• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Uji Prasyarat Analisis

Pembuatan analisis data dapat dilakukan melaui uji persyaratan analisis, yang terdiri dari uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas variansi. Berikut adalah hasil uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas variansi.

1. Uji Normalitas Sebaran

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya data dari masing-masing variabel. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for windows 13.00 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai taraf signifikansi hitung lebih besar

67

dari nilai taraf signifikansi α = 0,05. Berikut tabel hasil uji normalitas masing-masing penelitian.

Tabel 14: Hasil Uji Normalitas Sebaran

Variabel P (Sig.) Keterangan

Pre-test Eksperimen 0,865 Normal

Post-test Eksperimen 0,541 Normal

Pre-test Kontrol 0,331 Normal

Post-test Kontrol 0,846 Normal

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel pre-test dan post-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa semua variabel pre-test dan post-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada halaman lampiran.

2. Uji Homogenitas Variansi

Uji Homogenitas Variansi ditujukan untuk mengetahui apakan sampel yang diambil dari populasi berasal dari varians yang sama dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama lain atau homogen. Syarat untuk mengetahui suatu varian bersifat homogen atau heterogen dapat diketahui apabila nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil perhitungan uji homogenitas data dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows 13.00

menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, maka data kedua kelompok itu homogen. Berikut tabel rangkuman hasil uji homogenitas variansi data.

Tabel 15: Hasil Uji Homogenitas Variansi

Kelas Db Fh Ft P(Sig.) Keterangan

Pre-test 1:52 1,376 4,034 0,246 Fh<Ft = Homogen

Post-test 1:52 0,475 4,034 0,494 Fh<Ft = Homogen

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa data pre-test dan post-test kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol bersifat homogen. Data tersebut berdasarkan pada hasil perhitungan, bahwa Fhitung (F ) lebih kecil darih Ftabel (F )t dengan nilai signifikansi lebih besar dari 5% (p>0,05). Kemudian selanjutnya dapat dilakukan Uji-t.

C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis 1

Hipotesis alternatif (Ha) pertama dalam penelitian ini adalah Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel Sleman antara yang diajar menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur dan yang diajar menggunakan metode konvensional. Untuk keperluan pengujian, hipotesis ini diubah menjadi hipotesis nol (Ho) yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel Sleman antara

69

yang diajar menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur dan yang diajar menggunakan metode konvensional.

Selanjutnya perhitungan dilakukan menggunakan SPSS for Windows 13.0. Kriteria hipotesis diterima apabila thitung lebih kecil dari ttabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya apabila thitung lebih besar dari

tabel

t pada taraf signifikansi 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis Uji-t dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16: Hasil Uji-t Pre-test Keterampilan Membaca Bahasa Jerman

Sumber Mean thitung ttabel Sig. Keterangan

Eksperimen 58,715

-0,039 2,009 0,969 hitung

t <ttabel

(tidak signifikan) Kontrol 58,807

Dari tabel di atas dapat dilihat pada kolom mean kelas eksperimen diperoleh hasil 58,715 dan mean pada kelas kontrol sebesar 58,807, hasil perhitungan t= 0,05 diperoleh thitung kelompok membaca bahasa Jerman (pre-test) sebesar -0,039 dengan nilai signifikansi sebesar 0,969. Selanjutnya nilai thitung tersebut dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05, sehingga diperoleh ttabel = 2,009 . Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung lebih kecil dari ttabel, dengan nilai signifikansi sebesar 0,969, dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diteriman dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar keterampilan

membaca bahasa Jerman peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel Sleman antara yang diajar menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur dan yang diajar menggunakan metode konvensional.

Tabel 17: Hasil Uji-t Post-test Keterampilan Membaca Bahasa Jerman

Sumber Mean thitung ttabel Sig. Keterangan

Eksperimen 82,015

2,892 2,009 0,006 hitung

t >ttabel

(signifikan) Kontrol 76,461

Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa thitung keterampilan membaca bahasa Jerman pada saat post-test sebesar 2,892 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 maka diperoleh ttabel 2,009. Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel, apabila dibandingkan nilai signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05 maka hipotesis no (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel Sleman antara yang diajar menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur dan yang diajar menggunakan metode konvensional.

2. Hipotesis 2

Hipotesis alternatif (Ha) kedua pada penelitian ini yaitu penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa

71

Jerman peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel Sleman lebih efektif dibandingkan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Untuk menguji hipotesis kedua tersebut dapat dicari dengan melihat bobot keefektifan. Hasil dari perhitungan bobot keefektifan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18: Hasil Perhitungan Bobot Keefektifan.

Kelas Rata-rata Gain Score Bobot Keefektifan

Pre-test eksperimen 58,715

2,715 9,43%

Post-test eksperimen 82,015

Pre-test kontrol 58,807

Post-test kontrol 76,461

Pada perhitungan di atas diperoleh nilai gain score sebesar 2,715, dimana nilai tersebut didapat dari hasil pengurangan antara nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen dan nilai pre-test dan post-test kelas kontrol. Gain score tersebut ternyata menunjukkan kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian hasil perhitungan bobot keefektifan sebesar 9,43%, sehingga hipotesis alternatif (Ha) kedua ini diterima. Hal ini berarti penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas XI SMA N 1 Tempel Sleman lebih efektif dibandingkan pembelajaran menggunakan metode konvensional.

Dokumen terkait