang
5. SLTA 37 Orang
16
7. Sekolah Dasar 4 Orang
Jumlah 113 Orang
Sumber data : sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2018
Tabel 2.2
Data Kualifikasi Pangkat/Golongan Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bandung
No Pangkat/Golongan Jumlah
1. Golongan IV/c 1 Orang
2. Golongan IV/b 1 Orang
3. Golongan IV/a 6 Orang
4. Golongan III/d 7 Orang
5. Golongan III/c 10 Orang
6. Golongan III/b 27 Orang
7. Golongan III/a 17 Orang
8. Golongan II/d - Orang
9. Golongan II/c 25 Orang
10. Golongan II/b 4 Orang
11. Golongan II/a 10 Orang
12. Golongan I/c 4 Orang
13. Golongan I/b 1 Orang
14. Golongan I/a - Orang
17
Sumber data : sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2018
Tabel 2.3
Data Formsasi Eselonering Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Bandung
No Pendidikan Jumlah
1. Eselon II.b 1 Orang
2. Eselon III.a 1 Orang
3. Eselon III.a 3 Orang
4. Eselon IV.a 14 Orang
5. Fungsional Umum 94 Orang
Jumlah 113 Orang
Sumber data : sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2018
2.2.2. Prasarana, Sarana, Peralatan dan Perlengkapan
Kerja (Inventaris)
Prasarana, Sarana, Peralatan dan Perlengkapan Kerja (Inventaris) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat diuraikan sebagai berikut:
18
Tabel 2.4 Data Inventaris
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung
No Uraian Jumlah Satuan Keterangan
1. Gedung Kantor 1 unit 1000 m2
(3 lantai) 2. Kendaraan Roda Empat 15 unit 6 unit operasional struktural, 10 unit mobil pelayanan keliling
3. Kendaraan Roda Dua 75 unit
4. Server Unit 2 Unit
5. PC Unit 246 Unit
6. Laptop 39 Unit
7. Printer 283 Unit
Sumber data : sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2018
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung dalam melaksanakan Anggaran Rumah Tangga Daerah, melaksanakan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan, mengelola database, dan memberikan pelayanan administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam bentuk dokumen kependudukan dan legalitas akta catatan sipil, serta surat keterangan kependudukan lainya, sebagai berikut :
19
Mengingat semakin bertambahnya penduduk Kota Bandung, menindak lanjuti kebijakan Wali Kota untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta serta melanjutkan pelayanan yang telah dilaksanakan selama ini oleh pihak kecamatan, maka khususnya pelayanan dokumen kependudukan KK dan KTP tetap dilaksanakan di Kantor Kecamatan, meskipun sangat berpengaruh terhadap ketertiban administrasi dan akurasi data akibat belum terkoneksi secara online. Adapaun pelayanan yang lainnya tetap dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung.
Dengan adanya program pemberlakuan Kartu Keluarga (KK) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Nasional dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) tahun 2012, maka seluruh KK dan KTP yang telah diterbitkan harus dilakukan penggantian.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2006, Perubahan atas UU No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, diantaranya menegaskan tentang KTP elektronik yang disebut sebagai KTP-el sebagai nomenklatur dan berlaku seumur hidup dan pengurusannya menjadi tanggungjawab sepenuhnya pemerintah pusat yang dilaksanakan oleh instansi pelaksana di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Nomor Induk Kependudukan menjadi identitas tunggal untuk semua urusan pelayanan publik dan pengurusan serta penerbitan dokumen Kependudukan tidak dipungut biaya atau gratis.
20
Selain itu Akta Kelahiran juga dipermudah pengurusannya melalui pelaporan kelahiran oleh penduduk yang dilaksanakan di instansi pelaksana tempat penduduk berdomisili dengan penulisan tempat lahir tetap menunjuk pada tempat terjadinya kelahiran. Sedangkan terkait pelaporan kematian dilakukan oleh Ketua RT atau nama lainnya secara berjenjang kepada Ketua RW dan seterusnya. Mengenai pengakuan anak diatur bahwa pengakuan anak merupakan pengakuan ayah terhadap anaknya yang lahir dari perkawinan yang telah sah menurut hukum agama dan disetujui oleh ibu kandung anak tersebut dan pengesahan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama dan hukum negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung melaksanakan pelayanan bidang kependudukan dan pencatatan sipil, yaitu :
1. Sasaran/Target meningkatkan pelayanan kepada masyarakat 2. Indikator yang telah ditetapkan di RPJMD Kota Kota Bandung
2013–2018 yaitu :
• Indek Kepuasan Masyarakat (IKM).
3. Indikator Yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota, pelayanan dokumen kependudukan terdiri dari :
21
• Cakupan penerbitan Kartu Keluarga;
• Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk; • Cakupan penerbitan kutipan Akta Kelahiran ; dan • Cakupan penerbitan kutipan Akta Kematian;
Sedangkan Pelayanan Administrasi Kependudukan yang dilaksanakan oleh Dinas kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bandung terdapat 24 jenis layanan atau output pelayanan adminduk, yaitu :
1. Kartu Keluarga
2. Kartu Tanda Penduduk el (KTP-el) 3. Kartu Identitas Anak (KIA)
4. Surat Keterangan Pindah
5. Surat Keterangan Pindah Datang
6. Surat Keterangan Pindah Ke Luar Negeri 7. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri 8. Surat Keterangan Tempat Tinggal
9. Surat Keterangan Kelahiran 10. Surat Keterangan Lahir Mati
11. Surat Keterangan Pembatalan Perkawainan 12. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian 13. Surat Keterangan Kematian
14. Surat Keterangan Pengangkatan Anak
15. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia 16. Surat Keterangan Pengganti Identitas
17. Surat Keterangan Pencatatan Sipil 18. Akta Kelahiran
22
19. Akta Kematian 20. Akta Perkawinan 21. Akta Perceraian
22. Akta Pengakuan Anak 23. Akta Pengesahan Anak 24. Data Kependudukan
23
Pencapaian Kinerja Pelayanan
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bandung
Tahun 2018-2023
No. Indikator Kinerja sesuai Tugas
dan Fungsi OPD
Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD
Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (19) (20) (21)
1. Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) - - - 63 72 75 80 82 - - - 80,67 82,89 - - - 1,01 1,01
2. Cakupan Layanan Administrasi
Kependudukan - - - - - - 83 90 - - - 83,77 93,05 - - - 1,01 1,03 • Cakupan penerbitan Kartu
Keluarga 100% - - - - - - - - - - - - - - - - -
• Cakupan penerbitan KTP
elektronik 100% - - - - - - - - - - - - - - - - -
• Cakupan penerbitan Akta
Kelahiran 90% - - - - - - - - - - - - - - - - -
• Cakupan penerbitan Akta
Kematian 70% - - - - - - - - - - - - - - - - -
3. Tingkat keserasian database
24
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung
Tahun 2018 - 2023
Uraian
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Urusan Wajib Non
Pelayanan Dasar 1 8 .9 0 3 .1 9 8 .4 0 0 1 8 .0 1 8 .2 0 0 .6 8 0 3 0 .3 7 1 .3 3 4 .9 5 4 3 2 .2 5 7 .1 3 6 .9 6 1 3 9 .7 1 6 .8 5 4 .6 5 0 1 6 .1 8 7 .8 4 2 .5 2 9 1 6 .5 5 0 .7 5 6 .5 8 8 2 7 .6 2 6 .5 1 1 .9 9 4 2 7 .8 4 6 .8 4 4 .8 7 0 3 6 .2 3 4 .4 3 4 .6 3 7 85,64% 91,86% 90,96% 86,33% 91,23% 23,30% 24,47%
25
2.4 Tantangan dan Peluang
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Bandung. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan Kependudukan dan Pencatatan Sipil, adalah bahwa dinamika pembangunan daerah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Hal ini berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung agar terdapat sinergi dan kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan. Analisis terhadap permasalahan tersebut, dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut:
Peluang (O) :
a. Kota Bandung adalah merupakan salah satu Kota dengan
jumlah penduduk terbesar di Indonesia;
26
b. Apresiasi dan harapan yang tinggi dari pimpinan daerah,
DPRD, dan masyarakat serta dari stakeholder lainnya di
Kota Bandung terhadap keberadaan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Bandung untuk terbangunnya
suatu sistem data kependudukan yang baik;
c. Kebutuhan akan tersedianya database kependudukan yang
akurat, dan ketersediaan data tersebut sangat dibutuhkan
oleh institusi atau lembaga lain; dan Kebutuhan
masyarakat untuk memiliki dokumen administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang tinggi.
Ancaman (T) :
a. Luas wilayah Kota Bandung yang luas, dengan
heterogenitas penduduk yang tinggi;
b. Tingginya tingkat migrasi penduduk;
c. Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Bandung;
d. Masih adanya anggapan disebagian masyarakat bahwa
kepemilikan akta catatan sipil dan administrasi
kependudukan tidak begitu penting.
27
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN
3.1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan
fungsi pelayanan
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung yang berkaitan dengan Tugas Umum Pemerintahan dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, yaitu permasalahan pada tataran kebijakan, Program Kegiatan dan teknis operasional.
Pada tataran kebijakan Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat didentifikasi permasalahan utama pelayanan Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya kualitas pelayanan publik, nilai IKM Tahun 2018 = 82,89;
2. Belum optimalnya Akuntabilitas Kinerja dintandai dengan nilai AKIP Tahun 2018 sebesar 74,13;
28
3. Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diberikan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bandung dimana Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan salah satu SKPD di dalamnya;
Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada Bagian/ Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat diidentifikasi permasalahan pelayanan Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sebagai berikut:
1. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dokumen kependudukan,
2. Belum optimalnya pemanfaatan database kependudukan
Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sebagai berikut:
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia;
2. Masih kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung operasional administrasi dan pelayanan dokumen kependudukan dan legalitas pencatatan sipil.
3. Belum optimalkannya pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu kelancaran pelaksana tugas dan pelayanan.
29
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang kewenangannya dilimpahkan sebagian oleh Wali kota adalah faktor internal dan eksternal Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, masalah internal yang mempengaruhi Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung antara lain :
1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja; 2. Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat
pemerintah mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi;
3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja;
4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem yang terpadu, efektif dan efisien.
Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja Pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung adalah:
1. Adanya multi interpretasi terhadap kewenangan Disdukcapil yang dapat menimbulkan kesenjangan dalam penyelenggaraan pelayanan;
30
2. Belum optimalnya koordinasi vertikal dengan satuan kerja lain di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Berdasarkan data dan informasi tersebut di atas secara umum isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung dalam kurun waktu 2018-2023, yaitu :
Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik
Prima)
Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan sebagaimana sasaran yang telah dicanangkan adalah peningkatan pelayanan publik, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih dari KKN.
Tuntutan warga kota terhadap kebutuhan pelayanan prima (Excellent Service) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang
31
mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal
public services and public complaint. Sumber daya aparatur
merupakan aset strategis dalam kerangka perwujudan good
governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur
adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai ‘pelayan masyarakat’. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Pendayagunaan aparatur pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah kota, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance.
32
Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsur pemerintahan, sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
Faktor kunci keberhasilan Penataan kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Bandung dan masyarakat umum sebagai stakeholder.
Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan publik perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan system dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki reward and
punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta
mengubah kultur organisasi.
Keuangan dan Barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Disdukcapil, oleh karena itu manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan
33
pengelolaan aset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal
management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan
keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget).
Sistem manajemen keuangan daerah (financial management
system) merupakan bagian penting dalam rangka mendukung
terciptanya good governance. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencaaan penganggaran dan Pengeluaran, pemahaman akuntansi serta sistem pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal. Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolasan anggaran dilakukan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas publik (public accountability).
Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu : perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian (termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan aset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui legislatif. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : (1) Terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah, menyangkut barang inventarisasi tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan sistem pelaporan; (2) Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; (3)
34
Pengamanan barang daerah; (4) Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan daerah. Visi juga dapat diartikan sebagai arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction) yang menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah. Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah, kondisi, permasalahan, dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis maka Visi Kota Bandung Tahun 2018-2023, yaitu:
Penjabaran visi tersebut adalah sebagai berikut:
Bandung : Meliputi seluruh wilayah dan isinya. Artinya Kota Bandung dan seluruh warganya yang berada di dalam satu kawasan dalam batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1810 hingga sekarang,
Unggul : Dengan berbagai capaian prestasi yang telah diraih pada periode sebelumnya, maka Pemerintah Kota Bandung akan
“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG
35
terus berusaha untuk menjadi yang terbaik disetiap sektor serta tetap menjadi contoh bagi daerah lain dalam bentuk terobosan bagi pembangunan daerah. Dukungan SDM Kota Bandung yang berkualitas baik secara fisik dan mental akan
berdampak positif tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan kemandirian daerah, namun juga dalam mendukung
pembangunan Kota Bandung.
Nyaman : Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, maka kualitas infrastruktur yang sudah baik harus terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan dampak terhadap kualitas lingkungan. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air dan udara harus terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali dengan ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya yang responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya. Kebutuhan ruang dalam konteks pelaksanaan pembangunan harus tetap berpihak terhadap lingkungan,
Sejahtera : Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada individu, keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam arti yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini
36
diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan seperti inilah yang akan membentuk kepercayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik hingga menjadi teladan bagi kota lainnya.
Agamis : Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, manifestasi dari kesempurnaan kehidupan beragama sebagai wujud perintah Tuhan bahwa tujuan akhir dari kehidupan beragama harus mampu menjadi rahmat bagi alam semesta. Terwujudnya masyarakat yang agamis adalah kondisi yang harus hadir sepanjang tahun 2018-2023. Dalam masyarakat yang agamis semua warga masyarakat mengamalkan ajaran agama masing-masing ke dalam bentuk cara berfikir, bersikap dan berbuat. Ajaran agama tidak saja hanya dijadikan kegiatan ritual namun juga diimplementasikan ke dalam pencapaian pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sosial kemasyarakatan
Dengan demikian visi Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul,