• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum obyek penelitian

D. Uji Analisis 1. Uji t (Parsial) 1.Uji t (Parsial)

Tabel 4.37. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 44,796 102,352 ,438 ,672

perilaku

entrepreneur ,248 ,255 ,259 ,973 ,356 ,936 1,069

keaktifan

berorganisasi ,654 ,335 ,519 1,950 ,083 ,936 1,069

a. Dependent Variable: kesiapan kerja

Berdasarkan Tabel 4.37 diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas, sehingga seluruh variabel bebas (X) tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Dan jika nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

D. Uji Analisis 1. Uji t (Parsial)

Pengujian koefisien regresi variabel perilaku entrepreneur terhadap kesiapan kerja Tabel 4,38 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15,111 5,118 2,953 ,004 X1 ,132 ,099 ,160 1,323 ,190 X2 ,609 ,136 ,542 4,477 ,000 a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial, antara lain:

a) Langkah-langkah dalam pengujian: (1) Menentukan hipotesis

Ha : ada pengaruh perilaku entrepreneur secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya H0 : tidak ada pengaruh perilaku entrepreneur secara parsial

terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

(2) Menentukan tingkat signifikansi.

Tingkat signifikan menggunakan a = 5% atau 0,05 (3) Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 1,323 (4) Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 70-2-1 =67 (n adalah jumlah kasus {responden} dan k adalah jumlah variabel indipenden). Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,996

(5) Kriteria pengujian

Ha ditolak jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel

(6) Membandingkan t hitung dengan t tabel

Nilai t hitung < t tabel (1,323 < 1,996), maka Ha ditolak. Karena nilai t hitung < t tabel, artinya bahwa tidak ada pengaruh perilaku entrepreneur terhadap kesiapan kerja Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya secara parsial.

(7) Kesimpulan hasil perhitungan uji t

Berdasarkan hasil pengujian uji t diatas menunjukkan t hitung < dari t tabel (1,323 < 1,996), maka tidak ada pengaruh perilaku entrepreneur terhadap kesiapan kerja Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya secara parsial.

b) Uji Signifikansi

Berdasarkan tabel Coefficients diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel X1 (perilaku entrepreneur) sebesar 0,190, Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kurang kuat antara variabel bebas yaitu Perilaku entrepreneur (X1) terhadap Kesiapan kerja (Y) dengan demikian nilai X1 adalah 0,190, dimana nilai 0,190 > 0,05, maka variabel X1(Perilaku entrepreneur) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (kesiapan kerja).

c) Nilai Kontribusi

Pada tabel Beta diperoleh nilai 0,160atau sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel perilaku entrepreneur

terhadap kesiapan kerja adalah sebesar 16%. Sedangkan sisanya 84% dipengaruhi variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil uji t dan uji signifikansi tersebut menyatakan variabel perilaku entrepreneur terhadap kesiapan kerja tidak berpengaruh dibuktikan dengan nilai t hitung < t tabel (1,323 < 1,996), dan variabel perilaku entrepreneur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja dengan nilai signifikansi 0,190 > 0,05. Dan nilai kontribusi perilaku entrepreneur terhadap kesiapan kerja sebesar 16%.

2) Pengujian koefisien regresi variabel keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja

a) Langkah-langkah dalam pengujian: (1) Menentukan hipotesis

Ha : ada pengaruh keaktifan berorganisasi secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

H0 : tidak ada pengaruh keaktifan berorganisasi secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

(2) Menentukan tingkat signifikansi.

(3) Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 1,950 (4) Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 70-2-1 =67 (n adalah jumlah kasus {responden} dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,996

(5) Kriteria pengujian

Ha ditolak jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel (6) Membandingkan t hitung dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (4,477 > 1,996), maka Ha diterima. Karena nilai t hitung > t tabel, artinya bahwa ada pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya secara parsial.

(7) Kesimpulan hasil perhitungan uji t

Berdasarkan hasil pengujian uji t diatas menunjukkan t hitung > dari t tabel (4,477 > 1,996), maka ada pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya secara parsial.

Berdasarkan tabel Coefficients diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel X2 (keaktifan berorganisasi) sebesar 0,000, Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh antara variabel bebas yaitu keaktifan berorganisasi (X2) terhadap Kesiapan kerja (Y), dimana nilai 0,000 < 0,05, maka variabel keaktifan berorganisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Kesiapan kerja (Y).

c) Nilai Kontribusi

Pada tabel Beta diperoleh nilai 0,542 atau sebesar 54,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja adalah sebesar 54,2%. Sedangkan sisanya 45,8% dipengaruhi variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil uji t dan uji signifikansi tersebut menyatakan variabel keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja berpengaruh dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel (4,477 > 1,996), dan variabel keaktifan berorganisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dan besarnya kontribusi keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja adalah 54,2%.

2. Uji F (Simultan)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu perilaku entrepreneur dan keaktifan berorganisasi secara simultan

sama) terhadap variabel terikat yaitu kesiapan kerja. Hasil uji secara simultan/bersama-sama (uji F) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4,39, ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1138,297 2 569,148 25,530 ,000b

Residual 1493,646 67 22,293

Total 2631,943 69

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1

Berdasarkan tabel 4.39 dapat dilakukan tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut :

a) Langkah-langkah dalam pengujian : (1) Merumuskan hipotesis

Ha : ada pengaruh perilaku entreprenur dan keaktifan berorganisasi secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Ho : tidak ada pengaruh perilaku entreprenur dan keaktifan berorganisasi secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

(2) Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

Berdasarkan tabel uji F, diperoleh F hitung sebesar 25,530 (4) Menentukan F tabel

Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) = 2 dan df 2 (n-k-1) atau 78-2-1 = 75 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2,508.

(5) Kriteria pengujian

Ha diterima bila F hitung > F tabel Ho ditolak bila F hitung < F tabel (6) Membandingkan F hitung dan F tabel

Nilai F hitung > F tabel (25,530 > 2,508), maka Ha diterima. (7) Kesimpulan

Karena nilai F hitung > F tabel (25,530 > 2,508), maka Ha diterima, artinya ada pengaruh perilaku entreprenur dan keaktifan berorganisasi secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

b) Uji Signifikansi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel X1 (perilaku entrepreneur) dan X2 (keaktifan berorganisasi) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, maka dinyatakan variabel X1 (perilaku entrepreneur) dan X2 (keaktifan berorganisasi) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (kesiapan kerja).

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil uji F dan uji signifikansi tersebut menyatakan variabel perilaku entrepreneur dan keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja berpengaruh secara simultan dibuktikan dengan nilai F hitung > F tabel (25,530 > 2,508), dan berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

3. Uji Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0-1, nilai semakin mendekati 1 berati hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi lemah. Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melihat nilai R Square karena pada penelitian ini terdapat variabel independen lebih dari 2. Hasil analisis sebagai berikut :

Tabel 4,39, Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,658a ,432 ,416 4,722

a. Predictors: (Constant), X2, X1

Pada tabel 4,39 diperoleh angka R sebesar 0,658. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara variabel variabel perilaku entrepreneur dan keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja, Sedangkan untuk nilai R Square sebesar 0,432 atau 43,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel perilaku entrepreneur dan keaktifan berorganisasi terhadap kesiapan kerja sebesar 43,2%. Sedangkan sisanya sebesar 56,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

4. Uji Regresi linear berganda

Hasil analisa dengan menggunakan model regresi linear berganda yang telah memenuhi uji normalitas dan uji asumsi klasik antara variabel bebas X1(Perilaku entrepreneur) dan X2 (keaktifan berorganisasi) terhadap variabel terikat Y (kesiapan kerja), dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 4,42, Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15,111 5,118 2,953 ,004 X1 ,132 ,099 ,160 1,323 ,190 X2 ,609 ,136 ,542 4,477 ,000 a. Dependent Variable: Y

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa model regresi linear berganda adalah:

Y= 15,111+0,132X1+0,609X2

Hasil Persamaan regresi linier berganda tersebut memberikan pengertian bahwa :

a) Konstanta sebesar 15,111 mempunyai arti bahwa jika kesiapan kerja dipengaruhi variabel bebas, yaitu perilaku entrepreneur dan keaktifan berorganisasi, maka kesiapan kerja akan mengalami peningkatan.

b) Nilai koefisien regresi variabel perilaku entrepreneur (X1) sebesar 0,132 mempunyai arti jika variabel independen lain nilainya tetap dan perilaku entrepreneur (X1) mengalami kenaikan, maka kesiapan kerja akan mengalami kenaikan 0,132. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perilaku entrepreneur terhadap kesiapan kerja, semakin meningkat perilaku entrepreneur maka, semakin meningkat kesiapan kerja.

c) Koefisien regresi variabel keaktifan berorganisasi (X2) sebesar 0,609 artinya jika keaktifan berorganisasi (X2) mengalami kenaikan sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan), maka kesiapan kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,609. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara keaktifan berorganisasi dengan kesiapan kerja, maka semakin naik keaktifan berorganisasi maka, semakin meningkat kesiapan kerja.

d) Berdasarkan persamaan regresi tersebut, variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kesiapan kerja adalah keaktifan berorganisasi, terbukti dengan nilai koefisien 0,609, sedangkan perilaku entrepreneur nilai koefesienya 0,132.

Dokumen terkait