• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Asumsi Klasik

Dalam dokumen PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE (Halaman 47-56)

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang data variabel-variabelnya memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui atau mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan analisis statistik. Test statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Kriteria nilai tersebut ditentukan jika signifikansi (α) < 5% maka data tersebut tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikansi (α) > 5% maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2011).

31 2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut (Ghozali, 2011), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90) maka terdapat adanya indikasi multikolinearitas.

3. Multikolinearitas juga dapat dilihat dari variance inflation factor (VIF). Terdapatya multikolinearitas apabila nilai VIF ≥ 10.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas dan jika tetap disebut homoskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendekteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik

32 plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residunya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Pada grafik scatterplot, apabila titik pada grafik menyebar dan tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi heteroskedastisitas, namun apabila titik pada grafik membentuk pola tertentu maka bisa diindikasi adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Model regresi linear berganda dapat ditulis dalam sebuah persamaan berikut:

DPR = α + β1 ROE + β2 DER + β3 LDR+ β4 TA + e Keterangan :

DPR = Devidend Payout Ratio ROE = Return on Equity

DER = Debt to Equity Ratio LDR = Loan to Deposit Ratio TA = Total Aset

33 β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi linear berganda

β1 = koefisien regresi dari variabel X1, Profitabilitas (ROE) β2 = koefisien regresi dari variabel X2, Leverage (DER)

β3 = koefisien regresi dari variabel X3, Likuiditas (LDR)

β4 = koefisien regresi dari variabel X4, Ukuran Perusahaan (Total Aset)

e = error item

3.4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik t dan koefisien determinasi (R2).

1. Uji Statistik T

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari masing-masing variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengambilan keputusan pada uji statistik t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansinya ≤ 0,05 dan nilai beta (β) lebih dari nol maka variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansinya ≤ 0,05 dan nilai beta (β) kurang dari nol maka variabel independen berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel dependen.

34 3. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. 2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Kecocokan model dikatakan lebih baik jika R2 semakin mendekati satu. Jika nilai mendekati nol berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai kecocokan model dikatakan lebih baik jika R2 semakin mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan dari penggunaan determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model karena setiap penambahan satu variabel independen nilai R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sehingga banyak peneliti menyarakan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik (Ghozali, 2011).

3.5 Pembahasan

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan dengan membandingkan dan menganalisis hasil dari penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu dan konsep atas teori yang relevan.

35 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas proses pengambilan data dan hasil dari pengolahan data mengenai ”Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Pembagian Deviden pada Perusahaan Perbankan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 sebanyak 42 perusahaan. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria yang ditentukan peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian (Jariah, 2013). Kriteria yang digunakan yaitu:

1. Seluruh perusahaan perbankan konvensional yang go public.

2. Laporan keuangan yang terpublikasi sudah tersedia di Bursa Efek Indonesia minimal dari tahun 2012.

3. Membagikan deviden secara rutin.

Terdapat 12 perusahaan sampel berdasarkan dengan kriteria di atas. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini :

36 Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

1. Seluruh perusahaan perbankan konvensional yang go public.

42

2. Perusahaan yang tidak mempublikasi laporan keuangan tahun 2012-2017

0

3 Perusahaan yang tidak membagikan deviden secara rutin dari tahun 2012-2017

(30)

Jumlah sampel perusahaan yang digunakan 12 Jumlah data perusahaan 2013-2017 60 Sumber : Data sekunder diolah, 2018

Daftar nama 12 perusahaan tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan daftar nama 12 perusahaan sampel tersebut, diperoleh data variabel independen dan dependen setiap sampel perusahaan selama periode 2013 hingga 2017. Data variabel dependen dan independen tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. Data variabel independen dan dependen tersebut kemudian diolah menggunakan program IBM SPSS versi 24. Hasil pengolahan data variabel independen dan dependen dapat dilihat pada lampiran 3.

37 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mendapatkan nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini :

Table 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

n Minimum Maximum Mean Std. Deviation DPR 60 .02010 1.86346 .3170147 .271738 ROE 60 .05243 .29438 .1494343 .066566 DER 60 3.55061 14.74845 6.827666 2.398390 LDR 60 .70922 1.18515 .8810210 .098749 TA 60 6.60699 9.05163 8.024989 .802291 Valid n (listwise) 60

Sumber : Data sekunder diolah, 2018

Berdasarkan pada table di atas dapat dijelaskan analisis statistik deskriptif sebagai berikut :

1. Variabel Devidend Payout Ratio (DPR) yang diukur dengan cara devidend dibagi dengan laba bersih setelah pajak, memiliki nilai minimum sebesar 0,02010, terjadi di PT. Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) pada tahun 2015. Nilai maksimum DPR sebesar 1,86346, terjadi di PT. Bank Bukopin Tbk (BBKP) pada tahun 2017. Nilai mean dan standar deviasi dari DPR adalah sebesar 0,3170147 dan 0,27173841. Nilai standar deviasi tersebut lebih kecil dari nilai mean, artinya bahwa sebaran data variabel ini tidak terlalu besar yang bearti datanya relatif bersifat homogen.

2. Variabel Return on Equity (ROE) yang diukur dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total equity, memiliki nilai minimum sebesar

38 0,5243, terjadi di PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) pada tahun 2016. nilai maksimum ROE sebesar 0,29438, terjadi di PT. Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) pada tahun 2015. Nilai mean dan standar deviasi dari ROE adalah 0,14943 dan 0,066566. Nilai standar deviasi tersebut lebih kecil dari nilai mean, artinya bahwa sebaran data variabel ini tidak terlalu besar yang bearti datanya relatif bersifat homogen.

3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang diukur dengan cara membagi liability dengan equity, memiliki nilai minimum sebesar 3,55061, terjadi di PT. Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada tahun 2017. Nilai maksimum DER sebesar 14,74845, terjadi di PT. Bank Bukopin Tbk (BBKP) pada tahun 2017. Nilai mean dan standar deviasi dari DER adalah 6,8276 dan 2,3983. Nilai standar deviasi tersebut lebih kecil dari nilai mean, artinya bahwa sebaran data variabel ini tidak terlalu besar yang bearti datanya relatif bersifat homogen.

4. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) yang diukur dengan cara membagi total kredit kepada pihak ketiga bukan bank dengan total dana pihak ketiga, memiliki nilai minimum sebesar 0,70922, terjadi di PT. Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) pada tahun 2013. Nilai maksimum LDR sebesar 1,8515, terjadi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada tahun 2015. Nilai mean dan standar deviasi dari LDR adalah 0,88102 dan 0,098749. Nilai standar deviasi tersebut lebih kecil dari nilai mean, artinya bahwa sebaran data variabel ini tidak terlalu besar yang bearti datanya relatif bersifat homogen.

39 5. Variabel Total Aset (TA) yang diukur dengan cara log in (total assets) memiliki nilai minimum sebesar 6,60699, terjadi di PT. Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) pada tahun 2013. Nilai maksimum TA sebesar 9,05163, terjadi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada tahun 2017. Nilai mean dan standar deviasi dari TA adalah 0,8810210 dan 0,80229124. Nilai standar deviasi tersebut lebih kecil dari nilai mean, artinya bahwa sebaran data variabel ini tidak terlalu besar yang bearti datanya relatif bersifat homogen. 4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

Dalam dokumen PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE (Halaman 47-56)

Dokumen terkait