• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Coba Instrumen

E. Hasil Pengujian Hipotesis N-Gain

2. Uji Komparasi Ganda

Setelah diperoleh hasil analisis variansi satu jalur dengan sel tak sama, langkah selanjutnya adalah uji komparasi ganda. Uji komparasi ganda perlu dilakukan untuk melihat strategi pembelajaran manakan secara signifikan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemecahan masalah matematis. Uji lanjut pasca ANOVA menggunakan metode Scheffe. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 30

Hasil Perhitungan Uji Komparasi Ganda

H0 Mean Difference Fhitung Ftabel Keputasan Uji

πœ‡1= πœ‡2 0,031 0,497 2,698 H0 diterima πœ‡1= πœ‡3 0,081 3,056 2,698 H0 ditolak πœ‡1= πœ‡4 0,174 14,428 2,698 H0 ditolak πœ‡2 = πœ‡3 0,050 1,363 2,698 H0 diterima πœ‡2 = πœ‡4 0,143 9,950 2,698 H0 ditolak πœ‡3 = πœ‡4 0,093 4,167 2,698 H0 ditolak

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 44. Dengan menggunakan perhitungan SPSS didapat hasil sebagai berikut:

Multiple Comparisons PEMECAHAN MASALAH Scheffe (I) KELOMPOK BELAJAR (J) KELOMPOK BELAJAR Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 .031431 .046013 .926 -.09948 .16235 EKSPERIMEN 3 .081564 .046499 .385 -.05073 .21386 KONTROL .174154* .045559 .003 .04453 .30378 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 -.031431 .046013 .926 -.16235 .09948 EKSPERIMEN 3 .050133 .046943 .767 -.08343 .18370 KONTROL .142723* .046013 .027 .01181 .27364 EKSPERIMEN 3 EKSPERIMEN 1 -.081564 .046499 .385 -.21386 .05073 EKSPERIMEN 2 -.050133 .046943 .767 -.18370 .08343 KONTROL .092590 .046499 .272 -.03971 .22489 KONTROL EKSPERIMEN 1 -.174154* .045559 .003 -.30378 -.04453 EKSPERIMEN 2 -.142723* .046013 .027 -.27364 -.01181 EKSPERIMEN 3 -.092590 .046499 .272 -.22489 .03971

Berdasarkan hasil uji komparasi ganda pada masing-masing strategi pembelajaran dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Pada H0 : πœ‡1 = πœ‡2 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom dengan strategi pembelajaran Konflik Kognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom dan strategi pembelajaran Konflik Kognitif memberikan hasil yang sama baiknya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. b. Pada H0 : πœ‡1 = πœ‡3 ditolak, berarti terdapat perbedaan antara strategi

pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom dengan strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Dengan demikian, dilihat dari rata-rata marginal strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom. Jadi disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dibandingkan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom.

c. Pada H0 : πœ‡1 = πœ‡4 ditolak, berarti terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom dengan strategi pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Dengan demikian, dilihat dari rata-rata marginal strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software

Wingeom lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori. Jadi, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Konflik Kognitif berbantuan software Wingeom memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dibandingkan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

d. Pada H0 : πœ‡2 = πœ‡3 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran Konflik Kognitif dengan strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Konflik Kognitif dan strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom memberikan hasil yang sama baiknya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

e. Pada H0 : πœ‡2 = πœ‡4 ditolak, berarti terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran Konflik Kognitif dengan strategi pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Dengan demikian, dilihat dari rata-rata marginal strategi pembelajaran Konflik

Kognitif lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori. Jadi, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Konflik Kognitif memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dibandingkan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

f. Pada H0 : πœ‡3 = πœ‡4 ditolak, berarti terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom dengan strategi pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Dengan demikian, dilihat dari rata-rata marginal strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori. Jadi, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software Wingeom memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dibandingkan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X1) yaitu strategi pembelajaran konflik kognitif berbantuan software wingeom, (X2) yaitu strategi pembelajaran konflik kognitif dan (X3) yaitu strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software

wingeom, serta variabel terikat (Y) yaitu kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Penelitian ini akan membuktikan apakah implementasi strategi

pembelajaran konflik kognitif berbantuan software wingeom dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak empat kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software wingeom, kelas VIII F sebagai kelompok eksperimen 2 yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran konflik kognitif, kelas VIII G sebagai kelompok eksperimen 3 yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori berbantuan software wingeom dan kelas VIII I sebagai kelompok kontrol yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Adapum jumlah peserta didik pada kelompok eksperimen 1 adalah 26 peserta didik, kelompok eksperimen 2 adalah 25 peserta didik, kelompok eksperimen 3 adalah 24 peserta didik dan kelompok kontrol adalah 26 peserta didik.

Materi yang diajarkan adalah balok, penulis mengumpulkan data untuk pengujian hipotesis sebanyak 3x pertemuan kelompok eksperimen 1, 3x pertemuan kelompok eksperimen 2, 3x pertemuan kelompok eksperimen 3 dan 3x pertemuan kelompok kontrol. Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik, penulis menggunakan pretest posttest control group design yaitu rancangan desain terdapat empat kelompok yang dipilik secara acak. Pelaksanaan penelitian dengan memberikan pretest sebelum pemberian perlakuan guna untuk mengetahui kondisi awal kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, kelompok eksperimen 3 maupun

kelompok kontrol. Diakhir pertemuan setelah diberi perlakuan diberikan posttest

guna untuk melihat hasil dari perlakuan yang telah diberikan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji analisis variansi satu jalur dengan sel tak sama yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwasanya implementasi strategi konflik kognitif berbantuan software wingeom dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Untuk mengetahui strategi manakah yang lebih baik, penulis melakukan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe’ pada masing-masing kelompok sampel. Berikut pembahasan hasil analisis uji Scheffe’:

1. Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Berbantuan Software Wingeom

Dokumen terkait