• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5.2 Analisis Hasil Penelitian .1 Uji Normalitas .1 Uji Normalitas

5.2.2 Uji Mann-Whitney

Tabel 7. Hasil Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney P

Kelompok Gel Lemon 30% – Kelompok Karbamid Peroksida 16% 0,076

*Terdapat perbedaan signifikan pada p < 0,05

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney di atas, diperoleh nilai p = 0,076 > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih nilai kekasaran permukaan enamel pada kelompok perlakuan gel lemon 30% dan karbamid peroksida 16%.

BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian ini mengevaluasi efek bahan pemutih gigi terhadap kekasaran permukaan enamel gigi. Salah satu bahan pemutih gigi yang digunakan adalah karbamid peroksida 16%. Penggunaan senyawa peroksida dalam bahan pemutihan gigi menimbulkan efek samping pada jaringan gigi dan mulut seperti meningkatnya porositas enamel, berkurangnya kekerasan enamel dan meningkatnya kekasaran enamel.6 Karena berbagai efek samping tersebut, para peneliti mencari alternatif bahan alami yang dapat memutihkan gigi, salah satunya adalah lemon. Penelitian yang dilakukan oleh Ariana dkk menyatakan bahwa perasan buah lemon dapat berpengaruh terhadap peningkatan warna gigi.2

Untuk mengetahui apakah bahan alami pemutih gigi gel lemon memiliki efek negatif, maka dilakukan penelitian dengan membandingkan kekasaran permukaan enamel gigi setelah diberi perlakuan gel lemon 30% dan karbamid peroksida 16%.

Sampel gigi yang digunakan adalah gigi premolar post ekstraksi yang tidak direndam dengan larutan natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida dan tidak pernah mendapat aplikasi etsa pada bagian bukalnya. Gigi pada masing-masing kelompok sampel terlebih dahulu diukur kekasaran permukaannya dengan menggunakan alat Profilometer. Setelah didapat nilai kekasaran permukaan gigi sebelum diberi perlakuan, gigi kemudian diaplikasikan gel lemon 30% dan karbamid peroksida 16%

lalu disimpan di dalam wadah tertutup. Gigi kemudian dibiarkan di dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 2 jam. Perlakuan tersebut diulang selama 14 hari.

Setelah 14 hari, dilakukan pengukuran kekasaran permukaan gigi untuk mengetahui nilai kekasaran permukaan gigi setelah diberi perlakuan. Sebagian besar gigi dalam masing-masing kelompok sampel mengalami peningkatan kekasaran permukaan setelah diberikan perlakuan.

Dalam kelompok 1 yang diberi perlakuan gel lemon 30% terdapat gigi mengalami peningkatan kekasaran permukaan enamel. Nilai rata-rata peningkatan kekasaran yang didapat sebesar 0,0872 (tabel 4). Peningkatan kekasaran permukaan

enamel dapat disebabkan karena sifat asam dari gel lemon yang dapat menyebabkan perubahan pada permukaan enamel. Gel lemon dengan nilai pH ± 4 mengandung asam malat yang dapat menyebabkan perubahan pada permukaan enamel. Asam malat dapat menyebabkan hilangnya struktur mineral dari enamel.36

Nilai pH yang rendah juga akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen yang dapat merusak hidroksiapatit pada enamel gigi. Pada saat berkontak dengan asam, bagian ujung dari kristal enamel akan larut terlebih dahulu dan kemudian meluas di sepanjang kristal enamel.15 Hilangnya sebagian atau seluruh mineral enamel karena larut dalam asam disebut demineralisasi.15 Demineralisasi yang terus-menerus akan membentuk pori-pori kecil atau porositas pada permukaan enamel yang sebelumnya tidak ada.13

Pada kelompok 1 juga terdapat beberapa gigi yang tidak mengalami peningkatan kekasaran. Hal ini dapat terjadi karena komposisi kimia dan ketebalan enamel yang berbeda-beda pada setiap gigi dan ketebalan pengolesan gel setiap harinya. Buah lemon juga mengandung berbagai mineral seperti kalsium. Kalsium merupakan komponen utama pembentuk tulang dan gigi. Kalsium juga dapat berperan dalam proses remineralisasi.33 Selain itu, di dalam lemon juga terkandung flavonoid yang dapat mengurangi efek demineralisasi dan dapat menghambat lepasnya mineral pada gigi.34

Pada kelompok 2 yang diberi perlakuan karbamid peroksida 16% terdapat gigi yang mengalami peningkatan kekasaran permukaan enamel. Nilai rata-rata kekasaran enamel yang terjadi adalah sebesar 0,036475 (tabel 5). Peningkatan kekasaran permukaan enamel ini sejalan dengan penelitian Soares dkk di mana penggunaan karbamid peroksida 16% menyebabkan hilangnya struktur mineral enamel yang menyebabkan perubahan pada permukaan enamel menjadi lebih kasar.4 Bistey dkk dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa penggunaan bahan pemutih gigi dapat menyebabkan perubahan struktur pada permukaan enamel.7 Hasil penelitian Sakr dkk menyatakan bahwa penggunaan bahan pemutih gigi dapat menyebabkan perubahan kekasaran permukaan enamel pada gigi.5

45

Nilai pH karbamid peroksida yang dipakai pada perawatan home bleaching berkisar antara 5,6 – 7,3. Pelepasan urea setelah 15 menit setelah aplikasi akan menyebabkan pH karbamid peroksida turun dari nilai pH awalnya.17 Penurunan nilai pH tersebut dapat menyebabkan larutnya komponen-komponen prisma enamel hingga membentuk poros dan meningkatkan kekasaran permukaan enamel.17

Penurunan kekasaran permukaan enamel yang terjadi pada kelompok 2 kemungkinan dapat terjadi karena proses remineralisasi yang terjadi selama sampel disimpan dalam saliva artifisial. Wang dkk dalam penelitiannya menyimpulkan penggunaan saliva artifisial dapat memulihkan sedikit komponen apatit pada enamel yang terpapar asam.37 Saliva secara langsung akan menetralkan suasana asam yang terjadi. Saliva juga mengandung ion kalsium dan fosfat yang dapat meremineralisasi permukaan enamel gigi.37

Secara umum, peningkatan kekasaran lebih besar terlihat pada kelompok 1.

Baik lemon maupun karbamid peroksida, keduanya mempunyai sifat asam yang dapat menyebabkan perubahan pada permukaan enamel. Pada saat berkontak dengan asam, bagian ujung dari kristal enamel akan larut terlebih dahulu dan kemudian meluas di sepanjang kristal enamel.15 Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium dan fosfat.13 asumsi normalitas pada data selisih kekasaran permukaan enamel kelompok karbamid peroksida 16% tidak terpenuhi. Hal ini disebabkan karena adanya 4 nilai data ekstrem yang menyebar jauh dari kumpulan nilai data lainnya. Karena itu, analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji Mann-Whitney.

Uji Mann-Whitney dilakukan dengan membandingkan nilai peningkatan kekasaran permukaan enamel antara kelompok perlakuan gel lemon 30% dan

karbamid peroksida 16%. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney didapat nilai p = 0,076 (tabel 7), di mana terdapat perbedaan yang signifikan pada p < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kekasaran permukaan enamel gigi pada kelompok perlakuan gel lemon 30% dan karbamid perosida 16%. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena proses pembuatan gel lemon menurunkan tingkat keasaman dari buah lemon sehingga nilai pH gel lemon dan karbamid peroksida 16% tidak terlalu jauh berbeda.

Setiap kelompok sampel juga disimpan dalam saliva buatan dengan suhu 37oC di antara setiap perlakuan sehingga menyerupai kondisi di dalam rongga mulut dan memungkinkan dapat terjadinya proses remineralisasi setelah diberi perlakuan.

Remineralisasi merupakan reaksi kebalikan dari demineralisasi.15 Saliva dapat berperan sebagai buffer alami untuk menetralkan suasana asam rongga mulut dan mencegah larutnya kristal enamel.18 Saliva kaya akan ion kalsium dan fosfat. Pada saat rongga mulut berada pada pH 5,5 saliva akan menetralkan pH rongga mulut dan ion kalsium dan fosfat akan menggantikan kalsium dan fosfat yang terlepas dari enamel gigi.18

Meningkatnya kekasaran permukaan enamel akan meningkatkan risiko perlekatan dan kolonisasi bakteri yang akhirnya akan meningkatkan demineralisasi.8 Permukaan yang kasar dapat memudahkan perlekatan bakteri dan menyulitkan pengangkatannya dengan cara alami atau bahkan dengan metode-metode pembersihan rongga mulut. Kekasaran permukaan juga mempengaruhi penampilan estetik, stabilitas warna, dan pembentukan biofilm.8

Peningkatan kekasaran permukaan gigi pada sampel kelompok 1 yang diaplikasikan gel lemon 30% lebih tinggi dari pada kelompok 2 yang diaplikasikan karbamid peroksida 16%. Dengan ini, gel lemon 30% kurang efektif untuk digunakan sebagai bahan pemutih gigi dibandingkan dengan karbamid peroksida 16% karena menimbulkan efek samping yang lebih besar pada permukaan gigi.

Nilai kekasaran yang diperoleh dari masing-masing gigi menunjukkan nilai yang bervariasi. Kemungkinan dikarenakan pada saat sebelum pencabutan, gigi tersebut sering terkontaminasi dengan makanan dan minuman asam, telah dilakukan

47

pemutihan gigi ataupun perawatan yang dapat mempengaruhi permukaan enamel gigi. Dengan perlakuan yang tidak diketahui oleh peneliti pada saat sebelum dan sesudah pencabutan yang menghasilkan nilai kekasaran dari tiap gigi berbeda dalam rentang yang jauh dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Sebaiknya dalam penelitian memakai gigi yang nilai kekasaran permukaannya hampir sama agar hasil yang didapat lebih tepat.

7.1 Kesimpulan

Peningkatan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan gel lemon 30% lebih tinggi dari pada penggunaan karbamid peroksida 16%. Analisis statistik terhadap hasil penelitian yang didapat menyatakan tidak adanya perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi yang signifikan pada penggunaan gel lemon 30% (Citrus limon) dan karbamid peroksida 16%. Maka dapat disimpulkan bahwa baik gel lemon 30% (Citrus limon) maupun karbamid peroksida 16% dapat menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan enamel gigi.

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang didahului dengan meneliti efek perubahan warna oleh gel lemon dengan konsentrasi yang paling maksimal dalam memutihkan gigi.

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui kekerasan permukaan enamel gigi setelah penggunaan gel lemon untuk melihat efek lain dari proses pemutihan gigi.

3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan memakai lebih banyak sampel gigi yang nilai kekasarannya tidak terlalu berbeda variasinya agar didapat hasil yang lebih akurat.

4. Perlu dilakukan pemeriksaan kandungan gel lemon untuk mengetahui bahan aktif yang terkandung dalam gel lemon.

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Afroz S, Rathi S, Rajput G, Rahman SA. Dental esthetics and its impact on psycho-social well-beingand dental self confidence: a campus based survey of North Indian University students. J Indian Prosthodont Soc 2013; 13(4): 455-60.

2. Ariana TR, Wibisono G, Praptiningsih RS. Pengaruh perasan buah lemon terhadap peningkatan warna gigi. Media Dental Intelektual 2015; 2(1): 74-8.

3. Joiner A. The bleaching of teeth: A review of the literature. J of Dent 2006; 34:

412-9

4. Soares DG, Ribeiro APD, Sacono NT, Loguercio AD, Hebling J, Costa CAS.

Mineral loss and morphological changes in dental enamel induced by a 16%

carbamide peroxide bleaching gel. Brazilian Dent J 2013; 24(5): 517-21.

5. Sakr OM. Effect of different bleaching protocols on surface roughness of human dental enamel and nanofilled resin composit. J of Am Sci 2013; 9(3): 316-21 6. Bruzell EM, Pallesen U, Thoresen NR, Wallman C, Dahl JE. Side effects of

external tooth bleaching: a multi-centre practice based prospective study. Br Dent J 2013; 215: 1-8

7. Bistey T, Nagy IP, Simo´ A, Hegedus C. In vitro FT-IR study of the effects of hydrogen peroxide on superficial tooth enamel. J of Dent 2006; 1-6.

8. Abouassi T, Wolkewitz M, Hahn P. Effect of carbamide peroxide and hydrogen peroxide on enamel surface: an in vitro study. Clin Oral Invest 2011; 15: 673–

680.

9. Fauziah C, Fitriyani S, Diansari V. Colour Change of Enamel after Application of Averrhoa bilimbi. J of Dent Indonesia 2012; 19 (3): 53-6.

10. Asmawati, Aulia M. Pemanfaatan Buah Strawberry sebagai Bahan Pemutih Gigi.

Makasar Dent J 2016; 5 (2): 40-3.

11. Rosidah NA, Erlita I, Ichrom NY. Perbandingan Efektifitas Jus Buah Apel (Malus Syvestris Mill) sebagai Pemutih Gigi Alami Eksternal Berdasarkan Varietas.

12. Karadenüz F. Main Organic Acid Distribution of Authentic Citrus Juices in Turkey. Turk J Agric For 2004; 28: 267-71.

13. Prasetyo EA. Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi.

Maj Ked Gigi(Dent. J.) 2005; 38 (2): 60-3

14. Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Master Dentistry Volume 3 Oral Biology. 3rd Ed. London: Elsevier, 2011: 142-4

15. Piesco NP, Simmelink JA. Histology of enamel. In: Pauline FS. Oral development and histology. 3rd ed. New York: Thieme, 2002: 153-63.

16. Mihu CM, Dudea D, Melincovici C, Bosca B. Tooth Enamel, the Result of the Relationship between Matrix Protein and Hydroxyapatite Crystals. Applied Med Informatics 2008; 23 (3): 68-72.

17. Perdigao J ed. Tooth Whitening An Evidence-Based Perspective. Zurich: Springer.

2016: 24-9.

18. Li X, Wang J, Joiner A, Chang J. The remineralisation of enamel: a review of the literature. J of Dent 2014; 42: 12-20.

19. Tarigan R, Tarigan G. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Ed 3. Jakarta: EGC, 2012: 202-12.

20. Watts A, Addy M. Tooth discoloration and staining: a review of the literature. Br Dent J 2001; 190 (6): 309-16.

21. Shammas M, Alla RK. Color and Shades Matching in Dentistry. Trends Biomater 2011; 25 (4): 172-5.

22. Masterson EE, Barker JC, Hoeft KS, Hyde S. Shades of Decay: The Meanings of Tooth Discoloration and Deterioration to Mexican Immigran Caregivers of Young Children. Human Organization 2014; 73 (1): 82-93.

23. Carey CM. Tooth Whitening: What We Now Know. J Evid Base Dent Pract 2014;

14 (suppl): 70-6.

24. Meizarini A, Rianti D. Bahan pemutih gigi sertifikasi ADA/ISO. Maj Ked Gigi (Dent J) 2005; 38 (2): 73-6

25. Hendari R. Pemutihan Gigi (Tooth Whitening) Pada Gigi yang Mengalami Pewarnaan. Sultan Agung 2009; 44: 65-78.

51

26. Riani MD, Oenzil F, Kasuma N. Pengaruh Aplikasi Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan Hidrogen Peroksida 6% secara Home Bleaching Terhadap Kekerasan Email Gigi. Jurnal Kesehatan Andalas 2015; 4 (2): 346-52.

27. Alqahtani MQ. Tooth bleaching procedures and their controversial effects: A literature review. The Saudi Dent J 2014; 26: 33-46.

28. Boksman L. Current Status of Tooth Whitening. Oral Health 2007; 97 (7): 41-8.

29. Morton J. Lemon. In: Morton J ed. Fruits of warm climates. Miami: Creative Resource System, 2004: 160-8.

30. Shrestha N, Shrestha S, Bhattarai A. Determinaton of Ascorbic Acid in Different Citrus Fruits of Khatmandu Valley. J of Med and Biol Science Res 2016; 2 (1): 9-14.

31. Gattuso G, Barreca D, Garguilli C, Leuzzi U, Caristi C. Flavonoid Compisition of Citrus Juices. Molecules 2007; 12: 1641-73.

32. Pashazanousi MB, Raeesi M, Shirali S. Chemical Composition of the Essential Oil, Antibacterial and Antioxidant Activities, Total Phenolic and Flavonoid Evaluation of Various Extract from Leaves and Fruit Peels of Citrus limon. Asian J of Chemistry 2012; 24 (10): 4331-4.

33. Gonzalez-Molina E, Dominguez-Perles R, Moreno DA, Garcia-Viguera C.

Natural bioactive compounds of Citrus limon for food and health. J of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 2010; 51: 327-45.

34. Epasinghe DJ, Yiu CKY, Burrow MF. Effect of flavonoids on remineralization of artificial rootcaries. Australian Dent J 2016; 61: 196 – 202.

35. Yuniarti, Achadiyani, Muniarti N. Penggunaan Pemutih Gigi Mengandung Hidrogen Peroksida 40% Dibanding dengan Strawberry (Fragaria X ananassa) terhadap Ketebalan Email, Kadar Kalsium, dan Kekuatan Tekan Gigi. Global Medical and Health Communication 2016; 4 (1): 7-15.

36. Hughes JA, West NX, Parker DM, VanDenBraak MH, Addy M. Effects of pH and concentration of citric, malic and lactic acids on enamel, in vitro. J of Dent 2000; 28: 147-52.

37. Wang X, Mihailova B, Klocke A, Heidrich S, Bismayer U. Effect of Artificial Saliva on the Apatite Structure of Eroded Enamel. Int J of Spectroscopy 2011;

2011: 1-9.

Lampiran 1 Alur Pikir

Salah satu bahan yang digunakan dalam proses bleaching adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. (Ariana dkk, 2015)

 Beberapa penelitian menyimpulkan ada efek samping dari penggunaan bahan beaching pada permukaan gigi.

Salah satu efek samping yang terjadi adalah berubahan morfologi permukaan enamel seperti meningkatnya porositas enamel, berkurangnya kekerasan enamel dan meningkatnya kekasaran permukaan enamel. (Bistey dkk, 2006)

 Bahan alami yang mempunyai kemampuan untuk merubah warna gigi pada buah-buahan yaitu asam malat. Asam malat (malic acid) adalah dikarboksilat yang mempunyai kemampuan memutihkan gigi dengan cara mengoksidasi permukaan ename gigi dengan cara mengoksidasi permukaan enamel gigi. (Ariana dkk, kedokteran gigi. Berbagai penelitian dilakukan karena meningkatnya kebutuhan estetik masyarakat.

Perubahan warna gigi membuat orang merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri. (Ariana dkk, 2015)

 Warna gigi dipengaruhi oleh kombinasi warna intrinsik dan adanya stain ekstrinsik yang terbetuk di permukaan gigi. Warna intrinsik berhubungan dengan penyabaran cahaya dan zat-zat yang diserap enamel dan dentin. Stain ekstrinsik sering disebabkan oleh rokok, makanan dengan kandungan tanin yang tinggi, penggunaan obat kumur atau plak pada permukaan gigi.

(Joiner, 2006)

 Perubahan warna secara ekstrinsik dapat dihilangkan dengan cara menyikat gigi, scalling maupun bleaching. (Ariana dkk, 2015)

Bleaching adalah proses pemuthian yang dapat terjadi dalam larutan atau pada permukaan gigi dengan tujuan untuk mengembalikan faktor estetika

Kekasaran permukaan enamel menjadi suatu studi yang penting, karena permukaan enamel yang kasar akan menjadi tempat perlekatan dan kolonisasi bakteri yang akhirnya akan meningkatkan demineralisasi dan infeksi gingiva. (Abouassi, 2011).

Berdasarkan data yang telah diuraikan, perlu diketahui efek kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan buah lemon sebagai bahan pemutih.

Judul Penelitian

Perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16%

dan gel ekstrak buah lemon (Citrus limon)) sebagai bahan pemutih gigi.

Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dengan gel ekstrak buah lemon (Citrus Limon) sebagai bahan pemutih gigi.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan gel ekstrak buah lemon (Citrus limon) sebagai bahan pemutih gigi.

Lampiran 2 Alur Penelitian

Gigi diaplikasikan gel lemon selama 2 jam dalam waktu 2 minggu

Sebanyak 32 Gigi Premolar Atas

Gigi dibersihkan

Gigi dipisahkan bagian mahkota dan akarnya kemudian bagian palatalnya diratakan

Pengukuran dan pencatatan nilai kekasaran permukaan gigi dengan menggunakan profilometer

Kelompok 1 Kelompok 2

Gigi diaplikasikan karbamid peroksida 16%

selama 2 jam dalam waktu 2 minggu

Pengukuran dan pencatatan nilai kekasaran permukaan gigi dengan menggunakan profilometer

Analisa data

Lampiran 3

Data Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Enamel Gigi

Gel Lemon Pengukuran I Pengukuran II

Selisih

Karbamid Peroksida 16%

Pengukuran I Pengukuran II

Selisih

Lampiran 4

3. Biaya uji kekasaran permukaan: 32 sampel x 2 pengukuran @ Rp. 10.000,- : Rp. 640.000,-

4. Biaya penyewaan inkubator: 18 hari @ Rp. 50.000,- : Rp.50.000,-

5. Biaya pembuatan proposal : Rp. 200.000,-

6. Biaya seminar : Rp. 700.000,-

7. Biaya lain : Rp. 400.000,-

Total : Rp. 3.424.700,-

Lampiran 5

Hasil Analisis Data

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih Kekasaran Lemon .149 20 .200* .956 20 .460

Karbamid Peroksida .190 20 .056 .886 20 .023

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Test Statisticsb

Selisih Kekasaran

Mann-Whitney U 134.500

Wilcoxon W 344.500

Z -1.772

Asymp. Sig. (2-tailed) .076

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .076a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Perlakuan

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

No Kegiatan Waktu Penelitian

Dokumen terkait