• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji linieritas

Dalam dokumen T1 802008021 Full text (Halaman 28-34)

METODE PENELITIAN

A. Analisis Item dan Reliabilitas

2. Uji linieritas

Berdasarkan hasil uji linearitas diperoleh nilai F linierity sebesar 64,159 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0.05). Hal ini menunjukan bahwa Kontrol diri

memiliki korelasi linier dengan intensi.

Analisis Deskriptif

1. Variabel Kontrol Diri

No. Interval Kategori F (%) Mean Standar

Deviasi 1 31≤x<54,5 Sangat Rendah 0 0 98.61 14.49 2 54,5≤x<77,5 Rendah 6 13,63% 3 77,5≤x<100,75 Tinggi 12 27,27% 4 100,75≤x≤124 Sangat Tinggi 26 59,1%

Data di atas menunjukkan tingkat kontrol diri 44 subjek yang berbeda-beda,

mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada kategori yang sangat rendah

didapati prosentase sebesar 0%, kategori rendah sebesar 13,63%, kategori tinggi sebesar

adalah 98,61 dengan standar deviasi sebesar 14,49. Maka secara umum dapat dikatakan

bahwa tingkat kontrol diri anggota organisasi menembak di Salatiga berada pada tingkat

yang tinggi.

2. Variabel Intensi Penyimpangan Perilaku Organisasi

No. Interval Kategori F (%) Mean Standar

Deviasi 1 42≤x<73,5 Sangat Tinggi 0 0 123.30 16.44 2 73,5≤x<105 Tinggi 4 9,1% 3 105≤x<136,5 Rendah 29 65,9% 4 136,5≤x≤168 Sangat Rendah 11 25%

Data di atas menunjukkan tingkat intensi penyimpangan perilaku organisasi 44

subjek yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada

kategori yang sangat rendah didapati prosentase sebesar 25%, kategori rendah sebesar

65,9%, kategori tinggi sebesar 9,1%, dan kategori sangat tinggi sebesar 0%. Mean atau

rata-rata yang diperoleh adalah 123,30 dengan standar deviasi sebesar 16,44. Maka

secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat intensi penyimpangan perilaku organisasi

anggota organisasi menembak di Salatiga berada pada tingkat yang rendah.

Uji Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment-Pearson dengan

bantuan SPSS 16.0 didapatkan hubungan sebesar -0,693 dengan sig. = 0,000 (p <

0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif yang

signifikan antara kontrol diri dengan intensi penyimpangan perilaku organisasi.

Hasil perhitungan uji korelasi ini selain dapat menunjukkan seberapa besar korelasi

dan signifikansi yang ada antara kedua variabel, juga dapat untuk mengetahui

Berdasarkan hasil tersebut, ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar (-0,693)2 yaitu 0,480 (48%), artinya sumbangan efektif kontrol diri dengan intensi penyimpangan perilaku organisasi 48% dan berarti masih terdapat 52%

variabel-variabel lain yang mempengaruhi intensi penyimpangan perilaku organisasi selain

kontrol diri.

Tabel Uji Korelasi

Correlations

Kontrol diri Intensi penyimpangan perilaku

Kontrol diri Pearson Correlation 1 -.693**

Sig. (2-tailed) .000 N 44 44 Intensi penyimpangan perilaku Pearson Correlation -.693** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 44 44

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara kontrol diri dengan intensi penyimpangan perilaku

organisasi pada anggota organisasi menembak di Kota Salatiga, sebagaimana

ditunjukkan nilai r = -0,693 dan p < 0,05 . Hal tersebut berarti semakin tinggi

kemampuan kontrol diri anggota organisasi menembak, maka intensi PPO akan

semakin rendah.

Ada beberapa kemungkinan X dan Y mempunyai hubungan negatif yang

signifikan. Pertama, sebagian besar anggota organisasi menembak menyadari bahwa

untuk dapat mengurangi intensi penyimpangan perilaku. Hal ini didukung oleh hasil

penelitian dari Shamsudin (2012). Kedua, Pada umumnya anggota organisasi

menembak memiliki keterampilan dalam mengontrol diri , oleh sebab itu mereka

dapat membatasi diri untuk melakukan intensi penyimpangan perilaku.

Pernyataan di atas selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tittle

& Botchkovar (2004), tentang kontrol diri dan motivasi perilaku kriminal yang

mengatakan bahwa kontrol diri merupakan indikator yang dapat memprediksi

terjadinya perilaku kriminal. Individu dengan kemampuan kontrol diri yang lemah

mempunyai indikasi untuk cenderung melakukan perilaku kriminal atau

menghasilkan perilaku menyimpang.

Anggota organisasi menembak merupakan objek studi yang menarik karena

individu yang menjadi anggota dapat memiliki, menyimpan dan menggunakan alat

menembak. Berbagai macam latar belakang dan pekerjaan dapat terlibat dalam

keanggotaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya aparat penegak hukum yang

dapat memiliki alat menembak. Senapan olahraga meskipun penggunaanya untuk

olahraga dan berburu, kontrol terhadap penggunaanya perlu diperhatikan. Munculnya

bentuk perilaku penyimpangan organisasi menembak dimulai dari intensi perilaku

penyimpangan tersebut. Intensi merupakan kemungkinan subyektif individu untuk

berperilaku, yang meliputi hubungan antara dirinya dan beberapa tindakan.

Munculnya intensi PPO pada anggota organisasi menembak dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal anggota. Faktor internal anggota merupakan faktor

kepribadian yang ada pada diri anggota, meliputi unsur kepribadian (kontrol diri),

kemampuan koping stres, pengendalian emosi, nilai etika dan nilai moral yang

all pada tahun 2006 mengatakan bahwa banyak sifat kepribadian yang berhubungan

dengan perilaku-perilaku negatif dalam bekerja, yaitu meliputi sifat pemarah,

perasaan negatif, kontrol diri stabilitas emosi, narcissism, self-esteem, agreeableness

dan sifat kecemasan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa intensi anggota

organisasi menembak untuk melakukan bentuk-bentuk PPO berhubungan dengan

kemampuan anggota untuk melakukan pengendalian atau kontrol diri atas

perilakunya. Intensi PPO yang rendah pada anggota organisasi menembak di kota

Salatiga merupakan hasil dari kemampuan kontrol diri yang tinggi yang dimiliki

anggota. Penelitian ini tidak luput dari adanya kendala dan keterbatasan. Penelitian

tentang objek studi terkait dapat dikembangkan dan menjadi perhatian peneliti

selanjutnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kontrol diri dan intensi

penyimpangan perilaku organisasi pada organisasi menembak di Kota

Salatiga. Hal ini berarti semakin tinggi kontrol diri, maka semakin rendah

intensi penyimpangan perilaku organisasi pada organisasi menembak.

2. Dalam penelitian ini kontrol diri berkorelasi dengan intensi penyimpangan

perilaku organisasi. Kontrol diri memberikan sumbangan efektif terhadap

intensi penyimpangan perilaku organisasi sebesar 48%, berarti masih terdapat

Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian ini

untuk dijadikan pertimbangan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Organisasi Menembak

Organisasi menembak diharapkan untuk semakin memberikan perhatian

terhadap anggotanya dalam pengenalan dan penanaman sikap kontrol diri dalam

pelaksanaan kegiatan menembak dan berburu. Organisasi menembak selain

memberikan sosialisasi, juga membuat kegiatan-kegiatan seperti: Simulasi tentang

cara mengontrol diri ketika menggunakan senapan, Pertemuan rutin satu bulan sekali

untuk semua anggota untuk sharing tentang pencapaian penanaman sikap kontrol diri

ketika menggunakan senapan olahraga, dan membuat sanksi tegas terhadap pelanggar

peraturan organisasi menembak.

2. Bagi Anggota Organisasi Menembak

Kontrol diri bagi anggota organisasi menembak diharapkan menjadi salah

satu syarat kecakapan yang wajib dimiliki. Setelah anggota memahami tentang

kontrol diri, maka anggota organisasi menembak disarankan menggunakan senapan

olahraga sesuai peraturan organisasi menembak. Senapan jenis Airsoftgun hanya

dapat digunakan oleh anggota di lapangan tembak dan atau tidak digunakan untuk

alat beladiri. Penggunaan senapan angin untuk berburu minimal harus memliki izin

dari lingkungan buru. Pengguna senapan olahraga berburu tidak menembak satwa

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang kontrol diri dengan intensi penyimpangan perilaku organisasi

menembak, maka disarankan untuk menyertakan variabel-variabel lain yang belum

disertakan dalam penelitian ini serta memperluas ruang lingkup penelitian ini.

Penelitian ini tidak luput dari kelemahan, khususnya dalam pemilihan subyek. Maka

peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode pemilihan subyek yang

lebih baik.

Dalam dokumen T1 802008021 Full text (Halaman 28-34)

Dokumen terkait