• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 10-85)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.2 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah agar mahasiswa program profesi apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia:

a. Mengetahui dan memahami gambaran umum suku dinas kesehatan beserta peran dan fungsinya.

b. Mengetahui dan memahami gambaran umum Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK).

c. Mengetahui dan memahami pelaksanaan tugas dan fungsi koordinator farmasi makanan minuman (farmakmin) di lapangan, baik yang terkait dengan perizinan maupun yang terkait dengan pembinaan, pengawasan, dan

Universitas Indonesia

pengendalian sarana kesehatan pada lingkup Kota Administrasi Jakarta Selatan.

d. Mengetahui sistem pengadaan obat di Puskesmas Kecamatan wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan.

e. Mengetahui mengenai LPLPO dan fungsinya.

f. Mengetahui perizinan dalam penyelenggaraan sarana kesehatan di wilayah Jakarta Selatan.

g. Mengetahui cara pendataan perizinan sarana kesehatan yang telah diterbitkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.

h. Memahami alur regulasi dan perizinan terkait Cabang Penyalur Alat Kesehatan.

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan

Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku dinas kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan, serta secara operasional berkedudukan di bawah Walikota dan bertanggung jawab kepada Walikota (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009b). Suku dinas kesehatan yang pembentukannya mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran dan fungsinya dinas kesehatan provinsi berperan sebagai regulator, sedangkan suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009b):

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan c. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan

lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian

d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana, dan KLB (kejadian luar biasa)

e. Pengendalian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular/tidak menular f. Pengawasan dan pengendalian ketersediaan perbekalan kefarmasian

g. Pelaksanaan surveilans kesehatan

Universitas Indonesia

i. Pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta

j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima suku dinas kesehatan

k. Pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi perizinan/rekomendasi/ sertifikasi di bidang kesehatan

l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup kabupaten/kota administrasi

m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat

n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan, dan pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat; kesehatan lingkungan; prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan, khusus, tradisional, dan keahlian pada lingkup kabupaten/kota administrasi o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana suku dinas kesehatan p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang

q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.

r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara suku dinas kesehatan. s. Penyiapan bahan laporan dinas kesehatan kabupaten/kota yang terkait dengan

tugas dan fungsi suku dinas kesehatan.

t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kesehatan.

2.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan

Visi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah masyarakat Jakarta Selatan yang mandiri untuk hidup sehat. Sedangkan misi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yakni,

a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan.

Universitas Indonesia

b. Mengendalikan dan menanggulangi gizi buruk dan penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.

c. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada di masyarakat.

d. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan kemajuan teknologi.

e. Meningkatkan mutu sistem pemasaran sosial kesehatan yang inovatif.

2.3 Susunan Organisasi

Struktur organisasi suku dinas kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 150 Tahun 2009, terdiri dari:

1. Kepala Suku Dinas

Kepala Suku Dinas selaku pimpinan di suku dinas mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas. b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, seksi dan subkelompok

jabatan fungsional.

c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.

2. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum suku dinas kesehatan. Subbagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Subbagian tata usaha mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

Universitas Indonesia

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Angggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas.

d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas.

e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas. f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas.

g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja suku dinas.

h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor. i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas.

j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara suku dinas. k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan penerimaan

retribusi suku dinas kesehatan.

l. Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian tata usaha.

m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan akuntabilitas) suku dinas.

n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata usaha.

3. Seksi Kesehatan Masyarakat

Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi kesehatan masyarakat mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai ruang lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelaksanaan kesehatan keluarga termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana, pekerja wanita, dan asuhan keperawatan.

d. Mengkoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan dan pengendalian program kesehatan masyarakat.

e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi.

f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan masyarakat.

g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat kota administrasi/kabupaten.

h. Melaksanakan manajemen basis data kesehatan melalui sistem informasi manajemen kesehatan yang terintegrasi.

i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat (PPSM).

j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi kesehatan masyarakat.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan masyarakat.

4. Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi pelayanan kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi pelayanan kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tatalaksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

d. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, memanfaatkan, data dan informasi upaya pelayanan kesehatan.

e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar pelayanan kesehatan masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi sarana pelayanan kesehatan.

g. Memberikan rekomendasi/perizinan sarana pelayanan kesehatan. h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional.

i. Melaksanakan siaga 24 jam per Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan (Pusdaldukkes).

j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal pelayanan kesehatan.

k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pelayanan kesehatan.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan kesehatan.

5. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan wabah/ Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan.

Universitas Indonesia

d. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji.

e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit menular/tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan teknis peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat.

g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta/masyarakat.

h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan imunisasi.

i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan data dan informasi surveilans epidemiologi sebagai Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada lingkup kabupaten/kota administrasi.

j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan.

k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans.

l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian.

m. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans.

n. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air minum/air bersih, penyehatan makanan dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi, penyehatan lingkungan kumuh penyehatan di tempat-tempat umum, tempat kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/ upaya pemantauan lingkungan.

Universitas Indonesia

o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang kesehatan lingkungan.

p. Penyajian materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pengendalian masalah kesehatan.

6. Seksi Sumber Daya Kesehatan

Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi sumber daya kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan, dan minuman.

d. Memberikan rekomendasi/perizinan praktek tenaga kesehatan. e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan.

f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan.

h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem manajemen mutu.

i. Malaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan.

j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan sistem manajemen mutu kepada puskesmas.

Universitas Indonesia

k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator. l. Memfasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur, dan

auditor mutu pelayanan kesehatan.

m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana farmasi makanan minuman, yang meliputi industri kecil obat tradisional, cabang penyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo farmasi, dan industri makanan minuman rumah tangga.

n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat generik dan persediaan cadangan obat esensial.

o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada lingkup kabupaten/kota administrasi.

p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan.

q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas seksi sumber daya kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber daya kesehatan.

Seksi sumber daya kesehatan dibagi menjadi tiga koordinator, untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, yaitu koordinator tenaga kesehatan, koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan dan koordinator farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK).

Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai regulator yang membuat kebijakan, pedoman, maupun persyaratan dalam pelaksanaan hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan. Suku dinas kesehatan yang merupakan unit kerja dinas kesehatan berperan sebagai auditor terhadap regulasi yang telah dibuat dinas kesehatan provinsi untuk dilaksanakan oleh subjek atau sasaran regulasi tersebut. Suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan peran dan fungsinya mempunyai struktur tertentu sebagaimana diatur oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009. Dalam peraturan tersebut suku dinas kesehatan terdiri dari seksi pelayanan kesehatan, seksi kesehatan masyarakat, seksi pengendalian masalah kesehatan, dan seksi sumber daya kesehatan. Seksi sumber daya kesehatan (SDK) yang secara garis besar mempunyai peran dalam lingkup tenaga kesehatan, mutu kesehatan, kefarmasian, makanan, dan minuman. Seksi SDK dibagi menjadi tiga koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsinya. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan adalah, 1. Koordinator tenaga kesehatan,

2. Koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan, 3. Koordinator farmasi makanan dan minuman.

Koordinator pada seksi SDK yang akan dipaparkan pada bab ini adalah koordinator farmasi makanan dan minuman (Farmakmin). Tugas pokok koordinator farmasi makanan minuman adalah,

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.

c. Melaksanakan supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana farmakmin seperti Apotek, Apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan,

Universitas Indonesia

Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO).

d. Melaksanakan pengelolaan dan layanan perizinan Apotek, Apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan, Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO). e. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana

pelayanan kesehatan kefarmasian pemerintahan dan swasta. f. Melakukan akreditasi dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan. g. Mengendalikan mutu pelayanan kefarmasian klinik.

h. Melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan.

i. Melaksanakan pemantauan harga obat generik dan persediaan cadangan obat esensial.

j. Melakukan pengamanan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, makanan, dan minuman.

k. Memantau dampak lingkungan.

l. Melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) puskesmas.

m. Pembinaan produsen, distributor dan penggunaan obat, termasuk narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA).

n. Melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan serta memberikan sertifikat penyuluhan industri rumah tangga makanan dan minuman.

o. Melaksanakan pengelolaan laporan narkotika. p. Pengelolaan terhadap hasil supervisi.

q. Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta pendistribusiannya. r. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian komunitas, melalui saran,

rekomendasi perbaikan, penilaian, pemberian penghargaan, sanksi dan rehabilitasi terhadap sarana farmasi, makanan, dan minuman.

s. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dilaporkan profesi dan masyarakat.

t. Mensosialisasikan perundangan dan program.

u. Bekerja sama dalam tim dengan koordinator standardisasi mutu dan koordinator tenaga kesehatan.

Universitas Indonesia

v. Menilai dan mempertanggungjawabkan kinerja.

w. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung.

3.2 Dasar Hukum

Dasar hukum yang yang menjadi pijakan pelaksanaan peran dan fungsi dari Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman yaitu:

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5/1997 tentang Psikotropika. b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35/2009 tentang Narkotika. c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36/2009 tentang Kesehatan.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25/1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI No. 26/1965 tentang Apotek.

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41/1990 tentang Masa Bakti dan Izin Kerja Apoteker.

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28/Menkes/Per/I/1978 tentang Penyimpanan Narkotika.

h. Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.

i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 142/Menkes/Per/III/1991 tentang Penyalur Alat Kesehatan.

j. Peraturan Menteri Kesehatan No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika.

k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

l. Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/2007 tentang Apotek Rakyat.

m. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/Kab/B.VII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat.

n. Keputusan Menteri Kesehatan No. 2912/B/SK/IX/1986 tentang Penyuluhan Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga

Universitas Indonesia

o. Keputusan Menteri Kesehatan No. 497/Menkes/SK/VII/2006 tentang Daftar Obat Esensial Nasional.

p. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 970 tahun 1990 tentang Ketentuan Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di Wilayah DKI Jakarta.

3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman

Setiap orang dan/ atau badan hukum yang menyiapkan, meracik, dan/ atau mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, serta industri rumah tangga yang memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan makanan dan minuman, wajib mengajukan perizinan. Perizinan diajukan kepada kepala dinas kesehatan, namun dengan adanya otonomi daerah, maka perizinan diajukan ke suku dinas kesehatan kota/ kabupaten administrasi. Perizinan yang dikelola oleh suku dinas kesehatan adalah izin apotek, izin pedagang eceran obat, izin cabang penyalur alat kesehatan, izin industri kecil obat tradisional, dan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga bagi industri kecil makanan dan minuman. Selain itu, terdapat apotek rakyat yang perizinannya juga diajukan ke suku dinas kesehatan, dimana izin penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284 tahun 2007.

3.3.1 Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian, tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalankan praktek kefarmasian, apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang merupakan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien dengan maksud untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a). Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan, salah satunya adalah apoteker. Setiap tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi seperti pada profesi apoteker dikenal STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker). STRA dikeluarkan oleh menteri dan berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun apabila memenuhi syarat.

Universitas Indonesia

Untuk memperoleh STRA, maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah ijazah apoteker, sertifikat kompetensi profesi, surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji apoteker, surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktek, membuat surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Sebelum melaksanakan kegiatan di apotek, apoteker pengelola apotek (APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan, APA di apotek tersebut melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan, dan apotek masih memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan SIA, APA mengajukan surat permohonan SIA kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota. SIA diberikan oleh menteri yang mendelegasikan wewenangnya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota (Departemen Kesehatan RI, 2002b). Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, maka dikeluarkan pemberlakuan pedoman pelayanan kefarmasian di apotek oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Di dalam peraturan ini tercantum persyaratan pendirian apotek. Selain itu, segala bentuk perubahan dalam pengelolaan apotek diharuskan memperbaharui izin.

3.3.2 Apotek Rakyat

Apotek rakyat adalah sarana pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, namun tidak melakukan peracikan. Apotek rakyat juga tidak menjual narkotika serta harus mengutamakan obat generik. Pengaturan apotek rakyat bertujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi apotek rakyat, pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan apotek rakyat, dan melindungi masyarakat dalam memperoleh pelayanan kefarmasian (Departemen Kesehatan RI, 2007).

Setiap orang atau badan usaha dapat mendirikan apotek rakyat, dimana apotek rakyat harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota. Setiap apotek rakyat harus memiliki satu orang apoteker sebagai penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker. Permohonan izin pendirian apotek rakyat diajukan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota

Universitas Indonesia

dan akan dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota (Departemen Kesehatan RI, 2007).

3.3.3 Pedagang Eceran Obat

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167 Tahun 1972, pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum indonesia yang memiliki

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 10-85)

Dokumen terkait