• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : POTENSI AIR TERJUN HADABUAN NAISOGOP SEBAGAI

4.3. Udara di Kawasan Air Terjun

Wilayah dengan udara yang sejuk dan segar merupakan dambaan setiap orang. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di kawasan pedesan yang masih asri dan sejuk, menambah kesan alami dari wilayah objek wisata ini. Udara yang sejuk tentu membuat para pengunjung menjadi semakin merasa nyaman berkunjung ke lokasi air terjun Hadabuan Naisogop.

Sejuk dan segarnya udara di perkotaan tidak lagi ditemukan seperti di daerah pedesaan. Udara di perkotaan sudah tercemar oleh berbagai asap-asap seperti asap rokok, kendaraan maupun asap pabrik-pabrik dan pepohononan di daerah perkotaan juga tidak begitu banyak ditemukan, berbeda dengan kehidupan di pedesaan. Air terjun Hadabuan Naisogop terletak di sebuah pedesaan yang jauh dari bisingnya perkotaan. Daerah sekitar air terjun Hadabuan Naisogop masih alami. Tidak banyak ditemukan asap kendaraan yang lalu lalang dan asap-asap pabrik juga tidak banyak ditemukan seperti di daerah perkotaan. Banyaknya kendaraan yang jumlahnya berlebihan dan juga kurangnya penghijauan di kota tidak hanya menjadikan

35

kemacetan disetiap sudut kota, tetapi juga menimbulkan polusi dimana-mana. Berbeda dengan udara di desa yang masih sejuk dan segar.

Kawasan air terjun Hadabuan Naisogop terlihat alami, masih banyak ditemukan pepohonan, bukit-bukit dengan padang rumput yang hijau membuat hati berdecak kagum, dan kawasan air terjun Hadabuan Naisogop berada di dataran tinggi, jadi ketika angin berhembus terasa sejuk dan segar jauh dari kebisingan seperti di perkotaan membuat hati terasa nyaman dan damai.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang potensi air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir, maka penulis membuat kesimpulan :

1) Potensi air pada air terjun Hadabuan Naisogop:

1. Air dari air terjun ini sangatlah dingin dan jernih membuat siapapun ingin menyentuhnya.

2. Terdapat kubangan air seperti kolam yang cukup luas di bawah air terjun Hadabuan Naisogop, wisatawan yang datang bisa melakukan aktivitas bermain air, berendam dan berenang.

3. Aktivitas lain yang dapat dilakukan wisatawan ialah bermeditasi dengan alam, hal tersebut dapat dilakukan karena suara dari riak air, angin yang segar dan lokasi sangat nyaman

2) Potensi keindahan alam di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop:

1. Pemandangan alam berupa pedesaan Sianjur yang berada diantara perbukitan dan gunung Pusuk Buhit yang terlihat begitu memesona hati.

2. Wisatawan juga dapat melihat keindahan alam yaitu panorama Danau Toba, dari kejauhan airnya biru dan terllihat tenang terlihat indah.

37

3. Panorama bukit-bukit dan gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi begitu indah, pepohonan dan rumput hijau yang tumbuh di sekitarnya juga terlihat menyegarkan mata.

4. Wisatawan dapat melihat pemandangan air terjun Hadabuan Naisogop

yang di apit oleh bukit yang menjulang dan jatuhnya air terjun juga sangat memukau.

3) Kondisi udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop:

1. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di kawasan pedesan yang masih asri dan sejuk.

2. Kondisi udara yang sejuk, angin yang segar dan lokasi ini sangat nyaman dan tidak terganggu dengan bisingnya seperti di daerah perkotaan.

3. Tidak banyak ditemukan asap kendaraan yang lalu lalang dan asap-asap pabrik seperti di daerah perkotaan yang membuat udara jadi tercemar.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyarankan :

1. Pemerintah perlu membangunan fasilitas-fasilitas yang masih kurang di objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop

2. Pemerintah harus lebih mempromosikan objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop karena air terjun ini memiliki potesi yang baik.

3. Pemerintah dan masyarakat harus menjalin kerja sama untuk menyediakan transportasi umum.

4. Bagi wisatawan yang berkunjung diharapkan dapat menjaga kelestarian air terjun Hadabuan Naisogop dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MENGENAI KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan kata untuk istilah tourism dalam bahasa Inggris. Menurut pendapat dari Spillane (1982:20) mengatakan: “... bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain” .

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 menyebutkan: “... pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha - usaha yang terkait di bidang ini”. Pariwisata menurut Hunziker dan Kraft (1892) (dalam Yoeti,1982) juga mengatakan: “... the totally of relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers, provided the stay does not empty the establishment permanent residence and is not connected with a remunerated activity”. Dalam bahasa Indonesia adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang (individu) atau kelompok dari satu tempat ketempat lain. Bukan untuk mencari nafkah, melainkan untuk mendapatkan kesenangan ataupun kepuasan dalam jangka pendek dan wisatawan akan kembali ke tempat asalnya.

2.2 Pengertian Wisatawan

Wisatawan tidak lepas dari dunia kepariwisataan. Kata wisatawan (tourist)

dalam arti merujuk kepada orang. Ada 2 kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni wisatawan dan pelancong. Menurut Gamal Suwantoro (1997 : 4) mengatakan :

Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Dan apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). IUOTO (The International Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum.

Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni :

1. Wisatawan (tourist)

2. Pelancong (excursionist)

Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara,sekurang-kurangnya 24 jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi :

1. Pesiar (Leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olah raga.

2. Hubungan dagang, sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi dan sebagainya.

Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.

10

2.3 Potensi Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “potensi” adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Sedangkan kata “pariwisata” memiliki arti segala yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancong; turisme. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian potensi pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya tarik untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan, pelancong, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal pengembangan produk objek dan daya tarik wisata.

2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tarik wisata memiliki peranan penting, yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata.

Menurut Yoeti (1985) menyatakan: “... daya tarik wisata atau “tourist atraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu”. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata adalah: “...sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan”. Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut

Marpaung (2002 : 78) mengatakan: “... suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu”. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan dan daya tarik yang menarik minat wisatawan mengunjungi tempat tertentu.

Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan yang terdiri dari:

1. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

2. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, taman rekreasi dan komplek hiburan.

3. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Obyek wisata juga harus memiliki kriteria agar dapat dinikmati para pengunjung. Seperti yang dikatakan Yoeti, (1982 : 164) mnyebutkan :

Suatu objek wisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek wisata tersebut dapat diminati pengunjung yaitu:

1. Something to see artinya tempat tersebut harus ada objek wisata dan atrakasi wisata , yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan perkataan lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik yang khusus, di samping itu ia harus mempunyai pula atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai “entertainments” bila orang dating jke sana.

2. Something to do artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu.

3. Something to buy artinya di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal

masing-12

masing. Fasilitas untuk berbelanja ini tidak hanya menyediakan barang-barang yang dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia sarana-sarana pembantu lain untuk lebih memperlancar seperti money changers, bank, kantor pos dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan secara keseluruhan dapat disimpulkan, objek dan daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan atau daya yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik suatu daerah tertentu, kepariwisataan sulit dikembangkan. Agar menarik dikunjungi oleh wisatawan, paling tidak objek wisata tersebut harus memiliki daya tarik khusus yang membuat wisatawan merasa terhibur atau pun senang mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan kata lain, ada aktivitas yang bisa dilakukan dan ada yang sesuatu yang menarik untuk dilihat di tempat objek wisata tersebut, dan ada pula sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.

2.5 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.5.1 Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diberikan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Agar suatu objek wisata dapat djadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana objek wisata tersebut. Menurut Gamal Suwantoro (1997:18), Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi 3 bagian:

1) Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure):

1. Biro perjalanan umum dan agen perjalanan 2. Transportasi wisata baik darat, laut maupun udara 3. Restaurant (catering trades)

4. Objek wisata, antara lain:

1. Keindahan alam (natural amenities), iklim, pemandangan, fauna dan flora yang aneh (uncommon vegetation & animals), hutan (the sylvan elements) dan health centre (sumber kesehatan) seperti sumber air panas belerang, mandi lumpur, dan lain-lain.

2. Ciptaan manusia (man made supply) seperti monumen-monumen, candi-candi, art gallery, dan lain-lain.

5. Atraksi wisata (tourist attraction): Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan, dan lain-lain.

2) Sarana pelengkap kepariwisataan (suplementing tourism superstructure)

1. Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti gold course, tenis court, pemandian, kuda tunggangan, photo graphy, dan lain-lain.

2. Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, pelabuhan dan lain-lain.

3) Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure)

1. Nightclub dan steambath 2. Casino dan entertainment

3. Souvenir shop, mailing service, dan lain-lain.

Dalam Pembangunan sarana wisata juga perlu mempertimbangkan kondisi dan lokasi. Tidak semua objek wisata memerlukan saran yang sama dan lengkap disuatu daerah dengan daerah yang lainnya. Pengadaan sarana wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

2.5.2 Prsarana Pariwisata

Prasarana pariwisata merupakan sarana yang secara tidak langsung dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata. Namun dengan adanya prasarana pariwisata yang memadai, maka dapat meningkatkan daya tarik

14

objek wisata itu sendiri. Prasarana pariwisata Menurut Yoeti (1985:181) dapat dibagi menjadi :

1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. 2. Instalasi pembangkit listrik dan istalasi air bersih

3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegrafi, radio, televisi, kantor pos 4. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit

5. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata

6. Pelayanan wisatawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.

Dengan adanya disediakan sarana dan prasarana pariwisata tersebut haruslah dilaksanakan sebaik mungkin dalam menujukkan mutu pelayanan yang diberikan kepada wisatawan agar wisatawan yang memperoleh pelayanan merasa puas. Apabila suatu objek wisata dapat membuat wisatawan berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana, maka akan banyak menyedot pengunjung dan akan meningkatkan pendapatan ekonomi, baik itu masyarakat setempat yang berada di sekitar objek wisata maupun pemerintah daerah.

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang cukup besar berupa keindahan alam yang mempesona dan keanekaragaman budaya dan memiliki peninggalan sejarah yang membuat Indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang mengagumkan. Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki keanekaragaman alam dan budaya yang dapat dijadikan modal bagi pengembangan sektor pariwisata. Salah satunya ialah Kabupaten Samosir. Potensi wisata yang ada di Kabupaten Samosir sangat besar, akan tetapi belum seluruhnya dikelola dengan maksimal, hal tersebut bermanfaat dalam menunjang pendapatan daerah dan terutama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata yang mampu menumbuhkan minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata harus didasarkan pada perencanaan dan pengelolaan yang jelas, agar semua aset kepariwisataan yang dimiliki dapat dikembangkan dengan optimal. Sampai saat ini, hampir semua aset potensial itu belum terkelola secara memadai. Salah satu aset kepariwisataan Kabupaten Samosir yang sangat potensial adalah air terjun Hadabuan Naisogop.

2

Kawasan wisata air terjun Hadabuan Naisogop sudah disemen dengan jalan setapak menuju objek wisata. Kondisi jalan masih kurang memadai hanya dapat dilewati sepeda motor dan pejalan kaki. Apabila berpapasan di jalan sepeda motor dengan wisatawan yang berjalan kaki, maka pejalan kaki harus berhenti dan minggir. Jarak tempuh dari jalan beraspal ke lokasi objek wisata membutuhkan waktu sekiar satu jam dengan menikmati keindahan panorama alam. Kondisi jalan tidak datar, ada mendaki dan menurun dengan jarak sekitar 1,5 kilometer. Hanya saja akses menuju destinasi tidak ada. Maka dari itu wisatawan yang tidak menggunakan sepeda motor menanti mobil pick up yang melewati persimpangan objek wisata.

Infrastruktur pendukung di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop masih kurang memadai diantaranya hanya ada pondok kecil tempat peistirahatan dan terdapat dua buah toilet. Apabila jumlah pengunjung ramai maka para wisatawan pun harus antri. Begitu juga dengan area parkir tidak ada disediakan. Sehingga wisatawan yang datang membawa sepeda motor menitipkannya di halaman rumah warga setempat. Demikian halnya warung makan dan tempat perbelanjaan/kios souvenir pun belum tersedia. Dengan kondisi tersebut, diupayakan untuk melengkapi fasilitas-fasilitas pelayanan umum yang mendukung di sekitar objek wisata air terjun

Hadabuan Naisogop. Agar wisatawan semakin lebih tertarik mengunjungi tempat wisata tersebut. Dan juga memberikan harapan baru bagi masyarakat dalam memperoleh peluang kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

. Air terjun Hadabuan Naisogop merupakan daerah tujuan wisata baru yang terletak di Dusun Urat, Kecamatan Sianjur Mula-mula. Air terjun Hadabuan Naisogop memiliki potensi yang cukup memadai untuk dikembangkan. Keadaan air terjun Hadabuan Naisogop yang masih alami, airpun segar, alur sungai yang indah dan dinding bebatuannya belum pernah tersentuh, aliran air terjun membentuk sungai alami yang sangat indah, belum lagi dilihat dari jauh letak air terjun yang sangat memukau, seolah di apit oleh bukit yang gagah menjulang tinggi namun terlihat indah. Air terjun Hadabuan Naisogop merupakan tempat yang tepat untuk berenang, menikmati percikan air terjunnya. Hal tersebut patut di banggakan karena air terjun ini tidak kalah menarik dengan air terjun lainnya yang terdapat di daerah Samosir. Wisata alam air terjun Hadabuan Naisogop ini menawarkan pemandangan gunung pusuk buhit yang menjulang tinggi selain itu kita bisa melihat segala pepohonan yang serba hijau yang menyegarkan pikiran, juga disuguhkan dengan pemandangan alam perbukitan desa Sianjur Mula-mula yang mempesona. Jatuhnya air terjun Hadabuan Naisogop sangatlah memukau dan menyegarkan mata dan memesona pengunjung yang datang. Namun, karena keberadaan air terjun Hadabuan Naisogop juga masih baru, wisatawan lokal dan mancanegara masih kurang mengetahui tempat tersebut. Sebagian dari kalangan anak muda/remaja yang suka berjalan-jalan/berpetualang sudah mendatangi air terjun Hadabuan Naisogop

Masyarakat Dusun Urat dikenal dengan keramah tamahan, etiket baik, sopan sehingga membuat aman dan nyaman terhadap wisatawan. Masyarakat berharap

4

dengan wisatawan yang datang lebih banyak lagi, agar masyarakat dapat menjalankan kegiatan ekonomi dengan membuat kedai/toko untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Semua potensi alam, budaya dan kehidupan masyarakat setempat merupakan modal utama untuk menarik wisatawan berkunjung ke daearah tujuan wisata tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat kertas karya yang berjudul “Potensi Air Terjun Hadabuan Naisogop Sebagai Daerah Tujuan

Wisata di Kabupaten Samosir” .

1.2 Batasan Masalah

Pada dasarnya metode penulisan kertas karya perlu diadakan batasan masalah dengan tujuan agar kertas karya tersebut terarah dan tidak menyimpang dari tujuan semula. Adapun batasan masalah dalam kertas karya ini adalah :

1. Bagaimana potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :

1. Mengetahui potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pariwisata serta mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa perkuliahan berlangsung

2. Manfaat Praktis

a. Mempekenalkan potensi objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terdapat di Kabupaten Samosir

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat menambah wawasan bagi pembaca dalam bidang kepariwisataan khusunya pariwisata alam. Terutama di kawasan Samosir baik dari segi potensi sumber daya alamnya, maupun sumber daya budayanya .

c. Sebagai salah satu cara persyaratan akademis untuk meraih gelar Ahli Madya Program Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.5 Metode Penulisan

Suatu penelitian bertujuan untuk menjawab berbagai masalah yang terdapat di dalam penelitian, seperti biasanya penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang akan mencerminkan kekuatan data yang dikumpulkan.

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

6

Cara penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi dari sumber kepustakaan, seperti: buku, artikel, dan website

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode pengumpulan data yang dilakukan langsung terjun ke lapangan dengan cara melakukan wawancara kepada pihak yang dianggap penting dalam pokok permasalahan ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan kertas karya ini dan untuk memperjelas pemahaman terhadap pembaca, penulis menguraikan pokok-pokok pembahasan dalam lima bab dan masing-masing bab ini dibagi atas beberapa sub-bab sesuai dengan keperluan masing-masing bab yang bersangkutan, adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis Mengenai Kepariwisataan

Bab ini menguraikan pengertian pariwisata, pengertian wisatawan, potensi pariwisata, objek dan daya tarik wisata, dan pengertian sarana dan prasarana pariwisata.

BAB III : Gambaran Umum Kabupaten Samosir

Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah singkat

Kabupaten Samosir, letak geografis, penduduk, sarana dan prasarana Kabupaten Samosir.

BAB IV : Potensi Air Terjun Hadabuan Naigop Sebagai Daerah

Dokumen terkait