• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.7 Uji Antimikroba

59

3.5.6 Uji Stabilitas Sediaan Formulasi Gel Hand Sanitizer

Formulasi gel dilakukan pengujian stabilitas sediaan gel setelah

diuji mutu fisiknya. Metode pengujian yang dipakai adalah metode

freezethow yaitu sediaan disimpan dalam suhu 4ºC selama 48 jam,

kemudian sediaan dipindahkan kedalam suhu 40ºC selama 48 jam juga dan

inilah yang dinamakan 1 siklus pengujian stabilitas. Pengujian dilanjutkan

sampai 5 siklus dan saat minggu ke-4 formulasi gel dibuat, setiap satu

siklus selesai, dilihat ada tidaknya pemisahan fase atau perubahan, uji pH,

uji daya sebar, daya lekat, sinersis, organoleptik, homogenitas dan uji

viskositas gel (Priyani et al. 2014).

3.5.7 Uji Antimikroba

a. Antibakteri

1) Pembuatan Media Uji Aktivitas Antibakteri

Media yang digunakan dalam peremajaan bakteri E. coli

adalah Eosin Methylen Blue (EMB), S. aureus pada Mannitol Salt Agar

(MSA) danMedia yang digunakan uji aktivitas antibakteri yaitu media

Mueller Hinton Agar (MHA). Pembuatan media EMB dengan

melarutkan 0,0625 gr EMB dengan 25 ml aquades, lalu dihomogenkan

dan dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya media tersebut disterilkan

menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC selama 15 menit. Pembuatan

media MSA dengan melarutkan 2,775 gr MSA dengan 25 ml aquades,

lalu dihomogenkan dan dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya media

60

menit. Media MSA yang sudah disterilkan dituang ke dalam cawan petri

masing-masing sebanyak 25 ml per cawan petri. Pembuatan media MHA

dilakukan dengan cara menimbang media MHA sebanyak 20,9 gr dan

dilarutkan dalam550 ml aquades dalam erlenmeyer. Kemudian

dihomogenkan dan dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya media

tersebut disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC selama 15

menit. Media MHA yang sudah disterilkan dituang ke dalam cawan petri

masing-masing sebanyak 25 ml per cawan petri (Fatmawati, 2019).

2) Peremajaan dan Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Peremajaan koloni bakteri uji dilakukan dengan mengambil 1 ose

bakteri uji dari inokulum kultur bakteri, kemudian diinokulasikan

kedalam Media Eosin Methylen Blue (EMB) untuk E. coli dan Mannitol

Salt Agar (MSA) untuk S. aureus, lalu kemudian diinkubasi selama 48

jam pada suhu 37˚C dalam inkubator. Selanjutnya, pembuatan suspensi bakteri dengan cara mengambil 1 ose koloni bakteri uji dari kultur koloni

murni, dimasukkan kedalam larutan NaCl FIsiologis 0,9% sebanyak 5 ml

pada tabung reaksi. Lalu, divortex hingga homogen selanjutnya

kekeruhan suspensi bakteri uji disesuaikan dengan standar 0,5 Mac

Farland (1,5 x 106 CFU/mL) (Angnes, 2016). Jika suspensi melebihi Mac

farland maka dapat diencerkan 100x pada media NaCl FIsiologis 0,9%

sehingga diperoleh konsentrasi fungi 106 sel/ml

61

3) PengujianAktivitas Antibakteri Formulasi Gel Hand sanitizer

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan

menuangkan suspensi bakteri uji pada cawan petri, kemudian

ditambahkan media MHA dalam cawan petri kondisi aseptis dengan suhu

45-50˚C, cawan petri digoyang angka 8 sehingga pertumbuhan bakteri uji

merata lalu didiamkan sampai memadat. Media kemudian dibuat sumuran

sebanyak 8 sumuran dengan menggunakan boor prop. Sumuran A, B, dan

C diisi dengan gel ekstrak daun sirih hijau (P. betle) dan ekstrak daun

kelor (M. oleifera). Sumuran D digunakan sebagai kontrol positif yakni

menggunakan produk hand sanitizer X. Sumuran E digunakan sebagai

Kontrol negatif diisi dengan pelarut etanol 70%, sumuran nomor F di isi

ekstrak ekstrak daun sirih hijau (P. betle) dan ekstrak daun kelor

(M.oleifera), dan sumuran G diisi sediaan formulasi gel tanpa ekstrak.

Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ºC. Kemudian

dilakukan pengamatan terhadap penghambatan bakteri yakni dengan

menghitung diameter zona bening dengan jangka sorong. Setiap

perlakuan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan

b. Antifungi

1) Pembuatan Media Uji Aktivitas Antifungi

Media peremajaan fungi uji adalah Saboraud Dektrosa Agar (SDA)

dan Media yang digunakan dalam uji aktivitas antijamur adalah Mueller

Hinton Agar (MHA). Pembuatan media SDA adalah menimbang 1,625

62

media dihomogenkan dan dipanaskan. Kemudian, media disterilisasi

dalam autoklaf pada suhu 121 ºC, tekanan 2 atm selama 15 menit. Setelah

itu media SDA dituang kedalam tabung reaksi masing-masing 10 ml.

Selanjutnya pembuatan media MHA yaitu menimbang media MHA

sebanyak 10,45 gr dan dilarutkan dalam 275 ml aquades dalam

erlenmeyer. Kemudian dihomogenkan dan dipanaskan hingga mendidih.

Selanjutnya media tersebut disterilkan menggunakan autoklaf dengan

suhu 121ºC selama 15 menit. Media MHA yang sudah disterilkan dituang

ke dalam cawan petri masing-masing sebanyak 25 ml per cawan petri

(Fatmawati, 2019).

2) Peremajaan dan Pembuatan Suspensi Fungi Uji

Peremajaan koloni murni dengan mengambil 1 ose jamur C.

albicansdiinokulasikan kedalam media Saboraud Dektrosa Agar (SDA)

di tabung reaksi, lalu diinkubasi dengan suhu37˚C selama 18-24 jam

(Munawaroh, 2016). Selanjutnya pembuatan suspensi jamur dengan cara

mengambil 1 ose koloni C. albicans dari kultur murni fungi, dimasukkan

kedalam larutan NaCl fisiologis 0,9% sebanyak 5 ml pada tabung reaksi.

Lalu, divortex hingga homogen selanjutnya diukur kekeruhan suspensi

bakteri uji absorbansi 0,12-0,15 (setara dengan 1,5 x 106 CFU/mL) dengan

spektrofotometer pada λ530nm. Jika suspensi melebihi Mac farland maka dapat diencerkan 100x pada media NaCl fisiologis 0,9% sehingga

diperoleh konsentrasi fungi 106 sel/ml (Munawaroh, 2016).

63

Pengujian aktivitas antifungi dilakukan dengan menuangkan

suspensi fungi uji pada cawan petri, kemudian ditambahkan media

Mueller Hinton Agar (MHA) dalam cawan petri kondisi aseptis cawan

petri digoyang angka 8 sehingga pertumbuhan fungi uji merata lalu

didiamkan sampai memadat. Media kemudian dibuat sumuran sebanyak

8 sumuran dengan menggunakan cork borer. Sumuran A, B, dan C diisi

dengan gel ekstrak daun sirih hijau (P. betle) dan ekstrak daun kelor (M.

oleifera). Sumuran D digunakan sebagai kontrol positif yakni

menggunakan produk hand sanitizer X. Sumuran E digunakan sebagai

Kontrol negatif diisi dengan pelarut etanol 70%, sumuran nomor F di isi

ekstrak ekstrak daun sirih hijau (P. betle) dan ekstrak daun kelor (M.

oleifera), dan sumuran G diisi sediaan formulasi gel tanpa ekstrak.

Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ºC. Kemudian

dilakukan pengamatan terhadap penghambatan bakteri yakni dengan

menghitung diameter zona bening dengan jangka sorong. Setiap

perlakuan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan.

Dokumen terkait