• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DATA

4.2 Data Demografi Responden

4.3.3 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini berkaitan dengan kesalahan pengukuran (error of measurement) dan kesalahan sampel (sampling error) yang menunjuk pada

inkosistensi hasil ukur apabila dilakukan ulang pada responden yang berbeda. Data dapat dinyatakan reliabel apabila Nilai Cronbach’s Alpha > 0.6. Hasil uji

reliabilitas akan ditunjukkan pada tabel berikut ini.

TABEL 4.5

HASIL UJI RELIABILITAS

Variabel Nilai Cronbach's Alpha Keterangan

Independensi (X1) 0,623 Reliabel

Etika Auditor (X2) 0,604 Reliabel

Kualitas Audit (Y) 0,751 Reliabel

Sumber: Output SPSS

Dari hasil uji reliabilitas diatas diperoleh Nilai Cronbach’s Alpha pada

orientasi (1) untuk variabel independensi sebesar 0,623 , orientasi (2) untuk variabel etika auditor sebesar 0,604 , dan untuk orientasi (3) pada variabel kualitas audit sebesar 0,751. Hasil uji reliabilitas ini menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Menurut (Siswanto 2015) pada penelitian ini apabila Nilai Cronbach’s Alpha > 0.6 maka dapat

dikatakan data tersebut reliabel. Hal tersebut berarti bahwa setiap item pada

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

variabel independensi, etika auditor dan kualitas audit adalah reliabel, sehingga setiap item yang ada pada pernyataan kuesioner tersebut dapat digunakan dalam pengukuran data.

4.4 Pengujian Asumsi Klasik

Model yang digunakan dalam analisis pengujian asumsi klasik mencakup uji normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinieritas. Keseluruhan pengujian pada asumsi klasik ini menggunakan Software SPSS 23.0 for Windows.

4.4.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduaya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu data yang menunjukkan data normal atau mendekati normal. Uji Normalitas dapat dilihat dengan menggunakan hasil Normal P_P Plot of Regression dan Histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal. Namun analisis ini dapat bersifat subjektif, peneliti lain dapat juga mengatakan bahwa data tersebut tidak normal. Untuk lebih tepatnya penulis juga menunjukkan uji statistik non-parametrik One Sample Kolmogrov- Smirnov Test. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan p value

yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas dengan tingkat signifikasi yang ditentukan yaitu sebesar 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika p value >

α (nilai alpha) 0,05 begitu juga sebaliknya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Berikut hasil uji normalitas:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

Sumber: Output SPSS

Jika dilihat dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal, yang ditunjukkan dengan titik-titik yang tidak jauh dari garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri dan ke kanan sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Berikut hasil uji statistik One Sample Kolmogrov-Smirnov Test:

TABEL 4.6

HASIL UJI ONE SAMPLE KOLMOGROV-SMIRNOV TEST

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .97402153 Most Extreme Differences Absolute .129

Positive .129 Negative -.103

Test Statistic .129

Asymp. Sig. (2-tailed) .092c

a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil pengujian One Sample Kolmogrov-Smirnov Test dalam

tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p value) residual dalam

penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,092. Hal ini berarti bahwa data residual terdistribusi secara normal.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (penelitian oleh Fajriyah Melati Sholihah dalam bukunya Ghozali,2006). Untuk menguji ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

penelitian ini dapat dilihat hasil t hitung pada hasil uji output SPSS. Apabila nilai t hitung berada pada (–t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel) maka dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan tidak terjadi unsur heteroskedastisitas. Nilai probabilitas yang ditarik pada uji heteroskedastisitas ini adalah nilai p value ≤ α

(nilai alpha) 0,05. Apabila variabel independen signifikasi secara statistik

mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

TABEL 4.7

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -6.142 1.714 -3.584 .001 Independensi -.043 .043 -.143 -.980 .333 Etika Auditor .239 .052 .673 4.604 .000

a. Dependent Variable: ABRESID

Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa t hitung adalah -0,980 dan 4,604. Sedangkan nilai t tabel dengan df = n-2 (df= degree of freedom, n= jumlah sampel) atau 40-2 = 38 adalah sebesar 1,686. Kriteria penilaian uji heteroskedastisitas, apabila nilai (–t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel) maka H0 diterima atau tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

1. Variabel X1 (Independensi) = -1,686 ≤ -0,980 ≤ 1,686 maka H0 diterima artinya pengujian variabel X1 (Independensi) tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

2. Variabel X2 (Etika Auditor) = -1,686 ≤ 4,604 ≥ 1,686 maka H0 ditolak artinya pengujian variabel X2 (Etika Auditor) terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.4.3 Uji Multikoliniearitas

Uji Multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikoliniearitas yaitu adanya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Dalam hal ini terdapat beberapa model pengujian yang dapat digunakan yaitu, antara lain:

1. Dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF ≤ 10 maka

variabel yang diteliti tidak mengandung unsur multikoliniearitas.

2. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi simultan (R2)

3. Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

TABEL 4.8

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Independensi .780 1.283 Etika Auditor .780 1.283

a. Dependent Variable: Kualitas Audit Sumber: Output SPSS

Pada penelitian ini dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai

Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut (Wiyono 2011) apabila nilai

VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya. Hasil uji diatas dapat dilihat nilai Collinearity Statistics

pada kolom Tolerance menunjukkan angka 0,780 ≤ 10 dan nilai VIF 1,283 pada kedua variabel bebas lebih kecil dari 5, sehingga dapat disimpulkan antar variabel independen tidak terjadi masalah multikolinearitas.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji T (Pengujian secara parsial terhadap H1, H2)

Uji signifikasi T (T-test) digunakan untuk melihat dan mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikasi atau tidak yaitu dengan melihat besarnya probabilitas value (p value) dengan nilai taraf

signifikasi α (0,05). Hasil uji signifikasi t terhadap variabel penelitian dengan menggunakan Software SPSS 23.0 for Windows sebagai berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

TABEL 4.9

HASIL UJI SIGNIFIKASI T

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 16.097 4.012 4.012 .000 Independensi -.101 .101 -.158 -.999 .324 Etika Auditor .446 .122 .581 3.664 .001

a. Dependent Variable: Kualitas Audit Sumber: Output SPSS

1) Tes Hipotesis H1: Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar -0,999 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,324. Apabila dilihat dari nilai signifikasinya pada penelitian ini lebih dari 0,05, artinya variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel independensi adalah negarif, hal ini berarti meningkatnya persepsi responden terhadap independensi dapat berakibat pada penurunan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima. Artinya keberadaan auditor dengan klien yang lebih besar secara signifikan dapat menurunkan kualitas audit dalam pemeriksaan laporan keuangan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

2) Tes Hipotesis H2: Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

Dari hasil perhitungan didapat nilai t sebesar 3,664 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001. Apabila dari nilai signifikasinya yang kurang dari 0,05, berarti variabel etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien variabel etika auditor adalah positif, hal ini berarti seiring dengan meningkatnya persepsi responden terhadap etika auditor dapat berakibat pada peningkatan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan H2 diterima. Artinya etika auditor yang lebih besar secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit dalam pemeriksaan laporan keuangan.

4.5.2 Uji F (F-test)

Uji F (F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen yaitu independensi dan etika auditor secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependennya yaitu kualitas audit. Apabila dalam uji F didapat nilai signifikasi < 0,05 maka dinyatakan signifikan (menolak H0).

Kriteria yang digunakan:

H0 : Tidak ada pengaruh Independensi dan Etika Auditor terhadap kualitas audit. Ha : Terdapat pengaruh Independensi dan Etika Auditor terhadap kualitas audit.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

TABEL 4.10

HASIL UJI F-test

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 33.031 2 16.515 7.044 .003b

Residual 86.744 37 2.344

Total 119.775 39

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

b. Predictors: (Constant), Etika Auditor, Independensi Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian model keseluruhan diperoleh nilai F sebesar 7,044 dengan probabilitas 0,003. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa variabel Independensi dan Etika Auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.

4.6 Analisis nilai R TABEL 4.11 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .525a .276 .237 1.531

a. Predictors: (Constant), Etika Auditor, Independensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber: Output SPSS

Hasil output diatas mennjukkan nilai R atau koefisien korelasi sebesar 0,525. Artinya hubungan antara X1, X2 dan Y adalah seimbang. Nilai R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,276. Artinya 27,6% variabel Y dipengaruhi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

oleh variabel X1 dan X2 sedangkan sisanya 72,4% variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0,237 adalah hasil perhitungan statistik yang digunakan untuk mengoreksi nilai R Square agar mendekati kenyataan.

Dokumen terkait