• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.5. Teknik Uji Instrumen Penelitian

3.5.2 Uji reliabilitas

Menurut Azwar (2006) reliabilitas adalah tingkat ketetapan, ketelitian, keakuratan sebuah instrumen. Sedangkan menurut Hasan (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk skala. Reliabilitas

suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach’s Alpha > 0,60 (Azwar, 2006).

Menurut J.P. Guilford (dalam Kuncono; 2004), prinsip pada umumnya yang digunakan untuk penafsiran“nilai r” adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Intepretasi nilai r

Besar nilai r Interpretasi > 0,9 Sangat reliabel

0,7 - 0,9 Reliabel

0,4–0,7 Cukup reliabel 0,20,4 Kurang reliabel < 0,2 Tidak reliabel

3.6. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

3.6.1. Hasil uji validitas skala persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

Berdasarkan hasil uji coba (try out) terdapat 50 item dalam instrumen ini, diperoleh 35 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1% yaituitem nomor: 5, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 15item yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 13, 23, 30, 32, 36, 40, 42. Semua alat ukur yang valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Berikut ini adalah blue print revisi skala persepsi terhadap stigma HIV/AIDS:

Tabel 3.5

Blue Print Revisi Skala Persepsi ODHA Terhadap Stigma HIV/AIDS Masyarakat

No Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1 Proses interpretasi Ciri negatif Penyakit kutukan Tuhan 16 41 8, 49, 50 14, 48 4 3 2 Perilaku menyimpang Pergaulan bebas Pengguna narkoba Melanggar norma agama 43 39 5, 10, 12, 15 45 46, 47 22 2 3 5 3 Perilaku diskriminasi Perilaku yang kurang baik Dikucilkan Dijauhi 19, 20, 28, 35 24, 31 27, 38 17, 18, 21, 29 25, 26, 33, 34, 37 44 8 7 4 Total 16 19 35

3.6.2. Hasil Uji Coba Skala Interaksi Sosial

Berdasaran dari hasil uji coba (try out) terdapat 61 item dalam instrumen interaksi sosial, diperoleh 42 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% dan pada taraf signifikansi 1% yaitu nomor item: 5, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17,18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26,27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 57, 59, 61. Sedangkanitemyang tidak valid berjumlah 19itemyaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 23,32, 36,39, 40, 42, 44, 54, 56, 58, 60.

Tabel 3.6

Blue Print Revisi Skala Interaksi Sosial

No Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

1 Kontak sosial

Terjadinya suatu hubungan antar pihak (langsung maupun tidak langsung) 5, 13, 15, 17, 19, 21, 25, 27 29, 31, 33, 35, 37, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59 23 2 Komunikasi a) Penyampaian pesan dari masing-masing pihak b) Tanggapan terhadap pesan yang disampaikan 46, 48, 50, 52, 61 16, 18, 20, 22, 24 26, 28, 30, 34, 38, 8, 10, 12, 14 10 9 18 24 42

3.7. Hasil Uji Reliabilitas Skala Persepsi ODHA Terhadap stigma

HIV/AIDS Masyarakat Dengan Interaksi Sosial

Uji reliabilitas dilaksanakan pada penderita HIV/AIDS yang tergabung di Yayasan Tegak Tegar di daerah Bendungan Hilir dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang responden. Uji reliabilitas kedua skala ini menggunakan uji statistik

reliabilitas skala persepsi terhadap stigma HIV/AIDS dan interaksi sosial, diperoleh hasil:

1. Reliabilitas skala persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan 35 item adalah 0,728 jadi skala pesepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat ini memiliki tingat reliabilitas tinggi atau reliabel. 2. Reliabilitas skala interaksi sosial dengan dengan 42 item adalah 0,888 jadi

skala interaksi sosial ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,728 untuk skala persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dan 0,888 untuk skala interaksi sosial termasuk dalam kategori tinggi atau reliabel. Menurut Azwar (2006), suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilaiAlpha Cronbach > 0,60.

3.8. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian ini, dengan metode statistik untuk mengetahui signifikansi antara persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial dan bagaimana arah hubungan antara variabel. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik, yaitu:

a. Statistik Deskriptif

Digunakan untuk mengolah gambaran umum responden.

b. Korelasi daripearson product moment digunakan untuk mengetahui validitas Untuk penghitungannya, penulis menggunakan program SPSS 13.0.

c. Untuk menghitung reliabilitas alat pengumpulan data, digunakan Alpha Cronbach. Uji reliabilitas adalah konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2006).

d. Korelasi dari pearson product moment, digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial pada penderita HIV/AIDS. Selain itu, hubungan usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat, hubungan lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat, hubungan usia dengan interaksi sosial, hubungan lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial, uji beda pendidikan dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dan interaksi sosial, uji beda jenis kelamin dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS dan interaksi sosial, sumbangan aspek persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial, sumbangan aspek interaksi sosial dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat . Untuk penghitungannya penulis menggunakan program SPSS 13.0.

3.9. Prosedur Penelitian

a. Tahap persiapan

1. Melakukan perumusan masalah dan menentukan variabel yang akan diteliti.

2. Melakukan observasi pendahuluan terhadap penderita HIV/AIDS di yayasan khusus ODHA di daerah Tebet dan Bendungan Hilir.

3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.

4. Persiapan yang menyangkut alat pengumpulan data adalah memilih item-item dalam skala yang benar-benar valid dan reliabel.

b. Tahapan Penelitian

1. Menentukan subjek penelitian dengan teknik sampel non-probabilitas, dimana semua anggota atau subjek penelitian tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

2. Kemudian melakukan penelitian, dengan melakukan penyebaran skala uji coba (try out) yang dilakukan pada tanggal 2 September sampai 22 September 2010 kepada 30 penderita HIV/AIDS di Yayasan Tegak Tegar di daerah Bendungan Hilir.

3. Melakukan skoring dan membuang item yang gagal atau tidak valid. 4. Melakukan penyebaran skala kedua sebagai hasil dariField Study.

c. Tahap Analisa Data

1. Melakukan skoring data hasil penyebaran skala kedua (Field Study). 2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

3. Melakukan analisis data dengan mengunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan perbandingan antara variabel penelitian. Dianalisis secara validitas dan reliabilitasnya, secara teknik analisis statistik.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan membahas laporan penelitian, yaitu gambaran umum subjek penelitian, penyebaran skor hasil instrumen penelitian dan hasil analisis data penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Gambaran umum responden dalam penelitian ini akan diuraikan secara rinci, yaitu berupa gambaran umum frekuensi dari usia, gambaran umum frekuensi dari jenis kelamin, gambaran umum frekuensi pendidikan dan gambaran umum frekuensi lamanya subjek terkena penyakit HIV/AIDS. Populasi dalam penelitian ini adalah 100 penderita HIV/AIDS di yayasan Pelita Ilmu Tebet, Jakarta Selatan dan sampel penelitian berjumlah 40 penderita HIV/AIDS. Berikut ini adalah tabel gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lamanya penderita HIVAIDS terkena HIV/AIDS.

Tabel 4.1

Gambaran umum berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 9 22,5 %

Perempuan 31 77,5 %

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dipahami bahwa gambaran umum berdasarkan jenis kelamin separuh responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 31 orang (77,5%), sedangkan sisanya berjenis kelamin laki-laki berjumlah 9 orang (22,5%).

Tabel 4.2

Gambaran umum berdasarkan usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

18-25 Tahun 10 25 % 25-30 Tahun 20 50 % 31-35 Tahun 9 22,5 % 36-40 Tahun 1 2,5 % 41-45 Tahun 0 0 % Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui hampir separuh usia responden adalah usia 25-30 tahun yaitu berjumlah 20 orang (50%), sedangkan sebagian kecil berusia 18-24 tahun berjumlah 10 orang (25%) dan sisanya berusia 31-35 tahun berjumlah 9 orang (22,5%) dan usia 36-40 tahun berjumlah 1 orang (2,5%) dan kategori usia 41-45 tidak ada.

Tabel 4.3

Gambaran umum berdasarkan pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMP 9 22,5 %

SMA 26 65%

Diploma 5 12,5%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa separuh responden pendidikannya adalah SMP yaitu berjumlah 9 orang (22,5%), sedangkan SMA berjumlah 26 orang (65%), Diploma berjumlah 5 orang (12,5%).

Tabel 4.4

Gambaran umum berdasarkan lamanya terkena HIV/AIDS

Waktu Frekuensi Persentase (%)

1 tahun 2 5 % 2 tahun 10 25 % 3 tahun 7 17,5 % 4 tahun 8 20 % 5 tahun 3 7,5 % 6 tahun 3 7,5 % 7 tahun 3 7,5 % 8 tahun 0 0 % 9 tahun 2 5 % 10 tahun 2 5 % Jumlah 40 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dipahami bahwa responden yang terkena HIV/AIDS selama 1 tahun berjumlah 2 orang (5%), 2 tahun berjumlah 10 orang (25%), 3 tahun berjumlah 7 orang (17,5%), 4 tahun berjumlah 8 orang (20%), 5 tahun berjumlah 3 orang (7,5%), 6 tahun berjumlah 3 orang (7,5%), 7 tahun berjumlah 3 orang (7,5%), 8 tahun tidak ada (0%), 9 tahun berjumlah 2 orang (5%) dan 10 tahun berjumlah 2 orang (5%).

4.2. Kategorisasi Penyebaran Skor Responden

Berikut ini diuraikan penggolongan kategori dan penyebaran skor persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat. Peneliti membagi kategori pada variabel persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat menjadi dua yaitu positif dan negatif. Adapun acuan yang dijadikan peneliti untuk membagi kategori tersebut adalah melalui rentang skor. Perolehan rentang skor tersebut didapatkan melalui perhitungan sebagai berikut:

Diketahui jumlah item untuk skala persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat berjumlah 35 item. Pemberian skor diberikan dari rentang 1-4, sehingga skor terendah didapatkan 81 dan skor tertinggi 121, dengan jarak rentang skor yaitu pengurangan dari keduanya sebesar 40. Peneliti membagi kategori menjadi dua bagian yaitu positif dan negatif. Oleh karena itu rentang skor kategori didapatkan melalui pembagian antar rentang skor dengan jumlah kategori yaitu sebesar 20. Sehingga didapatkan rentang skor kategori melalui cara sebagai berikut:

Rentang skor kategori negatif = Skor terendah– (Skor terendah + 20) =81 - 101

Rentang skor kategori positif = ((Nilai tertinggi–20)+1)– Skor tertinggi =102 - 121

Berikut ini Tabel 4.5 diuraikan penggolongan kategori dan penyebaran skor persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat.

Tabel 4.5

Persebaran persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase

Negatif Positif 81–101 102–121 31 9 77,5 % 22,5 % Jumlah 40 100 %

Berdasarkan penggolongan kategori di atas dapat diketahui sebagian besar subjek penelitian memiliki persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat negatif dengan persentase sebesar 77,5% dan sebanyak 22,5% subjek penelitian memiliki persepsi terhadap stigma HIV/AIDS positif.

Hal yang sama juga dilakukan untuk pengkategorian pada variabel interaksi sosial dengan membagi kategori menjadi dua bagian yaitu positif dan negatif. Untuk mendapatkan acuan dalam pengkategorian tersebut peneliti menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Diketahui jumlah item untuk skala interaksi sosial adalah 42 item. Pemberian skor diberikan dari rentang 1-4, sehingga skor terendah didapatkan 98 dan skor tertinggi 130, dengan jarak rentang skor yaitu pengurangan dari keduanya sebesar 32. Peneliti membagi kategori menjadi dua bagian yaitu positif dan negatif. Oleh karena itu rentang skor kategori didapatkan melalui pembagian antar rentang skor dengan jumlah kategori yaitu sebesar 16. Sehingga didapatkan rentang skor kategori melalui cara sebagai berikut:

Rentang skor kategori negatif = Skor terendah– (Skor terendah + 16) =98 - 114

Rentang skor kategori positif = ((Nilai tertinggi–16)+1)– Skor tertinggi =115 - 130

Berikut ini Tabel 4.6 diuraikan penggolongan kategori dan penyebaran skor interaksi sosial reponden penelitian.

Tabel 4.6

Persebaran interaksi sosial

Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase

Negatif Positif 98 - 114 115–130 35 5 87,5 % 12,5 % Jumlah 40 100 %

Berdasarkan penggolongan kategori di atas dapat diketahui sebagian besar subjek penelitian memiliki interaksi sosial negatif dengan persentase sebesar 87,5 % dan sebanyak 12,5 % subjek penelitian memiliki interaksi sosial positif.

4.3 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis korelasi daripearson product moment variabel persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan variabel interaksi sosial. Selain itu, usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat, lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat, usia dengan interaksi sosial, lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial, uji beda berdasarkan pendidikan, uji beda berdasarkan jenis kelamin, regresi aspek persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial, regresi aspek

Untuk perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

4.3.1 Uji korelasi persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial

Berikut ini adalah hasil penghitungan korelasi antara variabel persepsi terhadap stigma HIV/AIDS dengan variabel interaksi sosial:

Tabel 4.9

Korelasi persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial Correlations Persepsi odha terhadap Stigma HIV/AIDS masyarakat Interaksi Sosial Pearson Correlation Persepsi odha terhadap Stigma HIV/AIDS masyarakat Correlation Coefficient 1.000 .517(**) Sig. (2-tailed) . .001 N 40 40 Interaksi

Sosial Correlation Coefficient .517(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .

N 40 40

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa koefisien korelasi antara persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial adalah 0,517 dengan signifikansi 0,001 (sig<0,05), maka terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap stigma HIV/AIDS dengan interaksi sosial pada ODHA. Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial pada ODHAditolak, dengan demikian hipotesis alternatif H1 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial pada ODHA

diterima.

4.3.2 Uji korelasi antara usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

Berikut ini adalah hasil penghitungan korelasi antara usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat.

Tabel 4.10

Uji korelasi antara usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat Correlations Usia Persepsi odha terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat Correlation Coefficient 1.000 -.222 Sig. (2-tailed) . .168 Usia N 40 40 Correlation Coefficient -.222 1.000 Sig. (2-tailed) .168 . Pearson

Correlation Persepsi odha terhadap stigma

HIV/AIDS

masyarakat N 40 40

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa koefisien korelasi antara usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat adalah -0.222 dengan taraf signifikansi 0,168 (sig<0,05), maka tidak ada hubungan yang

signifikan antara usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat.

Sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

diterima.

4.3.3 Uji Korelasi Antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap Stigma HIV/AIDS masyarakat

Berikut ini adalah hasil penghitungan korelasi antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat:

Tabel 4.11

Uji korelasi antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

Correlations Lamanya terkena HIV/AIDS Persepsi odha terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat Correlation Coefficient 1.000 -.235 Sig. (2-tailed) . .144 Lamanya terkena HIV/AIDS N 40 40 Correlation Coefficient -.235 1.000 Sig. (2-tailed) .144 . Pearson Correlation

Persepsi odha terhadap stigma HIV/AIDS

masyarakat

N 40 40

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa koefisien korelasi antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS

ada hubungan yang signifikan antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat.

Sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat diterima. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat.

4.3.4 Uji Korelasi Usia Dengan Interaksi Sosial

Berikut ini adalah hasil penghitungan korelasi antara usia dengan interaksi sosial:

Tabel 4.12

Uji korelasi antara usia dengan interaksi sosial

Correlations

Interaksi Sosial Usia Correlation Coefficient 1.000 .092 Sig. (2-tailed) . .571 Interaksi Sosial N 40 40 Correlation Coefficient .092 1.000 Sig. (2-tailed) .571 . Pearson Correlation Usia N 40 40

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa koefisien korelasi antara usia responden dengan interaksi sosial adalah 0,092 dengan taraf signifikansi 0,571. (sig<0,05), maka tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan interaksi sosial.

Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan interaksi sosial diterima. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan interaksi sosial.

4.3.5 Uji Korelasi Lamanya Terkena HIV/AIDS dengan Interaksi Sosial

Berikut ini adalah hasil penghitungan korelasi antara lamaya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial

Tabel 4.13

Uji korelasi antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial

Correlations

Interaksi Sosial Lama Terkena HIV Correlation Coefficient 1.000 .091 Sig. (2-tailed) . .575 Interaksi Sosial N 40 40 Correlation Coefficient .091 1.000 Sig. (2-tailed) .575 . Pearson Correlation

Lama Terkena HIV

N 40 40

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa koefisien korelasi antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial adalah 0,091 dengan taraf signifikansi 0,575 (sig<0,05), maka tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial.

Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial diterima.

Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya terkena HIV/AIDS dengan interaksi sosial.

4.3.6 Uji beda berdasarkan pendidikan dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dan interaksi sosial.

Uji beda ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan persepsi ODHA responden terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dan interaksi sosial berdasarkan pendidikan. Adapun hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14

Persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

Descriptives

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std.

Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum SMP 9 93.7778 11.48671 3.82890 84.9483 102.6072 85.00 121.00 SMA 26 96.4231 11.60404 2.27574 91.7361 101.1101 81.00 121.00 Diploma 5 102.4000 9.34345 4.17852 90.7986 114.0014 94.00 117.00 Total 40 96.5750 11.33610 1.79239 92.9495 100.2005 81.00 121.00

Hasil penghitungan nilai rerata persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat di antara ketiga kelompok sampel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel dengan tingkat pendidikan Diploma (102,4) sementara nilai rerata terendah terdapat pada kelompok sampel dengan tingkat pendidikan SMP (93,78). Berdasarkan perbedaan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara ketiga kelompok sampel. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 240.673 2 120.337 .933 .402

Within Groups 4771.102 37 128.949

Total 5011.775 39

Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji oneway anova didapat nilai f hitung sebesar 0,933 dengan p value sebesar 0,402. Karena nilai p value yang didapat > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat yang nyata di antara ketiga kelompok sampel.

Berikut ini adalah uji beda interaksi sosial berdasarkan pendidikan, hasil penghitungannya akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16 Interaksi sosial Descriptives 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum SMP 9 107.7778 9.28410 3.09470 100.6414 114.9142 101.00 130.00 SMA 26 108.0769 6.13138 1.20246 105.6004 110.5534 98.00 130.00 Diploma 5 107.2000 2.28035 1.01980 104.3686 110.0314 105.00 111.00 Total 40 107.9000 6.51153 1.02956 105.8175 109.9825 98.00 130.00

Hasil penghitungan nilai rerata interaksi sosial di antara ketiga kelompok sampel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel dengan tingkat pendidikan SMA (108,1) sementara nilai rerata terrendah terdapat pada kelompok sampel dengan tingkat pendidikan Diploma (107,2). Berdasarkan perbedaan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara ketiga kelompok sampel. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.17 Interaksi sosial

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.398 2 1.699 .038 .963

Within Groups 1650.202 37 44.600

Total 1653.600 39

Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji oneway anova didapat nilai “f hitung” sebesar 0.038 dengan “p value” sebesar 0,963. Karena nilai“p value” yang didapat > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan interaksi sosial yang nyata di antara ketiga kelompok sampel.

4.3.7. Uji beda berdasarkan jenis kelamin dengan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dan interaksi sosial.

Uji beda ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi responden terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial berdasarkan jenis

Tabel 4.18

Persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat

Group Statistics

Jenis

Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Laki-laki 9 96.7778 12.01850 4.00617

Persepsi terhadap Stigma HIV/AIDS

Perempuan 31 96.5161 11.33687 2.03616

Hasil penghitungan nilai rerata persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat di antara dua kelompok sampel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel laki-laki (96,78) sementara nilai rerata terendah terdapat pada kelompok sampel perempuan (96,52). Berdasarkan perbedaan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara kedua kelompok sampel. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel beriku:

Tabel 4.19

Persepsi odha terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat Independent Samples Test

Persepsi odha terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat Equal variances assumed Equal variances not assumed F .011

Levene's Test for Equality of Variances Sig. .916 T .060 .058 Df 38 12.446 Sig. (2-tailed) .952 .954 Mean Difference .26165 .26165 t-test for Equality of

Means

Std. Error

Lower -8.54086 -9.49103 95% Confidence

Interval of the

Difference Upper 9.06415 10.01433

Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji independent samples T-Test didapat nilai t hitung sebesar 0,933 dengan p value sebesar 0,402. Karena nilai p value yang didapat > 0,05,, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat yang nyata diantara kedua kelompok sampel.

Berikut ini adalah uji beda interaksi sosial berdasarkan jenis kelamin, hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20 Interaksi sosial

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std.

Deviation Std. Error Mean Laki-laki 9 106.4444 3.28295 1.09432 Interaksi Sosial

Perempuan 31 108.3226 7.17118 1.28798

Hasil penghitungan nilai rerata interaksi sosial di antara dua kelompok sampel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel perempuan yaitu 108,32, sementara nilai rerata terendah terdapat pada kelompok sampel laki-laki yaitu 106,44. Berdasarkan perbedaan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara kedua kelompok sampel. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.21 Interaksi Sosial

Independent Samples Test

Interaksi Sosial Equal variances assumed Equal variances not assumed F 3.376

Levene's Test for Equality of Variances Sig. .074 T -.758 -1.111 Df 38 30.109 Sig. (2-tailed) .453 .275 Mean Difference -1.87814 -1.87814 Std. Error Difference 2.47911 1.69010 Lower -6.89684 -5.32925

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference Upper 3.14056 1.57298

Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji independent samples T-test didapat nilai t hitung sebesar -0.758 dengan p value sebesar 0.453. Karena nilai p value yang didapat > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan interaksi sosial yang nyata di antara kedua kelompok sampel.

4.3.8 Uji regresi aspek persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial.

Uji regresi bertujuan untuk mengetahui sumbangan aspek persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial, adapun hasil penghitungannya akan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.22

Korelasi aspek persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS masyarakat dengan interaksi sosial

Correlations

Interaksi Sosial 1.000 .442 .503 .559 Proses Interpretasi .442 1.000 .604 .662 Perilaku Menyimpang .503 .604 1.000 .730 Pearson T4Correlation

Dokumen terkait