• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KORELASI

Dalam dokumen T1 802012080 Full text (Halaman 28-34)

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal dengan nilai sig. (p> 0.05) dan kedua variabel penelitian linier (p> 0.05), maka uji korelasi yang dilakukan menggunakan Pearson Correlation Product Moment. Berdasarkan hasil uji korelasi antara kedua variabel dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kedua variabel. Tabel 3. menunjukkan hasil uji korelasi.

Tabel 3. Uji korelasi dengan Pearson Correlation Product Moment

Correlations CC PWB CC Pearson Correlation 1 .431** Sig. (1-tailed) .000 N 150 150 PWB Pearson Correlation .431** 1 Sig. (1-tailed) .000 N 150 150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PEMBAHASAN

Hasil uji korelasi menunjukkan adanya korelasi positif signifikan antara career calling dan PWB pada Pendeta Gereja Toraja di mana r = 0.431, r2 = 0.186, dengan nilai signifikansi 0.000 (p <0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi career calling, maka semakin tinggi PWB pada pendeta Gereja Toraja.Sebaliknya, semakin rendah career calling, maka semakin rendah PWB pada pendeta Gereja Toraja. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, data menunjukkan bahwa rata-rata partisipan penelitian memiliki career calling yang sangat tinggi dan PWB yang tinggi. Hasil wawancara pada 5 orang Pendeta mengemukakan bahwa meskipun sejak awal tidak terpikir untuk menjadi seorang Pendeta,

20

namun kependetaan saat ini merupakan panggilan dan hidup yang dalam perjalanannya menemukan adanya berbagai kesulitan seperti untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, pengembangan potensi diri, dedikasi akan tanggung jawab ataupun permasalahan dengan jemaat/majelis/rekan kerja.

Selain itu, setiap individu memiliki tujuan dalam hidupnya dan seorang Pendeta juga tentunya memiliki hal itu seperti ditemukan melalui wawancara, bahwa rencana masa depan terwujud bukan hanya ketika menjadi seorang Pendeta tetapi banyak lahan karena rencana masa depan itu luas dan kependetaan itu sendiri dimaknai sebagai hidup dan mulia. Artinya, kependetaan tidak hanya dijadikan sebagai jabatan kependetaan tetapi lebih dari itu yakni kependetaan adalah panggilan akan tugas yang mulia. Dalam penelitian sebelumnya dikemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara career calling dan PWB didukung dengan dukungan sosial dan dedikasi terhadap pekerjaan pada karyawan (Puspita, 2012). Artinya dengan partisipan yang berbeda tetap menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel. Selain itu, perlunya menjalin hubungan dengan jemaat dan orang di sekitar yang memengaruhi cara individu berinteraksi, pengembangan potensi dalam diri yang akan memengaruhi pelayanan dan evaluasi diri dikarenakan pertemuan dengan orang-orang yang berbeda-beda pemahaman sehingga dengan demikian, kehidupan di sekitar memberikan kontribusi dalam menjalani kehidupan dan panggilan pelayanan.

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan adanya hubungan positif antara keduanya seperti mengakui pekerjaan sebagai bagian dari hidup, terkait dengan kepentingan dan pemenuhan dari dalam diri serta adanya kepuasaan karena melibatkan diri dalam kehidupan orang banyak. Senada dengan penelitian Susanti (2012) menemukan bahwa perasaan bahagia yang dimiliki dapat menumbuhkan tujuan dalam hidup. Career calling ini dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan

21

kependetaan seorang pendeta. Hal ini diperoleh dari wawancara dan observasi bahwa pendeta mendapatkan makna kependetaannya saat dia merasakan dampak yang ditimbulkan. Dampak ini dapat berupa hal positif maupun hal negatif, namun dengan memaknai kependetaan sebagai bagian dari hidup dapat meningkatkan semangat dan juga dedikasi akan tugas panggilan tersebut.

Selain itu, faktor usia juga dapat memengaruhi PWB seorang Pendeta. Sionhanjaya (2013) mengungkapkan bahwa seiring dengan pertambahan usia, maka seseorang memiliki prinsip hidup yang semakin kokoh guna menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dari hasil kajian penelitian ini menunjukkan bahwa apabila seorang Pendeta memiliki career calling yang tinggi akan menyebabkan PWB yang juga tinggi. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa jenis kelamin tidak memengaruhi career calling maupun PWB pada Pendeta (nilai signifikansi sebesar 0.125 untuk career calling dan 0.249 untuk PWB). Berdasarkan fakta lapangan, hal ini juga dimungkinkan karena perempuan saat ini sudah terbuka terkhusus dalam Pendeta Gereja Toraja diperoleh hasil wawancara dengan 3 orang Pendeta perempuan dan menunjukkan bahwa keterbukaan mereka saat ini didasarkan pada keinginan untuk setara dengan laki-laki dan keterbukaan akan pengalaman yang diperoleh karena dengan demikian, apa yang dikerjakan dalam kependetaan tidak memiliki batasan untuk pengembangan diri dan Jemaat.

Ditemukan pula bahwa career calling memberikan sumbangan sebesar 18.6%, artinya 81.4% PWB Pendeta masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti religiusitas. Ellison (1991) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara ketaatan beragama (religiosity) dengan PWB (dalam Ladesang, 2012).Sebagaimana menjadi seorang Pendeta tidak lepas dari perannya dalam kehidupan berjemaat dan akan ketaatannya dalam beragama. Selain itu, faktor kedua bisa juga karena kepribadian seperti hasil penelitian

22

yang dilakukan oleh Schumutte dan Ryff (1997) mengenai hubungan antara lima tipe kepribadian (the big five traits) dengan dimensi-dimensi PWB dan hasilnya menunjukkan bahwa masing-masing kepribadian memiliki pengaruh terhadap dimensi-dimensi PWB (dalam Ladesang, 2012). Ketiga, dapat dimungkinkan karena faktor kecerdasan emosional (emotional inteligence). Hasil penelitian Gros dan John (2003), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan individual dalam pengalaman dan ekspresi emosi yang berdampak secara berbeda terhadap kebahagiaan (dalam Hutapea, 2011). Selain itu, faktor lainnya bisa dikarenakan kepuasan hidup maupun gaya hidup. Kepuasan seseorang akan kehidupannya juga dapat membawanya mencapai kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, masih terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi PWB seseorang. Di samping itu, penelitian ini menjawab bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kedua variabel pada Pendeta Gereja Toraja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini telah dibuktikan dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara career calling dan PWB pada Pendeta Gereja Toraja dengan nilai koefisien korelasi (r) 0.431 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Career calling partisipan berada pada kategori sangat tinggi dengan mean 55.89 dan PWB berada pada kategori tinggi dengan mean 89.98. Hasil ini menunjukkan career calling memiliki kontribusi terhadap PWB Pendeta Gereja Toraja di Toraja. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi career calling maka semakin tinggi pula PWB yang dimiliki Pendeta Gereja Toraja.

23

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Bagi Pendeta Gereja Toraja

a. Untuk meningkatkan PWB Pendeta terutama terkait peningkatkan pengevaluasian diri dan penyesuaian lingkungan guna pengembangan diri dalam pelayanan dan pencapaian kesejahteraan psikologis.

b. Pendeta diharapkan semakin menjaga hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari dan berjemaat sehingga tercipta hubungan yang lebih harmonis karena dengan demikian segala aktivitas yang dilakukan dapat berjalan dengan lebih baik.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan untuk memperluas partisipan sehingga tidak hanya bagi para Pendeta Gereja Toraja melainkan pada Pendeta lainnya.

b. Peneliti juga dapat memperbaiki alat ukur dan mengontrol variabel-variabel sekunder seperti penggunaan bahasa yang mudah dipahami partisipan.

c. Peneliti selanjutnya perlu untuk mengembangkan penelitian ini dengan penggalian data yang lebih mendalam dengan menggunakan metode kualitatif sehingga peneliti dapat melihat gambaran dari variabel yang ada.

d. Apabila akan menggunakan topik dan partisipan yang sama, dapat melakukan perbandingan bagi Pendeta aktif, pensiun/emiritus, cuti maupun disiplin Gerejawi atau dari segi usia, masa kerja, tempat tugas.

24

e. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan variabel lain yang memengaruhi PWB sehingga mendapatkan bukti lain mengenai faktor yang memengaruhi PWB.

f. Peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba terlebih dahulu pada partisipan yang bukan partisipan penelitian kemudian menyebarkan skala sehingga skala yang nantinya digunakan merupakan skala/alat ukur yang sudah lebih baik.

25

Dalam dokumen T1 802012080 Full text (Halaman 28-34)

Dokumen terkait