• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Fitokimia Golongan Senyawa Aktif Kulit Buah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Fitokimia Golongan Senyawa Aktif Kulit Buah Siwalan (Borassus flabellifer)

Uji fitokimia dilakukan bertujuan untuk mengetahui masing-masing golongan senyawa aktif yang terdapat pada kulit siwalan. Pengujiannya dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel ekstrak etanol pada kulit buah siwalan, lalu ditambahkan reagen sesuai dengan senyawa yang diidentifikasi sehingga mengetahui senyawa metabolit sekunder dari masing-masing reagen.

Menurut Trifani (2012). Etanol dan air digunakan sebagai pelarut karena etanol sendiri bersifat polar, universal, dan mudah di dapat. Senyawa polar merupakan merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa metabolit sekunder yang diambil pada kulit buah siwalan bersifat polar sehingga proses ekstraksi dapat menggunakan pelarut polar.

Senyawa metabolit sekunder sendiri berfungsi untuk mempertahankan diri atau untuk mempertahankan eksistensinya dilingkungan tempatnya berada (Ergina,dkk 2016). Oleh karena itu, lingkungan tempat tumbuh tumbuhan sangat mempengaruhi kadar metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut. Sehingga lingkungan yang tidak terkontrol tersebut rentan menyebabkan berbagai kondisi stres pada tanaman, salah satunya yang sering terjadi yaitu cekaman kekeringan. Pada saat tumbuhan mengalami cekaman kekeringan tanaman akan mengaktifkan berbagai mekanisme

52 pertahanan termasuk induksi biosintesis metabolit sekunder (Selmar dan Kleinwachter, 2013)

Erlyana (2012) menyatakan bahwa kandungan metabolit sekunder pada tumbuhan dapat bervariasi tergantung faktor lingkungan dan dalam tunbuhan itu sendiri. Tingkat usia dan kematangan tumbuhan mempengaruhi tingkat metabolit sekunder yang aktif secara maksimal dalam tanaman.

Diketahui bahwa usia daun dan buah mempengaruhi kekuatan kandungan dan kemelimpahan metabolit sekunder serta aktivitas bioaktif senyawa tersebut. Jumlah metabolit sekunder dalam satu simplisa sangat di pengaruhi oleh faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, dan waktu panen. (Rahayu,dkk 2006) Waktu panen sangat berhubungan dengan waktu pembentukan metabolit sekunder sehingga pemanenan lebih baik dilakukan pada saat kandungan metabolit sekunder dalam kadar maksimum (Tunjung, 2013). Selain itu, faktor stres lingkungan dan kecukupan unsur hara tanah juga mempengaruhi tingkat metabolit sekunder (Mariska, 2013)

Tabel 4.1 Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Siwalan, Secara Kualitatif

Uji fitokima Hasil Kesimpulan

Flavonoid Terjadinya perubahan warna merah bata pada filtrat

53

Terpenoid Terjadinya perubahan hijau kehitaman pada filtrat

(-) negatif

Alkaloid Terjadinya perubahan pada filtrat membentuk endapan kuning.

(+) positif

Saponin Terjadinya busa yang stabil setelah dikocok dengan kuat selama 30 detik.

54

Tanin Terjadinya perubahan pada filtrat berubah warna coklat kehitaman

(-) negatif

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji fitokimia ekstrak etanol kulit buah siwalan (Borassus flabellifer) terbukti mengandung senyawa flavonoid,alkaloid, dan saponin . Hal ini diperkuat dengan literatur santi (2011), yang menjelaskan bahwa ekstrak etanol menunjukkan adanya spot yang mengandung senyawa golongan fenolik dan saponin.Tanaman siwalan ini memiliki fungsi farmakologis, anthelmintik, diuretikantioksidan, antibakteri, penyembuhan luka, imunomodulator, dan antimalaria. (Pattanaik C, Reddy CS,. et al. 2008 ).

Senyawa-senyawa fitokimia inilah yang berperan penting dalam kemampuan antibakteri suatu tumbuhan. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein

55 ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraseluler (Ngajow,dkk 20013). Senyawa alkaloid dapat ditandai dengan terbentuknya endapan kuning. (Soraya dkk, 2011). Tanin merupakan polimer dari senyawa fenol yang memiliki kemampuan untuk menginaktifkan adhesion sel bakteri, menginaktifkan enzim, dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel. Selain itu tanin juga menyerang polipeptida dinding sel sehingga sel bakteri akan mati (Hidhya dan Kulandhaivel, 2017). Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan menyebabkan senyawa intraseluler akan keluar. Senyawa ini berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma dan mengganggu kestabilan sel. Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari sel dan mengakibatkan kematian sel (Ngajow, 2013). Senyawa-senyawa fitokimia ini bekerja secara sinergis sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Hal ini tampak berbeda dengan beberapa penelitian menggunakan ekstrak metanol dari jenis Tanaman Alfalfa (Medicago sativa) menunjukkan aktivitas penghambat yang signifikan terhadap semua yang diuji bakteri diikuti oleh ekstrak kloroform dan etanol ( Doss A, Parivuguna V,. et.al 2011)

Penelitian yang lain menunjukkan bahwa bagian yang berbeda dari Borassus flabellifer adalah sedang digunakan untuk sifat obat yaitu pada bunga jantan digunakan untuk aktivitas antiinflamasi (mashesh SP., et.al 2009)

56 Pada ekstrak kulit ari biji dari siwalan memiliki fungsi sebagai aktivitas antimikroba terhadap bakteri Bacillus subtilis, Stapylococcus aureus, Proteus vulgaris,Escherichia coli, Klebsiella Pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa (Duddukuri GR,. et al. 2011). Sedangkan berdasarkan hasil uji fitokimia, golongan senyawa flavonoid dapat ditemukan dengan terbentuknya larutan berwarna merah bata, golongan senyawa terpenoid ditunjukkan terbentuknya larutan berwarna ungu atau jingga, golongan senyawa alkaloid terbentuknya larutan terdapat endapan coklat, golongan senyawa saponin ditunjukkan terbentuknya busa yang stabil selama 30 detik pada larutan, golongan senyawa tanin ditunjukkan apabila terjadi perubahan warna hijau kehitaman atau biru tua.

Sesungguhnya allah memberikan nikmat untuk seluruh umat manusia agar bisa menggunakan akal sehatnya dengan memahami dan mengkaji manfaat segala tumbuhan maupun alam yang ada di bumi sebagai nikmat yang diberikan oleh allah SWT.

Sesuai firman Allah QS Qaf ayat 7-9 yang berbunyi:

أو َ َ دددددددُ أ دددددددَم أدددددددَوَِي أدددددددَنأجَوأوَْ َو َ دددددددَيا َو َر أدددددددَوَِي أدددددددَنأَِ أََْ َو أََأَوأاَهدددددددَم َض أرَ ألْا َو ِدددددددَوَب 7 َ ددددددد َصأوَت } ددددددَِنُم هددددددأوَب َ ددددددُعََ لُ َ ددددددأ َذ َو 8 َّ ددددددَ َو أددددددَّنَ َ ددددددَب أددددددَنأجَوأوَََّي أدددددد َرأَوُم اأددددددَم َاأََددددددًََّا َ ددددددَم أددددددَنأَ َّزَو َو } َهِ َصَحأَا 9 }

Artinya: “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata. Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam”. (QS. Qaf : 7-9).

57

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatunya tidak ada yang sia-sia karena didalam penciptaan Allah tersebut, sesungguhnya terdapat hikmah dan manfaat bagi orang- orang yang berfikir. Termasuk dalam penciptaan tumbuhan, tumbuhan diciptakan sedemikian rupa sebagai pelengkap kehidupan, dimana tumbuhan diciptakan untuk menghasilkan pangan bagi manusia dan dapat menyerap udara kotor yaitu karbondioksida. Selain itu, jika manusia mampu mengkaji lebih dalam manfaat tumbuhan tidak hanya yang telah disebutkan sebelumnya saja, namun ia dapat bermanfaat sebagai obat untuk penyakit tertentu.

Menurut tafsir Ibnu Kasir, Maksud dari ayat yang artinya “terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”, yaitu akal-akal yang sempurna lagi memiliki kecerdasan, karena hanya yang demikianlah yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan hakikatnya masing-masing secara jelas dan gamblang. Lain halnya dengan orang yang tuli dan bisu serta orang-orang yang tak berakal. Selanjutnya Allah menjelaskan cirri khas orang-orang yang berakal, melalui firman berikutnya yang artinya “orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi” yakni mereka tidak pernah terputus dari berdzikir mengingat-Nya dalam semua keadaan mereka. Lisan, hati, dan jiwa mereka semuanya selalu mengingat Allah SWT. Selain itu mereka memahami semua hikmah yang terkandung di dalamnya yang menunjukkan kepada kebesaran pencipta-Nya, kekuasaan-Nya, pengetahuan-Nya, pilihan-Nya dan rahmat-Nya. Karena tidak sekali-kali Allah ciptakan

58 semuanya sia-sia melainkan dengan sebenarnya, agar orang-orang yang berbuat buruk dalam perbuatannya Allah berikan balasan yang setimpal kepada mereka dan diberikan pahala yang baik kepada orang-orang yang berbuat baik (Ad-Dimasyqi, 2000).

Menurut Quraisy Shihab (2002) dalam tafsir Al-Mishbah bahwa terdapat perintah Allah SWT kepada manusia yang yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran sehingga sebagai dapat memanfaatkan kulit buah siwalan sebagai antibakteri yang awal mula nya hanya sebagai limbah yang tidak dapat dimanfaatkan.oleh karena itu kita dapat meneliti dan mengkaji segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, karena tidak ada hasil ciptaan Allah SWT yang sia-sia.

Dokumen terkait