• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2. Uji Linearitas Hubungan

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel x (prokrastinasi akademis) dan variabel y (kecurangan akademis) memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F (Anova). Alasan peneliti menggunakan metode ini karena ini efektif dalam hal waktu dan tenaga. Data dapat dikatakan linear apabila p<.05.

2. Analisa Hasil Tambahan Penelitian

Selain melihat hubungan prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU, pada penelitian ini juga melihat perbedaan kecurangan akademis ditinjau dari jenis kelamin, usia dan IPK. Maka analisa data yang digunakan adalah One-Way Anova atau Analisis Varians Satu Arah. Alasan peneliti menggunakan analisa ini adalah Analisis Varians Satu Arah merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk dependent variable (kecurangan akademis) dengan data kuantitatif dengan independent variables (jenis kelamin, usia dan IPK) sebagai variabel faktor.

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Pengujian ini termasuk kedalam pengujian hipotesis komparatif (Sugiyono, 2007). Data dapat dikatakan memiliki perbedaan apabila p<.05.

Seluruh proses pengolahan data penelitian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 for Windows.

BAB IV

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian di lanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil penelitian.

A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian berjumlah 205 mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Berdasarkan hal tersebut di dapatkan gambaran umum subjek penelitian menurut jenis kelamin, usia dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

1. Penggolongan Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah (N) Persentase

Perempuan 182 88.78%

Laki-laki 23 11.21%

Jumlah 205 100%

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa ternyata subjek terbanyak adalah subjek yang berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 182 orang (88.78%), sedangkan yang paling sedikit adalah subjek berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 23 orang (11.21%).

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan usia, subjek penelitian dapat dikelompokkan menjadi tujuh kategori yaitu: 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 22 tahun, 23 tahun, 24 tahun dan 25 tahun. Penyebaran subjek dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (N) Persentase

18 tahun 23 11.21% 19 tahun 46 22.44% 20 tahun 35 17.07% 21 tahun 50 24.39% 22 tahun 32 15.60% 23 tahun 16 7.80% 24 tahun 3 1.46% Jumlah 205 100%

Dapat dilihat dari tabel 9 bahwa ternyata sebagian besar subjek penelitian yaitu berusia 21 tahun yaitu sebanyak 50 orang (24.39%) kemudian sebanyak 46 orang (22.44%) berusia 19 tahun, 35 orang (17.07%) berusia 20 tahun, 32 orang (15.60%) berusia 22 tahun, 23 orang (11.21%) berusia 18 tahun, 16 orang (7.80%) berusia 23 tahun dan yang paling sedikit yaitu sebanyak 3 orang (1.46%) berusia 24 tahun.

3. Penggolongan Subjek Berdasarkan IPK

Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), subjek penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: 2.00–2.75, 2.76–3.50 dan diatas 3.50. Penyebaran subjek dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Penyebaran Subjek Berdasarkan IPK

IPK Jumlah (N) Persentase

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

2.76 – 3.50 118 57.56%

> 3.50 12 5.85%

Jumlah 205 100%

Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa ternyata sebagian besar subjek penelitian memiliki rentang indeks prestasi kumulatif sebesar 2.76-3.50 yaitu sebanyak 118 orang (57.56%), kemudian sebanyak 75 orang (36.58%) adalah subjek yang memiliki indeks prestasi kumulatif 2.00–2.75, dan yang paling sedikit adalah subjek yang memiliki indeks prestasi akademis diatas 3.50 yakni 12 orang (5.85%).

B. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Oleh karena itu, sebelum analisa dilakukan ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada dua variabel penelitian. Selain itu juga dilakukan uji linearitas untuk mengetahui bentuk hubungan antara masing-masing variabel.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas sebaran menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Normalitas variabel prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis dapat dilihat pada tabel 11.

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas

Variabel Z P Keterangan

Prokrastinasi akademis 1.17 .13 Sebaran normal

Kecurangan akademis .97 .30 Sebaran normal

Data dikatakan terdistribusi normal jika harga p>.05. Dari hasil tes Kolmogorov- Smirnov pada tabel 11 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Variabel prokrastinasi akademis menunjukkan sebaran normal dengan nilai Z = 1.17 dengan p =.13 atau p>.05

2) Variabel kecurangan akademis menunjukkan sebaran normal dengan nilai Z= .97 dengan p =.30 atau p>.05

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F (Anova).

Variabel prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis dikatakan memiliki hubungan linear jika nilai p<.05. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas Hubungan Prokrastinasi akademis*

Kecurangan akademis

F P Keterangan

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa variabel prokrastinasi akademis dan variabel kecurangan akademis memiliki hubungan linear. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji Anova yang memperoleh nilai F= 55.44 dengan nilai signifikansi (p) yaitu .00 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut linear karena nilai signifikansi P<.05.

2. Hasil Utama Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara prokrastinasi dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU”.

Untuk pengujian statistik dilakukan perumusan hipotesa statistik, yaitu:

1. Ha (Hipotesa Alternatif): p<.05, artinya ada hubungan positif antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. 2. Ho (Hipotesa Nihil): p>.05, artinya tidak ada hubungan antara prokrastinasi

akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Berdasarkan tujuan penelitian, maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Pearson Correlation. Hasil uji statistik ini dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Korelasi Antara Prokrastinasi dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi USU

Analisis Pearson Correlation Signifikansi (p)

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Jika dilihat dari hasil perhitungan maka korelasi antara variabel prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis menunjukkan angka sebesar .46. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat dan searah. Artinya, jika variabel prokrastinasi akademis tinggi maka variabel kecurangan akademis akan semakin tinggi pula. Kemudian, kedua variabel dikatakan memiliki hubungan signifikan jika p<.05. berdasarkan hasil pengujian statistik yang tertera pada tabel diatas, didapat p= .00. Hasil ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan menunjukkan adanya hubungan positif antara prokrastinasi dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

a. Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

USU

Kategorisasi skor prokrastinasi akademis dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean teoritik. Skala prokrastinasi akademis terdiri dari 42 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. dari skala prokrastinasi akademis yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetik sebesar 105 dengan standar deviasi sebesar 21. Sementara mean empirik yang diperoleh adalah 96.11 dengan standar deviasi 17.75

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Prokrastinasi Akademis

Variabel Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Prokrastinasi akademis

52 130 96.11 17.75 42 168 105 21

Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel prokrastinasi akademis yang menunjukkan µE<µH yaitu 96.11<105

sehingga dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademis pada subjek penelitian lebih rendah daripada prokrastinasi akademis pada populasi umumnya.

Selanjutnya, subjek akan digolongkan dalam 3 kategori prokrastinasi akademis yaitu prokrastinasi akademis rendah, sedang dan tinggi. Pengkategorian prokrastinasi akademis dengan membagi distribusi normal atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar. Untuk menggolongkan subjek kedalam 3 kategori diagnosis tingkatan prokrastinasi akademis, maka keenam satuan deviasi standar itu dibagi kedalam 3 bagian menjadi:

X ≤ (µ - 1.0 ) Rendah (µ - 1.0 ) < X ≤ (µ + 1.0 ) Sedang

(µ + 1.0 ) ≤ X Tinggi

Skala prokrastinasi akademis yang terdiri atas 42 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4 diperoleh rentang minimum maksimumnya adalah 42 x 1 = 42 sampai dengan 42 x 4 = 168, sehingga luas jarak sebarannya adalah 168 – 42 = 126 dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai = 126 / 6 = 21 dan mean hipotetiknya adalah µ = 105. dari perhitungan diatas, dapat dibuat kategorisasi kecurangan akademis seperti pada tabel 15 berikut:

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 15. Kategorisasi Data Pada Variabel Prokrastinasi Akademis Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase Prokrastinasi akademis x < 84 Rendah 43 20.97% 84 ≤ x < 126 Sedang 144 70.24% 126 ≤ x Tinggi 18 8.78% Total 205 100%

Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki prokrastinasi akademis rendah sebanyak 43 orang (20,97%), subjek yang memiliki prokrastinasi akademis sedang sebanyak 144 orang (70.24%) dan subjek yang memiliki prokrastinasi akademis yang tinggi sebanyak 18 orang (8.78).

b. Kategorisasi Skor Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

USU

Kategorisasi skor kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean teoritik. Skala kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU terdiri dari 48 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala kecurangan akademis yang diisi subjek, maka diperoleh mean hipotetiknya sebesar 120 dengan standar deviasi sebesar 24. Sementara mean empirik yang diperoleh adalah 77.20 dengan standar deviasi 15.40.

Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Kecurangan Akademis

Variabel Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel kecurangan akademis yang menunjukkan µE<µH yaitu 77.20<120

sehingga dapat disimpulkan bahwa kecurangan akademis pada subjek penelitian lebih rendah daripada kecurangan akademis pada populasi umumnya.

Skala kecurangan akademis yang terdiri atas 48 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4 diperoleh rentang minimum maksimumnya adalah 48 x 1 = 48 sampai dengan 48 x 4 = 192, sehingga luas jarak sebarannya adalah 192-48= 144. dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai = 144 / 6 = 24 dan mean hipotetiknya adalah µ = 120. Dari perhitungan diatas, dapat dibuat kategorisasi kecurangan akademis seperti pada tabel 17 berikut:

Tabel 17. Kategorisasi Data Pada Variabel Kecurangan Akademis

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Persentase

Kecurangan akademis x < 96 Rendah 172 83.90% 96 ≤ x < 144 Sedang 33 16.09% 144 ≤ x Tinggi - 0% Total 205 100%

Dari tabel 17, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kecurangan akademis rendah sebanyak 172 orang (83,90%), subjek yang memiliki kecurangan akademis sedang sebanyak 33 orang (16.09%) dan tidak ada subjek yang memiliki kecurangan akademis yang tinggi.

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil kategorisasi kecurangan akademis dan prokrastinasi akademis, maka dapat dilihat penyebaran skor dalam bentuk matriks kategori antara variabel kecurangan akademis dan prokrastinasi akademis pada tabel 18 berikut.

Tabel 18. Matriks Hubungan Variabel Kecurangan Akademis dan Prokrastinasi Akademis

Variabel Prokrastinasi akademis

Tinggi Sedang Rendah

Kecurangan akademis Jumlah (N) Persentase Jumlah (N) Persentase Jumlah (N) Persentase Tinggi - 0% - 0% - 0% Sedang 12 5.85% 17 8.29% 5 2.44% Rendah 7 3.41% 126 61.46% 38 18.53% Total 205 (100%)

Dari tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terletak pada kategori prokrastinasi akademis sedang dan kecurangan akademis rendah yaitu sebanyak 126 orang (61.46%) kemudian subjek yang memiliki prokrastinasi akademis rendah dan kecurangan akademis rendah sebanyak 38 orang (18.53%). Selanjutnya subjek yang memiliki prokrastinasi akademis sedang dan kecurangan akademis sedang sebanyak 17 orang (8.29%). Subjek yang memiliki prokrastinasi akademis tinggi dan kecurangan akademis sedang sebanyak 12 orang (5,85%), subjek yang memiliki prokrastinasi tinggi dan kecurangan akademis rendah sebanyak 7 orang (3.41%), sebanyak 5 orang (2.44%) subjek yang memiliki prokrastinasi akademis rendah dan kecurangan akademis sedang. Selebihnya tidak terdapat subjek penelitian didalam kategori prokrastinasi akademis tinggi dan kecurangan akademis tinggi, prokrastinasi akademis sedang dan kecurangan akademis tinggi dan prokrastinasi akademis rendah dan kecurangan akademis tinggi.

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

3. Hasil Tambahan Penelitian

Ada beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian, antara lain perbedaan kecurangan akademis ditinjau dari jenis kelamin, usia dan IPK.

a. Gambaran Kecurangan Akademis Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk melihat gambaran kecurangan akademis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.

Tabel 19. Gambaran Kecurangan Akademis Mahasiswa Fakultas Psikologi USU Berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel Jenis Kelamin Jumlah (N) Mean SD F P Kecurangan akademis Perempuan 182 76.21 15.34 6.89 .00 Laki-laki 23 85.04 13.81 Jumlah 205 77.20 15.40

Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 19 diatas, maka diperoleh nilai F= 6.89 dengan nilai signifikansi (p) yaitu .00. Hasil tersebut signifikan karena p<.05, dengan demikian terdapat perbedaan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU ditinjau dari jenis kelamin dimana dilihat dari mean, laki-laki memiliki kecurangan akademis lebih tinggi yaitu 85.04 daripada perempuan yaitu 76.21.

b. Gambaran Kecurangan Akademis Berdasarkan Usia

Untuk melihat gambaran kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini:

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 20. Gambaran Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi USU Berdasarkan Usia

Variabel Usia Jumlah

(N) Mean SD F P Kecurangan akademis 18 tahun 23 78.21 15.63 1.18 .31 19 tahun 46 78.43 16.18 20 tahun 35 75.45 17.07 21 tahun 50 74.12 13.18 22 tahun 32 77.78 16.56 23 tahun 16 85.00 12.77 24 tahun 3 75.00 8.71 Jumlah 205 77.20 15.40

Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 20 diatas, maka diperoleh nilai F= 1.18 dengan nilai signifikansi (p) yaitu .31. Hasil tersebut tidak signifikan karena p>.05, dengan demikian tidak ada perbedaan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU berdasarkan usia.

c. Gambaran Kecurangan Akademis Berdasarkan IPK

Untuk melihat gambaran kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU berdasarkan IPK dapat dilihat pada tabel 21 berikut ini:

Tabel 21. Gambaran Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi USU Berdasarkan IPK

Variabel IPK Jumlah

(N) Mean SD F P Kecurangan akademis 2.00-2.75 75 79.19 15.40 1.27 .28 2.76-3.50 118 75.73 15.32 >3.50 12 79.33 15.74 Jumlah 205 77.20 15.40

Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 21 diatas, maka diperoleh nilai F= 1.27 dengan nilai signifikansi (p) yaitu .28. Hasil tersebut tidak signifikan karena p>.05,

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

dengan demikian tidak ada perbedaan kecurangan akademis pada mahasiswa berdasarkan IPK yang dimilikinya.

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada 205 sampel mahasiswa Fakultas Psikologi USU menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis dimana semakin tinggi prokrastinasi akademis maka semakin tinggi pula kecurangan akademisnya, demikian sebaliknya semakin rendah prokrastinasi akademis maka semakin rendah pula kecurangan akademisnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Roig & deTommaso (dalam Hendricks, 2004) dimana prokrastinasi akademis menyebabkan berbagai konsekuensi negatif dan salah satunya adalah kecurangan akademis. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa pendapat ahli, diantaranya pendapat Westhpal (2004) yang mengemukakan prokrastinasi akademis dapat menyebabkan kecurangan akademis. Prokrastinasi dapat membuat seseorang mengerjakan tugas pada menit terakhir batas pengumpulan tugas dan dapat membuat orang tersebut merasakan panik, perasaan panik tersebut dapat menyebabkan mahasiswa membuat keputusan buruk seperti berperilaku curang. Salah satu perilaku curang yang dapat terjadi sebagai bentuk ketidaksiapan mahasiswa dalam menghadapi batas waktu adalah tindak plagiat atau tindakan menyalin tugas menulis mahasiswa lain ataupun dari internet. Tindak plagiat tersebut menjadi salah satu cara yang mudah dalam mengerjakan tugas ketika menghadapi batas waktu yang semakin dekat. Selain Westphal, Cizek (2008) juga berpendapat bahwa prokrastinasi dalam belajar untuk menghadapi ujian menyebabkan ketidaksiapan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran sehingga

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

mereka melakukan perilaku mencontek yang merupakan salah satu bentuk kecurangan akademis.

Pada penelitian ini juga diteliti perbedaan kecurangan akademis ditinjau dari jenis kelamin, usia dan IPK. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa terdapat perbedaan kecurangan akademis dimana mahasiswa memiliki kecurangan akademis yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Hendricks (2004) yaitu mahasiswa lebih banyak melakukan kecurangan akademis daripada mahasiswi. Penjelasan utama dari pernyataan ini dapat di jelaskan oleh teori sosialisasi peran gender dimana wanita dalam bersosialisasi lebih mematuhi peraturan daripada pria.

Berbeda dengan jenis kelamin, kecurangan akademis yang ditinjau dari usia dan IPK menunjukkan tidak terdapat perbedaan kecurangan akademis. Hasil ini tidak sejalan dengan pendapat Hendricks (2004) yang mengungkapkan usia dan prestasi akademis berkorelasi secara negatif dengan kecurangan akademis yang dilakukan oleh mahasiswa. Perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti faktor variabel kepribadian mahasiswa yang mencakup: (1) moralitas mahasiswa dimana mahasiswa yang memiliki level kejujuran yang rendah akan lebih sering melakukan perilaku curang.; (2) variabel yang berkaitan dengan pencapaian akademis seperti motivasi, pola kepribadian dan pengharapan terhadap kesuksesan; (3) impulsivitas, afektivitas dan variabel kepribadian yang lain.

Selain faktor variabel kepribadian mahasiswa, faktor lain yang dapat menyebabkan kecurangan akademis menurut Hendricks (2004) adalah faktor konstektual yang mencakup: (1) keanggotaan perkumpulan mahasiswa dapat membuat mahasiswa yang tergabung didalamnya melakukan perilaku curang. Pada perkumpulan mahasiswa

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

diajarkan norma, nilai dan kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan mudahnya perpindahan perilaku curang. Penyediaan catatan ujian yang lama, tugas-tugas, tugas laboratorium, dan tugas akademis lain mudah untuk dicari dan didapatkan; (2) perilaku teman sebaya; (3) penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang yang merupakan salah satu faktor penentu yang penting dan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku curang pada siswa dan mahasiswa.

Faktor lain yang berhubungan dengan kecurangan akademis yaitu faktor situasional, yang mencakup (1) belajar terlalu banyak, kompetisi dan ukuran kelas. Mahasiswa yang belajar terlalu banyak dan menganggap dirinya berkompetisi dengan mahasiswa lain lebih cenderung melakukan kecurangan dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak belajar terlalu banyak. Ukuran kelas juga menentukan kecenderungan perilaku curang mahasiswa dimana mahasiswa akan lebih berperlaku curang jika berada didalam ruangan kelas yang besar; (2) Lingkungan ujian dimana mahasiswa lebih cenderung melakukan kecurangan jika mahasiswa tersebut berpikir bahwa hanya ada sedikit resiko ketahuan ketika melakukan kecurangan.

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini, pada akhir bab akan dikemukakan saran-saran bagi penelitian di masa mendatang dengan tema yang hampir sama.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa:

1. Ada hubungan positif antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU, artinya semakin tinggi prokrastinasi akademis maka semakin tinggi pula kecurangan akademis, dan sebaliknya semakin rendah prokrastinasi akademis maka semakin rendah pula kecurangan akademis.

2. Mean dari skor prokrastinasi akademis secara keseluruhan menunjukkan bahwa prokrastinasi akademis yang dimiliki subjek penelitian berada dibawah rata-rata prokrastinasi akademis pada umumnya. Berdasarkan kategorisasi, menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk kategori sedang yaitu sebanyak

Siti Annisa Rizki : Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

144 orang (70.24%), kemudian kategori rendah sebanyak 43 orang (20.97%) dan yang paling sedikit berada dikategori tinggi yaitu sebanyak 18 orang (8.78%). 3. Mean dari skor kecurangan akademis secara keseluruhan menunjukkan bahwa

kecurangan akademis yang dimiliki subjek penelitian berada dibawah rata-rata kecurangan akademis pada umumnya. Berdasarkan kategorisasi, menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk kategori rendah yaitu sebanyak 83,90% selebihnya 16.09% memiliki kecurangan akademis sedang. Pada penelitian ini, tidak ada subjek penelitian yang termasuk kedalam kategori tinggi. 4. Berdasarkan hasil analisa tambahan diperoleh bahwa ada perbedaan kecurangan

akademis ditinjau dari jenis kelamin. Dimana dilihat dari mean, mahasiswa memiliki skor yang lebih tinggi daripada mahasiswi.

5. Berdasarkan hasil analisa tambahan diperoleh tidak ada perbedaan kecurangan akademis ditinjau dari usia dan IPK.

B. SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan kelanjutan studi ilmiah prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis, serta berguna bagi mahasiswa dan pihak fakultas, antara lain:

1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian mengenai

Dokumen terkait