BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. Uji Hipotesis Wilcoxon
Uji wilcoxon merupakan salah satu dari uji stastistik nonparametrik. Uji ini di pakai ketika suatu data tidak berdistribusi normal. Pengujian dua sampel berpasangan prinsipnya menguji apakah dua sampel berpasangan satu dengan yang lainnya berasal dari populasi yang sama.57 Dalam penelitian ini menguji untuk 10 sampel diberikan treatmeant berupa teknik Rational Emotive Behavior Therapy untuk kelas eksperimen (VIII E) dan 10 sampel untuk kelas kontrol (VIII F) diberikan treatment teknik diskusi atau teknik konvensional. Sebelum diberikan teknik Rational Emotive Behavior Therapy , sampel tersebut diberikan pretest untuk mengetahui tingkat kedisiplinannya. Kemudian setelah diberikan teknik Rational Emotive Behavior Therapy diberikan tes kembali yaitu posttest untuk mengetahui tingkatkedisiplinannya .
57
Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik (jakarta : PT Elek Media Komputindo), h. 115. 0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 skor N F
a. Analisis proses perhitungan kelas eksperimen Tabel 15
Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No Nama Pretest Posttest Selisih Tanda
1 Konseli 1 42 87 45 Positif 2 Konseli 2 32 89 57 Positif 3 Konseli 4 40 112 72 Positif 4 Konseli 5 38 105 67 Positif 5 Konseli 6 35 120 85 Positif 6 Konseli 7 39 86 47 Positif 7 Konseli 8 36 90 54 Positif 8 Konseli 9 32 95 63 Positif 9 Konseli 13 43 97 54 Positif 10 Konseli 16 38 125 87 Positif Pada pengujian ini menggunakan bantuan Software SPSS 17,0 for windows. Dan karena data tersebut tidak berdistribusi normal maka maka menggunakan uji Wilcoxon menggunakan uji nonparametrik. Berikut paparan hasil dari uji Wilcoxon.
Tabel 16
Uji Wilcoxon Kelas Eksperimen Test Statisticsb
postteseksperimen –
pretesteksperimen
Z -2.805a
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Statistics
Pretesteksperimen Postteseksperimen
N Valid 10 10
Missing 0 0
Median 38.0000 96.0000 Mode 32.00a 86.00a Std. Deviation 3.77859 14.18293 Minimum 32.00 86.00 Maximum 43.00 125.00 Sum 375.00 1006.00
Dari data diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang signifikan dari sebelum diberikan dan sesudah diberikan perlakuan. Dalam analisis data deskriftif menyatakan bahwa :
Mean pretest eksperimen : 37, 5 (termasuk kategori rendah) Mean posttest eksperimen : 100,6 (termasuk kategori tinggi) Dasar pengambilan keputusan
Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel hitung : Jika z hitung < z tabel maka 𝐻𝑂 diterima
Jika z hitung >z tabel maka 𝐻𝑂 ditolak
Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas >dari 0, 05 maka 𝐻𝑂diterima
Probabilitas < dari 0,05 maka 𝐻𝑂 ditolak Keputusan :
Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel :
1. z hitung = -2,805 (lihat pada output, tanda – hanya menunjukkan arah)
2. z tabel = ± 1,96
untuk tingkat kepercayaan 95 % dan uji dua sisi didapatkan nilai z tabel adalah ± 1,96.
Cara mencari z tabel : 1) 0,05 : 2 = 0,025 2) 0.5 – 0,025 = 0,475
3) 0,475 = 1,96 (lihat pada tabel) Gambar 8
Kurva Kelas Eksperimen
Keputusan :
Karena z hitung terletak di daerah 𝐻𝑂 , maka keputusannya adalah menolak 𝐻𝑂 atau pemberian teknik Rational Emotive Behavior Therapy dapat meningkatkan Kedisiplinan peserta didik. Dengan melihat angka probabilitas pada output SIG adalah 0,001 < 0, 05, maka 𝐻𝑂 ditolak. Hal ini berarti teknik Rational Emotive Behavior -2,805 -1,96
0
+1,96 Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
Therapy dapat meningkatkan Kedisiplinan. Sedangkan dari perhitungan z hitung didapat nilai z adalah – 2, 805 (tanda – tidak relevan karena hanya menunjukkan arah) lebih besar dari z tabel yaitu
±1,96.
b. Analisis perhitungan kelas kontrol Tabel 17
Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No Nama Pretest Posttest Selisih Tanda
1 onseli 1 36 83 47 Positif 2 onseli 2 32 84 52 Positif 3 onseli 4 37 83 46 Positif 4 onseli 5 33 53 20 Positif 5 onseli 6 40 76 36 Positif 6 onseli 7 37 63 26 Positif 7 onseli 8 35 49 14 Positif 8 onseli 9 36 58 22 Positif 9 onseli 13 42 79 37 Positif 10 onseli 16 37 82 45 Positif
Pada pengujian ini menggunakan bantuan Software SPSS 17,0 for windows. Dan karena data tersebut tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon menggunakan uji nonparametrik. Berikut paparan hasil dari uji Wilcoxon.
Tabel 18
Uji Wilcoxon Kelas Kontrol Test Statisticsb
posttescontrol - pretestcontrol
Dari data diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan walaupun tak sebanyak dengan perlakuan menggunakan teknik Rational Emotive Behavior Therapy. Dalam analisis data deskriftif menyatakan bahwa :
Mean pretest kontrol : 36.5 (termasuk kategori rendah) Mean posttest kontrol : 71.0 (termasuk kategori sedang) Dasar pengambilan keputusan
Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel hitung : Jika z hitung < z tabel maka 𝐻𝑂 diterima
Jika z hitung >z tabel maka 𝐻𝑂 ditolak
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Statistics Pretestcontrol Posttescontrol N Valid 10 10 Missing 0 0 Mean 36.5000 71.0000 Median 36.5000 77.5000 Mode 37.00 83.00 Std. Deviation 2.95334 13.77599 Minimum 32.00 49.00 Maximum 42.00 84.00 Sum 365.00 710.00
Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas >dari 0, 05 maka 𝐻𝑂diterima
Probabilitas < dari 0,05 maka 𝐻𝑂 ditolak Keputusan :
Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel : 3. z hitung = -2,803 (lihat pada output)
4. z tabel = ± 1,96
untuk tingkat kepercayaan kepercayaan 95 % dan uji dua sisi didapatkan nilai z tabel adalah ± 1,96.
Cara mencari z tabel : 4) 0,05 : 2 = 0,025 5) 0.5 – 0,025 = 0,475
Gambar 9 Kurva Kelas Kontrol
Keputusan :
Karena z hitung terletak di daerah 𝐻𝑂 , maka keputusannya adalah menolak 𝐻𝑂 atau pemberian teknik diskusi dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Dengan melihat angka probabilitas pada output SIG adalah 0,005 < 0, 05, maka
𝐻𝑂 ditolak. Sedang kan dari perhitungan z tabel di dapat nilai z adalah – 2, 803 (tanda negatif hanya menunjukan arah) lebih besar dari z tabel yaitu 1,96.
c. Analisis kelas eksperimen dan kelas kontrol
Jika dilihat dari proses perhitungan kedua kelas, maka dapat dikatakan kedua tersebut sama-sama menolak H0 dan -2,803
-1,96 0
+1,96 Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
meneriman Ha. Tetapi jika dilihat dari keefektifannya maka teknik Rational Emotive Behavior Therapy yang digunakan pada kelas eksperimen lebih efektif bila dibandingkan pada kelas kontrol.
Tabel 19
Deskripsi data kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pada kedua tabel tersebut menunjukkan pada hasil posttest dengan nilai minimum kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu 86 > 49. Pada nilai mean (rata-rata) kelas eksperimen juga lebih besar dibanding kelas kontrol yaitu 100.6 > 71.0. Hal ini menunjukkan teknik Rational Emotive Behavior Therapy lebih efektif dibandingkan teknik yang digunakan pada kelas kontrol.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pretesteksperimen 10 32.00 43.00 37.5000 3.77859 postteseksperimen 10 86.00 125.00 100.6000 14.18293 Valid N (listwise) 10
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pretestkontrol 10 32.00 42.00 36.5000 2.95334 postteskontrol 10 49.00 84.00 71.0000 13.77599 Valid N
Tabel 20
Perbandingan kelas eksperimen dan kelas Kontrol
No
Kelas Eksperrimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Gain Skor Pretest Posttest Gain Skor
1 42 87 45 36 83 47 2 32 89 57 32 84 52 3 40 112 72 37 83 46 4 38 105 67 33 53 20 5 35 120 85 40 76 36 6 39 86 47 37 63 26 7 36 90 54 35 49 14 8 32 95 63 36 58 22 9 43 97 54 42 79 37 10 38 125 87 37 82 45 Skor 375 1006 631 365 710 345 Mean 37,5 100,6 63,1 36,5 71 34,5 Tabel 21
Tingkat Presentase Kategori Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
F % F % F % F %
1 Tinggi 0 0 10 100 0 0 0 0
2 Sedang 0 0 0 0 0 0 10 100
3 Rendah 10 100 0 0 10 100 0 0
Jumlah 10 100 10 100 15 100 15 100
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata/mean pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan, pada kelas eksperimen skor pretest 375 atau rata/mean 37,5 dan skor pada posttest 1006 atau nilai rata-rata/mean 100,6 sedangkan pada kelas kontrol skor pretest 365 atau
nilai rata-rata/mean 36,5 dan skor posttest atau 710 dengan nilai rata-rata/mean 71. Meskipun kedua kelas mengalami peningkatan, tetapi nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, hal ini dapat dilihat dari hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (1006> 710 atau 37,5 >
71). Maka dapat disimpulkan bahwa teknik Rational Emotive Behavior Therapy efektif dapat meningkatkan Kedisiplinan peserta didik. Berikut gambar peningkatan Kedisiplinan.
Gambar 10
Grafik Peningkatan Kedisiplinan