BAB IV. ANALISIS DATA
E. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki ditribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
kolmogorov-smirnov. Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah
jika variabel independen dan variabel dependen tersebut mempunyai asymp.sig
(2-tailed) diatas level of signifikan 5% (0,05), dengan kata lain ditentukan dari
commit to user
lxxxiii
variabel tersebut berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas untuk masing- masing variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.12
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Variabel asym.sig (2- tailed)/ p-value
Tingkat
Signifikansi Interprestasi Kompleksitas Tugas 0,253 0,05 Berdistribusi Normal Internal Locus Of
Control 0.112 0,05 Berdistribusi Normal
Self Efficacy 0,707 0,05 Berdistribusi Normal
Kepuasan Kerja 0,062 0,05 Berdistribusi Normal
Sumber : data primer yang diolah
Dari hasil pengujian kolmogorov-smirnov seperti pada tabel IV.12 diatas menunjukkan bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi untuk masing-masing model berdistribusi normal.
Gambar IV.I
commit to user
lxxxiv
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe cte d C um P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan diagram P-P Plot seperti yang tampak pada gambar IV.I diatas. Gambar IV.I tersebut menunjukkan bahwa varians tidak menyebar, melainkan mendekati garis diagonal, sehingga menjelaskan bahwa data normal.
2.
Uji HeterokedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansresidual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda, disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso,2010). Pendekatan
heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung
(output spss) dengan nilai ttabel. Jika thitung < ttabel atau dengan melihat probabilitas
signifikannya diatas 5% maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel IV.13.
commit to user
lxxxv Tabel IV.13 Uji Heterokedastisitas Variabel Sign. Tingkat Signifikansi InterprestasiKompleksitas Tugas 0,314 0,05 Homokedastisitas
Internal Locus Of Control 0,447 0,05 Homokedastisitas Self Efficacy 0,134 0,05 Homokedastisitas Sumber : data primer yang diolah
Dari tabel IV.13 dapat dilihat bahwa semua variabel independen tidak terjadi heterokedastisitas melainkan homokedastisitas yaitu nilai probabilitas signifikannya lebih besar dari 0,05. Metode lain yang dapat digunakan untuk menguji adanya gejala ini adalah dengan melihat grafik scatterplot, seperti yang tampak pada gambar dibawah ini
Gambar IV.II
commit to user
lxxxvi
Regression Standardized Residual
2 1 0 -1 -2 -3 -4 R eg re ss io n St an da rd iz ed P re di ct ed Va lu e 2 0 -2 -4 Scatterplot
Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Gambar scatterplot pada gambar IV.II diatas menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.
Uji MultikolinearitasMultikolinearitas timbul dalam model regresi berganda karena adanya korelasi antar variabel bebas, dalam model regresi sederhana yang hanya terdapat satu variabel bebas tidak diperlukan pengujian multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi apabila nilai variance inflation factor (VIF) diatas 10 atau nilai tolerance kurang dari 10%. Hasil pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini tampak pada Tabel IV.14 dibawah ini.
Tabel IV.14
Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Interprestasi
commit to user
lxxxvii
Internal Locus Of Control 0,837 1,195 Tidak terjadi multikolinearitas Self Efficacy 0,695 1,440 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : data primer yang diolah
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% (0,01) dan tidak ada satu pun variabel bebas yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas.
4.
Uji AutokorelasiUji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar faktor gangguan. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji durbin-watson dengan ketentuan du < DW < (4-du) berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif (Ghozali,2006;96). Dengan kata lain durbin-
watson (DW) terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, yang artinya tidak ada autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Hasil pengujian durbin-watson ditunjukkan dalam tabel IV.15 dibawah ini, yang menunjukkan nilai durbin-watson sebesar 1,721. Kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel yang menggunakan derajat kepercayaan 5%. Jumlah sampel 66 dan jumlah variabel independen adalah 3, maka di tabel durbin-watson
commit to user
lxxxviii
pengujian menjelaskan uji durbin-watson : dU< dhitung< (4-dU) yaitu 1,696 < 1,721 < 2,304, maka tidak terjadi autokorelasi.
Tabel IV.15
Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Durbin-
Watson dU tabel 4-dU
1,721 1,696 2,304 Sumber : Data primer yang diolah
F. PENGUJIAN HIPOTESIS
1.
Hasil Uji tUji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan atau tidak yaitu antara kompleksitas tugas, locus of control, dan self efficacy terhadap kepuasan kerja dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel pada derajat signifikan 5% yaitu jika
thitung< ttabel, maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak.
Cara lain pengambilan keputusan uji t adalah dengan melihat nilai probabilitas, jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak (Santoso,2010). Hasil uji t terhadap variabel penelitian dengan menggunakan program SPSS 16 for windows adalah sebagai berikut.
commit to user
lxxxix
Tabel IV.16
Hasil Uji t
Variabel Thitung T
tabel Sig.t Kesimpulan Kompleksitas Tugas 3,240 1,645 0,002 Ho ditolak Internal Locus Of Control 3,105 1,645 0,003 Ho ditolak Self Efficacy 4.212 1,645 0,000 Ho ditolak Sumber : data primer yang diolah
Nilai thitung untuk persamaan diatas yaitu variabel kompleksitas tugas
(X1) sebesar 3,240 lebih besar dari ttabel (1,645) dengan p-value 0,002 (< 0,05) dengan demikian Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompleksitas tugas terhadap kepuasan kerja auditor yunior.
Untuk variabel internal locus of control (X2) nilai thitungnya sebesar
3,105 lebih besar dari ttabel (1,645) dengan p-value 0,003 (< 0,05) dengan demikian Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara internal locus of control terhadap kepuasan kerja auditor yunior.
commit to user
xc
Untuk variabel self efficacy (X3) menunjukkan hasil yang sama dengan variabel-variabel sebelumnya yaitu nilai thitung sebesar 4,212 lebih besar dari
ttabel (1,645) dengan p-value 0,000 (< 0,05) dengan demikian Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self efficacy
terhadap kepuasan kerja auditor yunior.
2.
Hasil Uji FPengujian F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (Santoso, 2010). Kriteria pengujian yang digunakan adalah Jika Fhitung > Ftabel atau p-value < taraf signifikansi sebesar 0,05 maka Ho ditolak,
dan jika Fhitung < Ftabel atau p-value > taraf signifikansi sebesar 0,05 maka Ho
diterima. Hasil uji F terhadap variabel penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel IV.17
Hasil Uji F
Fhitung Ftabel P-value Adjusted R2 Kesimpulan
29.372 2,76 0,000 0,567 Model fit
Sumber : data primer yang diolah
Nilai Fhitung untuk model diatas sebesar 29,372 dan Ftabel dengan degree
of freedom (df) (3;60) sebesar 2,76 serta p-value 0,000. Hal ini berarti Fhitung >
commit to user
xci
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel independen kompleksitas tugas, internal locus of control dan self
efficacy terhadap variabel dependen kepuasan kerja.
Nilai adjusted R2 sebesar 0,567 atau 56,7% yang berarti bahwa kepuasan kerja dipengaruhi sebesar 56,7% oleh variabel kompleksitas tugas,
internal locus of control dan self efficacy, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain diluar model ini.
3.
Pengujian HipotesisPengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Koefisian-koefisien regresi secara parsial dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel IV.18
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa -6.378 1.692 -3.771 .000 .203 .063 .301 3.240 .002 .151 .049 .277 3.105 .003 .167 .040 .412 4.212 .000 (Constant) Kompleksitas Tugas Locus Of Control Selft Eficacy Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan Kerja a.
Dari hasil analisis koefisien regresi berganda diatas dapat dilihat korelasi parsial yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang ditentukan dari nilai koefisien regresi dan nilai signifikansi adalah self efficacy dengan koefisien
commit to user
xcii
regresi 0,412 dengan signifikansi 0,000, kemudian kompleksitas tugas yaitu pada koefisien regresi sebesar 0,301 dengan signifikansi sebesar 0,002, dan terakhir
oleh internal locus of control pada koefisien regresi sebesar 0,277 dengan
signifikansi sebesar 0,003
Berdasarkan koefisien-koefisien regresi yang tedapat pada tabel IV.18 tersebut diatas, sehingga diperoleh persamaan analisis regresi linier berganda dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kepuasan Kerja = -6,378+0,301KT+0,277ILOC+0,412SE
Keterangan :
KT : Kompleksitas Tugas ( X1 )
ILOC : Internal Locus Of Control ( X2)
SE : Self Efficacy ( X3 )
G. PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa kompleksitas tugas, locus of control dan self efficacy mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor yunior. Untuk variabel kepuasan kerja dengan konstanta sebesar -6,378 memberikan arti bahwa apabila variabel prediktor yang dalam penelitian ini adalah kompleksitas tugas, internal locus of control
dan self efficacy = 0 atau tidak ada, maka kepuasan kerja secara konstan bernilai
commit to user
xciii
akan menurun sebesar konstanta tersebut ketika variabel independen dalam model ini tidak ada. Kepuasan kerja auditor yunior dapat ditingkatkan dengan dipengaruhi oleh kompleksitas tugas, internal locus of control, dan self efficacy, dimana kepuasan kerja akan semakin menurun apabila faktor-faktor tersebut rendah.
Koefisien regresi X1 sebesar 0,301 memberikan arti bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan nilai kompleksitas tugas akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,301, dapat diartikan pula setiap peningkatan kompleksitas tugas akan meningkatkan kepuasan kerja.
Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,277 memberikan arti bahwa
internal locus of control berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Nilai ini
memperlihatkan bahwa setiap penambahan nilai internal locus of control akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,277, atau dapat pula diartikan semakin tinggi internal locus of control pada auditor yunior akan semakin meningkatkan kepuasan kerja.
Koefisien regresi X3 sebesar 0,412 memberikan arti bahwa self efficacy
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Nilai ini menyatakan bahwa setiap penambahan nilai self efficacy akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,412, atau dapat diartikan pula semakin tingginya self efficacy yang dimiliki auditor yunior maka semakin tinggi nilai kepuasan kerjanya.
commit to user
xciv
Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk uji asumsi klasik diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal, uji multikolinearitas tidak terjadi masalah multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas mengindikasikan tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
Untuk uji hasil analisis penelitian mengenai pengaruh kompleksitas tugas, internal locus of control, dan self efficacy terhadap kepuasan kerja sebagaimana telah diurakan sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan untuk variabel kompleksitas tugas terhadap kepuasan auditor yunior. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung (3,240) > ttabel (1,645) dengan signifikansi 0,002 (< 0,05). Artinya bahwa semakin tinggi kompleksitas tugas auditor yunior akan berakibat peningkatan keinginan untuk mampu menyelesaikan setiap tantangan pekerjaan yang dihadapi, dan pada akhirnya ketika semua tugas-tugas komplek tersebut terselesaikan dengan baik akan mampu meningkatkan kepuasan kerja. Sehingga hipotesis 1 yang menyatakan ada pengaruh positif antara kompleksitas tugas terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat diterima.
Variabel internal locus of control berdasarkan pada nilai thitung (3,105) > ttabel (1,645) dengan signifikansi 0,003 (< 0,05). Menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan untuk variabel internal locus of control terhadap kepuasan kerja akuntan publik. Artinya semakin tinggi internal locus of control yang dimiliki akuntan publik akan mengakibatkan semakin meningkatnya kepuasan kerja auditor yunior, sehingga hipotesis 2 yang menyatakan ada pengaruh positif
commit to user
xcv
antara internal locus of control terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat deterima.
Senada dengan dua variabel sebelumnya, untuk variabel self efficacy
juga menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan publik. Hal ini dilihat dari nilai thitung (4,212) > ttabel (1,645) dengan signifikansi 0,000 (< 0,05). Artinya bahwa tingkat self efficacy atau keyakinan akuntan publik tentang peluangnya untuk berhasil adalah tinggi maka akan meningkatkan kepuasan kerja akuntan publik itu sendiri. Sehingga hipotesis 3 yang menyatakan ada pengaruh positif antara self efficacy terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat deterima. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Judge dan Bono (2001).
Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel maka diketahui Fhitung > Ftabel (29,372 > 2,76) dengan signifikansi 0,000 (<0,05) sehingga Ho ditolak, artinya secara serempak kompleksitas tugas, internal locus of control dan self
efficacy mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja
akuntan publik. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang simultan antara kompleksitas tugas, internal locus of control, dan self efficacy
terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat diterima.
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,567 berarti bahwa kepuasan kerja akuntan publik dipengaruhi sebesar 56,7% oleh variabel kompleksitas tugas, internal
locus of control dan self efficacy. Sedangkan sisanya sebesar 43,3% dipengaruhi
commit to user
xcvi
menunjukkan bahwa variabel kompleksitas tugas, internal locus of control dan
self efficacy berpengaruh cukup besar terhadap kepuasan kerja.
Pada penelitian sebelumnya (Engko dan Gudono, 2007) yang menyebutkan kompleksitas tugas tidak dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dan kepuasan kerja, kompleksitas tugas dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan suportif dan kepuasan kerja, dan bahwa auditor yunior yang memiliki locus of control internal maupun eksternal dengan gaya kepemimpinan direktif maupun suportif memiliki kepuasan kerja yang sama. Sementara itu, pada penelitian ini mencoba menjadikan kompleksitas tugas dan internal locus of control tidak sebagai variabel moderasi tetapi sebagai variabel independen dan menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan mendukung hasil penelitian Judge dan Bono (2001).
Pemilihan variabel self efficacy sebagai variabel tambahan dan penguatan variabel internal locus of control sebagai salah satu prediktor pengukuran kepuasan kerja, didasarkan pada penelitian Judge dan Bono (2001). Hasil dari penelitian tersebut mengemukakan secara umum self efficacy, self
esteem, locus of control, dan kestabilan emosi pribadi memiliki pengaruh yang
commit to user
xcvii
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULANBerdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dalam bab 4, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1.
Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kompleksitas tugas terhadap kepuasan kerja, hal ini berarti bahwa hipotesis pertama yang menyatakan kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat diterimacommit to user
xcviii
2.
Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk variabel kedua yaitu internal locusof control menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara
internal locus of control terhadap kepuasan kerja, hal tersebut berarti bahwa
hipotesis kedua yang menyatakan internal locus of control berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat diterima.
3.
Untuk uji t terhadap variabel ketiga yaitu self efficacy juga menunjukkan hasil yang sama dengan dua variabel sebelumnya yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan publik, artinya hipotesis ketiga yang menyatakan self efficacy berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan publik dapat diterima.4.
Pengujian hipotesis menggunakan uji F menunjukkan pengaruh secara simultan, hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan faktor kompleksitas tugas,internal locus of control dan self efficacy berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja akuntan publik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
B.
KETERBATASANPenulis menyadari bahwa terdapat keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini. Berikut adalah keterbatasan dalam penelitian ini.
1.
Pemilihan penyebaran kuesioner yang sebagian besar dilaksanakan dengan metode mail survey, mengakibatkan tingkat respond rate dari responden rendah dalam penelitian ini, sehingga kemungkinan dapat mengurangi generalisasi hasil penelitian. Hal ini disebabkan karena pada bulan Nopembercommit to user
xcix
sampai April para auditor yunior sedang sibuk dengan pekerjaan audit penyusunan SPT Tahunan, oleh karena itu hanya sebagian KAP yang bersedia berpartisipasi, dan beberapa KAP tidak mengembalikan kuesioner.
2.
Bias respon atau jawaban yang tidak serius dan tidak jujur mungkin saja terjadi pada penelitian yang menggunakan kuesioner.3.
Pembatasan populasi dan kecilnya jumlah responden 66 (37,50%) karena rendahnya tingkat respon dalam penelitian, kemungkinan kurang mewakili obyek penelitian.C.
SARANDari hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan kesimpulan serta keterbatasan, berikut ini disampaikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu penelitian sejenis dimasa yang akan datang.