• Tidak ada hasil yang ditemukan

X 2 tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N

HASIL PENELITIAN

B. Uji Persyaratan Analisis

Dalam proses analisis tingkat lanjut untuk menguji hipotesis, perlu dilakukan uji persyaratan data meliputi uji normalitas menggunakan uji Liliefors, dan uji homogenitas dengan uji barlet.

1. Uji Normalitas

Salah satu teknik analisis dalam uji normalitas adalah teknik analisis Lilliefors, yaitu suatu teknik analisis uji persyaratan sebelum dilakukannya uji hipotesis. Berdasarkan sampel acak maka diuji hipotesis nol bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal. Dengan ketentuan Jika L-hitung < L-tabel maka sebaran data memiliki distribusi normal. Tetapi jika L-hitung > L-tabel maka sebaran data tidak berdistribusi normal. Hasil analisis normalitas untuk masing-masing sub kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Skor Keaktifan Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Direct Instruction (A1B1)

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas untuk sampel pada hasil keaktifan belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Direct Instruction (A1B1) diperoleh nilai L-hitung = 0,137 dengan nilai L-tabel = 0,162 Karena L-hitung < L-tabel yakni 0,137 < 0,162 maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel pada keaktifan belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Direct Instruction berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas data setiap sampel L-hitung < L-tabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan demikian semua sampel berdistribusi normal. Dari hasil pengujian tersebut maka sampel yang dijadikan dalam penelitian ini telah mewakili semua populasi yang ada.

b) Skor Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Direct Instruction (A1B2)

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas untuk sampel pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Direct Instruction (A1B2) diperoleh nilai L-hitung = 0,148 dengan nilai L-tabel = 0,162. Karena L-hitung < L-tabel, maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Direct Instruction berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas data setiap sampel L-hitung < L-tabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan demikian semua sampel berdistribusi normal. Dari hasil pengujian tersebut maka sampel yang dijadikan dalam penelitian ini telah mewakili semua populasi yang ada.

c) Hasil Keaktifan Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Snowball Drilling (A2B1)

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas untuk sampel pada hasil keaktifan belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Snowball Drilling (A2B1) diperoleh nilai L-hitung = 0,138 dengan nilai L-tabel =

0,162. Karena L-hitung < L-tabel yakni 0,138 < 0,162 maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel pada hasil

keaktifan belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Snowball Drilling berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas data setiap sampel L-hitung < L-tabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan demikian semua sampel berdistribusi normal. Dari hasil pengujian tersebut maka sampel yang dijadikan dalam penelitian ini telah mewakili semua populasi yang ada.

d) Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Snowball Drilling (A2B2)

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas untuk sampel pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Snowball Drilling (A2B2) diperoleh nilai L-hitung = 0,142 dengan nilai L-tabel = 0,162. Karena L-hitung < L-tabel yakni 0,142 < 0.162 maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Snowball Drilling berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas data setiap sampel L-hitung < L-tabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan demikian semua sampel berdistribusi normal. Dari hasil pengujian tersebut maka sampel yang dijadikan dalam penelitian ini telah mewakili semua populasi yang ada.

Tabel 4.13

Rangkuman Hasil Uji Normalitas dari masing-masing sub kelompok Kelompok L – hitung L - tabel α= 0,05 Kesimpulan

A₁B₁ 0,137

0,162

Ho : Diterima, Normal

A₁B₂ 0,148 Ho : Diterima, Normal

A2B1 0,138 Ho : Diterima, Normal

Keterangan:

A1B1 = Keaktifan Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Direct Instruction.

A1B2 = Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Direct Instruction.

A2B1 = Keaktifan Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Snowball Drilling.

A2B2 = Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Snowball Drilling.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil yang menghasilkan Fhitung < Ftabel maka data homogen. Tetapi jika Fhitung > Ftabel maka data tidak homogen pada taraf 𝛼 = 0,05. Pengujian homogenitas varians populasi yang berdistribusi normal dilakukan dengan uji Bartlett. Dari hasil perhitungan 2

hitung (chi-Kuadrat) diperoleh nilai lebih kecil dibandingkan harga pada 2

tabel. Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut:

Ho = 𝜎12 = 𝜎22 H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎22

Dengan Ketentuan Jika X2hitung < X2tabel maka dapat dikatakan bahwa, responden yang dijadikan sampel penelitian tidak berbeda atau menyerupai karakteristik dari populasinya atau Homogen. Jika X2hitung > X2tabel maka dapat dikatakan bahwa, responden yang dijadikan sampel penelitian berbeda karakteristik dari populasinya atau tidak homogen.

Uji homogenitas dilakukan pada masing-masing sub-kelompok sampel yakni: (A1B1), (A1B2), (A2B1), (A2B2). Rangkuman hasil analisis homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14

Rangkuman hasil Uji Homogenitas untuk kelompok sampel (A1B1), (A1B2), (A2B1), (A2B2)

Kelompok Dk S2 dk.S2i logS2i dk.logS2i X2 Hitung X2 Tabel keputusan A1B1 29 124,95 3623,95 2,097 60,805 0,383 3,85 Homogen A2B1 29 157,31 4561,99 2,197 63,706 A1B2 29 186,86 5418,94 2,272 65,874 0,337 3,85 Homogen A2B2 29 150,55 4365,86 2,178 63,152 Keterangan:

A1B1 = Keaktifan Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Direct Instruction.

A1B2 = Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Direct Instruction.

A2B1 = Keaktifan Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Snowball Drilling.

A2B2 = Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Snowball Drilling.

Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa, semua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen.

Dokumen terkait