• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 Persyaratan konstruksi

7.6 Pengaruh getaran dan hentakan

7.6.2 Uji hentakan,

Metode uji pada Standar IEC 60068-2-27 harus diterapkan dengan ketentuan berikut: - percepatan puncak,

a. 147 m/s2 (15 gn) b. 490 m/s2 (50 gn)

- untuk percepatan puncak dalam hal a) tidak dibutuhkan penjelasan. Dalam hal b) pabrikan harus menyatakan nilai percepatan puncak 490 m/s2

- bentuk pulsa: setengah sinus.

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

29 dari 45 saling tegak lurus (total menjadi 18 hentakan). - durasi pulsa: 11 ms

Instrumen dipasang sedemikian rupa, sehingga satu dari ketiga sumbu hentakan sejajar dengan sumbu putar dari elemen gerak.

7.6.3 Perubahan error akibat getaran dan hentakan tidak boleh melebihi suatu nilai yang

setara dengan 100% indek kelas.

8 Informasi, penandaan dan simbol umum

8.1 Informasi

Pabrikan harus memberikan informasi berikut: a. Satuan besaran yang diukur.

b. Nama atau merek dagang pabrikan atau pemasok yang bertanggung jawab. c. Acuan jenis, bila ada, diberikan oleh pabrikan

d. Nomor seri instrumen dan lengkapan untuk indek kelas 0,3 dan lebih kecil. Nomor seri atau tanggal pembuatan (minimal tahun pembuatan) untuk instrumen dan lengkapan untuk indek kelas 0,5 dan lebih besar.

e. Nilai pengenal

f. Sifat dasar besaran yang diukur dan jumlah elemen ukur. g. Kelas akurasi

h. Nilai acuan atau julat acuan suhu untuk instrumen dan lengkapan indek kelas 0,5 dan lebih kecil.

i. Nilai acuan atau julat acuan dari setiap besaran berpengaruh (kecuali suhu) yang dicantumkan dalam tabel I-1 apabila berbeda dengan nilai yang tercantum di dalam tabel I-1 dan nilai acuan atau julat acuan setiap besaran berpengaruh lain yang berkaitan tidak diberikan di dalam tabel I-1.

J. Julat nominal penggunaan untuk besaran berpengaruh pada tabel II-1 apabila nilai-nilai tersebut berbeda. Julat nominal penggunaan untuk setiap besaran berpengaruh lain yang berkaitan tidak diberikan dalam tabel II-I.

k. Nilai percepatan.

I. Petunjuk penggunaan instrumen dan/atau lengkapan bila perlu. m. Metode operasi instrumen.

n. Beban (burden), dinyatakan dalam voltamper pada arus nominal dan/atau tegangan nominal.

o. Faktor puncak.

p. Posisi acuan dan julat nominal penggunaan untuk posisi, bila relevan

q. Batas suhu dan syarat lain untuk transportasi, penyimpanan dan penggunaan, bila diperlukan.

r. informasi butir ini. (tegangan uji) tidak diberlakukan

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

30 dari 45

s. hubungan antara tanda skala dan masukan, untuk instrumen yang tanda skalanya tidak langsung menyatakan besaran masukan listrik. Hal ini tidak berlaku bagi instrumen dengan lengkapan tidak silih tukar.

t. Periode kondisi awal bila harus dilakukan dan nilai besaran yang diukur untuk kondisi awal.

u. Simbol lengkapan untuk instrumen yang sudah disetel, bila relevan.

v. Rasio transformasi dari transformator instrumen untuk instrumen yang sudah disetel, bila relevan.

w. Nilai total resistans dari kawat hubung instrumen yang sudah dikalibrasi, bila relevan x. Impedans sirkit ukur luar, bila relevan

y. Pernyataan mengenai lama waktu respon, bila relevan z. informasi penting lain.

aa) kategori instalasi bb) tingkat polusi

8.2 Tanda, simbol dan lokasinya

Tanda dan simbol harus mudah terbaca dan tidak mudah rusak, menggunakan satuan SI, beserta awalan (prefix), sesuai Standar IEC 60027.

Simbol yang tercantum dalam Tabel III-1 harus digunakan, bila relevan.

8.2.1 Informasi berikut ini perlu dicantumkan pada papan skala atau pada bagian yang

tampak waktu instrumen digunakan (penandaan di papan skala tidak boleh menghalangi kejelasan pembacaan skala):

a);

f) (Simbol B-1 … B-l0); g) (Simbol E-1 … E-l0); p) (Simbol D-1 … D-6); r) sudah tidak berlaku

z) (Simbol F-33 jika informasi penting lainnya diberikan pada dokumen terpisah). aa) (simbol sesuai dengan Standar IEC 61010-1, amandemen 2, sub ayat 5.1.5)

8.2.2 Informasi berikut ini harus dicantumkan pada papan skala (dial) atau pada kotak

instrumen (penandaan pada papan skala tidak boleh menghalangi kejelasan pembacaan skala):

b); c); d); h);

m) (simbol F-1 … F-22, F-27, F-28, F-29, jika relevan); u) (simbol F-23 … F 26);

v);

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

31 dari 45

Sebagai tambahan akan diberi tanda berikut, bila nilai acuan dari besaran berpengaruh berbeda dengan nilai yang terdapat di dalam tabel I-1:

- medan magnit luar (simbol F-30 dan bila ada kaitan F-28 dan/atau F-29) - medan listrik luar (simbol F-34 dan bila ada kaitan F-27)

8.2.3 Informasi berikut harus dicantumkan pada papan skala atau dimana saja pada kotak

instrumen atau diberikan dalam dokumen terpisah (jika ada) (tanda pada papan skala tidak boleh menghalangi pembacaan skala secara jelas).

e); i); j); n); q); s); t); w); x); bb).

8.2.4 Dokumentasi (jika ada) harus menyatakan:

b); c); k); l);

o) (hanya untuk instrumen yang berisi gawai elektronik dalam sirkit pengukurannya);

y) (dengan kesepakatan antara pabrikan dan pengguna); beberapa informasi pada 8.2.3 yang tidak ditandai.

8.2.5 Penandaan untuk lengkapan dan penandaan khusus untuk instrumen berikut

penempatannya, diberikan pada tempat yang sesuai.

8.2.6. Dengan kesepakatan antara pabrikan dengan pengguna, beberapa atau semua

informasi boleh diabaikan.

8.3. Pendandaan yang sesuai dengan nilai acuan dan julat nominal pengunaan dari besaran

berpengaruh.

8.3.1 Bila nilai acuan atau julat acuan berbeda dari yang ditetapkan pada tabel I-1, nilai

tersebut harus ditandai dan dibedakan dengan pemberian garis bawah. Nilai tersebut diidentifikasi dengan simbol satuan besaran terukur.

8.3.2 Apabila julat nominal penggunaan berbeda dari yang ditetapkan pada tabel II-1, julat

tersebut harus ditandai. Penandaan dilakukan berkaitan dengan penandaan nilai acuan atau julat acuan. Hal ini menyaratkan penandaan nilai acuan atau julat acuan walaupun tidak dibutuhkan.

8.3.3 Pendandaan dibuat dengan menulis batas julat nominal penggunaan dan nilai acuan

(atau julat) dalam urutan naik, setiap angka dipisahkan dari angka berikut dengan tiga titik.

Contoh : 35 … 50 … 60 Hz menyatakan frekuensi acuan 50 Hz dan julat nominal penggunaan untuk frekuensi dari 35 Hz sampai dengan 60 Hz.

Dengan cara yang sama : 35 … 45 … 55 … 60 Hz menyatakan julat frekuensi acuan dari 45

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

32 dari 45

Hz sampai dengan 55 Hz dan julat nominal penggunaan untuk frekuensi 35 Hz sampai dengan 60Hz.

8.3.4 Apabila ada batas julat nominal penggunaan sama seperti nilai acuan atau batas

terdekat dari julat acuan, maka angka nilai acuan atau batas julat acuan harus diulang untuk batas julat nominal penggunaan.

Contoh : 23 … 23 … 37 °C menyatakan suhu acuan 23 °C dan julat nominal pengunaan suhu dari 23 °C sampai dengan 37 °C.

Dengan cara yang sama : 20 … 20 … 25 … 35 °C menyatakan julat suhu acuan dari 20 °C sampai dengan 25 °C dan julat nominal penggunaan untuk suhu dari 20 °C sampai dengan 35 °C,

Tabel III-1 Simbol untuk penandaan instrumen dan lengkapan

Simbol untuk satuan pengukuran dan awalannya ditetapkan pada IEC 60027. yang paling sering digunakan untuk penandaan instrumen dan lengkapan dan daftar awalan SI diberikan dibawah ini.

Satuan dan besaran

Item Simbol

Ampere A Decibel dB Hertz Hz

Ohm Ω

detik dt (huruf kecil)

siemens S (huruf besar)

tesla T

volt V (huruf besar)

voltampere VA (semua huruf besar) voltampere reactive var (semua huruf kecil)

watt W (huruf besar)

faktor daya cos φ atau cos ϕ derajat Celcius °C

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

33 dari 45 Item Simbol Eksa 1018 E Peta 1015 P Tera 1012 T Giga 109 G

mega 106 M (huruf besar)

kilo 103 k (huruf kecil) hekto 1) 102 h (huruf kecil)

deka 1) 10 da (semua huruf kecil) desi 1) 10-1 d (huruf kecil)

senti 1) 10-2 c (huruf kecil) mili 10-3 m (huruf kecil)

mikro 10-6 μ

nano 10-9 N

piko 10-12 P

femto 10-15 f

atto 10-18 a

B Dasar dari besaran ukur dan angka dari elemen pengukuran

No Item Simbol

B-1 Sirkit arus searah dan/atau a.s berkaitan dengan elemen pengukuran

B-2 Sirkit arus bolak balik dan/atau a.b berkaitan dengan elemen pengukuran B-3 Sirkit arus searah dan atau arus bolak

balik dan/atau a.s dan a.b berkaitan dengan elemen pengukuran

1)

Item ini tidak diutamakan dan penggunaannya sebaiknya dihindarkan.

Simbol dari suatu awalan (jika dibutuhkan) langsung diikuti simbol satuan tanpa spasi . Jika ada suatu angka, angka tersebut diikuti spasi sebelum awalan (jika ada) dan satuan. Contoh: 23 °C, 120 mV

* Angka diidentifikasi oleh “*” adalah angka acuan simbol pada IEC 60417

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

34 dari 45

No Item Simbol

B-4 Sirkit arus bolak balik tiga fase (simbol umum)

3 ~ †

B-6 Satu elemen pengukuran (E) untuk jaringan tiga kawat

3 ~ 1E†

B-7 Satu elemen pengukuran (E) untuk jaringan empat kawat

3N ~ 1E†

B-8 Dua elemen pengukuran (E) untuk jaringan tiga kawat dengan beban tidak seimbang

3 ~ 2E†

B-9 Dua elemen pengukuran (E) untuk jaringan empat kawat dengan beban tidak seimbang

3N ~ 2E†

B-10 Tiga elemen pengukuran (E) untuk jaringan empat kawat dengan beban tidak seimbang

3N ~ 3E† Si m bol di d a la m k o lo m di te nt uk a n dal am e d is i IEC 60 05 1, da n di ber ik an s e b a g a i i n for m a s i s a ja .

C Keselamatan ( untuk penerapan, lihat IEC 61010-1 )

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

35 dari 45

No Item Simbol

D-1 Instrumen digunakan dengan papan skala vertikal

D-2 Instrumen digunakan dengan papan skala horisontal D-3 Instrumen digunakan dengan kemiringan ( misalnya 60° )

dari bidang horisontal

D-4 Contoh untuk instrumen digunakan seperti D-1, julat nominal penggunaan dari 80° sampai 100°

D-5 Contoh untuk instrumen digunakan seperti D-2, julat nominal penggunaan dari -1° sampai +1°

D-6 Contoh untuk instrumen digunakan seperti D-3, julat nominal penggunaan dari 45° sampai 75°

† Simbol diindentifikasi oleh “†” diambil dari simbol 02-02-04 pada IEC 60617-2. * Angka diidentifikasi oleh “*” adalah angka acuan simbol pada IEC 60417

E Kelas Akurasi

No Item Simbol

E-1 Indeks kelas ( contoh 1 ) kecuali bila nilai fidusial berhubungan dengan panjang skala atau nilai penunjukkan atau rentang

1

E-2 Indeks kelas ( contoh 1 ) bila nilai fidusial berhubungan dengan panjang skala

E-3 Indeks kelas ( contoh 1 ) bila nilai fidusial berhubungan dengan nilai penunjukkan

E-10 Indeks kelas ( contoh 1 ) bila nilai fidusial berhubungan dengan rentang

2)

Simbol E-2 diberikan untuk informasi saja, tidak digunakan untuk rancangan instrumen baru

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

36 dari 45

F Simbol umum ( lihat juga IEC 60617 dan IEC 60417 )

No Item Simbol

F-1 Instrumen kumparan-putar dan magnit-permanen

F-2 Rasiometer (quotientmeter ) magnit-permanen

F-3 Instrumen magnit-permanen putar

F-4 Rasiometer (quotientmeter ) magnit-permanen putar

F-5 Instrumen besi-putar

F-6 Instrumen besi-putar terpolarisasi

F-7 Rasiometer (quotientmeter ) besi-putar

F-8 Instrumen elektrodinamik tanpa inti-besi

F-9 Instrumen elektrodinamik ( ferro-dinamik ) inti-besi

F-10 Rasiometer (quotientmeter ) elektrodinamik tanpa inti-besi

F-11 Rasiometer (quotientmeter ) elektrodinamik (ferro-dinamik) inti besi

F-12 Instrumen induksi

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

37 dari 45 F-15 Instrumen bimetal

F-16 Instrumen elektrostatik

F-17 Instrumen lidah-getar

F-18 Termokopel ( konverter termal ) tanpa isolasi

F-19 Termokopel ( konverter termal ) berisolasi

F-20 Gawai elektronik dalam sirkit pengukuran

F-21 Gawai elektronik dalam sirkit bantu

F-22 Pernyearah

F-23 Shunt

F-24 Resistor seri

F-25 Induktor seri

F-26 Impedans seri

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

38 dari 45 F-27 Tabir ( screen ) listrik

F-28 Tabir magnit

F-29 Instrumen astatik

ast

F-30 Kuat medan magnit dinyatakan dalam kiloamper per meter, menghasilkan perubahan yang berhubungan dengan indeks kelas ( contoh 2 kA/m )

F-31 Terminal ( simbol umum ) pembumian ( ground )

F-32 Penyetel nol ( rentang )

F-33 Mengacu pada dokumen terpisah

F-34 Kuat medan listrik dinyatakan dalam kilovolt per meter, menghasilkan perubahan yang berhubungan dengan indeks kelas ( contoh 10 Kv/m )

F-35 Lengkapan umum

F-37 Penopang besi dengan ketebalan X mm

FeX

F-38 Penopang besi dengan ketebalan sebarang

Fe

F-39 Penopang bukan besi dengan ketebalan sebarang

NFe

F-42 Terminal casis atau bingkai

F-43 Terminal pembumian proteksi

F-44 Terminal pembumian tanpa noise

F-45 Terminal sinyal rendah

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

39 dari 45 F-47 Terminal negatif

F-48 Kendali penyetelan julat resistans

F-49 Gawai proteksi beban-lebih terpasang

F-50 Gawai proteksi beban-lebih dengan kendali reset

3)

Jika simbol F-18, F-19, F-20, F-21, atau F-22 dikombinasikan dengan simbol instrumen, seperti simbol F-1, gawai digabungkan.

4) Simbol F-31 tidak dianjurkan. Salah satu dari simbol F-42, F-43, F-44 atau F-45 sebagai pengganti.

5) Simbol F-31 menunjukkan bahwa gawai adalah eksternal dan harus digabungkan dengan salah satu dari simbol F-18, F-19, F-20, F-21, atau F-22 sebagai pengganti.

* Nomor diidentifikasikan oleh “*” adalah nomor acuan dari simbol pada IEC 60417

9 Penandaan dan simbol terminal 9.1 Persyaratan penandaan 9.1.1 Penandaan harus digunakan pada terminal atau terminal terkait terdekat. 9.1.2 Jika tidak tersedia tempat yang cukup yang berdekatan dengan terminal untuk penandaan terinci, harus disediakan suatu papan nama yang diletakkan secara permanen dengan mencantumkan rincian terminal dan diidentifikasikan secara jelas. 9.1.3 Penandaan harus mudah terbaca dan tidak mudah rusak dan menggunakan warna mencolok terhadap dasar atau dicetak. 9.1.4 Suatu tanda tidak boleh ditempatkan pada bagian terminal yang dapat dilepas (seperti kepala terminal ). 9.1.5 Jika tanda diberikan pada tutup dari beberapa terminal, maka tutup tersebut tidak

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

40 dari 45

boleh dapat dipasang sedemikian sehingga tanda-tanda menjadi tidak benar.

9.1.6 Bila suatu diagram hubung disertakan, maka penandaan terminal harus identik

dengan penandaan yang terdapat pada diagram hubung yang berkaitan dengan terminal hubung.

9.2 Terminal pembumian (grounding)

9.2.1 Terminal yang disyaratkan akan dihubungkan ke pembumian (ground) proteksi untuk

alasan keselamatan, harus ditandai dengan simbol F-43 (tabel III-1).

9.2.2 Terminal yang disyaratkan akan dihubungkan ke pembumian (ground) tanpa noise

untuk mencegah menurunnya unjuk kerja, harus ditandai dengan simbol F-44 (tabel III-1).

9.2.3 Terminal yang dihubungkan dengan bahan penghantar yang dapat diakses, tetapi

tidak perlu dibumikan (ground), harus ditandai dengan simbol F-42 (tabel III-1).

9.3 Terminal sirkit pengukuran

Jika terminal suatu sirkit pengukuran dimaksudkan untuk tetap pada atau dekat potensial bumi (ground) (misalnya untuk keselamatan atau alasan fungsional), maka terminal tersebut harus ditandai dengan huruf besar N jika terminal tersebut dimaksudkan untuk dihubungkan pada penghantar netral dari sirkit suplai a.b., atau harus ditandai dengan simbol F-45 (tabel III-1) dalam semua keadaan lain.

Penandaan ini merupakan simbol tambahan dan harus mengikuti penandaan lain yang ditentukan, untuk terminal yang relevan.

9.4 Penandaan khusus untuk terminal

Penandaan khusus diberikan pada bagian relevan dari IEC 60051.

10 Pengujian pembuktian kesesuaian terhadap standar

10.1 Unjuk kerja instrumen dan lengkapan yang ditetapkan pada standar ini dapat

ditentukan melalui pengujian yang ditentukan pada IEC 60051-9 dan pengujian ini dapat dilengkapi dengan pengujian yang ditentukan pada standar IEC yang relevan.

10.2 Dua kategori pengujian yang diharuskan: pengujian jenis dan pengujian rutin.

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

41 dari 45 disain.

10.2.2 Pengujian rutin harus dilakukan untuk semua barang.

10.3 Pada umumnya, standar ini tidak menyatakan pengujian mana yang disebut pengujian

jenis dan yang mana disebut pengujian rutin.

CATATAN 1 Beberapa pengujian rutin diberikan pada lampiran A-1

CATATAN 2 Pengujian rutin biasanya cukup bila dilakukan secara periodik selama umur instrumen atau lengkapan untuk menjamin kelangsungan unjuk kerja yang teliti dan biasanya dilakukan kalibrasi ulang.

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

42 dari 45 Lampiran A-1

Pengujian

A-1.1 Pengujian rutin

Pengujian untuk error intrinsik (ayat 4).

Pengujian untuk variasi karena posisi (ayat 5; tabel II-1). Pengujian tegangan (sub ayat 6.1).

Pengujian untuk kembali nol (sub ayat 6.6). Pengujian lain dapat juga dilakukan.

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

43 dari 45

Error dan variasi yang diijinkan

B-1.1 Bila suatu instrumen atau suatu lengkapan dioperasikan dalam kondisi acuan, maka

diijinkan mempunyai error (Error intrinsik) tidak melebihi dari yang terkandung menurut indek kelas instrumen atau lengkapan tersebut, sebagai contoh, untuk instrumen kelas 0,5; error tidak boleh melebihi 0,5% dari nilai fiducial.

B-1.2 Bila suatu instrumen atau suatu lengkapan dioperasikan di luar kondisi acuan untuk

sesuatu besaran berpengaruh tertentu (namun dalam kondisi acuan untuk besaran berpengaruh yang lain), maka diijinkan mempunyai perubahan error, disebut variasi, bila besaran berpengaruh itu berubah mencapai batas julat nominal penggunaan. Nilai variasi yang diijinkan dinyatakan dalam persen (biasanya 100%) dari error intrinsik yang diijinkan.

B-1.3 Nilai variasi yang sama (lihat B-1.2), diijinkan untuk seluruh julat nominal pada

penggunaan sampai batas kedua julat, tetapi tanda tidak perlu sama.

B-1.4 Sebagai contoh, suatu instrumen yang mempunyai indek kelas 0,5 pada suhu acuan

40 °C, diberi tanda 40 °C sesuai sub ayat 8.3.1, diijinkan mempunyai error intrinsik ±100 % dari indek kelas, pada suhu acuan dan dalam toleransi pengujian ± 2 °C (lihat tabel I-1) sekitar 40 °C.

B-1.5 Sebagai tambahan, dalam julat nominal pada penggunaan untuk suhu 30 °C sampai 50 °C (40 °C ± 10 °C: lihat tabel II-1), instrumen ini diijinkan mempunyai variasi sebesar ±100 % dari indek kelas di sekitar nilai error yang dimiliki pada suhu acuan (40 °C). Dengan demikian instrumen mungkin mempunyai error yang lebih kecil pada beberapa suhu di dalam julat nominal penggunaan dari pada yang dimiliki pada suhu acuan.

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

44 dari 45

Gambar 4-1 – Pengaruh suhu

Nilai acuan: 40 °C

Julat nominal penggunaan (Tabel II-1): 30 °C sampai 50 °C

B-1.6 Gambar 4-1, memperlihatkan bagaimana kesalahan instrumen ini diijinkan berubah

mengikuti perubahan suhu, indek kelas diperlihatkan sebagai c.

B-1.7 Bila error pada suhu acuan (error intrinsik) mencapai nilai maksimum yang diijinkan

+c, maka seluruh error yang diijinkan sepanjang julat suhu 30 °C hingga 38 °C dan dan 42 °C hingga 50 °C harus terletak antara nol dan +2 c. Demikian pula, bila error intrinsik mencapai -c, maka seluruh kesalahan yang diijinkan harus terletak antara nol dan -2 c.

B-1.8 Bila kondisi acuan suatu besaran berpengaruh tertentu merupakan julat acuan, dalam

bagian-bagian dari julat nominal pada penggunaan yang terletak di luar julat acuan, maka variasi yang diijinkan terpusat di nilai error pada batas terdekat julat acuan.

Kurva error/suhu dari instrumen

c = indeks kelas

Suhu ˚C

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

45 dari 45

Gambar 5-1 – Pengaruh suhu

Julat acuan : +10 °C sampai +30 °C (berbeda dari Tabel I-1)

Julat nominal penggunaan : -30 °C sampai +50 °C (berbeda dari Tabel II-1)

B-1.9 Gambar 5-1 adalah contoh dari instrumen yang mempunyai indek kelas 0,5 dan

dibubuhi tanda -30 ... +10 ... +30 ... +50 °C, sesuai sub ayat 8.3.3 (Julat acuan untuk suhu +10 °C sampai +30 °C; julat nominal penggunaan untuk suhu -30 °C hingga +50 °C) diijinkan mempunyai error intrinsik ±100 % dari indek kelas dalam julat suhu + 10 °C hingga 30 °C.

B-1.10 Sebagai tambahan, dalam julat nominal penggunaan -30 °C sampai +10 °C, variasi yang diijinkan ±100 % dari indek kelas, terpusat di error instrumen pada +10 °C. Begitu juga, variasi ±100 % dari indek kelas, terpusat di error instrumen pada +30 °C diijinkan dalam julat nominal penggunaan dari +30 °C sampai + 50 °C.

B-1.11 Jika, seperti dalam penerapannya, lebih dari satu besaran berpengaruh secara

simultan diluar kondisi acuan, error resultan tidak mungkin melebihi penjumlahan dari variasi terpisah dan mungkin lebih kecil dari pada variasi tersebut, error yang dihasilkan dapat saling meniadakan satu sama lain.

B-1.12 Informasi tentang pengaruh simultan dari beberapa besaran berpengaruh biasanya

hanya dapat ditentukan dengan melakukan pengujian untuk kombinasi khusus dari nilai besaran berpengaruh. Pabrikan dapat menyediakan informasi ini.

Kurva error/suhu dari instrumen

c = indeks kelas

Suhu ˚C

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270

Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : [email protected]

standar ini dibuat untuk penayangan di

website dan tidak untuk dikomersialkan”

Dokumen terkait