• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.2. Metode Analisis Data

3.2.1. Model Persamaan dan Variabel-Variabel

3.2.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

Uji ini digunakan untuk mengukur sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas terhadap variabel tak bebas. R2 memiliki dua sifat diantaranya, pertama R2 merupakan besaran non negatif dan kedua, besarnya adalah 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika R2 sebesar 1 maka 100 persen variasi Y diterangkan oleh perubahan-perubahan variabel-variabel penjelas, sedangkan R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan (Gujarati, 1995).

3.2.2.2. Uji-F

Uji-F digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh peubah bebas terhadap peubah tidak bebas secara keseluruhan. Ada dua hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan di atas. Hipotesis pertama yaitu variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas, hipotesis kedua, variabel bebas tidak memiliki hubungan kausalitas terhadap variabel tak bebas. Mekanisme yang digunakan untuk menguji adalah sebagai berikut.

Hipotesa : H0 : γ1i = γ2i = γ3i = 0;

H1 : minimal ada satu nilai parameter dugaan yang tidak sama dengan nol.

Menurut Gujarati (1995), uji-F dapat dilihat dari probabilitas F- statistiknya, sehingga akan diketahui apakah suatu persaman akan lulus uji-F atau tidak. Jika probabilitas F-statistiknya menunjukkan besaran yang kurang dari taraf nyata yang digunkan (α), dapat disimpulkan tolak H0, artinya seluruh variabel secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel tak bebas.

3.2.2.3. Uji-t

Digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tak bebas. Pengujian ini dapat dilihat dari nilai probabilitas t-statistiknya. Dimana, jika probabilitas t-statsitik menunjukkan nilai yang kurang dari derajat kepercayan yang digunakan (α), maka dapat dikatakan bahwa peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas dalam model. 3.2.2.4. Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel bebas lainnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas, diantaranya dengan melihat pada matrik korelasi (korelasi antar variabel bebas), yaitu jika korelasi antar variabel melebihi 0,50 diduga terdapat gejala Multikolinearitas (Gujarati 1995).

3.2.2.5. Autokorelasi

Menurut Gujarati (1995), non-autokorelasi menunjukkan kepada tidak adanya korelasi kesalahan pengganggu (error), artinya kesalahan pengganggu di satu observasi tidak berkorelasi terhadap kesalahan pengganggu di observasi lain E (ei,Ei) = 0. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model analisis regresi yang digunakan, maka cara yang digunakan adalah melakukan pengujian serial korelasi dengan metode Durbin Watson, jika DW statistik hitung berada diantara du dan 4-du (du). Namun, karena dalam pengujian Durbin Watson terdapat kelemahan, yaitu apabila DW jatuh pada daerah ragu-ragu maka hasil

tidak dapat disimpulkan. Oleh karena itu, digunakan pengujian lain yaitu menggunakan uji Breunch and Godfrey Corelation LM-Test. Apabila nilai probabilitas Obs*R-Squared-nya lebih besar dari taraf nyata tertentu, maka persamaan yang digunakan tidak mengalami autokorelasi.

3.2.2.6. Heteroskedastisas

Uji heterokedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan White Heteroscedasticity Test (Gujarati, 1995). Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat probabilitas

Obs*R-Squared-nya. Apabila nilai dari probabilitas Obs*R-Squared-nya kurang dari taraf nyata tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan tersebut mengalami gajala heteroskedastisitas.

3.2.2.7. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan jika sample yang digunakan dalam model regresi kurang dari 30 (N<30), karena jika sample lebih dri 30 mka error term akan terdistribusi secara normal. Uji ini disebut Jarque-Bera Test (Sarwoko, 2005), dengan hipotesis sebagai berikut:

1. H0 : error term terdistribusi normal H1 : error term tidak terdistribusi normal

2. α = satu persen, maka daerah kritis penolakan H0 adalah Jarque-Bera Test >χ2

3.3. Asumsi-asumsi Model

Untuk membatasi cakupan bahasan dan menyederhanakannya, dalam model digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut.

1. Model persamaan regresi dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh dari tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan jumlah uang beredar terhadap harga saham tiga bank PERSERO.

2. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham di pasar sekunder (harga saham yang di perdagangkan di BEJ);

3. Investasi dalam bentuk portofolio (saham) dan investasi dalam bentuk deposito bersifat saling menggantikan (jika investor ingin menanamkan modal dalam dipasar uang/valas, maka investor akan mengurangi modalnya dipasar saham);

4. Faktor-faktor lain di luar fungsi persamaan dianggap konstan atau ceteris paribus.

3.4. Batasan Operasional

Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Inflasi yang digunakan merupakan cerminan dari IHK (indeks Harga Konsumen) yang perubahannya dilihat secara tahunan (y-o-y) dengan satuan persen;

2. Nilai tukar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika yang dilihat secara harian;

3. Nuku bunga sebagai instrumen kebijakan moneter dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI jangka waktu satu bulan, dalam persen;

4. Harga saham dalam penelitian dicerminkan melalui indeks harga saham bulanan dari tiga bank PERSERO;

5. Data yang digunakan dalam bentuk riil dan data yang tidak dalam bentuk persen ditulis dalam bentuk logaritma natural.

3.5. Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah data yang digunakan sebanyak 26, sehingga untuk menjawab permasalahan digunakan metode OLS, dengan taraf nyata yang digunakan yaitu satu persen sehingga kesalahan yang ditolerir dalam model ini sangat kecil.

2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel fundamental eksternal, yaitu yang terdiri dari variabel ekonomi makro (inflasi, nilai tukar, suku bunga serta jumlah uang beredar). Variabel fundamental internal yang mencerminkan kondisi internal perusahaan (CAR, NPL) serta variabel teknikal yaitu variabel yang digunakan untuk memperkirakan pergerakan saham dalam waktu yang sangat singkat tidak dimasukan dalam penelitian ini.

Dokumen terkait