• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. Tupoksi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Brebestentang Tugas, Fungsi, dan Uraian Tugas Jabatan Strutural Perangkat Daerah Kabupaten Brebes Nomor 102 Tahun 2016. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, maka diketahui bahwa Dinas Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan daerah kabupaten di bidang pariwisata berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, tugas dekonsentrasi dan pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Didalam Perbup tersebut, disebutkan dalam ayat (2) tentang fungsi dinas pariwisata, diantaranya adalah menyatakan Dinas Pariwasata harus menjalankan fungsi Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang kebudayaan dan pariwisata.

Dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kebudayaan dan Pariwasata, kami menggunakan teori POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

a. Planning

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Di dalam planning, Dinas Pariwisata harus dapat memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.

b. Organizing

Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas,

membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.

c. Actuating

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.

d. Controlling

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan.

D. Pariwisata

Istilah Pariwisata terlahir dari bahasa sansekerta yang komponen-komponennya terdiri dari : “Pari” yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; “Wis(man)” yang berarti rumah, properti, kampung, komunitas; dan “ata”berarti pergi terus-menerus, mengembara (roaming about) yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti : pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus dan tidak bermaksud untuk menetap ditempat yang menjadi tujuan perjalanan (Pendit, 2002:3).

Dari prespektif ekonomi, dampak positif pariwisata yaitu :

1. Mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uang asing di daerah tujuan wisata,

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsung atau tidak langsung dengan jasa pariwisata,

4. Memperluas pencipataan kesempatan kerja, baik pada sektor-sektor yang terkait langsung seperti perhotelan, restoran, agen perjalana, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industri kerajinan, penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasa lain dan sebagainya,

5. Sumber pendapatan asli daerah (PAD), dan

6. Merangsang kreativitas seniman baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dan tayang diperuntukkan konsumsi wisatawan (Antara, 2011: 10). Konsep Pariwisata menurut Brukart dan Medlik (2001: 46). Wisatawan memiliki empat ciri, diantaranya adalah :

1. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dan tinggal di berbagai tempat tujuan.

2. Tempat tujuan wisatawan berbeda dari tempat tinggal dan tempat kerjanya sehari-hari, karena itu kegiatan wisatawan tidak sama dengan kegiatan penduduk yang berdiam dan berkeja di tempat tujuan wisata.

3. Wisatawan bermaksud pulang kembali dalam beberapa hari atau bulan-bulanan karena perjalanan itu bersifat sementara dan berjangka panjang.

4. Wisatawan melakukan perjalanan bukan untuk mencari tempat tinggal untuk menetap ditempat tujuan atau bekerja untuk mencari nafkah.

Menurut Robinson dalam Pitana (2005: 40), pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubaham suasana, atau untuk mendapatkan perjalanan baru.

1. Obyek Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Seorang wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/ Negara karena tertarik oleh sesuatu yang menarik dan menyebabkan wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/ Negara disebut daya tarik dan atraksi wisata (Mappi, 2001: 30).

Menurut Mappi (2001: 30-33) Obyek wisata dikelompokkan kedalam tiga jenis, yaitu : a. Obyek wisata alam, misalnya : Laut, pantai, hutan mangrove, gunung (berapi), danau,

sungai, fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-lain. b. Obyek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari-tari (tradisional), musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum dan lain-lain.

c. Obyek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga, permainan (layangan), hiburan (lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.

Membangun obyek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan obyek wisata itu sendiri. Pembangunan obyek dan daya tarik wisata dapat diakukan oleh pemerintah, badan usaha maupun perseorangan dengan melibatkan dan bekerjasama pihak-pihak yang terkait.

Seorang wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena didorong oleh berbagai motif yang tercermin dalam berbagai macam jenis pariwisata. Bagi daerah yang sangat perlu mempelajari motif ini karena berhubungan dengan fasilitas yang perlu disiapkan dan program-progam promosinya.

Beberapa pariwisata yang sudah dikenal, antara lain Pendit (2004: 14) :

a. Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata kesehatan yaitu perjalanan seorang wisatawan yang bertujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat atau Negara.

d. Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagangan dan sebagaianya.

e. Wisata industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar, atau orang0orang awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian.

f. Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitan dengan olahraga air seperti danau, pantai atau laut.

g. Wisata cagar alam yaitu jenis wisata yang biasanya banya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke

tempat atau daerah cagar alam, taman indung, hutan daerah, pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya, dilindungi oleh Undang-undang.

Dokumen terkait