• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

5. Uji One-Way Anova

Uji selanjutnya menggunakan uji One-Way Anova, dikarenakan pada hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan nilai signifikansi yang menandakan bahwa sampel pada penelitian terdistribusi secara normal dan homogen. Pada uji

One-Way Anova ini, jika nilai p<0.05 mempunyai arti bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada kekerasan sampel yang diuji. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Hasil Uji One-Way Anova

df Mean Squares Sig.

Between Groups 3 0.081 0.000

Within Groups 20 0.003

Total 23

Dari tabel hasil uji tersebut, didapatkan nilai p=0.000 yang artinya nilai p<0.05 yang menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan perlakuan pada seluruh sampel, tetapi belum dapat diketahui dengan pasti perbedaan-perbedaan pengaruh diantara keempat kelompok sampel tersebut, oleh karena itu dilakukan uji lebih lanjut berupa uji LSD (Least Significant Differences).

6. Uji LSD (Least Significant Differences)

Hasil uji LSD dilakukan untuk mengetahui tingkat nilai signifikansi antar variabel satu dan lainnya yang diujikan pada penelitian ini. Berikut tabel hasil uji LSD :

Tabel 4. Hasil Uji LSD

*

*Perbedaan rata-rata adalah signifikan pada tingkat 0.05

Dari tabel hasil uji LSD di atas diketahui nilai signifikansi hubungan antar masing-masing variabel, dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antar masing-masing variabel memiliki perbedaan yang signifikan dikarenakan semua nilai signifikansi yang tertera pada tabel hasil uji LSD bernilai p<0.05.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah direndam dengan tiga variabel berbeda, yaitu susu, teh, dan soda. Penelitian ini dilakukan dengan

kelompok kelompok

Mean

Difference Std. Error Sig.

Aquades Susu -0.185* 0.03075 0.000 Teh -0.110* 0.03075 0.002 Soda 0.076* 0.03075 0.022 Susu Aquades 0.185* 0.03075 0.000 Teh 0.075* 0.03075 0.024 Soda 0.261* 0.03075 0.000 Teh Aquades 0.110* 0.03075 0.002 Susu -0.075* 0.03075 0.024 Soda 0.186* 0.03075 0.000 Soda Aquades -0.076* 0.03075 0.022 Susu -0.261* 0.03075 0.000 Teh -0.186* 0.03075 0.000

merendam sampel gigi desidui dengan tiga variabel berbeda, yaitu susu, teh, dan soda selama 45 menit. Hasil uji kekerasan menggunakan alat

Micro Vickers Hardness Testing Mechine yang terdapat di laboratorium bahan, Fakultas Tehnik Mesin, Universitas Gadjah Mada, mendapatkan nilai dua diameter yang terbentuk dari hasil uji sebelum dan sesudah perendaman. Nilai diameter-diameter tersebut kemudian dihitung menggunakan rumus kekerasan dan didapatkan nilai kekerasan sebelum dan sesudah perlakuan. Nilai-nilai kekerasan tersebut dicari selisihnya dan kemudian dirata-rata dan dianalisa.

Hasil analisa menggunakan uji One-Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan yang signifikan diantara ketiga variabel yang diuji. Perbedaan tersebut berupa adanya kenaikan dan penurunan nilai kekerasan pada sampel yang diteliti. Kenaikan nilai kekerasan ini didapat pada sampel yang direndam dalam susu dan teh, sedangkan sampel yang direndam dalam soda mengalami penurunan nilai kekerasan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda.

Kenaikan nilai kekerasan pada sampel yang direndam dengan susu dan teh ini disebabkan oleh kandungan mineral-mineral yang dibutuhkan untuk proses remineralisasi gigi cukup tinggi, sedangkan faktor pendukung

demineralisasi disini yaitu kandungan sukrosa dan glukosa terkandung dalam kadar yang cukup rendah, hal ini lah yang mempengaruhi kenaikan nilai kekerasan email gigi tersebut.

Susu yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa kandungan yang berpengaruh dalam proses kenaikan nilai kekerasan email gigi, salah satunya adalah kandungan kalsium yang cukup tinggi di dalam susu, dan dengan pH susu yang tergolong netral (6.73). Beberapa faktor erosi gigi yang mempengaruhi nilai kekerasan email yaitu jumlah konsentrasi ion kimia yang terkandung dalam minuman dan dengan adanya pengaruh pH merupakan salah satu indikator dari erosi gigi (Al-Khowaiter, 2009).

Kandungan mineral yang banyak terdapat pada susu salah satunya adalah kalsium yang diketahui mempunyai manfaat dalam menguatkan gigi, fosfat, dan kandungan kasein yang dapat membantu menghambat karies (Fatmawati, 2012). Dimana kandungan kalsium dan fosfat merupakan senyawa kimia yang merupakan salah satu komposisi dari kristal email, hidroksiapatit. Dengan meningkatkan jumlah konsentrasi ion-ion tersebut dan terpapar langsung pada permukaan email gigi akan menyebabkan terbentuknya lapisan jenuh pada permukaan email gigi yang membantu mencegah terlarutnya mineral kalsium hidroksiapatit, dimana proses ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada nilai kekerasan email (Marcella, 2014).

Tidak jauh berbeda dengan susu, komposisi pada teh yang digunakan pada penelitian ini mengandung kalsium dalam kadar yang rendah didalamnya dan terdapat pula kandungan yang berperan dalam meningkatkan nilai kekerasan email gigi, yaitu kandungan mineral fluor

yang cukup tinggi, dimana fluor juga berperan dalam membantu mempertahankan gigi dari serangan karies (Towaha, 2013). Terjadinya proses kembalinya mineral-mineral penting pembentuk gigi, contohnya kalsium dan fluor, menjadi ikatan hidroksiapatit pada email gigi atau proses remineralisasi ini adalah proses penting yang akan membantu terbentuknya lapisan jenuh pada gigi dan secara tidak langsung dapat memberi pengaruh yang signifikan pada kekerasan gigi (Widyaningtyas, dkk., 2014).

Penurunan nilai kekerasan yang terjadi pada sampel yang direndam dengan soda dikarenakan minimnya faktor-faktor mineral pendukung remineralisasi yang terkandung dalam minuman soda ini, ditambah lagi dengan banyaknya faktor pendukung proses demineralisasi yang terkandung dalam soda. Contoh kandungan dalam soda yang mendukung proses demineralisasi yaitu pH soda yang digunakan dalam penelitian ini tergolong rendah (pH=3) serta zat asam yang berperan sebagai pemberi rasa asam dan sekaligus sebagai pengawet pada minuman ini (Chandra, 2009). Kandungan zat asam yang terkandung dalam minuman soda ini juga dapat menciptakan suasana asam dalam rongga mulut setelah

dikonsumsi (Setyaningsih & Wibisono, 2010). Berkontaknya gigi secara langsung dengan minuman yang memiliki pH yang rendah akan lebih mempermudah terlarutnya kristal email gigi, hal ini dikarenakan dengan penurunan pH yang signifikan. Soda mempunyai pH yang rendah dan kaya akan ion hidrogen, dimana ion hidrogen ini akan cenderung mengikat gugus hidroksil yang terdapat pada kristal email untuk membentuk H2O. Reaksi tersebut dijabarkan sebagai berikut (Marcella, 2014) :

Terikatnya gugus hidroksil dapat menyebabkan rusaknya ikatan ion hidroksiapatit pada gigi yang akan menyebabkan kristal enamel menjadi larut. Hilangnya sebagian atau seluruh mineral email inilah yang biasa disebut dengan demineralisasi (Widyaningtyas, dkk., 2014).

Hasil pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan pada ketiga kelompok sampel yang diuji antara sebelum dan sesudah perlakuan, pada kelompok sampel yang direndam dalam susu memiliki nilai p=0.000, kemudian perendaman dalam teh dengan nilai sigifikansi p=0.010, dan perendaman dalam soda dengan nilai signifikansi p=0.019.

Ca

10

(PO

4

)

6

(OH)

2

↔10Ca

2+

+ 6PO

4 3+

+ 2OH

-

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dengan beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda.

2. Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan susu dan teh.

3. Penurunan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan soda.

B. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui dengan menggunakan variabel pengaruh yang berbeda.

2. Dapat dilakukan penelitian serupa menggunakan gigi desidui dan salah satu variabel yang sama dengan waktu perendaman yang berbeda.

49

Kekerasan Enamel. dentika Dental Journal, 15, 67-70.

Adyatmaka, I. (2008). Model Simulator Resiko Karies Gigi pada Anak Prasekolah. Al-Khowaiter, S. (2009). In-vitro study on the erosive potential of milk products on

enamel structure of deciduous and permanent teeth. Thesis , 1-43.

Anusavice, K. J. (2003). Mechanical Properties of Dental Materials. Dalam Phillis' Science of Dental Materials (11 ed., hal. 96). Saunders.

Bakar, A. (2012). Kedokteran Gigi Klinis (2nd ed.). Yogyakarta: CV. Quantum Sinergis Media.

BALITTRI : Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. (2012, November 29). Dipetik April 14, 2015, dari Mengenal 4 Macam Jenis Teh:

www.balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/content/article/49-infotekno/159-mengenal-4-macam-jenis-teh

Barasi, M. E. (2007). At a Glance. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Barclay, S. (2009). Conservative Dentistry. Dalam Master Dentistry (Vol. 2, hal. 100). Elsevier.

Beek, G. C. (1996). Morfologi Gigi (2 ed.). Jakarta: EGC.

Chandra, E. M. (2009). Kajian Ekstensifikasi Barang Kena Cukai pada Minuman Ringan Berkarbonasi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Deery, C., & Toumba, K. J. (2005). Diagnosis and prevention of dental caries. Dalam R. Welbury, M. Duggal, & M. Hosey, Paediatric Dentistry (hal. 112-113). New York: Oxford University Press.

Dolan, J. (2008). Mosby's Dental Dictionary. Mosby Elsevier.

Edelstein, B., Chinn, C., & Laughlin, R. (2009). Early childhood caries : Definition and epidemiology. Dalam J. Berg, & R. Slayton, Early Childhood Oral Health (hal. 31-32). Wiley-Blackwell.

Fatmawati, H. (2012). Jendela Husada. Gigi, Pintu Gerbang Kesehatan Buah Hati Kita , hal. 11-13.

Fejerskov, O., Kidd, E. A., Nyvad, B., & Baelum, V. (2008). Defining the disease : an introduction. Dalam Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management (hal. 4). Blackwell Munksgaard.

Kidd, E. A., & Joyston-Bechal, S. (2012). Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangan. Jakarta: EGC.

Kidd, E. A., Amerongen, J. P., & Amerongen, W. E. (2008). The role of operative treatment in caries control. Dalam Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management (hal. 361-362). Blackwell Munksgaard.

Legowo, A. (2002). Sifat Kimiawi, Fisik, dan Mikrobiologis Susu. Semarang. Marcella, M. (2014). Effect of coffee, tea, and milk consumption on tooth surface

hardness (In vitro study). Jurnal PDGI , 14-18.

Marsh, P. D., & Nyvad, B. (2008). The Oral Microflora and biofilm on Teeth. Dalam

Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management (hal. 166). Blackwell Munksgaard.

McCabe, J. F., & Walls, A. W. (2008). Applied Dental Materials (9 ed.). Blackwell Munksgaard.

Noort, R. v. (2007). Introducing to Dental Materials (3 ed.). Mosby Elsevier.

Nurafifah, D. (2013). Hubungan Perilaku Pencegahan Karies Gigi dan Kejadian Karies Gigi Pada Anak di Dusun Sumberpanggang Desa Lopang Kecamaan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Surya, 01 (XIV), 51-57.

Oktrianda, B. (2011). Hubungan Waktu, Teknik Menggosok Gigi dan Jenis Makanan yang Dikonsumsi dengan Kejadian Karies Gigi pada Murid SDN 66 Payakumbuh di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Payakumbuh Tahun 2011. Panigoro, S., Pangemanan, D., & Juliantri. (2015). Kadar Kalsium Gigi yang Terlarut

Pada Perendaman Minuman Isotonik. Jurnal e-Gigi .

Powers, J. M., & Sakaguchi, R. L. (2006). Craig's Restorative Dental Materials (12th ed.). Mosby Elsevier.

Prasetya, R. C. (2008). Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Saliva Pada Anak-Anak Karies dan Non-Karies Setela Mengkonsumsi Minuman Berkarbonasi.

Indonesian Journal of Dentistry , 65-70.

Prasetyo, E. A. (2005). Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi. Dental Journal, 38, 60-63.

Rosidi, A., Haryani, S., & Adimayanti, E. (2013). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak SDN 1 Gogodalem Kec. Bringin Kab. Semarang. Akper Ngudi Waluyo Ungaran. Saleh, E. (2004). Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.

Sediaoetama, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Setyaningsih, M., & Wibisono, G. (2010). Perbedaan Tingkat Sensitivitas Dentin pada Berbagai Tingkat Frekuensi Konsumsi Minuman Bersoda.

Sibarani, Y. A. (2011, November). Demineralisasi dan Remineralisasi Gigi.

Silva, J. S., Baratieri, L., Araujo, E., & Widmer, N. (2011). Dental Erosion: Understanding This Pervasive Condition. Journal of Esthetic and Restorative Dentistry , 205-216.

Soesilo, D., Santoso, R. E., & Diyatri, I. (2005). Peranan Sorbitol Dalam Mempertahankan kestabilan pH Saliva Pada Proses Pencegahan Karies. Dental Journal, 38, 25-28.

Syafira, G. (2012). Theobromine Effects on Enamel Surface Microhardness: In vitro.

Journal of Dentistry Indonesia , 32-36.

Syafira, G., Permatasari, R., & Wardani, N. (2012). Theobromine Effects on Enamel Surface Microhardness: In vitro. Journal of Dentistry Indonesia , 32-36.

Tamrin, M., Afrida, & Jamaluddin, M. (2014). Dampak Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah. Journal of Pediatric Nursing, 01, 014-018.

Towaha, J. (2013, Desember). BALITTRI. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis) , hal. 12-16.

Wala, H. (2014). Gambaran Status Karies Gigi Anak Usia 11-12 tahun pada Keluarga Pemegang Jamkesmas di Kelurahan Tumatangtang I Kecamatan Tomohon Selatan.

Weiss, G., & Scheid, R. C. (2012). Woelfel's Dental Anatomy (8th ed.). USA.

Welbury, R. (2009). Paediatric dentistry. Dalam Master Dentistry (Vol. 2, hal. 173). Elsevier.

Widyaningtyas, V., Corvianindya, Y., & Barid, I. (2014). Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

Widyaningtyas, V., Corvianindya, Y., & Barid, I. (2014). Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

Area yang terlihat dari mikroskop setelah sampel diberikan beban seperti bentuk piramida

20 aquades 1 27 31.75 29.375 862.89 0.2149 26.5 25 26.5 25 25.750 663.0625 0.2796 bertambah keras

18 aquades 1 23 28 25.500 650.25 0.2851 25 25.5 25 25.5 25.250 637.5625 0.2908 bertambah keras

24 aquades 1 24.5 26 25.250 637.56 0.2908 23.5 26.5 23.5 26.5 25.000 625.0000 0.2966 bertambah keras

21 aquades 1 25 25 25.000 625.00 0.2966 26.5 24.25 26.5 24.25 25.375 643.8906 0.2879 melunak

23 aquades 1 26.5 23 24.750 612.56 0.3027 25.75 29 25.75 29 27.375 749.3906 0.2474 melunak

25 aquades 1 23.5 23.5 23.500 552.25 0.3357 22.25 22.75 22.25 22.75 22.500 506.2500 0.3662 bertambah keras

1 susu cair 2 29.4 29.5 29.450 867.30 0.2138 20.5 22.5 24 24 22.750 517.5625 0.3582 bertambah keras

27 susu cair 2 27.5 29.25 28.375 805.14 0.2303 24.5 27.5 18.5 20.75 22.813 520.4102 0.3563 bertambah keras

16 susu cair 2 26.9 27.4 27.150 737.12 0.2515 18 20.5 18.75 19.75 19.250 370.5625 0.5003 bertambah keras

53 susu cair 2 26.25 27.6 26.925 724.96 0.2557 19.5 20.75 20.5 20.5 20.313 412.5977 0.4493 bertambah keras

8 susu cair 2 25 25.5 25.250 637.56 0.2908 16.5 16 21 23 19.125 365.7656 0.5069 bertambah keras

40 susu cair 2 24.25 19.25 21.750 473.06 0.3919 19.5 18.5 18 13.5 17.375 301.8906 0.6141 bertambah keras

63 teh 3 30.25 28 29.125 848.27 0.2186 22.5 29.5 24.75 32.5 27.313 745.9727 0.2485 bertambah keras

56 teh 3 28 27.6 27.800 772.84 0.2399 18.5 21 21 23.25 20.938 438.3789 0.4229 bertambah keras

26 teh 3 28.25 24.5 26.375 695.64 0.2665 22 21.75 26.75 26.5 24.250 588.0625 0.3153 bertambah keras

31 teh 3 26 25.4 25.700 660.49 0.2807 20.25 21.75 21 24 21.750 473.0625 0.3919 bertambah keras

45 teh 3 24 25 24.500 600.25 0.3089 18.75 19 19.5 19 19.063 363.3789 0.5102 bertambah keras

62 teh 3 24 23.5 23.750 564.06 0.3287 21.25 20 20.5 19 20.188 407.5352 0.4549 bertambah keras

17 soda 4 28.25 28.5 28.375 805.14 0.2303 29 28 30.5 30.25 29.438 866.5664 0.2139 melunak 70 soda 4 25 28.75 26.875 722.27 0.2567 23 33 29.5 27.5 28.250 798.0625 0.2323 melunak 78 soda 4 27 25 26.000 676.00 0.2743 38.5 31 30.5 25 31.250 976.5625 0.1898 melunak 35 soda 4 27.5 23 25.250 637.56 0.2908 29 24 30.5 27.25 27.688 766.5977 0.2418 melunak 66 soda 4 25 23.5 24.250 588.06 0.3153 35.25 38 28.5 34.5 34.063 1160.2539 0.1598 melunak 24 soda 4 23.5 26.5 25.000 625.00 0.2966 33.5 29 25.5 31 29.750 885.0625 0.2095 melunak

.2883 6 .04262 .01740 .2967 6 .03983 .01626 sebelum sesudah Pair 1

Mean N Std. Dev iat ion Mean

Paired Samples Correlations

6 .526 .284

sebelum & sesudah Pair 1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-.00833 .04021 .01641 -.05053 .03386 -.508 5 .633

sebelum - sesudah Pair 1

Mean Std. Dev iation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interv al of the Diff erence Paired Diff erences

t df Sig. (2-tailed)

paired t test susu

Paired Samples Statistics

.2717 6 .06401 .02613 .4650 6 .09649 .03939 sebelum sesudah Pair 1

Mean N Std. Dev iat ion

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

6 .915 .011

sebelum & sesudah Pair 1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-.19333 .04590 .01874 -.24150 -.14517 -10.318 5 .000 sebelum - sesudah

Pair 1

Mean St d. Dev iation

St d. Error

Mean Lower Upper 95% Conf idence

Interv al of the Dif f erence Paired Dif f erences

.2750 6 .04135 .01688 .3917 6 .09579 .03911 sebelum sesudah Pair 1

Mean N Std. Dev iat ion

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

6 .750 .086

sebelum & sesudah Pair 1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-.11667 .07033 .02871 -.19048 -.04286 -4.063 5 .010 sebelum - sesudah

Pair 1

Mean Std. Dev iation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interv al of the Diff erence Paired Diff erences

t df Sig. (2-tailed)

Paired t test soda

Paired Samples Statistics

.2783 6 .03189 .01302 .2067 6 .02875 .01174 sebelum sesudah Pair 1

Mean N Std. Dev iat ion

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

6 -.422 .405

sebelum & sesudah Pair 1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

.07167 .05115 .02088 .01798 .12535 3.432 5 .019

sebelum - sesudah Pair 1

Mean Std. Dev iation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interv al of the Diff erence Paired Diff erences

6 100.0% 0 .0% 6 100.0% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0% kelompok Aquades Susu Teh Soda selisih

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Tests of Normal ity

.200 6 .200* .960 6 .823 .223 6 .200* .911 6 .441 .170 6 .200* .941 6 .669 .186 6 .200* .901 6 .380 kelompok Aquades Susu Teh Soda selisih

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.

Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

.0074 .0100 .002 .04033 -.06 .06 .12 .06 -.624 .845 1.215 1.741 .1917 .01956 .1414 .2420 .1919 .2050 .002 .04792 .13 .25 .12 .09 -.350 .845 -1.678 1.741 .1167 .02777 .0453 .1880 .1169 .1200 .005 .06802 .03 .20 .17 .14 -.107 .845 -1.655 1.741 -.0700 .02160 -.1255 -.0145 -.0678 -.0650 .003 .05292 -.16 -.02 .14 .09 -.972 .845 .754 1.741 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurt osis Mean Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurt osis Mean Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurt osis Mean Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Dev iat ion Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurt osis Susu Teh Soda

Observed Value 0.050 0.025 0.000 -0.025 -0.050 E xpe ct ed N orm al 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5

Observed Value 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 E xpe ct ed N orm al 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5

Observed Value -0.025 -0.050 -0.075 -0.100 -0.125 -0.150 E xpe ct ed N orm al 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5

Observed Value 0.24 0.22 0.20 0.18 0.16 0.14 0.12 E xpe ct ed N orm al 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5

.793 3 20 .512 Lev ene St at ist ic df 1 df 2 Sig. ANOVA selisih .242 3 .081 28.395 .000 .057 20 .003 .298 23 Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Uji LSD (Least Significant Differences)

Multi ple Comparisons Dependent Variable: selisih

LSD -.18500* .03075 .000 -.2492 -.1208 -.11000* .03075 .002 -.1742 -.0458 .07667* .03075 .022 .0125 .1408 .18500* .03075 .000 .1208 .2492 .07500* .03075 .024 .0108 .1392 .26167* .03075 .000 .1975 .3258 .11000* .03075 .002 .0458 .1742 -.07500* .03075 .024 -.1392 -.0108 .18667* .03075 .000 .1225 .2508 -.07667* .03075 .022 -.1408 -.0125 -.26167* .03075 .000 -.3258 -.1975 -.18667* .03075 .000 -.2508 -.1225 (J) kelompok Susu Teh Soda Aquades Teh Soda Aquades Susu Soda Aquades Susu Teh (I) kelompok Aquades Susu Teh Soda Mean Dif f erence

(I-J) St d. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al

The mean dif f erence is signif icant at the . 05 lev el. *.

Perendaman dengan Susu, Teh, dan Soda

Putri Andini1, Atiek Driana Rahmawati2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2

Dosen Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

Background :Caries is one of hard tissue disease that caused by the activity of many bacterias and it is signed by the present of demineralization. There are two kind of demineralization, the first is demineralization involving bacteria and demineralization involving acid agent directly. It was written in some result survey that the prevalence of caries in children is rising by the age of the children, it is

caused by some factors, there are the children’s tooth structure is thinner and also

many children like to consume milk, tea, and soda. The demineralization process is not always end up with caries in children’s tooth, but with the present of remineralization process and with the help from its compositions, the demineralization could be inhibit or either eliminate so that the remineralization process could happen and help to stronger the children’s tooth.

Purpose : The aim of this research is to tested the hardness difference of deciduous tooth enamel between before and after soaking in milk, tea, and soda.

Methode : The type of this research is experimental laboratory, and samples used for this research are deciduous teeth with some requirements applied the inclusion and exclusion criterias. The number of samples are six teeth for each four different variable, three are dependent variables, and one is control variable.

Result : The data from the research were analized using One-Way Anova test. The result of One-Way Anova test showed that the significancy number is p=0.000 (p<0.05), indicates that there is significant change of enamel hardness between before and after soaking in milk, tea, and soda.

Conclusion : The hardness number is increasing in the sample soaking with milk and tea, and decreasing in the sample soaking with soda.

aktifitas dari berbagai bakteri yang ditandai dengan adanya demineralisasi. Jenis dari derimeralisasi ini terbagi menjadi dua, yaitu demineralisasi yang melibatkan bakteri dan demineralisasi yang melibatkan zat asam secara langsung. Beberapa hasil survey mengatakan bahwa prevalensi karies pada anak semakin bertambahnya usia anak akan semakin tinggi prevalensi kariesnya, hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu struktur gigi anak yang lebih tipis dan kegemaran anak mengonsumsi minuman susu, teh, dan soda. Proses demineralisasi tidak selalu berujung pada karies gigi pada anak, tetapi dengan adanya proses remineralisasi dan bantuan dari beberapa kandungan dalam minuman kegemaran anak tersebut, proses demineralisasi dapat dihambat atau bahkan ditiadakan dan menjadi proses remineralisasi yang akan membantu gigi anak menjadi lebih kuat.

Tujuan : untuk menguji kekerasan email gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman dalam susu, teh, dan soda.

Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi desidui dengan syarat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak enam buah gigi pada empat variabel berbeda, terdiri dari tiga variabel pengaruh dan satu variabel kontrol.

Hasil : Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa menggunakan uji One-Way Anova. Hasil uji One-Way Anova menunjukkan nilai signifikansi p=0.000 (p<0.05) yang menandakan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perendaman dalam susu, teh, dan soda.

Kesimpulan : Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada sampel yang direndam dalam susu dan teh, sedangkan yang mengalami penurunan terjadi pada sampel yang direndam dalam soda.

Kata kunci : Uji kekerasan, demineralisasi, gigi desidui, susu, teh, soda

Pendahuluan

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai adanya proses demineralisasi. Demineralisasi adalah lepasnya atau hilangnya garam mineral hidroksiapatit dari permukaan email gigi, dan menurut penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu demineralisasi yang melibatkan bakteri dan demineralisasi yang melibatkan zat asam1. Dikatakan melibatkan bakteri karena suasana asam yang tercipta berasal dari aktifitas metabolisme bakteri, sehingga pH rongga mulut berubah menjadi asam. Tetapi, ketika demineralisasi itu melibatkan zat asam, maka suasana asam yang tercipta berasal langsung dari konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam. Pada anak-anak, resiko terjadinya demineralisasi pada gigi desidui ini sangatlah tinggi, dikarenakan beberapa faktor yaitu, struktur gigi desidui yang memiliki lapisan email yang lebih tipis dan kegemaran anak mengonsumsi minuman-minuman manis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untu mengetahui pengaruh beberapa minuman ringan terhadap perubahan kekerasan email gigi desidui.

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak enam buah gigi pada empat variabel berbeda, terdiri dari tiga variabel pengaruh yaitu susu, teh, dan soda, dan satu variabel kontrol yaitu aquades.

Sebagai kriteria inklusi adalah gigi desidui bagian anterior pada rahang atas maupun rahang bawah yang masih memiliki mahkota utuh tanpa fraktur dan bebas dari karies.

Dokumen terkait