• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tungku sekam membutuhkan aliran udara yang maksimum untuk melakukan

t

T

c

Mf

Qn . .

(1)

Qn - energi yang dibutuhkan (kcal/jam) Mf - massa makanan (kg )

c - energi spesifik (kcal/kg) t - waktu pemasakan (jam)

T

- perubahan suhuoC

Pemasukan energi mengacu pada jumlah energi yang diperlukan, dalam istilah bahan bakar, energi yang harus dimasukan ke dalam kompor. Hal ini dapat dihitung

menggunakan rumus berikut, ( Belonio,1985)

(2)

Keterangan :

FCR –Fuel Consumption Rate(FCR) Laju bahan bakar yang digunakan (kg/jam)

Qn - Laju energi yang digunakan (kcal/jam) HVF - Heat Value Fuel (HVF) nilai kalor bahan bakar (kcal/kg)

ξg - efisiensi tungku sekam (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Efisiensi tungku sekam

Tungku sekam membutuhkan aliran

udara yang maksimum untuk melakukan

proses pembakaran. Oleh karena itu udara yang terperangkap harus dibuat sebanyak mungkin. Udara masuk melalui lubang dengan satu lubang udara memiliki efesiensi yang tinggi (Maulana, 2008).

Nilai efesiensi pada tungku sekam dengan satu lubang utama tiga jenis perlakuan ukuran dan tiga ulangan didapatkan nilai pada Gambar 4 dan 5 Pada tungku sekam luasan lubang inti 22 cm x 8 cm membutuhkan waktu untuk memdidihkan air rata-rata 0,20 jam. Laju konsumsi bahan bakar (FCR) sebesar 5,71 kg/jam, sedangkan energi kalor yang dibutuhkan (Qn) untuk mendidihkan air sebanyak 6 liter adalah 2206,06 kcal /jam. sehingga diperoleh efisiensi tungku sekam

sebesar 12,92%. Luasan lubang inti 22 cm x 16 cm efisiensi paling baik

dihasilkan pada ulangan ke-2. Dengan waktu pemasakan rata-rata selama 0,18 jam serta memiliki laju konsumsi bahan bakar (FCR) sebesar 6,24 kg/jam, sedangkan energi kalor yang dibutuhkan (Qn) untuk mendidihkan air sebanyak 6 liter adalah 2359,62 kcal /jam sehingga diperoleh efisiensi tungku sekam rata-rata sebesar 12,87%. Efisiensi paling baik adalah dengan perlakuan diberi luasan satu lubang inti ukuran 22 cm x 24 cm. Pada jenis ini membutuhkan waktu rata-rata selama 0,17 jam serta memiliki laju konsumsi bahan bakar (FCR) sebesar 6,03 kg/jam, sedangkan energi kalor yang dibutuhkan (Qn) untuk mendidihkan air sebanyak 6 liter adalah 2575,00 kcal/jam sehingga diperoleh efisiensi tungku sekam sebesar 14,32 %. Data masing-masing ukuran lubang tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 dan 6 serta pengolahan data lengkap tertera dalam Lampiran 3.

6

Tabel 3. Hasil pengukuran parameter sistem tungku sekam untuk mendidihkan 6 liter air menggunakan lubang udara ukuran 22 cm x 8 cm

Ulangan

Suhu (ºC) Massa sekam (kg) Titik Waktu

Pa Be Kr Dr Kd maw mak ms mt didih (ºC) (jam) I 63,3 178,6 103,3 37,7 300 2000 200 700 1100 98,0 0,22 II 84,7 190,7 106,7 40,3 tt 4800 3200 700 900 98,0 0,15 III 67,7 153,0 82,0 34,3 tt 4000 2000 700 1300 98,0 0,22

Tabel 4. Hasil pengukuran parameter sistem tungku sekam untuk mendidihkan 6 liter air menggunakan lubang udara ukuran 22 cm x 16 cm

Ulangan

Suhu (ºC) Massa sekam (kg) Titik Waktu

Pa Be Kr Dr Kd maw mak ms mt didih (ºC) (jam) I 65,3 183,0 94,6 44,3 135 2000 0 700 1300 98,0 0,16 II 86,6 198,7 100 41,3 288 2000 800 200 1000 98,0 0,18 III 64,0 150,7 58,7 34,3 200 2000 300 700 1000 98,0 0,19

Tabel 5. Hasil pengukuran parameter sistem tungku sekam untuk mendidihkan 6 liter air menggunakan lubang udara ukuran 22 cm x 24 cm

Ulangan

Suhu (ºC) Massa sekam (kg) Titik Waktu

Pa Be Kr Dr Kd maw mak ms mt didih (ºC) (jam) I 74,0 409,0 105,0 367,0 416,0 9500 8000 700 800 98,0 0,14 II 72,0 218,0 123,6 34,7 tt 5300 3500 700 1100 98,0 0,20 III 74,0 213,0 109,3 32,3 tt 3500 1700 700 1100 98,0 0,16

Keterangan : ma = massa awal

Pa = panci mak = massa akhir

Be = behel ms = massa sisa

Kr = kerucut mt = massa terpakai Dr = drum tt = tidak terbaca Kd = kerucut dalam

7

Gambar 4. Efisiesnsi tiap ulangan tungku sekam dan tiap ukuran lubang

Gambar 5. Efisiensi rata-rata tungku sekam Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa luasan lubang udara sangat mempengaruhi efisiensi tungku sekam. Luasan lubang udara dan bentuknya dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang nyata pada nilai efisiensi energi yang dihasilkan. Luasan lubang udara sangat mempengaruhi efisiensi karena tungku sekam ini merupakan jenis tungku yang memanfaatkan aliran udara sebagai energi luar. Luasan udara yang optimal pada penelitian ini yaitu,

22 cm x 24 cm. Ukuran lubang ternyata Sangat mempengaruhi udara masuk dan menyalakan bahan bakar. Semakin banyak udara yang terperangkap di dalam tungku, maka mempermudah menyalakan sekam.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pada ukuran lubang 22 cm x 8 cm efisiensi 12,92%, ukuran 22 cm x 16 cm efisiensi 12,87%. Ukuran 22 cm x 24 cm efisiensi 14,32%. Dari data di atas ternyata ukuran lubang yang terbesar menghasilkan efisiensi yang sangat nyata, artinya yang tertinggi dibandingkan dengan yang pertama dan kedua.

Saran

Pada penelitian selanjutnya disarankan : 1) Membuat variasi lebih banyak pada

ukuruan tubuh tungku sekam dan bentuk lubang udara di tubuh tungku sekam.

2) Membuat variasi kemiringan kerucut wadah sekam

3) Selama penelitian berlangsung perlu diamati pada lokasi dan waktu yang sama dan dengan mengukur suhu dan tekanan udara lingkungan

4) Jumlah bahan bakar sekam yang dimasukkan dan yang terbakar diamati secermat mungkin agar perhitungan mencari efisiensi energinya menjadi lebih teliti.

UCAPAN TERIMA KASIH

( ACKNOWLEDGEMENT ) Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jendral Pendidikkan Tinggi, Departemen Nasional sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Penelitian Unggulan Strategis Nasional dengan nomor kontrak : 413/SP2H/PP/DP2M/VI/2009, tanggal 25 juni 2009, yang telah membantu mendanai penelitian ini sehinnga dapat diselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Belonio. 1985. Rice Huso gas store handbook.Approriate Technology Centre. Departement of Agricultural Engineering and Environmental Management. Collage of Agricultura

8

Central Philipine University Iloilo City. Philipine.

Husin, AA. 2007. Pemanfaatan Sekam Padi dan Abu Sekam Padi untuk Pembuatan Batu Bata beton Berlubang. e-jurnal Balitbang PU. Pusat Litbang Pemukiman.Bandung.

www.pu.go.id/balitbang

Irzaman, Alatas, H,Darmasetiawan,H. Yani, A dan Musiran. 2007. Development of Cooking Stove From Waste (Rice Husk). Institut Pertanian Bogor, Departemen of Physics, FMIPA IPB. Darmaga.

Kartasasmita,G.1996.Strategi

Pengembangan Usaha Tani. Seminar Nasional HUT-HIPPI. Jakarta.

Maulana, R.2008. Optimasi Efisiensi tungku Sekam dengan variasi lubang pada Badan Kompor. Skripsi. Bogor. Rachmat,Ridwan.2006.Kompor Sekam

Segar. Tablot Sinar Tani. Jakarta. Susilo, Sri Y. 2008. Strategi Bertahan

Industri Kecil Pasca Kenaikkan Haraga Pangan dan energi : Kasus Pada Industri makanan di Yogyakarta. Seminar Sains dan Teknologi-II Bandar Lampung.

Thorburn, Craig. 1982. Rice Husk as a Fuel. Bandung : PT Tekton Books Pusat Teknologi Pembangunan Institut Teknologi Bandung

Warta Penelitianan Pengembangan Pertanian.2006. Giliran Sekam untuk Bahan Bakar Alternatif.

9

Dokumen terkait