HASIL DAN PEMBAHASAN
K- Tukar Tanah (me/100g)
1 A0 Blanko 1.81 2 A1 Kontrol 1.76 3 J1 Jerami 5 ton/ha 1.85 4 J2 Jerami 10 ton/ha 1.92 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 1.92 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 1.85 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 1.85 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 1.80 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 1.71 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 1.81 N- Total Tanah (%)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 9 diketahui bahwa pemberian jerami
padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan N- total tanah setelah masa inkubasi. Pengaruh pemberian jerami
padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam setelah inkubasi dilihat pada Tabel 3.
P- Tersedia Tanah (ppm)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 11 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang– kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan P-tersedia tanah setelah masa inkubasi. Pengaruh pemberian jerami
padi, kacang - kacangan dan fosfat alam setelah inkubasi dilihat pada Tabel 4.
K- Tukar Tanah (me/100g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 13 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
kacang – kacangan dan fosfat alam terhadap K-tukar tanah setelah masa inkubasi
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 3. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap N- total tanah setelah inkubasi
No Sandi Perlakuan N- Total
...%... 1 A0 Blanko 0.13 b 2 A1 Kontrol 0.14 b 3 J1 Jerami 5 ton/ha 0.14 b 4 J2 Jerami 10 ton/ha 0.15 ab 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 0.16 b 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 0.16 b 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 0.14 b 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 0.14 b 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 0.14 b 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 0.14 b
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Tabel 4. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap P- tersedia tanah setelah inkubasi
No Sandi Perlakuan P- Tersedia
...ppm... 1 A0 Blanko 13.75 b 2 A1 Kontrol 24.70 b 3 J1 Jerami 5 ton/ha 19.07 b 4 J2 Jerami 10 ton/ha 15.50 b 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 30.56 b 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 29.85 b 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 35.7 a 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 31.5 a 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 25.09 b 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 23.90 b
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Tabel 5. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap K-Tukar tanah setelah inkubasi
No Sandi Perlakuan K- Tukar Tanah
... me/100g... 1 A0 Blanko 1.22 2 A1 Kontrol 1.90 3 J1 Jerami 5 ton/ha 2.29 4 J2 Jerami 10 ton/ha 0.45 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 0.21 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 0.33 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 0.25 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 0.35 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 0.32 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 0.19 Tinggi Tanaman (cm)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 15 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan tinggi tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi, kacang- kacangan
dan fosfat alam terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam
terhadap Tinggi Tanaman
No Sandi Perlakuan Tinggi Tanaman ...cm... 1 A0 Blanko 88.00 2 A1 Kontrol 88.00 3 J1 Jerami 5 ton/ha 91.33 4 J2 Jerami 10 ton/ha 89.00 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 94.00 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 93.00 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 94.33 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 94.33 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 92.00 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + 91.00
Jumlah Anakan Perumpun
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 17 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan jumlah anakan perumpun. Pengaruh setiap pemberian jerami padi,
kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap jumlah anakan perumpun dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap jumlah anakan tanaman
No Sandi Perlakuan Jumlah Anakan Perumpun 1 A0 Blanko 9.00 2 A1 Kontrol 13.67 3 J1 Jerami 5 ton/ha 13.00 4 J2 Jerami 10 ton/ha 13.67 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 14.33 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 18.67 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 19.33 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 16.00 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 18.67 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 10.33
Berat Kering Akar (g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 19 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan berat kering akar pada tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi,
kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap berat kering akar tanaman dapat
Tabel 8. Rataan Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap berat kering akar tanaman
No Sandi Perlakuan Berat Kering Akar g/ember 1 A0 Blanko 9.70 2 A1 Kontrol 17.80 3 J1 Jerami 5 ton/ha 17.50 4 J2 Jerami 10 ton/ha 18.47 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 20.10 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 29.57 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 20.83 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 27.67 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 28.73 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 10.87
Berat Kering Daun (g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 21 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan berat kering daun pada tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi,
kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap berat kering daun dapat dilihat pada
Tabel 9.
Berat Kering Gabah (g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 23 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang - kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan berat kering gabah pada tanaman. Pengaruh pemberian jerami padi,
kacang - kacangan dan fosfat alam terhadap berat kering gabah dapat dilihat pada
Tabel 9. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap berat kering daun
No Sandi Perlakuan Berat Kering Daun g/ember 1 A0 Blanko 33.23 c 2 A1 Kontrol 38.63 bc 3 J1 Jerami 5 ton/ha 39.03 bc 4 J2 Jerami 10 ton/ha 52.50 a 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 53.67 a 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 56.87 a 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 47.53 ab 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 56.77 a 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 47.37 ab 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 40.83 bc
Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Tabel 10. Pengaruh Pemberian jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam
terhadap berat kering gabah
No Sandi Perlakuan Berat Kering Gabah g/ember 1 A0 Blanko 16.63 2 A1 Kontrol 16.37 3 J1 Jerami 5 ton/ha 19.13 4 J2 Jerami 10 ton/ha 28.13 5 K1 Kacang-kacangan 5 ton/ha 22.90 6 K2 Kacang-kacangan 10 ton/ha 18.50 7 P1 Fosfat Alam 100 ppm P2O5 24.63 8 P2 Fosfat Alam 200 ppm P2O5 22.30 9 X1 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 19.50 10 X2 Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm K2O 17.10
Pembahasan
pH Tanah
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 5 diketahui bahwa pemberian jerami
padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan nilai pH tanah selama 30 hari inkubasi. Dapat dilihat pada Tabel 1
nilai pH tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat Alam 200 ppm P2O5 yaitu
sebesar 5.92, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada perlakuan Urea 200 ppm
N + SP- 36 200 ppm P2O5 + KCl 200 ppm K2O yaitu sebesar 5.07. Hal ini karena,
penggunaan pupuk kimia dapat mengasamkan tanah sehingga pH yang di hasilkan
lebih rendah dibandingkan dengan pemberian fosfat alam. Penggunaan pupuk N
seperti urea dan amonium sulfat memberikan sisa berupa pengaruh pemberian
pupuk terhadap kemasaman tanah.
Kemasaman tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara dalam
tanah, aktifitas kehidupan jasad renik tanah dan reaksi pupuk yang diberikan
kedalam tanah. Penambahan pupuk kedalam tanah secara langsung akan
mempengaruhi sifat kemasamannya, karena dapat menimbulkan reaksi asam,
netral, maupun basa yang secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi
ketersediaan hara makro dan mikro (Hasibuan, 2008).
C- Organik (%)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 7 diketahui bahwa pemberian jerami
padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan nilai C. Organik tanah. Tetapi dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa nilai
C. Organik tertinggi terdapat pada Perlakuan Jerami 10 ton/ha dan pada perlakuan
terendah pada perlakuan Urea 100 ppm N + SP-36 100 ppm P2O5 + KCl 100 ppm
K2O yaitu sebesar 1.71. Hal ini dikarenakan bahwa bahan yang diberikan
mengandung bahan organik sehingga terjadi penambahan kandungan C- Organik
pada perlakuan yang diberi bahan organik yaitu jerami padi, kacang – kacangan,
dan fosfat alam.
Dari hasil sidik ragam pada lampiran 7 diketahui bahwa pemberian jerami
padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan C. Organik tanah. Hal ini karena sifat bahan organik yang lambat
terdekomposisi. Hal ini sesuai dengan penelitian Suhartatik (1997) dimana
penggunaan jerami segar kurang efektif karena sebagian besar hara belum tersedia
bagi tanaman sehingga disarankan menggunakan jerami yang sudah matang.
Kandungan N bahan organik meningkat sejalan dengan waktu inkubasi yang
sesuai dengan kondisi pelapukan.
N- Total Tanah (%)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 9 diketahui bahwa pemberian jerami
padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan nilai N- Total tanah. Pada Tabel 3 dapat dilihat nilai N- Total tanah
tertinggi terdapat pada Perlakuan Kacang-kacangan 5 ton/ha dan perlakuan
Kacang-kacangan 10 ton/ha sebesar 0.16, sedangkan nilai terendah pada
perlakuan Blanko yaitu sebesar 0.13. Hal ini dikarenakan bahwa pada perlakuan
kacang - kacangan yang diberikan mengandung N tinggi sehingga N menjadi
lebih tersedia dan kacang – kacangan yang diberikan lebih mudah melapuk
Karakteristik tanaman pupuk hijau yang disarankan oleh IRRI (1984)
adalah kegunaannya banyak, umur pendek, cepat tumbuh, mempunyai
kemampuan yang tinggi menimbun hara, tahan terhadap naungan, kekeringan dan
penggenangan, adaptif pada ekologi yang luas, efisien dalam penggunaan air,
kecepatan menimbun hara N tinggi, mudah dibenamkan, serta tahan terhadap
hama dan penyakit.
Pemberian pupuk nitrogen pada lahan basah, seperti sawah disarankan
untuk dibenamkan pada lapisan reduksi terutama untuk pupuk N amonium. Hal
ini di lakukan karena pada lapisan reduksi N dalam bentuk amonium berada
dalam keadaan stabil. Bila pupuk N disebarkan pada tanah sawah, sebagian besar
N yang diberikan akan mengalami oksidasi dan akan hilang tercuci dalam bentuk
nitrat ataupun gas (Hasibuan, 2008).
P- Tersedia (ppm)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 11 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata
terhadap peningkatan P- Tersedia tanah. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai
P- Tersedia tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat Alam 100 ppm P2O5 yaitu
sebesar 178.54, sedangkan nilai P- Tersedia terendah pada perlakuan blanko yaitu
sebesar 13.75. Hal ini karena, fosfat alam mengandung P, sehingga P lebih
tersedia bagi tanaman. Kemampuan pupuk P- alam untuk melepaskan P
dipengaruhi oleh kombinasi sifat pupuk seperti komposisi kimia, jenis mineral,
dan ukuran partikel. Semakin halus ukuran partikel, semakin banyak
kemungkinan kontak antara perlakuan pupuk P- alam dan tanah sehingga
Bahan organik tanah juga dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat melalui
hasil dekomposisinya yang dapat menghasilkan asam – asam organik dan CO2.
Asam – asam organik yang dihasilkan seperti asam malonat, asam oxalate, asam
tatrat akan menghasilkan anoin organik. Anion organik mempunyai sifat dapat
mengikat ion Al, Fe, dan Ca dari dalam larutan tanah, kemudian membentuk
senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion – ion Al,
Fe, dan Ca yang bebas dalam larutan akan berkurang dan diharapkan fosfor akan
tersedia lebih banyak (Hakim, dkk, 1986).
Kecepatan pelepasan fosfat dari bentuk yang tidak tersedia kebentuk
tersedia adalah berbeda, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sifat tanah,
luas permukaan dari senyawa fosfat, dan waktu. Terdapat hal lain yang ikut
mempercepat pelepasan P ini yaitu adanya pelepasan gas H2, CO2, H2S, dan CH4.
Gas – gas tersebut berasal dari proses reduksi dan dekomposisi bahan organik
tanah (Hakim, dkk, 1986).
K- Tukar Tanah (me/100g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 13 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan nilai K- Tukar tanah. Nilai K- Tukar tidak berpengaruh nyata karena
pada saat jerami dibenamkan harus membutuhkan waktu yang lebih lama lagi
agar dapat tersedia bagi tanah. Dapat dilihat pada Tabel 5 nilai K- Tukar tertinggi
terdapat pada Perlakuan Jerami 5 ton/ha yaitu sebesar 2.29, sedangkan nilai
terendah pada perlakuan Urea 200 ppm N + SP36 200 ppm P2O5 + KCl 200 ppm
K2O yaitu sebesar 0.19. Ini dikarenakan jerami padi yang dibenamkan kedalam
Membenamkan jerami padi kedalam tanah akan meningkatkan kandungan K
tanah dan K yang berasal dari jerami bersifat larut dalam air dan siap tersedia bagi
tanaman padi (Sutanto, 2002).
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 13 dapat dilihat bahwa pengaruh
pemberian jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruh
nyata dalam meningkatkan K- Tukar tanah. Hal ini karena jerami padi yang
diberikan masih belum melapuk, berarti masa inkubasi pada jerami masih kurang
lama. Pada penelitian terbukti bahwa pada saat panen jerami masih tampak
didalam tanah (jerami padi masih belum melapuk).
Tinggi Tanaman (cm)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 15 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan tinggi tanaman. Dapat dilihat pada Tabel 6 nilai tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat alam 100 ppm P2O5 dan Fosfat alam 200
ppm P2O5 yaitu sebesar 94.33, sedangkan yang terrendah terdapat pada perlakuan
A0 Blanko yaitu sebesar 88.00. Hal ini dikarenakan adanya pemberian pupuk
anorganik dan organik, seperti fosfat alam yang dapat merangsang pertumbuhan
tanaman. Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman.
Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanaman
menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan merangsang
pertumbuhannya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Jumlah Anakan Perumpun
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 17 diketahui bahwa pemberian
peningkatan jumlah anakan perumpun. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai
jumlah anakan tertinggi terdapat pada Perlakuan Fosfat Alam 100 ppm P2O5 yaitu
sebesar 19.33, sedangkan nilai jumlah anakan terendah pada perlakuan Blanko
yaitu sebesar 9.00. Hal ini dikarenakan pada perlakuan pemberian fosfat dapat
meningkatkan jumlah anakan perumpun. Pengaruh fosfor terhadap tanaman dapat
merangsang perkembangan akar. Pemberian fosfor pada padi juga dapat
memperbanyak jumlah anakan tanaman (Damanik, dkk, 2010).
Berat Kering Akar (g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 19 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan berat kering akar. Dapat dilihat pada Tabel 8 nilai berat kering akar
tertinggi terdapat pada Perlakuan Kacang-kacangan 10 ton/ha yaitu sebesar 29.57,
sedangkan nilai berat kering akar terendah terdapat pada perlakuan Blanko
yaitu sebesar 9.70. Hal ini karena pada pemberian bahan organik, unsur hara yang
terkandung dalam tanah dan jumlah hara yang diberikan ke dalam tanah cukup
sehingga akar banyak menyerap unsur hara, sedangkan pada blanko unsur hara
kurang tersedia.
Akar tanaman adalah organ tanaman yang langsung berhubungan dengan
serapan hara atau pupuk yang diberikan kedalam tanah. Sifat akar atau bentuk
perakaran tanaman menetukan cara penempatan pupuk maupun jumlah pupuk
yang diberikan. Bila dari biji akan tumbuh akar tunggang lebih dahulu, maka
pupuk sebaiknya ditempatkan di bawah biji, tetapi bila akar lateral yang tumbuh
lebih awal maka pupuk diletakkan disekitar biji yang ditanam (Hasibuan, 2008).
disebabkan oleh akar tanaman yang melakukan proses pernafasan mengeluarkan
gas CO2. Gas CO2 ini bila larut dalam air dalam tanah akan bereaksi sebagai
berikut:
CO2 + H2O → H2CO3
H2CO3 → H+ + HCO3-
Disosiasi H2CO3 menyebabkan terionisasi H+ yang kemudian diikuti
penurunan pH tanah. Makin banyak akar baik volume maupun panjang akar,
maka makin tinggi kecendrungan penurunan pH. Daerah perakaran umumnya
mempunyai pH lebih rendah dibanding dengan pH di luar perakaran
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Berat Kering Daun (g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 21 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam berpengaruh sangat nyata
terhadap peningkatan berat kering daun. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai
berat kering daun tertinggi terdapat pada Perlakuan Kacang-kacangan 10 ton/ha
yaitu sebesar 56.87, sedangkan nilai pengaruh berat kering daun terrendah pada
perlakuan Blanko yaitu sebesar 33.23. Hal ini karena pada perlakuan adanya
pemberian kacang – kacangan, dimana kacang – kacangan mengandung N yang
cukup tinggi sehingga lebih banyak unsur hara yang diserap tanaman, dan
pertumbuhan daun menjadi lebih berat dibandingkan dengan perlakuan A0 yaitu
blanko.
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 21 diketahui bahwa berat kering
daun berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan berat kering daun. Hal ini
anakannya, semakin banyak jumlah daun maka jumlah anakan akan menjadi
bertambah.
Tanaman yang termasuk famili Leguminosa telah umum digunakan
sebagai pupuk organik karena mengandung N sehingga keberadaan dan
melapuknya di dalam tanah akan mendorong jasad – jasad renik aktif
menguraikannya (jasad renik memerlukan N untuk perkembangannya).
Kandungan N tinggi melebihi tersedianya N yang di perlukan jasad renik,
kelebihannya ini dimanfaatkan tanaman bagi peningkatan pertumbuhan dan
perkembangannya
Berat Kering Gabah (g)
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 23 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan dan fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap
berat kering gabah. Dapat dilihat pada Tabel 10 nilai berat kering gabah tertinggi
terdapat pada Perlakuan Jerami 10 ton/ha yaitu sebesar 28.13, sedangkan nilai
terrendah pada perlakuan Kontrol yaitu sebesar 16.37. Perbedaan berat kering
gabah ini diakibatkan karena adanya gangguan lingkungan yang mengakibatkan
sebagian produksi padi terganggu seperti angin, hujan dan hama.
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 23 diketahui bahwa pemberian
jerami padi, kacang – kacangan, dan fosfat alam tidak berpengaruhnyata terhadap
peningkatan berat kering gabah. Hal ini karena sisa – sisa tanaman seperti jerami
padi merupakan sumber bahan organik yang paling mudah didapat untuk
meningkatkan penambatan N pada tanah sawah. Tetapi karena jerami lambat
melapuk maka pemberiannya menjadi tidak berpengaruh nyata terhadap