HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan cangkang kapsul kalsium alginat yang mengandung ponceau 4R
4.2.5 Uji Kerapuhan Cangkang Kapsul dengan berbagai Kadar Uap Air
Pengaruh kondisi penyimpanan (RH) terhadap kadar uap air dan
kerapuhan cangkang kapsul kosong dan cangkang kapsul berisi dapat dilihat pada
tabel 6, 7.
Tabel 6. Pengaruh kondisi penyimpanan (RH) terhadap kadar uap air dan
kerapuhan cangkang kapsul kosong pada suhu 250C
No Kondisi Penyimpanan (RH) Kadar uap air Kerapuhan
1 30% 14,99% 100,00%
2 45% 15,19% 33,33%
3 60% 18,51% 0,00%
4 75% 21,10% 0,00%
5 90% 23,19% 0,00%
Tabel 7. Pengaruh kondisi penyimpanan (RH) terhadap kadar uap air dan
kerapuhan cangkang kapsul berisi pada suhu 250C
No Kondisi Penyimpanan (RH) Kadar uap air Kerapuhan
1 30% 14,99% 100,00%
2 45% 15,19% 66,67%
3 60% 18,51% 0,00%
4 75% 21,10% 0,00%
Gambar 8. Grafik pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan cangkang kapsul
kosong (pada suhu 25oC dengan kelembaban yang bervariasi)
Gambar 9. Grafik pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan cangkang kapsul
berisi (pada suhu 25oC dengan kelembaban yang bervariasi)
Pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan ini berbeda antara kapsul
alginat yang mengandung ponceau 4R dengan kapsul alginat tanpa ponceau 4R.
Hendra (2010) telah menguji pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan kapsul
alginat tanpa ponceau 4R menggunakan alat dan metode yang sama dengan uji
melaporkan bahwa cangkang kapsul alginat tanpa ponceau 4R dengan kadar uap
air 18,44 % sudah menunjukkan tanda-tanda kerapuhan sebesar 66,67 % untuk
cangkang kapsul kosong (Gambar 8) dan 50% untuk cangkang kapsul berisi
(Gambar 9). Persentase kerapuhan ini berbeda dengan kapsul alginat yang
mengandung ponceau 4R ketika kadar uap airnya 18,51 % pada cangkang kapsul
kosong dan berisi.
Pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan cangkang kapsul alginat
yang mengandung ponceau 4R dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Dari Gambar 8
terlihat bahwa kadar uap air berpengaruh terhadap kerapuhan cangkang kapsul
kosong. Hal yang sama juga diamati pada Gambar 9, dimana kadar uap air juga
berpengaruh terhadap kerapuhan cangkang kapsul berisi.
Jadi, kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R lebih tahan terhadap
tekanan pada kadar uap air yang lebih rendah daripada kapsul alginat yang tidak
mengandung ponceau 4R.
Gambar 10. Grafik pengaruh kelembapan terhadap kerapuhan cangkang kapsul
Gambar 11. Grafik pengaruh kelembapan terhadap kerapuhan cangkang kapsul
berisi (pada suhu 25oC dengan kelembaban yang bervariasi)
Pada kadar uap air < 18%, kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R
rapuh. Sebaliknya, pada kadar uap air > 23%, kapsul alginat yang mengandung
ponceau 4R mulai melunak, lembab dan berair (tetapi tidak lengket) dan disertai
warna merah yang terlepas.
Oleh karena itu, kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R sebaiknya
tidak disimpan pada kelembaban < 60%, karena pada kelembaban tersebut kadar
uap air akan berkurang sehingga kapsul menjadi rapuh hal ini dapat dilihat pada
kelembapan 45% cangkang kapsul sudah menjadi rapuh. Cangkang kapsul alginat
yang mengandung ponceau 4R juga sebaiknya jangan disimpan pada kelembaban
> 90%, karena kapsul cenderung akan melunak dan warna merah akan terlepas
pada kelembaban tersebut. Di samping itu, dengan kadar uap air yang cukup
tinggi pada cangkang kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R ada
kemungkinan kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R dapat ditumbuhi
Pengaruh kelembaban terhadap kerapuhan juga berbeda antara kapsul
alginat yang mengandung ponceau 4R dengan kapsul alginat tanpa ponceau 4R.
Hendra (2010), melaporkan bahwa cangkang kapsul tanpa ponceau 4R pada
kelembaban 60%(±2,5) sudah menunjukkan tanda-tanda kerapuhan sebesar 66,67
% untuk cangkang kapsul kosong (Gambar 10), 50% untuk cangkang kapsul
berisi (Gambar 11) dan 100% rapuh pada kelembaban 45%%(±2,5) . Sedangkan
cangkang kapsul alginat yang mengandung ponceau 4R pada kelembaban
60%(±2,5) masih belum menunjukkan tanda-tanda kerapuhan. Cangkang kapsul
alginat yang mengandung ponceau 4R mulai rapuh ketika kelembaban diturunkan
menjadi 45 %(±2,5) dengan persentase kerapuhan yang berbeda dengan kapsul
alginat tanpa ponceau 4R yang disimpan pada kelembaban 60%(±2,5) yaitu 33.33
% untuk cangkang kapsul kosong dan 66.67% untuk cangkang kapsul berisi .
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kapsul alginat yang
mengandung ponceau 4R lebih tahan terhadap tekanan pada kelembaban yang
lebih rendah daripada kapsul alginat yang tidak mengandung ponceau 4R.
(a) (b)
Gambar 12. (a) cangkang kapsul kosong Alginat yang mengandung ponceau 4R
4.3 Uji Stabilitas
4.3.2 Penyimpanan pada Suhu Kamar
Kondisi penyimpanan di lemari : 27,9 ± 0,60C, RH 70,7 ± 1,8%
4.3.2.1Pengamatan Warna
Setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu kamar, cangkang kapsul
alginat yang mengandung ponceau 4R tidak mengalami perubahan warna. Hal ini
disebabkan karena warna merah dari ponceau 4R stabil pada suhu kamar. Hendra
(2010) dalam penelitiannya melaporkan bahwa penyimpanan cangkang kapsul
alginat tanpa ponceau 4R pada suhu kamar mengalami perubahan warna dari
warna transparan menjadi sedikit kecoklatan.
Jadi, penambahan ponceau 4R dalam formula kapsul alginat ternyata
mampu menutupi perubahan warna yang terjadi selama penyimpanan pada suhu
kamar.
(a) (b)
Gambar 13. Cangkang kapsul yang telah disimpan pada suhu kamar ( 25±20C, RH 60±5%) selama 3 bulan
(a) mula-mula (b) setelah 3 bulan
4.3.2.2Uji Kadar Uap Air
Dari pengujian kadar air didapatkan hasil 22,58 %, dimana kadar air
kapsul ini tidak berbeda dengan kadar air kapsul alginat yang mengandung
ponceau 4R tanpa penyimpanan (22,1 %) . Hal ini dikarenakan ponceau 4R stabil
pada suhu kamar.
4.3.2.3Uji Kerapuhan
Dari 6 cangkang kapsul yang diuji, tidak ada kapsul yang rapuh, baik pada
cangkang kapsul kosong maupun cangkang kapsul berisi.
(a) (b)
Gambar 14. Uji kerapuhan cangkang kapsul kosong yang telah disimpan pada
suhu kamar selama 3 bulan (a) sebelum uji kerapuhan (b)sesudah uji kerapuhan
(a) (b)
Gambar 15. Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi yang telah disimpan pada suhu
kamar selama 3 bulan (a) sebelum uji kerapuhan
(b) sesudah uji kerapuhan
4.3.2.4Uji Waktu Hancur (Disintegrasi)
Setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu kamar, cangkang kapsul
alginat yang mengandung ponceau 4R tetap tidak pecah dalam medium HCl 0,1
N, tetapi pecah dalam medium dapar fosfat pH 6,8 (tidak jauh berbeda dengan
keadaaan mula-mula). Pengembangan diameter cangkang kapsul dengan %
pengembangan rata-rata 8,11 % (dengan cakram) dan 5,28 % (tanpa cakram) dan
waktu hancur rata-rata dalam medium dapar fosfat pH 6,8 berturut-turut adalah
23,20 menit (dengan cakram) dan 34,92 menit (tanpa cakram) . Sehingga, tetap
memenuhi persyaratan untuk sediaan pelepasan tertunda. Dan dari uji ANOVA,
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan uji waktu hancur
mula-mula. Sehingga, tetap memenuhi persyaratan untuk sediaan pelepasan tertunda.
(b) (c)
Gambar 16. Uji waktu hancur cangkang kapsul yang telah disimpan pada suhu
kamar selama 3 bulan
(a) cangkang kapsul yang telah disimpan pada suhu kamar selama 3 bulan yang telah diisi bola besi
(b) cangkang kapsul setelah 2 jam dalam HCl 0,1 N (c) cangkang kapsul yang pecah dalam dapar fosfat pH 6,8