• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Turbin Air Cross Flow

Turbin tipe ini dibuat pertama kali di Eropa. Nama cross flow diambil dari

kenyataan bahwa air melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam menghasilkan

putaran (rotasi). Sedangkan nama Banki (dari Hungaria) dan Mitchell (dari

Austria) adalah nama ahli teknik yang mengembangkan prinsip – prinsip turbin

tersebut serta perhitungannya. Turbin cross flow ini mempunyai arah aliran yang

radial atau tegak lurus dengan sumbu turbin.

Turbin air cross flow adalah sebuah turbin air radial dimana aliran air

masuk dan keluar rotor melalui lingkaran peripheral rotor yang sama. Turbin air

cross flow pertama kali diperkenalkan oleh A.G.M.Mitchell dan D.Banki pada

awal abad ini (Mosonyi,1966). Penemuan turbin ini sangat didasarkan pada usaha

untuk mencari jenis turbin baru yang lebih kecil, sederhana dan lebih murah

dibandingkan dengan jenis turbin yang lainnya. Sebagai hasilnya, turbin air cross

flow yang hanya memerlukan proses pembuatan yang sederhana, sepertinya dapat

memenuhi kita, meskipun belum ada pembangkit daya yang besar yang perna

dibangun dengan menggunakan turbin jenis ini. Turbin air cross flow sangat

terkenal untuk pembangkit daya ukuran kecil hingga sedang. Untuk jangkauan

daya yang dapat dihasilkan, turbin air cross flow telah dapat menggantikan tempat

mesin konversi daya air yang lain, seperti kincir air yang sederhana sampai turbin

impuls dan reaksi yang rumit pembuatannya.

Meskipun turbin air cross flow telah dipergunakan secara luas diseluruh

dunia selama ini, teori dasar yang terperinci, khususnya yang melibatkan aliran

perbedaan yang kontras dibandingkan dengan upaya yang sama untuk turbin jenis

lain.

Turbin air cross flow yang selama ini dibuat termasuk jenis turbin air

impuls – radial. Turbin ini aliran air masuk ke turbin melalui sebuah pipa pencar

dengan penampang segi empat. Aliran melewati sudu gerak turbin sebanyak duta

kali dengan arah relative tegak lurus poros turbin. Dalam hal ini tidak ada aliran

arah aksial, sehingga tidak terdapat gaya – gaya yang bekerja dalam arah poros

turbin.

Air masuk roda gerak turbin ke sudu gerak tingkat pertama dari arah luar

roda menuju kearah tegak lurus poros, kemudian aliran air melalui bagian tengah

roda gerak yang kosong dan airnya akan mengenai sudu gerak untuk kedua

kalinya dan kemudian keluar turbin. Diantara tingkat pertama dan tingkat kedua

aliran membentuk jet pada daerah terbuka dengan tekanan yang sama dengan

tekanan atmosfer. Aliran yang terjadi secara fisik harus memenuhi prinsip

kekekalan massa.

Pada turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga pada

head yang rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena alasan tersebut, turbin pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik

skala kecil. Sebagai alternatif turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head

rendah adalah turbin crossflow atau turbin impuls aliran ossberger. Turbin

crossflow dapat dioperasikan pada debit 10 litres/sec hingga 10000 litres/sec dan

head antara 1 s/d 200 m. Komponen – komponen utama konstruksi turbin

crossflow adalah sebagai berikut :

2. Alat Pengarah (distributor) 3. Roda Jalan 4. Penutup 5. Katup Udara 6. Pipa Hisap 7. Bagian Peralihan

Aliran air dilewatkan melalui sudu sudu jalan yang berbentuk silinder,

kemudian aliran air dari dalam silinder ke luar melalui sudu-sudu. Jadi perubahan

energi aliran air menjadi energi mekanik putar terjadi dua kali yaitu pada waktu

air masuk silinder dan air keluar silinder. Energi yang diperoleh dari tahap kedua

adalah 20 %nya dari tahap pertama.

Gambar 2.9 Konstruksi turbin ossberger atau turbin crossflow.

Sumber

Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus berfungsi

dengan turbin impuls pelton yaitu energi kinetik dari pengarah dikenakan pada

sudu-sudu pada tekanan yang sama. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi

panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan

mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.

Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah

dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari

beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

Gambar 2.10 Aliran masuk turbin ossberger atau turbin crossflow.

Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

Turbin aliran silang yang pertama disebut turbin banki, ini berbentuk

skripsi yaitu tahun 1949 oleh State University di Oregon. Sedangkan publikasi

mengenai rancangan bangunan baru dimulai tahun 1967 oleh suatu badan yang

diberi nama VITA. Namun demikian, jauh sebelumnya turbin jenis ini telah

diproduksi oleh suatu pabrik yakni Ossberger di Jerman. Konstruksi Turbin

Ossberger mirip dengan separuh pompa keong. Disini air masuk menuju roda turbin vertical terhadap lantai pondasi. Menurut propagadis turbin ini bereffisiensi

74% - 84% dan menjamin operasinya 80%. Apabila diperhatikan dengan cermat

bagian – bagian dan rakitan turbinnya masih terlalu rumit untuk memperoleh daya

yang kecil.

Turbin aliran silang ini akhirnya lebih akrab kepada masyarakat pedesaan

dengan segala aspek kesederhanaannya. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa

badan kerja sama SKAT – Switzerland/BYS Nepal, GATE Jerman/BEW – Nepal,

GATE Jerman/CITA Equador dan ATD – Pakistan, semenjak tahun 1975 lebih

dari 500 unit telah dipasang dinegara ketiga tersebut.

Turbin aliran silang yang direncanakan ini dirancang dengan

menggunakan rumah turbin yang sedemikian rupa dalam bentuk yang sederhana

sehingga mudah diangkut dan dipasang. Pada turbin ini digunakan sebuah katup

(valve) yang berbentuk khusus yang berfungsi untuk mengatur arah dan kapasitas

aliran air. Menurut arah aliran airnya turbin ini dapat dibedakan atas dua jenis

yaitu :

1) Turbin aliran silang jenis vertical

Dimana air dialirkan melaului pipa pesat dengan posisi vertical terhadap

rumah turbin dan mendorong karangan sudu hingga roda jalan turbin berputar dan

ini berlangsung secara kontinu.

2) Turbin aliran silang jenis horizontal

Dimana aliran air dialirkan melalui pipa pesat dalam posisi horizontal

terhadap rumah turbin dan menyembur / mendorong karang sudu hingga roda

jalan turbin berputar.

Gambar 2.12 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal

Studi yang mendalam terhadap pembangkit tenaga jenis cross flow untuk

PLTA skala kecil belum banyak dilakukan orang, karena tipe ini dianggap

sederhana dan effisiensi nya relatif rendah. Penelitian pada akhir – akhir ini

dilakukan terhadap pembangkit listrik yang berskala besar, mengingat secara

ekonomi makro, pembangkit listrik besarlah yang dianggap sangat

menguntungkan untuk dikembangkan. Tetapi bila kita berbicara kemampuan

masyarakat dalam keikutsertaan mengumpulkan air dari sumber tenaga yang

tersebar di jaringan irigasi dan sungai – sungai kecil di Indonesia, maka justru kita

harus mengembangkan tipe cross flow itu agar dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat yang terbatas pengetahuan dan teknologinya. Tipe cross flow ini

sudah jelas kesederhanaannya dan dapat diproduksi oleh bengkel – bengkel biasa

Masalahnya dalam mendisain atau mendimensi tipe cross flow ini perlu

ada pedoman petunjuk, panduan dan bahkan spesifikasi jenis – jenis tertentu yang

telah diketahui perilakunya yang berkaitan dengan :

1. Kesedian debit dan tinggi muka air di suatu lokasi tertentu, untuk

mengetahui ketersediaan air pada suatu daerah aliran baik untuk

tujuan khusus seperti pembuatan bendungan untuk keperluan

pembangkit tenaga listrik atau untuk keperluan irigasi maupun untuk

tujuan yang lebih umum seperti pembuatan masterplan konservasi

sumberdaya air, perkiraan tentang ketersediaan air amatlah penting.

Oleh karena itu masalah data – data topografi dari suatu sungai yang

berkesinambungan harus dimiliki.

Disamping itu cara lain untuk merencanakan PLTA skala kecil perlu

diketahui ketersedian air yang ada agar PLTA tersebut dapat

berfungsi terus menerus sepanjang waktu, serta lokasi penempatan

turbin agar sesuai dengan yang direncanakan sehingga didapat debit

serta tinggi muka air yang memadai. Ketersediaan air di sungai

dalam jangka waktu yang panjang dapat diperkirakan dengan

mengadakan pegamatan taraf muka air pada beberapa lokasi

pengamatan. Dengan demikian debit pada sungai tersebut akan

dipergunakan untuk menggerakan turbin.

2. Daya yang dapat dihasilkan

Berdasarkan debit yang ada pada PLTA tersebut akan menghasilkan

daya dengan menggunakan rumus :

Dimana :

P = Daya (W)

ρ = Massa jenis air (kg/m3) Q = Debit (m3/s)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

H= Perbedaan ketinggian (m)

η = efisiensi

3. Pembangkit listrik atau generaor

Pembangkit listrik atau generator ini diusahakan yang mudah

diperoleh di pasar atau yang dapat dibuat lokal.

4. Ukuran dan bentuk detail turbin

Ukuran dan bentuk detail turbin dibuat agar mudah di desain dan

dipasang dilapangan.

5. Efisiensi turbin

Efisiensi turbin di dapat dari membandingkan output dan input yang

terpakai.

6. Pengoperasian dan Pemeliharaan

Pengoperasian dan pemeliharaan PLTA skala kecil ini mampu

dilakukan oleh tenaga/ teknisi menengah.

Dokumen terkait