• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Hasil Penelitian

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Langkah-langkah dalam uji parsial dengan rumus:

t0= t

Uji t antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan keputusan uji sebagai berikut:

1) Jika thitung> ttabelmaka Ho ditolak ada pengaruh signifikan. 2) Jika thitung< ttabelmaka Ho diterima tidak ada pengaruh. b. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Langkah uji f dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

R = Koefisien Korelasi Ganda k = Jumlah Variabel Independen n = Jumlah anggota sampel Langkah-langkah pengujian:

1) Ho : b = 0; artinya variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho : β < 0; artinya variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis, yaitu: a) Bila Fhitung≥ Ftabelatau sig < 0,05 maka Ho ditolak.

b) Bila Fhitung < Ftabel atau sig > 0,05 maka Ho diterima. (Ajat Rukajat, 2018).

c. Uji Determinan (R²)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai Koefisien Determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Kuncoro, 2007).

47 Angkringan Bae Purwokerto

Sumber gambar:hasil observasi penelitian

Angkringan bagi orang Jawa bukan sesuatu yang asing lagi. Angkringan atau wedangan adalah kuliner khas yang awalnya hanya dikembangkan di Yogya, Solo dan sekitarnya. Kuliner yang menyajikan menu makanan khas bungkus “sega kucing” mulai bertebaran di berbagai wilayah khususnya di Jawa Tengah hingga ibu kota negara Jakarta. Berbagai konsep menarik kuliner ini mulai dikembangkan dengan balutan nuansa alami hingga modern.

Di kota Purwokerto terdapat salah satu angkringan bernama “Angkringan Bae”, angkringan ini berdiri pada bulan September tahun 2013 yang didirikan oleh Itang Riandika. Alasan Itang Riandika memberikan nama “Angkringan Bae” karena dia merasa bosan menjadi seorang pegawai. Jadi, kata “Bae” merupakan singkatan dari “Bosen jAdi pegawE”. Pada saat itu Itang Riandika baru saja resign dari pekerjaannya di Telkomsel. Ketika bermain ke Jogja munculah ide untuk membuat angkringan dengan konsep cafe yang kekinian, karena angkringan saat itu identik dengan tongkrongan laki-laki dan tidak ramah untuk wanita.

Angkringan Bae didirikan di sepetak tanah milik Itang Riandika yang beralamat di Jalan DR. Soeparno No.57, Arcawinangun, Grendeng, Kec.

Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Itang Riandika mendirikan usaha ini dengan modal pribadi yang didapatkan dari gaji menjadi pegawai di Telkomsel. Dari akhir 2013 sampai 2020 Angkringan Bae mengalami pasang surut pendapatan. Namun semakin tua umurnya angkringan bae tidak hanya digunakan sebagai tempat makan biasa namun sekarang menjadi tempat nongkrong untuk konsumen. Konsumen dari angkringan bae berasal dari berbagai kalangan seperti pelajar dan mahasiswa dari berbagai unversitas yang ada di Purwokerto selain itu juga para pekerja kantoran dari semua umur. (Hasil wawancara).

Angkringan bae mengambil konsep modern dengan memberikan berbagai fasilitas seperti di cafe. Para pengunjung akan semakin betah dan nyaman karena mendapat fasilitas wifi yang cepat selain itu disana juga disediakan beberapa mainan seperti kartu, rubik, monopoli, catur dan lain-lain. Disana juga terdapat aneka menu nasi bungkus dengan 13 varian seperti sega sambel, bandeng, kering, teri, dan masih banyak lagi. Dan ada juga aneka minuman khas panas seperti jahe, kopi, jeruk, teh, susu dan minuman khas wedang jahe. Selain itu juga terdapat menu yang inovatif seperti mie telor kuah susu. Tersedia juga aneka es bagi yang suka minuman dingin. Tersaji juga berbagai menu makanan tambahan seperti tempe mendoan, tahu goreng, sate kerang, bakwan, mihun, bakso, sosis dan lain sebagainya. Makanan yang disajikan sebenarnya hampir sama seperti apa yang disajikan di angkringan pada umumnya hanya saja yang membedakan kemasan dan sajian yang membuat kebanyakan orang mencicipi angkringan bae. Hampir semua menu baik makanan maupun minuman dibuat sendiri. (Radarbanyumas).

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2

Struktur Organisasi Perusahaan

Owner

Supervisor

Staf

Sumber data: Hasil data primer C. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah konsumen Angkringan Bae Purwokerto. Berdasarkan hasil penelitian yang diberikan kepada 100 responden melalui kuesioner yang disebarkan dan telah di dapat gambaran karakteristik sebagai berikut:

1. Responden Berdasarkan Usia Konsumen

Berdasarkan usia konsumen, maka responden dalam penelitian ini dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Konsumen Angkringan Bae Purwokerto

No Usia Konsumen Jumlah Presentase

1. <20 61 61%

2. <30 27 27%

3. >30 12 12%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 61% atau sebanyak 61 orang responden berusia <20ctahun, kemudian 27%

atau sebanyak 27 orang responden berusia <30 tahun dan 12% atau sebanyak 12 orang responden berusia >30 tahun.

2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, maka responden dalam penelitian ini dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Konsumen Angkringan Bae Purwokerto

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-Laki 53 53%

2. Perempuan 47 47%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa jumlah laki-laki yang menjadi responden penelitian ini adalah 53 orang atau sebesar 53% sedangkan responden perempuan adalah sebanyak 47 orang atau sebesar 47%. Dari data tersebut dapat disumpulkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada responden yang berjenis kelamin perempuan. 3. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan jenis pekerjaan, maka responden dalam penelitian ini dapat diperoleh sebagai berikut:

Tabel 6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Konsumen Angkringan Bae Purwokerto

No Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase

1. Pelajar/Mahasiswa 68 68% 2. Guru/Dosen 8 8% 3. Karyawan 13 13% 4. PNS 0% 0% 5. Lainnya 11 11% Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa 100 responden sebanyak 68% atau sebanyak 68 orang responden sebagai pelajar/mahasiswa, sebanyak 8% atau sebanyak 8 orang responden bekerja sebagai guru/dosen,

kemudian sebanyak 13% atau sebanyak 13 orang responden bekerja sebagai karyawan, sebanyak 0% atau tidak adanya responden bekerja sebagai PNS yang berkunjung dan pekerjaan responden lainnya sejumlah 11% atau 11 orang.

D. Analisis Hasil Penelitian

1. Uji Keabsahan Data a. Uji Validitas

Uji validitas adalah tingkat valid atau tidaknya instrument kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data diketahui dengan menggunakan uji validitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item yang terjadi dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkap keadaan sebenarnya. (Sugiyono, 2009). Adapun teknik yang digunakan untuk uji validitas yaitu dengan meggunakan rumus korelasi product moment digunakan dalam menganalisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan. (Umar, Jakarta).

Dengan tingkat signifikan sebesar 95% atau α = 5%, maka kriteria pengujinya:

1) Jika rhitung> rtabelberarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2) Jika rhitung< rtabelberarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

(Umar, Jakarta).

Nilai rtabeldapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05. Adapun penentuan nilai rtabel sebagai

berikut: rtabel = n-2

= 100-2 = 98 = 0,1966

Untuk lebih jelasnya, uji validitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for windows dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 7

Validitas Variabel Desain

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

X1.1 0,431 0,196 Valid X1.2 0,612 Valid X1.3 0,264 Valid X1.4 0,575 Valid X1.5 0,211 Valid X1.6 0,358 Valid X1.7 0,645 Valid X1.8 0,336 Valid X1.9 0,628 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data Angket Melalui SPSS 16 Tabel 8

Validitas Variabel Persepsi Harga

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

X2.1 0,762 0,196 Valid

X2.2 0,658 Valid

X2.3 0,792 Valid

X2.4 0,699 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data Angket Melalui SPSS 16 Tabel 9

Validitas Variabel Fasilitas

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

X3.1 0,628 0,196 Valid X3.2 0,637 Valid X3.3 0,548 Valid X3.4 0,686 Valid X3.5 0,595 Valid X3.6 0,654

Tabel 10

Validitas Variabel Kepuasan Konsumen

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

Y.1 0,686 0,196 Valid Y.2 0,733 Valid Y.3 0,724 Valid Y.4 0,714 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data Angket Melalui SPSS 16

Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji validitas yang terdiri dari 9 pertanyaan pada variabel Desain, 4 pertanyaan pada variabel Persepsi Harga, 6 pertanyaan pada variabel Fasilitas, dan 4 pertanyaan pada variabel Kepuasan Konsumen, bahwa rhitung yang lebih besar dari rtabel (rhitung > 0,196). Maka dapat disumpulkan semua butir angket yang digunakan dalam variabel desain (X1), persepsi harga (X2), fasilitas (X3), dan kepuasan konsumen (Y) pada Angkringan Bae Purwokerto dinyatakan valid. Maka kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cronbach’h alpha. Reliabilitas berarti dapat dipercaya, artinya instrument dapat memberikan hasil yang tepat. Untuk mengetahui tingkat reabilitas kita lihat pada angka dalam tabel

Cronbach’s Alpha, dapat dikatakan reliabel apabila angka

Tabel 11

Reliabilitas Desain, Persepsi Harga, Fasilitas, dan Kepuasan Konsumen

Variabel CronbanchAlpha Nilai rtabel Keterangan

Desain 0,514

0,196

Reliabel

Persepsi Harga 0,698 Reliabel

Fasilitas 0,687 Reliabel

Kepuasan

Konsumen 0,680 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan Data Angket Melalui SPSS 16

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa semua item dalam variabel desain angkringan, harga dan fasilitas dinyatakan reliabel. Hal ini berdasarkan keterangan masing-masing variabel ralpha lebih besar dari rtabel (ralpha >0,196). Sehingga seluruh atribut penelitian dinyatakan reliabel dan dapat dilanjutkan untuk pengujian hipotesis.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas residual, peneliti menggunakan uji Kolmogorovsmirnov dengan menggunakan hipotesis:

1) H0: Data residual berdistribusi normal. 2) Ha: Data residual tidak berdistribusi normal.

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig.(2tailed). Jika tingkat signifikansinya > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, sehingga dikatakan residual berdistribusi normal.

Tabel 12 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.25788914 Most Extreme Differences Absolute .086 Positive .086 Negative -.045 Kolmogorov-Smirnov Z .859 Asymp. Sig. (2-tailed) .452 a. Test distribution is Normal.

Sumber data: hasil olahan data angket melalui SPSS 16

Output diatas menunjukkan besarnya nilai signifikan Asymp.

Sig adalah 0,452 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan data

berdistribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lyang lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai probabilitas signikansi dari variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Gambar 3

Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber data: Hasil olahan data angket melalui SPSS 16

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik itu menyebar dan tidak membentuk pola, sehingga dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mnedekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan meilhat nilai tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Jika tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. (Ma'sumah, 2019).

Tabel 13

Hasil Uji Multikolinearitas Sumber data: Hasil olahan angket melalui SPSS 16

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Nilai VIF untuk variabel Desain sebesar 1,135 < 10, sedangkan nilai tolerance sebesar 0,881 > 0,1. Sehingga variabel Desain dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

2) Nilai VIF untuk variabel Persepsi Harga sebesar 1,127 < 10, sedangkan nilai tolerance sebesar 0,887 > 0,1. Sehingga variabel Persepsi Harga dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. 3) Nilai VIF untuk variabel Fasilitas sebesar 1,149 < 10, sedangkan nilai tolerance sebesar 0,870 > 0,1. Sehingga variabel Fasilitas dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi liner berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan sebab akibat antara dua variabel bebas atau lebih.

Penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian terhadap konsumen Angkringan Bae Purwokerto. Dalam hal ini lebih menekankan pada pengaruh desain angkringan, harga, dan fasilitas yang disebut variabel

independent yang nantinya akan mempengaruhi kepuasan konsumen yang

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 2.328 2.374 .980 .329

Total_X1 .144 .057 .230 2.501 .014 .881 1.135 Total_X2 .344 .097 .323 3.536 .001 .887 1.127 Total_X3 .145 .073 .184 1.987 .050 .870 1.149 a. Dependent Variable: Total_Y

disebut variabel dependent. Sesuai dengan rumusan masalah penelitian maka untuk mengetahui manakan yang paling dominan mempengaruhi kepuasan konsumen digunakan model analisis regresi linier berganda.

Tabel 14

Output Perhitungan Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.328 2.374 .980 .329 Total_X1 .144 .057 .230 2.501 .014 Total_X2 .344 .097 .323 3.536 .001 Total_X3 .145 .073 .184 1.987 .050 a. Dependent Variable: Total_Y

Sumber data: Hasil olahan data melalui SPSS 16

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan , maka dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 2.328 + 0,144X1+ 0,344X2+ 0,145X3+ e Keterangan: Y = Kepuasan Konsumen X1 = Desain X2 = Persepsi Harga X3 = Fasilitas e = error

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 2.328, hal tersebut menunjukkan bahwa Kepuasan Konsumen mempunyai nilai sebesar 2.328 apabila variabel independen (Desain Angkringan, Harga, dan Fasilitas) tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi Desain bertanda positif sebesar 0,144 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% pada Desain, maka akan memberikan kenaikan sebesar 0,144% Kepuasan Konsumen. Variabel Persepsi Harga bertanda positif sebesar 0,344 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% pada

Persepsi Harga, maka akan memberikan kenaikan sebesar 0,344% Kepuasan Konsumen. Variabel Fasilitas bertanda positif sebesar 0,145% menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% pada Fasilitas, maka akan memberikan kenaikan sebesar 0,145% Kepuasan Konsumen.

4. Uji Hipotesis

a. Uji t ( Uji Parsial)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Uji t antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan keputusan uji sebagai berikut:

1) Jika thitung> ttabelmaka Ho ditolak ada pengaruh signifikan. 2) Jika thitung< ttabelmaka Ho diterima tidak ada pengaruh.

Nilai Ttabel dapat dicari pada tabel statistik6 pada signifikansi 0,05 dan derajat bebas (db) = n-2 maka rumusnya sebagai berikut: Ttabel = (α/2 ; n-k-1)

= (0,05/2 ; 100-3-1) = 0,025 ; 96

= 1,984

Berikut hasil uji T (Uji Parsial) yang dibantu dengan bantuan program SPSS 16 for windows dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 15

Ringkasan Hasil Uji T

Sumber data: Hasil olahan data melalui SPSS 16

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Uji t terhadap variabel untuk desain agkringan (X1) di dapatkan thitung sebesar 2,501 dengan signifikan t sebesar 0,014. Karena thitunglebih besar dari ttabel(2,501 > 1,984) atau signifikan t lebih kecil dari 5% (0,014 < 0,05), H1 diterima yang diartikan secara parsial variabel desain (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen (Y). Dengan kata lain, hipotesis pertama diterima yang menyatakan desain berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Angkringan Bae Purwokerto.

2) Uji t terhadap variabel untuk harga (X2) di dapatkan thitung

sebesar 3,536 dengan signifikan t sebesar 0,001. Karena thitung

lebih besar dari ttabel(3,536 > 1,984) atau signifikan t lebih kecil dari 5% (0,001 < 0,05), maka H1 diterima yang diartikan secara parsial variabel persepsi harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen (Y). Dengan kata lain, hipotesis kedua diterima yang menyatakan persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Angkringan Bae Purwokerto.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.328 2.374 .980 .329 Total_X1 .144 .057 .230 2.501 .014 Total_X2 .344 .097 .323 3.536 .001 Total_X3 .145 .073 .184 1.987 .050 a. Dependent Variable: Total_Y

3) Uji t terhadap variabel untuk fasilitas (X3) di dapatkan thitung

sebesar 1,987 dengan signifikan t sebesar 0,050. Karena thitung

lebih besar dari ttabel(1,987 > 1,984) atau signifikan t lebih kecil dari 5% (0,050 < 0,05), maka H1 diterima yang diartikan secara parsial variabel fasilitas (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen (Y). Dengan kata lain, hipotesis ketiga diterima yang menyatakan fasilitas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Angkringan Bae Purwokerto.

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis, yaitu:

1) Bila Fhitung ≥ Ftabel atau sig < 0,05 maka Ho ditolak.

2) Bila Fhitung< Ftabelatau sig > 0,05 maka Ho diterima. (Ajat Rukajat, 2018).

Nilai Ftabel dapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05. Adapun penentuan nilai Ftabelsebagai berikut:

Ftabel = α ; (k; n-k-1) = 0,05 ; (3; 100-3-1) = 0,05 ; (3;96) = 2,31

Berikut hasil uji F (Uji Simultan) yang dibantu dengan bantuan program SPSS 16 for windows dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 16 Hasil Uji F

Sumber data: Hasil olahan data angket melalui SPSS 16

Berdasarkan tabel ditunjukkan bahwa Fhitung sebesar 12.899 sedangkan Ftabelsebesar 2,31. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel (12.899 > 2,31), maka H0ditolak dan H1 diterima, yang diartikan bahwa secara keseluruhan variabel desain angkringan, harga, dan fasilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Angkringan Bae Purwokerto. Maka penulis menyimpulkan hipotesis keempat pada penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel bebas yang terdiri dari desain (X1), persepsi harga (X2), dan fasilitas (X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y) terbukti dan dapat diterima.

c. Uji Determinan (R²)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai Koefisien Determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 63.144 3 21.048 12.899 .000a

Residual 156.646 96 1.632 Total 219.790 99

a. Predictors: (Constant), Total_X3, Total_X2, Total_X1 b. Dependent Variable: Total_Y

Tabel 17 Hasil Uji Determinan

Sumber data: Hasil olahan data angket melalui SPSS 16

Berdasarkan hasil tabel diatas nilai Adjusted R Square sebesar 0,265. Hal ini berarti bahwa Desain, Persepsi Harga, dan Fasilitas memiliki pengaruh positif dan berpengaruh sebesar 26,5% terhadap Kepuasan Konsumen, sedangkan sisanya sebesar 73,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Dokumen terkait