• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.13. Ubidots

Ubidots merupakan layanan cloud computingyang menyediakan secara khusus akses bagi pengembang, peneliti, ataupun perusahaan untuk dengan mudah membuat aplikasi berbasis IoT (Internet of Things). Dari pemantau kesehatan, minyak dan gas dengan sistem SCADA, sampai dengan analisis ritel, Ubidots menyediakan platform untuk mengumpulkan data sensor dan mengubahnya menjadi nilai yang dapat diolah menjadi beragam bentuk data, termasuk data grafis sehingga mudah diamati.

Ubidots berpusat di Miami dan Bogota, dan pengembangan bisnis berada di Boston. Ubidots memproses 180 juta titik data dan mengirim 200.000 peringatan ke berbagai instisusi kesehatan, perusahaan minyak dan gas, badan penyalur makanan dan sebagainya. Ubidots bekerja dengan menerima data dari pengembang melalui internet dan mengolahnya pada server Ubidots sesuai dengan kebutuhan pengembang, kemudian data pengembang pada server dapat diakses melalui websitewww.ubidots.com dari seluruh perangkat yang terhubung ke internet seperti yang terlihat pada Gambar 2.19.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan juga bertambahnya populasi manusia, menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pangan. Di negara tropis seperti Indonesia, dimana ekonomi banyak digerakkan oleh hasil agrikultur pada kenyataannya masih belum dapat menghasilkan produk agrikultura yang maksimal secara kontinu. Penyebab utamanya adalah kurangnya curah hujan dan air tanah dibeberapa tempat di Indonesia. Penyebab lain yang sangat penting adalah penggunaan air yang tidak terencana diikuti dengan terbuangnya sejumlah besar air secara sia-sia. Penggunaan air pada lahan pertanian yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan tumbuhan tersebut kering dan busuk.

Pada zaman sekarang ini, petani menggunakan teknik irigasi manual untuk mengontrol pengairan tanaman dengan melakukan pengairan pada interval waktu tertentu. Proses ini terkadang mengkonsumsi lebih banyak air atau terkadang pengairan terlambat dilakukan dan tanaman telah kering. Kondisi tanaman yang kekurangan air telah lebih dahulu mengalami penurunan sebelum terlihat secara visual bahwa tanaman tersebut telah kering dan layu. Tingkat pertumbuhan melambat dan bobot buah yang lebih ringan diikuti dengan keringnya tanaman. Masalah ini dapat diatasi dengan sebuah mikrokontroler berbasis sistem irigasi otomatis dimana pengairanakan berlangsung hanya saat tanaman membutuhkan air yang intens. Indikator untuk mengetahui apakah air yang dibutuhkan tanaman

sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan mengukur tingkat kelembaban tanahnya.

Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau pori-pori tanah yang berada di atas water table (Jamulya dan Suratman, 1993). Kelembaban tabah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, terinspirasi dan perkolasi. Informasi kelembaban tanah dapat dipergunakan untuk manajemen sumber daya air, peringatan awal kekeringan, penjadwalan irigasi, dan perkiraan cuaca.(Arnold, 1999).

Defisit dalam kelembaban dapat menuju pada kelayuan tanaman dan tindakan perbaikan tepat pada waktunya melalui irigasi dapat menyelamatkan pertanian. Grove Moisture Sensor SEN0100 merupakan sensor yang mampu mendeteksi intensitas air dalam tanah (moisture). Sensor ini terdiri dari dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian memaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar).

Sistem irigasi otomatis ini bekerja dengan menggunakan pompa air dengan saklar yang diaktifkan pada saat sensor kelembaban mengirimkan sinyal resistansi besar. Petani dapat menggunakan perangkat otomatis ini untuk mengurangi kerugian air pada pengairan tanah yang lembab, menghindari pengairan pada hari yang salah, yang mana dapat meningkatkan kinerja tanaman dengan memastikan air yang memadai pada saat diperlukan.Sistem berguna untuk membantu petani dalam menghemat waktu, mengurangi kesalahan manusia

(human error) dalam menyesuaikan tingkat kelembaban tanah dan juga untuk memksimalkan keuntungan bersih mereka.

Selain membantu petani dalam menghemat waktu, sistem ini juga menggunakan konsep IoT (Internet of Things), sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu petani dalam mengerjakan pekerjaan lain kerena tanaman dapat dimonitoring dari mana saja, hanya dengan koneksi internet. Konsep Internet of Things (IoT) memungkinkan manusia berinteraksi dengan semua peralatan yang terhubung dengan jaringan internet juga merupakan bagian penting yang dapat mengoptimalkan sistem irigasi otomatis ini, sehingga sistem ini terhubung ke jaringan dan pengguna dapat mengakses informasinya secara realtime tanpa batasan tempat.

Keunggulan secara umum dari sistem ini yaitu pengukuran dapat dilakukan secara mudah dilapangan atau pun jarak jauh dan nilai kelembaban tanah dapat langsung diketahui secara realtime. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis membuat RANCANGAN SISTEM PENGAIRAN TANAMAN OTOMATIS MENGGUNAKAN WIFI DAN GROVE MOISTURE SENSOR SEN100 BERBASIS ARDUINO LEONARDO.

1.2. Rumusan Masalah

Laporan tugas akhir ini membahas tentang :

1. Bagaimana merancang suatu sistem pengairan tanaman otomatis dengan menggunakan grove moisture sensor SEN0100 dan Arduino Leonardo ?

3. Bagaimana merancang interface dan kontrol manual pada android berbasis WiFi ?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk:

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma III Fisika FMIPA Universitas Sumatera Utara

2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi pengontrolan dan elektronika sebagai bidang diketahui.

3. Memberikan penjelasan tentang suatu sistem irigasi otomatis yang dikendalikan oleh WiFi.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah : 1. Pembahasan Arduino Leonardo.

2. Sensor yang digunakan adalah grove moisture sensor SEN0100. 3. Program yang digunakan adalah Arduino IDE.

4. Interface pada android difungsikan sebagai penampil data kelembaban tanah dan kontrol manual sistem.

1.5. Metodologi Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa tugas akhir ini adalah:

Mempelajaridan mengambil data-data dari pengetahuan pustaka,pengetahuan kuliah,serta mengkaji referensi berupa buku, majalah, jurnal,artikel-artikel dari internetyang kemudian dianalisis dan ditulis secara sistematis menjadi sebuah bahan penelitian.

2. Konsultasi dan Diskusi

Melakukan konsultasi dengan pembimbing instansi, dosen pembimbing serta berdiskusidengan orangyang memiliki kompetensi di bidang elektronika, jaringan komunikasi, danpemrograman untuk mendapatkan saran serta masukan yang bermanfaat.

3. Pengumpulan Bahan

Bahan yang dibutuhkan adalah Grove Moisture SensorSEN0100, Power Supply,Mikrokontroller Arduino Leonardo, LCD 20x4, Android, dan WiFi.

4. Perencanaan dan Pembuatan Alat

Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun hardware.

5. Pengujian Alat

Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang telah direncanakan.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan, dan sistematika penulisan dari penulisan laporan proyek ini.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Membahas tentang grove moisture sensor SEN0100, Arduino leonardo, WiFi dan alat – alat pendukung lainnya.

Dokumen terkait