H. Metode Analisis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Uji Kointegrasi
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang antara variabel-variabel yang meskipun secara individual tidak stasioner, tetapi kombinasi linier antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Keadaan variabel yang tidak stasioner
menyebakan kemungkinan adanya hubungan jangka panjang antara variabel dalam sistem ECM. Salah satu syarat agar tercapai keseimbangan jangka panjang adalah galat keseimbangan harus berfluktuasi di sekitar nol. Dengan kata lain, error termharus menjadi sebuah data runtut waktu yang stasioner. Tujuan adanya uji kointegrasi ini adalah agar seluruh variabel terintegrasi pada tingkat yang sama. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji kointegrasi (Enders , 1995). Uji kointegrasi pada penelitian ini hanya
menggunakan metodeEagle-Granger Cointegration Test. Setelah melakukan uji regresi kointegrasi dan hasil model kointegrasi mempunyai hubungan atau keseimbangan jangka panjang. Dan dalam jangka pendeknya, mungkin terjadi ketidakseimbangan atau kedua-duanya tidak mencapai keseimbangan. Untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut denganError Correction Model(ECM), yang diperkenalkan oleh Sargan dipopulerkan oleh Engle-Granger.
3. Uji Koreksi Kesalahan (ECM)
Setelah melakukan uji kointegrasi dan hasil yang ditunjukan oleh model menerangkan bahwa data mempunyai hubungan atau keseimbangan jangka panjang Bagaimana dengan jangka pendeknya, sangat mungkin terjadi
ketidakseimbangan atau keduanya tidak mencapai keseimbangan. Teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut denganError Correction Model(ECM), yang dikenalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle-Granger. Model ECM pada umumnya merupakan suatu konsep model ekonometris runtut waktu yang bertujuan untuk
73
menyeimbangkan kondisi jangka pendek dengan kondisi jangka keseimbangan jangka panjang melalui suatu proses penyesuaian.
Engle and Granger (1987) mengemukakan bahwa apabila diantara sejumlah peubah terdapat kointegrasi, maka diperoleh kondisi yang disebuterror correction repsensentationyang mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi terhadap variabel terikat tidak hanya dipengaruhi oleh variabel bebas tetapi juga
dipengaruhi oleh keseimbangan dari hubungan kointegrasi. Ketidakseimbangan dari hubungan kointegrasi ini ditunjukan oleh nilaierror-correction term.Selain itu dalam ekonometrika ECM berguna dalam mengatasi masalah data time series yang tidak stasioner dan masalahspurious regression.
Analisis dengan menggunakan ECM melalui 3 langkah analisis data yaitu (1) uji stasioner data, (2) uji kointegrasi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jangka panjang antara variabel X dengan Y, dan (3) menyusunError-Correction Model(Gujarati, 2006).
PersamaanError Correction Model(ECM) yaitu sebagai berikut :
(3.5)
4. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik. Menurut Gujarati (2006) bahwa beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi agar dapat dikatakan baik dan efisien yaitu :
LNKPt= 0+ 1 LNPNt + 2 LNPPt + 3 LNUPt + 4 INFt + 5 LNNTt + 6 LNHMt + ECTt-1
• Model regresi adalah linear. • Tidak ada multikolinearitas
• Error termharus terdistribusi normal atau stokastik
• Homokedasrisitas atau varians dari variabel pengganggu adalah konstan. • Jumlah data harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter
yang akan diestimasi.
• Residual variabel pengganggu mempunyai rata-rata nol. • Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu.
• Kovarian antara variabel pengganggu dan variabel independen (X1) adalah nol.
Berdasarkan keadaan tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar suatu model dikatakan baik dan efisien maka perlu dilakukan pengujian sebagai berikut :
4.1. Uji Multikolineritas
Multikolieniritas adalah suatu keadaan dimana terjadi linear yang sempurna di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolieniritas. Uji
multikolieniritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolieniritas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel dependent dalam model regresi atau untuk menguji ada tidaknya hubungan yang sempurna atau tidak sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan. Menurut Gujarati (2006) beberapa cara untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh multikolinearitas dalam penelitian ini yaitu :
75
• R2relatif tinggi (0,70–1,00) tetapi hanya sebagian kecil atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan menurutt-test, maka diduga terdapat multikolinearitas.
• Koefisien determinasi individual (r2) relatif tinggi daripada kefisien dterminasi serentak(R2), maka cenderung terdapat multikolinearitas • Mengamati nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, jika VIF≥ 10
maka terjadi multikolinearitas.
Pada penelitian ini dalam mendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan Mengamati nilai varians inflation factor (VIF) pada model regresi. Suatu data dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinearitas jika nilai VIF antar variabel independen lebih kecil dari 10 .
4.2. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan terhadap asumsi kesamaan varian (homokedastisitas) yaitu kesalahan (e) tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan lain. Karena heterokedastisitas terjadi ketika varians dari residual pengamatan satu ke residual ke pengamatan yang lain tetap. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat melalui UjiWhite(Gujarati, 2006). Dalam pengujian heterkedastisitas ujiWhite
merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat heterokedastisitas
Ha : Terdapat heterokedastisitas
Kriteria pengujian heterkedastiitas adalah :
• Ho ditolak, jika nilai Obs*R square ( hitung) > tabel. Maka terdapat masalah heterkedastisitas.
• Ho diterima, jika nilai Obs*R square ( hitung) < tabel. Maka tidak ada masalah heterokedastisitas.
Selain itu dapat dilihat juga apabila nilai probabilitas Obs*R square lebih besar
dari α (5%) maka data bersifat heteroskedastisitas. Sebaliknya bilaprobabilitas Obs*R squarelebih kecil dari α (5%) maka data bersifat tidak heteroskedastisitas.
4.3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model regresi artinya ada korelasi antar anggota sampel yang tersusun berdasarkan waktu saling berkorelasi. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data runtut waktu, hal ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya atau pengganggu suatu periode berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara data dalam variabel pengamatan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat digunakan metode Breusch-Godfreydan sering dikenal dengan nama metodeLagrange Multiplier (LM). Metode ini merupakan pengembangan dari metode Durbin-Watson. Hipotesis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya autokeralasi yaitu :
1) Ho ditolak, jika Obs*R-squared ( χ2hitung ) > (χ2tabel), atau
probabilitasnya < α = 0.05. Ini menunjukan adanya masalah otokorelasi dalam model.
77
2) Ho diterima, jika Obs*R- squared ( χ2hitung ) < (χ2tabel), atau
probabilitasnya > α = 0.05. Ini menunjukan tidak adanya masalah otokorelasi dalam model.
4.4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sudah menyebar secara normal dan mengetahui kenormalanerror termdari variabel bebas maupun terikat. Jika data tidak terdistribusi normal maka hasilnya tetap tidak bias, namun tidak lagi efisien. Metode yang digunakan dalam uji normalitas ini dapat menggunakan metode Jarque-Bera Test(J-B Test). Dalam metode ini uji statistik dari J-B menggunakan perhitunganskewnessdan kurtosis. Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka koefisien S=0 dan K=3. Sebab itu, residual akan terdistribusi secara normal apabila nilai statistik J-B sama dengan nol. Dan nilai J-B ini didasrkan pada distribusi chi-squares dengan derajat kebebasan (df). Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian heterokedastisitas adalah :
• Ho ditolak, jika nilai probabilitas <α5%. Artinya bahwa residual mempunyai distribusi nrmal karena nilai statistik J-B tidak sama dengan nol.
• Ho diterima, jika nilai probabilitas >α5%. Artinya bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik J-B mendekati nol.
5. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis merupakan komponen utama yang diperlukan untuk dapat menarik kesimpulan dari suatu penelitian, uji hipotesis juga digunakan untuk mengetahui keakuratan data. Uji Hipotesis dibagi menjadi beberapa pengujian diantaranya yaitu uji t stastistik dan uji t.
5.1. Uji F (Keberatian Keseluruhan)
Uji F merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan berpengaruh signifikan atau tidak signifikannya terhadap variabel dependen. Dengan derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5%, apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan menggunakan distribusi F dengan cara membandingkan nilai F-hitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan F-tabelnya. Untuk pengujian ini
digunakan hipotesis sebagai berikut :
1) Ho : β1,β2,β3, β4,β5 = 0 Ho diterima (Prob F-statistik signifikanpada α =
5% atau F satistik < F tabel), artinya variabel independen secara bersama- sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
79
= 5% atau F satistik < F tabel), artinya variabel independen secara bersama- sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
5.2. Uji t (Keberartian Parsial)
Uji t-stat dilakukan untuk mengetahui signifikansi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tidak bebas. Dalam uji ini, suatu koefisien disebut signifikan secara statistik jika t-stat berada pada daerah kritis yang dibatasi oleh nilai t-tabel sesuai dengan tingkat signifikansi tertentu. Tahap yang dilakukan dalam Uji t adalah sebagai berikut :
1) Menetukan Ho dan Ha. Jika Hipotesis positif, maka :
Ho : β1 ≤ 0 : β1 > 0
Jika hipotesis negatif, maka :
Ho : β1 ≥ 0 : β1 < 0
2) Menentukan tingkat keyakinan dan daerah kritis ( = n–k–1 )
3) Menentukan nilai t tabel kemudian membandingkan nilai t tabel dan nilai t statistik.
Kriteria dalam uji t yaitu :
• Ho diterima, jika t-hitung < t-tabel ; t-hitung >t-tabel Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
• Ho ditolak, jika t-hitung≥ t-tabel ; t-hitung≤ t-tabel. Artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil estimasi persamaan jangka pendekError Correction Model (ECM) dan persamaan jangka panjang menggunakanOrdinary Least Square
(OLS) “ Analisis Determinan Keseimbangan Primer Sebagai Indikator Kesinambungan Fiskal Indonesia periode 1998-2014 “, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh Penerimaan Negara terhadap Keseimbangan Primer
Dalam jangka pendek dan jangka panjang penerimaan negara secara statistik terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keseimbangan primer. 2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Keseimbangan Primer
Dalam jangka pendek dan jangka panjang pengeluaran pemerintah secara statistik terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keseimbangan primer. Dan dalam jangka panjang pengeluaran pemerintah secara statistik terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keseimbangan primer 3. Pengaruh Utang Pemerintah terhadap Keseimbangan Primer
Dalam jangka pendek utang pemerintah secara statistik terbukti tidak berpengaruh dan signifikan terhadap keseimbangan primer. Dan dalam jangka panjang utang pemerintah secara statistik terbukti berpengaruh
123
negatif dan signifikan terhadap keseimbangan primer. 4. Pengaruh Inflasi terhadap Keseimbangan Primer
Dalam jangka pendek inflasi secara statistik terbukti tidak berpengaruh dan signifikan terhadap keseimbangan primer. Dan dalam jangka panjang inflasi secara statistik terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
keseimbangan primer.
5. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Keseimbangan Primer
Dalam jangka pendek nilai tukar secara statistik terbukti tidak berpengaruh dan signifikan terhadap keseimbangan primer. Dan dalam jangka panjang nilai tukar secara statistik terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keseimbangan primer.
6. Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Keseimbangan Primer Dalam jangka pendek dan jangka panjang harga minyak dunia secara statistik terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keseimbangan primer
7. Dalam jangka pendek dan jangka panjang variabel bebas penerimaan
negara, pengeluaran pemerintah, utang pemerintah, inflasi, nilai tukar, harga minyak dunia secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap keseimbangan primer.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
a) Upaya pemerintah harus tetap melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal terutama dalam pengeluaran pemerintah yaitu melalui peningkatan
efektivitas dan efisiensi belanja .
b) Dalam jangka panjang kebijakan menutup utang luar negeri yang lama dengan mengambil utang baru dapat mengakibatkan penambahan jumlah total utang dari tahun ke tahun yang akhirnya menyebabkan Indonesia masuk dalam perangkap utang (debt-trap), sehingga akan memberikan beban besar bagi APBN dalam jangka panjang maka sebaiknya pemerintah melakukan kebijakan dengan membatasi jumlah kumulatif utang pemerintah dengan tidak melebihi batas 60% drai PDB. Hal ini dimaksudkan agar jumlah utang tidak berlebih dan masih dalam batas yang aman untuk dapat dibayar kembali. Pemerintah harus memperbaiki sistem pengelolaan utang dengan efektif untuk lebih menguatkan fondasi ekonomi dengan lebih mengarahkan pada sektor-sektor yang lebih produktif, percepatan
pembangunan, infrastruktur ekonomi dan peningkatan industri dasar yang hasilnya dapat diserap pasar agar agriindustri dapat bergerak sehingga produk-produk dalam negeri dapat bersaing di dunia internasional yang pada akhirnya dapat mendorong ekspor masuk yang lebih tinggi daripada impor yang masuk. Dengan begitu, devisa akan tumbuh positif dan devisa yang dihasilkan kegiatan ekspor dapat membantu untuk membayar cicilan bunga utang dan dapat memperkecil jumlah utang baru.
c) Anggaran dalam APBN hendaknya tidak dipergunakan untuk membiayai subsidi BBM tetapi dialokasikan untuk pengeluaran pembangunan agar dapat memberikan konstribusi secra positif bagi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara dan menekan
125
d) Pemerintah harusnya mengefisienkan penerimaan negara dalam APBN, dengan meningkatkan pajak sebagai sumber penerimaan sehingga akan tercapainya surplus APBN dan menekan defisit keseimbangan primer. e) Pemerintah harus lebih memperhatikan keadaan fluktuasi dari nilai tukar,
inflasi, dan harga minyak dunia dengan stimulus fiskal serta diperlukan adanya kordinasi yang erat antara pnguasa fiskal dan moneter dalam mentukan instrumen dan sasaran kebijakan untuk mengatasi pengaruh gejolak ekonomi tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a) Keterbatasan dalam periode waktu penelitian, pengolahan data, serta kemungkinan ketidak akuratan data sehingga hasil pengujian pengaruh beberapa variabel bebas terhadap keseimbangan primer berbeda dari teori dan penelitian-penelitian sebelumnya. Maka untuk peneliti selanjutnya perlu untuk menambahkan rentang waktu penelitian yang lebih panjang.
b) Variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas sedangkan masih banyak variabel lain yang dapat berpengaruh pada keseimbangan primer. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain agar hasil yang diperoleh semakin baik. Seperti variabel Suku Bunga Libor, Neraca Pembayaran Indonesia, dan Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB.
________. 2009.Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2009, www.fiskal.depkeu.go.id, Jakarta.
Abdullah, Husein., Muszafarsah Mohd Mustafa., dan Dr.Jauhari Dahlan .2012. “An Emprirical Study On Fiscal In Malaysia”Internasional Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. Vol 2, No. 1. ISSN : 2222-6990.
Adji, Arti D. 1996. Is Public Debt Neutral?, Evidences for Indonesia.Jurnal Ekonomi dan Bisnis (JEBI) Vol. 10. No. 1. Hal. 21-32
Agenor,. dan Montiel, Robert. 1996.Development Macroeconomics. Princeton. Princeton University Press.
Awaluddin, Imam. 2004. Nilai Tukar Rupiah Rill Equilibrium Sebelum dan Selama Masa Krisis.Jurnal Ekonomi Pembangunan Indonesia (JEPI) Vol. 4 No. 1. Hal. 69-95..
Badan Kebijakan Fiskal Dan Japan International Coorporation Agency. 2011. Bunga Rampai Kebijakan Fiskal. Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan. Jakarta.
Bank Dunia. 2002. Indonesia :Managing Goverment Debt and Its Risks. The World Bank East Asia and Pasific Region. The World Bank. Washington, DC. USA.
Bank Indonesia. 2012.Laporan Perekonomian Indonesia. Menjaga
Keseimbangan Mendukung Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan. Jakarta.
Barro, Robbert J. “ Are Goverment Bonds Net Wealth?”,Journal of Political Economics,No. 82 November/December 1974, 1095-1117.
Barro, Robbert J.1989. The Ricardian Approach to Budget Deficits.Journal of Economics Perspective. Vol. 3 No. 2.Spring.
Basri, Zainal. Yuswan Subri Mulyadi, 2005.Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri.Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Blanchard, Oliver J. 1985. Debt, Defisit, and Finite Horizon. Journal of Political Economy. Vol. 93. No 2. Pp. 243-247
Blanchard, Oliver J. 1990. Suggestion for a New Set of Fiscal Indicators.OECD Working Papers No. 79. Paris. Organization for Economics Coorporation and Development.
Boediono. 2001.Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2. Edisi Dua Puluh Satu. BPFE. Yogyakarta.
Boediono. 2004.“ Kebijakan Fiskal : Sekarang dan Selanjutnya,” dalam Heru Subiyanto dan Singgih Riphat”. Kebijakan Fiskal : Pemikiran, Konsep, dan Implementasi, Kompas.
Brixi, P.H., dan A. Mody. 2002. Dealing With Goverment Fiscal Risk : An Overview. Dalam Government at Risk.Jounal International of World Bank and Oxford University Press.
Buiter, W.H. 2003.Fiscal Sustainibillity. European Bank for Reconstruction and Development (EBRD).
Chalk, N., dan R. Hemming. 2000. “Assessing Fiscal Sustainability in Theory and Practice”.IMF Working Papper. International Monetary Fund.
Cuddington, John T. 1996.Analysing the Sustainability of Fiscal Deficits in Developing Countries. Economics Departement Georgetown University. Washington DC, USA. Email: gunet.georgetown.edu
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2010.Perkembangan Utang Negara (Pinjaman dan Surat Beharga Negara).Dirjen PUKKRI. Jakarta
Djunedi, Praptono. 2008. Naiknya Harga Minyak dan Antisipatif APBN. Peneliti Badan Kebijakan Fiskal.Majalah Warta Anggaran No.9.
Dumairy. 1997.Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga.
Efendi, Bakhtiar .2009. Defisit Anggaran Pemerintah dan Infestasi Swasta di Indonesia.Jurnal Fakultas Ekonomi USU. Medan.
Gujarati, Damodar, dan Sumarno Zain. 1978.Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Hamilton, J.D,. and Flavin, M.A. 1986. “On The Limitations Of Goverment Borrowing: A Framework for Empirical Testing”.The American Economic Review, Vol.76, No.4 (Sep.,1986), pp.808-819. Harvey S. Rosen. 2002. Public Finance Ed 6. Mc Graw-Hill Boston.
attachments/article/166/deskripsi_dan_analisis APBN_2011_a.pdf. Diakses Januari 2015.
Kementerian Keuangan RI, Nota Keuangan dan RAPBN,beberapa tahun penerbitan. www. kemenkeu.go.id. Diakses Januari 2015.
Koo, Chung Mo. 2008.“Fiscal Sustainability and Its Implication for FiscalPolicy in Korea”The Journal of The Korean Economy. Vol 9 No.3 (Des 2008), 497-521.
Kunarjo, 2001. Defisit Anggaran Negara.Majalah Perencanan Pembangunan, Edisi 23.
Kuncoro, Haryo. 2011. Ketangguhan APBN Dalam Pembayaran Utang.Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Laporan Bank Indonesia. 1998-2014.www.bi.co.id.Diakses Januari 2015. Lestari, Sri Rahayu. 2011. Outlook Penyerapan Belanja Kementrian/Lembaga.
Jurnal Keuangan Publik. Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal. Madura, Jeff. 1993.Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta. Erlangga. Makhlani, 2003. Pola-Pola Pembangunan Ekonomi Dengan Pinajaman Luar Negeri.BAPEKKI Working Papper, December 2003.Pusat Kerjasama Internasional BAPEKKI Kementerian Keuangan, Jakarta.
Mankiw, N Gregory. 2003. Makroekonomi, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mark, Stephen V. 2004. Fiscal Sustainabillity and Solvency : Theory and Recent Experience in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economics Studies. Vo. 40. No. 2
Maryatno, Rogatinus. 2004. Dampak Moneter : Kebijakan Defisit Anggaran Pemerintah dan Peran Asa Nalar Dalam Simulasi Model Ekonomi-Makro Indonesia.Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Universitas
Atmajaya. Sep.,2004, pp : 297-322. Yogyakarta.
Michael, Parkin. 1995.Macroeconomics ,Edisi 3. Addison-Wesley Longman, Incorporated.
Mudrajad, Kuncoro. 1997.Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Mudrajad, Kuncoro. 2001. Manajemen Keuangan Internasional.Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global, Edisi 2.Yogyakarta BPFE UGM. Yogyakarta.
Musgrave, Richard A., and Musgrave, Peggy B. 1998. Public Finance in Theory and Practice, 5th Edition. USA. McGraw-Hill Inc.
Nopirin . 2000.Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro II. BP-FE UGM. Yogyakarta
Peggi Musgrave dan Richard Musgrave, 1991.Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek.Erlangga. Jakarta.
Quanes, A dan S. Thakur (1997), “Macroeconomic and Accounting Analysis in Transition Economies”, IMF Working Papper. International Monetary Fund, Washington DC
Rahmany, Fuad A (2004), “Ketahanan Fiskal dan Manajemen Utang Dalam Negeri Pemerintah” dalamKebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep, dan Implementasinya,Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Ramadhan, Gaffari .Robert A Simanjuntak .2007. “Dinamika Utang pemerintah Dan Kesinambungan Fiskal Di Indonesia priode 1980-2005: Suatu Uji perbandingan 3 pendekatan”.Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. VIII No. 01.
Rosit, Harun. 2010. Analisis Kausalitas Asumsi APBN terhadap APBN di Indonesia.Jurnal Ekonomi Pembangunan USU. Medan.
Samuelson, Paul A., dan William D. Nordhaus. 2001.Makro Ekonomi, Edisi Keempat Belas.Jakarta. Erlangga.
Santoso, Bagus. 2004. Studi Kesinambungan Fiskal di Indonesia.Jurnal Kebijakan Ekonomi. Vol 1 No. 3. Hal 235-258
Sargent, Thomas J. 2011. Ability to Borrow Today Depends on Expectations About Future Revenues.Article of United States Then, Europe Now. Sawitri, Hendrin H. 2006. Dampak Defisit Anggaran Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi.Jurnal Organisasi dan Manajemen 2(1). Maret 1-10.
Simamarta, Djamester A. 2007. “Fiscal Sustainibility In Indonesia”, Indonesia
Economic Journal, ISSN 0854-1507.
Simanjuntak, Payaman. 2002.Pengantar Ekonomi Sumber Daya. Jakarta. FEUI Sitorus, Maurin. 1996. Analisis Resiko Kurs Utang Luar Negeri Pemerintah
Sriyana, Jaka. 2007. Ketahanan Fiskal : Studi Kasus Malaysia dan Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 2, hal : 123-132. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Stoain, Andrea. 2007. “The Study Of Fiscal Sustainibility For The Case Overindebted European Countries”FEP Working Papers n.464. Subiyantoro, Heru., dan Riphat, Singgih. 2010.Kebijakan Fiskal: Pemikiran,
Konsep, dan Implementasi. Jakarta. Kompas Media Nusantara.
Suparmoko, M. 2002.Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek.Yogyakarta. BPFE.
Teguh, Pamuji. 2008. Analisis Dampak Defisit Anggaran terhadap Ekonomi Makro di Indonesia Tahun 1993-2007.Tesis Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Program Pasca Sarjana UNDIP.
Semarang.
Tesamaris, Andiarma., dan Siti Fatimah Nurhayati. 2005. Analisis Kausalitas antara Utang Luar Negeri dengan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1973-2003 : Pendekatan Error Correction Model (ECM).Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 6(2). Desember : 109-128. Ulfa, Amizan 2005 ’’Studi Analisis Kebijakan Fiskal Dan Struktur Pembiayaan Jangka Menengah di Indonesia”.Jurnal Keuangan dan Moneter,Vol.6, No.2, 2005 ,Pusat Statistik dan Penelitian Keuangan, Badan Analisa Fiskal Departemen Keuangan RI, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Sekretariat Negara RI. www. setneg.go.id. Diakses Januari 2015.
Walker, David M. 2008. The United States Four Deficit. Brown Jounal of World Affairs, Vol. 14, No.2. Sep., pp : 165-173.