• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

3. Uji Regresi berganda faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan erat dengan pengambilan kebijakan dan strategi operasional bank seperti keputusan yang berkaitan dengan pemodalan, pembiayaan serta pengelolaan risiko bank80. Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variable independen secara individu mempengaruhi variable independen. (Agus widarjono, 2010:25) hasil uji t dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel 4.13 Hasil Uji T faktor internal (DPK, FDR, NPF)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.740 .107 81.403 .000 DPK 7.727E-6 .000 .967 94.907 .000 FDR .718 .106 .073 6.803 .000 NPF .751 .541 .014 1.387 .170

80Dahlan Siamat,. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”, Jakarta: 2005 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu, h. 57

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.740 .107 81.403 .000 DPK 7.727E-6 .000 .967 94.907 .000 FDR .718 .106 .073 6.803 .000 NPF .751 .541 .014 1.387 .170

a. Dependent Variable: log _Y

Dari Tabel 4.13 dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 8.740+ 7.727 DPK_X1 + 0.718 FDR_X2 + 0.751 NPF_X3 + e

Y = 16.468,5

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama (Ha1) DPK mempunyai pengaruh secara nyata terhadap

pembiayaan bagi hasil. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa koefisien β DPK bernilai positif sebesar 7.727 yang berarti setiap setiap peningkatan sebesar Rp 1 maka akan menigkatkan pembiayaan bagi hasil sebesar Rp 7.727. Karena nilai t hitung > t table yaitu 94.907 > 1.670 atau sig. <

α yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan untuk menerima Ha4. Dengan

demikian DPK berpengaruh secara nyata dan positif terhadap pembiayaan bagi hasil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Muhammad Luthfi Qolby81 dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa variabel DPK berpengaruh secara nyata dan positif terhadap pembiayaan. Artinya kenaikan DPK akan menyebabkan naiknya penyaluran dana bank syariah dan sebaliknya penyaluran dana akan turun bila jumlah DPK turun.

Secara garis besar hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa hubungan antara dana pihak ketiga (DPK) dengan pembiayaan bagi hasil perbankan syariah adalah positif. Hubungan positif ini dikarenakan dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber pendanaan perbankan syariah yang paling utama, semakin besar jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang di himpun oleh perbankan syariah dari masyarakat maka semakin besar pula pembiayaan yang akan diberikan oleh perbankan syariah kepada masyarakat. Dalam menjalani fungsi intermediasi, perbankan syariah mengoptimalkan dana yang dihimpun dari masyarakat untuk dialokasikan dalam bentuk pembiayaan, mengingat dana pihak ketiga merupakan faktor yang dominan dalam besarnya pembiyaan yang diberikan oleh perbankan syariah kepada masyarakat.

2. Hipotesis kedua (Ha2) FDR mempunyai pengaruh secara nyata terhadap

pembiayaan bagi hasil. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa koefisien β FDR bernilai 0,718 yang berarti setiap peningkatan sebesar Rp 1 maka akan menigkatkan pembiayaan bagi hasil sebesar Rp 0.718.

81

Muhammad Luthfi Qolby. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia . Economics Development Analysis Journal. Vol 2 No 4. November 2013, h. 380.

Karena nilai t hitung > t table yaitu 6.803 > 1.670 atau nilai sig. < α yaitu 0,000 <

0,05 maka dapat disimpulkan untuk menerima (Ha2). Dengan demikian

FDR berpengaruh secara nyata dan positif terhadap pembiayaan bagi hasil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Prastanto82 dimana hasil penelitian menunjukan bahwa FDR berpengaruh secara nyata dan positif terhadap pembiayaan. Hal serupa terjadi pada penelitian Ekarina Katsmas83 dengan hasil penelitian bahwa FDR berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan. Secara tidak langsung dari literatur terdahulu dan peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio FDR maka akan menyebabkan meningkatnya nilai pembiayaan. Hal ini sesuai dengan perkembangan data yang telah diolah dimana pada bulan Maret sampai bulan September 2012 nilai FDR terus meningkat sebesar 102,10% kenaikan tersebut di ikuti oleh peningkatan pembiayaan bagi hasil dari bulan Maret sampai bulan September 2012 sebesar Rp 35.840 miliar.

3. Hipotesis ketiga (Ha3) NPF mempunyai pengaruh secara nyata terhadap

pembiayaan bagi hasil. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa koefisien β NPF bernilai 0,751 yang berarti setiap peningkatan sebesar Rp 1 maka akan menigkatkan pembiayaan bagi hasil sebesar Rp 0.751. Karena nilai t hitung < t table yaitu 1.387 < 1670 atau nilai sig. > α yaitu 0,170 >

82

Prastanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan murabahah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Accounting Analysis Journal. Vol 2 No 1. Februari 2013, h. 86

83

Ekarina katmas. Pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia, skripsi fakultas syariah dan hukum 2015, h. 97

0,05 maka dapat disimpulkan untuk menolak (Ha3). Dengan demikian NPF

tidak berpengaruh secara nyata terhadap pembiayaan bagi hasil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh nur gilang gianni84 dimana hasil uji t pada NPF menunjukan bahwa nilai signifikansi NPF sebesar 0,712 > 0,05, maka secara tidak langsung Ho diterima dan menolak hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa secara parsial variabel NPF tidak mempunyai pengaruh secara nyata dalam pembiayaan yang diberikan oleh bank umum syariah di Indonesia. Hal ini dikarenakan variasi variable independen tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh prastanto85 yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh secara nyata terhadap pembiayaan bagi hasil.

Secara garis besar teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi NPF maka akan memberikan penurunan terhadap pembiayaan bank syariah tidak sesuai dengan hasil peneliti ini yang memperoleh hasil bahwa NPF tidak berpengaruh secara nyata terhadap pembiayaan bagi hasil. Hal ini terjadi dapat disebabkan karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan NPF terhadap jumlah pembiayaan di setiap bulan. Sebagai contoh pada bank umum syariah NPF pada tahun 2014 bulan januari sebesar 4,31% dengan diikuti kenaikan pembiayaan bagi hasil sebesar Rp. 61.298 miliar sedangkan pada tahun 2014 bulan November nilai NPF naik

84

Nur gilang gianni “ faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia” accounting analysis journal volume 2 no 1 februari 2013, h. 99

85

Prastanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan murabahah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Accounting Analysis Journal. Vol 2 No 1. Februari 2013, h. 87

menjadi 4,86% dengan diikuti kenaikan pembiayaan sebesar Rp. 64.313 miliar, selanjutnya pada tahun 2015 bulan februari nilai NPF naik sebesar 5,01% dengan ikuti penurunan jumlah pembiayaan sebesar Rp. 63.833 miliar sedangkan pada bulan juni 2015 nilai NPF turun menjadi 4,73% dengan ikuti kenaikan pembiayaan sebesar Rp. 68.939 miliar.

Selain ketidak konsistenan nilai NPF terhadap pembiayaan diatas, terdapat beberapa kemungkinan yaitu dimana rata – rata besarnya nilai NPF pada bank umum syariah tergolong kecil dibandingkan dengan perbankan konvensional, yaitu dalam kurun waktu 5 tahun 7 bulan nilai NPF masih dibawah standar BI (Bank Indonesia) sebesar 5% (hanya saja pada bulan februari nilai NPF melewati batas ketentuan BI yaitu 5,01 % hal ini tidak menyebabkan nilai pembiayaan menurun). Nilai NPF bank umum syariah masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan nilai NPF Bank umum konvensional yang mana bank umum konvensional lebih sensitive dengan instrumen derivative sedangkan bank umum syariah akan lebih sensitif apabila sector riil mengalami goncangan hal ini dikarenakan bank umum syariah lebih konsisten dan cenderung membiayai dunia usaha dalam sector rill, di Indonesia masih dalam batas yang dapat dikatakan aman dari berbagai goncangan perekonomian dengan demikian bank umum syariah (BUS) memiliki nilai NPF yang tidak terlalu besar maka hal tersebut menunjukan bahwa sector riil yang dibiayai oleh pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dalam batas yang dapat dikatakan

aman sehingga NPF tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap pembiayaan bagi hasil.

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable internal (DPK, FDR, dan NPF,) secara simultan (bersama-sama) terhadap variable dependen yaitu pembiayaan bagi hasil, uji F ini bisa dijelaskan dengan menggunakan (analisi of varian = ANOVA), pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai F table dengan F hitung selain itu pengambilan keputusan berdasarkan tingkat probabilitas signifikansi. Jika probabilitas signifikansi > 0,05 maka menolak H1 dan jika < 0,05 menerima H1.

Tabel 4.14 Uji F faktor internal (DPK, FDR, NPF)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11.970 3 3.990 3.952E3 .000a

Residual .063 62 .001

Total 12.033 65

a. Predictors: (Constant), NPF, DPK, FDR b. Dependent Variable: log _Y

Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, Uji F faktor internal diperoleh pengaruh secara simultan dengan tiga variable DPK, FDR, dan NPF terhadap variable dependen pembiayaan bagi hasil. Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung yang telah di logaritma kan variable Y nya sebesar 3.952 dan F table sebesar 2.75 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan F hitung (3.952 > 2.75 ) lebih besar dari F table maka

secara simultan variable independen faktor internal DPK, FDR, dan NPF berpengaruh secara nyata terhadap variable dependen pembiayaan bagi hasil.

c. Adjusted R square

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai data aktualnya (Goodness of fit). Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi dependen Y yang dijelaskan oleh variabel – variabel independen di dalam garis regresi.

Tabel 4.15 Uji Koefisien Detreminasi faktor internal (DPK, FDR, NPF)

Berdasarkan Tabel 4.15 Adjusted R square diatas diperoleh bahwa nilai

adjusted R2 sebesar 0,995, hal ini berarti 99,5% variasi pembiayaan dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen faktor internal DPK, FDR, NPF. Sedangkan 0,5% dengan nilai 0,005 merupakan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

4. Uji Regresi Berganda faktor eksternal

Dokumen terkait