HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gamabar 4.3 Diagaram Batang
C. Uji Analisis Data Hasil Belajar 1.Uji Normalitas
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung< Ltabeldengan taraf signifikansi α =
0,05. untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Deskripsi Lo Lt
Eksperimen Kontrol
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
ɑ = 0,05 0,01 -0,19 -0,15 0,05 0,190
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Karena Lo pada kedua hasil pengujian diatas lebih kecil dari L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok kontrol dan eksperimen berjalan normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan uji fisher. Dari hasil perhitungan ternyata menunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama dan bersifat homogeny. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Uji Homogenitas
Deskrpsi Fhitung Ft
Pre-test Post-test
ɑ = 0,05 1,15 0,95 2,05
Kesimpulan Homogen Homogen
Dari hasil pengujian untuk hasil belajar pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dperoleh harga F hitung = 1,15 dari tabel harga distribusi F dengan Taraf
signifikan ɑ = 0,05 maka di dapat harga Ftabel= 2,05 karena harga Fhitung< Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen. Sedangkan pada hasil belajar post-test diperoleh Fhitung = 0,95 dengan taraf signifikasi yang sama dan harga
Ftabel yang sama pula yaitu 2,05 maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat
homogen.
3. Uji Hipotesis
Dari hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji homogenitas dan uji normalitas diketahui kedua kelompok berada pada distribusi normal dan homogen, sehingga dapat diuji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t berikut tabel hasil uji-t:
Tabel 4.4 Hasil Uji-t
Kelompok N T hitung T tabel Kesimpulan
Eksperimen 22 2,95 2.08 Ho ditolak
Kontrol 21
Hasil perhitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga hitung sebesar 2,95 dan harga tabel sebesar 2,08. Karena t-hitung > t-tabel makan Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan pembelajaran PAI berbentuk media Grafis terhadap hasil belajar siswa pada materi menghindari perilaku tercela.
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat pengukur data berupa tes objektif pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan perbandingan hasil pre-test dengan pos-test dari kedua kelompok. Serta membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain
Keterangan Keleompok
eksperimen
Kelompok kontrol
Jumlah sampel 22 21
Rata-rata N-gain 0,67 0,54
Kesimpulan Pemahaman tinggi Pemahaman sedang
Peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep Perilaku Tercela siswa diperoleh dari nilai normal gain. Adapun nilai rata-rata normal gain dari pemahaman konsep menghindari perilaku tercela kelompok ekseperimen sebesar 0,67 dan kelompok kontrol sebesar 0,54. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kategori peningkatan pemahaman konsep PAI siswa pada kelompok eksperimen secara umum termasuk kategori tinggi (0,67), sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan pemahaman konsep PAI siswa termasuk kategori sedang (0,54).
Tabel 4.6
Data Rata-rata N-Gain Tes Hasil Belajar Siswa
Kelompok Sampel Rata-rata normal gain Kategori peningkatan pemahaman Gain terendah Gain Tertinggi Eksperimen 0,67 Tinggi 0,30 0,86 Kontrol 0,54 Sedang 0,21 0,72
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas eksperimen 32 dan kelas kontrol 32 Hal tersebut menunjukkan pemahaman siswa akan konsep Perilaku Tercela masih sangat minim namun masih bisa difahami karena konsep Perilaku Tercela tersebut belum diajarkan oleh guru dan pre-test yang dilakukan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman siswa secara umum berdasarkan sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol perolehan nilai rata-rata pre-testnya tidak memiliki perbedaan. Untuk itu, tingkat kognitif atau pemahaman siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadkan sampel penelitian.
Untuk nilai rata-rata pos-test, kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol, yakni 78.2 dan 69. Setelah dikurang dengan nilai
pre-test masing-masing kelas diperoleh selisih nilai atau disebut peningkatan nilai rata-rata sebesar 46.2 Untuk kelas eksperimen dan 37 Untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukan adanya pengaruh dari penerapan pembelajaran PAI berbentuk media grafis.
Peningkatan hasil belajar PAI siswa yang di uji dengan uji gain diperoleh nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,67 Yang termasuk pada kategori pemahaman tinggi, artinya siswa di kelas eksperimen yang diberiak perlakuan pembelajaran PAI berbentuk media grafis cukup memahami materi yang di tampilkan oleh guru melalui proses pemebelajaran tersebut. Sedangakan kelas kontrol memperoleh nilai N-gain sebesar 0,54 yang termasuk pada kategori pemahaman sedang, artinya siswa di kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran PAI tanpa menggunakan media belum cukup memahami materi yang diajarkan oleh guru, hal tersebut dimungkinkan karena proses pembelajaran PAI tanpa media cenderung monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa pasif dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran PAI berbentuk media grafis siswa ditekankan mampu belajar kreatif, aktif,dinamis, dan eksploratif. Siswa mempelajari materi PAI khususnya konsep Perilaku Tercela dengan bentuk pembelajaran yang baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi lebih baik. Terbukti siswa yang belajar dengan pembelajaran berbentuk media grafis lebih aktif dalam proses belajar.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbentuk media grafis sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan proses pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dalam proses pembelajaran akan gagal dilakukan.
65
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dipaparkan beberapa kesimpulan sebagi berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajarn berbentuk media grafis dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media, hal tersebut dapat dinilai dari hasil uji N-gain dengan nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,67 dan nilai rata-rata N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0, 54. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah belajar dengan pembelajaran berbentuk media grafis mengalami peningkatan yang signifikan. 2. Pembelajaran berbentuk media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar PAI pada
materi Perilaku Tercela. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji hipotesis penggunaan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 dengan hasil t-hitung> t-tabel yaitu 2,95> 2,08 sehingga hipotesisnol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan atau hasil penelitian yang telah di peroleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, disarankan guru bidang stud PAI dapat menggunakan model pembelajaran PAI berbentuk media grafis sebagai suatu alternatif proses pembelajaran PAI yang menarik. Guru wajib meningkatkan kemampuan menggunakan media grafis sebagai sarana learning transfer yang efektif, menguasai strategi, metode, atau teknik bembelajaran berbasist eknologi informasi dan komunikasi guna mengantisipasi era teknologi yang berkembang sangat cepat dimasa yang akan datang.
2. Bagi sekolah, mengupayakan pengembangan pendekatan pengajaran belajar aktif dengan menitik beratkan pada pemberdayaan peserta didik agar kreativitas peserta didik semakin berkembang, dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. 3. Penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan, oleh sebab itu disarankan untuk
penelitian selanjutnya agar lebih baik dan melengkapi kekurangan dari penelitian ini. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah kelas kontrol yang di bandingkan dengan kelas eksperimen sebaiknya sama-sama menggunakan media. Hal tersebut dilakukan untuk mencari media pembelajaran yang paling tepat dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa khususnya dalam pelajaran PAI.
67
A.k.a. Suhadi Mukhan (Guru IPA SMPN 4 Amuntai, Kalimantan Selatan),
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-dalam-pembelajaran.html
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1987.
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pres, 2011.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Budiono, dkk, http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-gambar.html.
Daradjad Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002.
Hajar Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004.
Herlanti Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: jurusan pendidikan IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Majid Abdul dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdarya, 2004.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Munir, Multimedia konsep & Aplikasi dalam pendidikan, Bandung: ALFABETA CV. 2012.
Ruseffendi, Statistik Dasar untuk penelitian pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998.
Sadiman Arief dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,
Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2003.
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011. Sudjana Nana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2005.
Surapranata Sumarna, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Syah Muhibbin, psikologi belajar, Jakarta: PT Logos, 1991.
Syaodih Nana S, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2010.
soal 1. Menjelaskan
pengertian
Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah
Perilaku Tercela 1. Siswa mampu Memilih
pengertian
Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah 1, 30, 23, 24 2. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah. 3, 16, 6, 22 2. Menampilkan contoh Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah
Perilaku Tercela 1. Siswa mampu memilih contoh-contoh perilaku Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah 2,12,13, 9, 21 2. Siswa mampu menunjukkan sebab-sebab perbuatan Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah 20,19, 25,29,15 3. Siswa mampu mengetahui akibat buruk 4, 14, 10, 26
namimah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghindari perilaku Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari
Perilaku Tercela 1. Siswa mampu mengidentifikasi cara Menghindari perilaku Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari. 5, 7,11, 27,8 2. Siswa mampu mengetahuni cara mengatasi sifat Ananiah, gadab, hasad, gibah, dan namimah.