• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga dapat di handalkan (Arikunto, 2010). Untuk variabel pengetahuan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus KR-21 karena menggunakan penilaian jika benar bernilai 1 dan jika salah bernilai 0, jumlah pertanyaannya genap dan hasilnya dihitung secara manual, sedangkan untuk variabel sikap uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach alfa karena menggunakan skala likert dan hasilnya dihitung menggunakan program komputer. Uji reliabilitas ini diujikan pada 30 orang wanita usia subur di Kecamatan Medan Sunggal sebelum pengumpulkan data, dimana responden tersebut memiliki kriteria yang sama dengan responden penelitian (Sugiyono, 2013). Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk uji reliabilitas pengetahuan sebesar 0,826 sedangkan hasil uji reliabilitas sikap sebesar 0,71. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tersebut dinyatakan reliabel karena suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999).

4.7 Proses Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui. Penelitian ini telah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Keperawatan, izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan izin penelitian dari Puskesmas Helvetia Medan. Peneliti mencari responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya dengan mendatangi Puskesmas Helvetia Medan kemudian berkeliling ke berbagai pelayanan yang ada di puskesmas. Setelah bertemu dengan calon responden, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu kemudian memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian serta menanyakan kesediaan calon responden untuk dijadikan sebagai responden. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani surat persetujuan (inform consent), dan responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan

peneliti. Ada 3 responden yang mengundurkan diri menjadi subjek penelitan maka peneliti menghargai haknya dan tidak melakukan pemaksaan. Dalam mengisi kuesioner responden diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner tersebut lebih kurang 15 menit dan hal-hal yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya dan setelah semua data terkumpul peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan sistem komputerisasi.

Adapun kendala dalam penelitian ini adalah banyak responden yang tidak bersedia memberikan waktunya untuk membantu peneliti dalam mengisi lembar kuesinoer dan waktu peneliti yang terbatas karena proses pengumpulan data dilakukan dalam masa perkuliahan.

4.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.

Adapun tahap analisa data penelitian ini adalah : a. Editing

Merupakan tahap awal dimana dilakukannya pemeriksaan kelengkapan identitas responden serta memastikan semua jawaban dari kuesioner telah diisi. Editing dilakukan di tempat penelitian agar jika terjadi kesalahan atau kekurangan dapat langsung diperbaiki.

b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer.

Coding memudahkan peneliti melakukan pengolahan data dengan mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka dari setiap jawaban. Coding dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

c. Entry

Semua data yang telah terkumpul oleh peneliti dimasukkan ke dalam program komputer sesuai dengan variabel masing-masing.

d. cleaning

Pemeriksaan data kembali yang telah di entry ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data.

e. Prosessing

Data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer dan telah diperiksa kembali kelengkapannya diproses untuk dianalisa menggunakan sistem komputer. Analisa data yang digunakan adalah analisa data deskriptif.

Pengetahuan yang dimiliki responden dinilai dengan menjumlahkan seluruh skor jawaban. Skor terendah yang didapat 0 dan skor tertinggi 12. Tingkatan pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kelas. Untuk menentukan panjang kelas (interval) menggunakan rumus Sudjana (2002) sebagai berikut :

P = panjang kelas

Rentang = skor tertinggi – skor terendah Banyak kelas = jumlah kategori

Rentang skor pengetahuan 0 - 12 dan banyak kelas 3, maka di dapat panjang kelas 4 sehingga didapat penilaian pengetahuan dimasing-masing kategori :

0 - 3 = pengetahuan buruk 4 - 7 = pengetahuan cukup 8 - 12 = pengetahuan baik

Sama seperti pengetahuan, sikap yang dimiliki responden dinilai dengan menjumlahkan skor pernyataan yang dipilih responden. Skor terendah yang di dapat 12 dan skor tertinggi 48. Sikap dikategorikan menjadi 2 kelas. Untuk menentukan panjang kelas (interval) menggunakan rumus statistik yang sama seperti pengetahuan di atas. Rentang skor sikap 12 - 48 dan banyak kelas 2 maka di dapat panjang kelas 18 sehingga didapat penilaian sikap dimasing-masing kategori :

12 - 29 : sikap negatif 30 - 48 : sikap positif f. Tampilan

Data yang telah dianalisis kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

P = rentang banyak kelas

5.1 Hasil Penelitian

Penyajian analisa data dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik responden, pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

5.1.1

Karakteristik responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, mayoritas wanita usia subur yang ada di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan adalah berumur ≥ 30 tahun (58%), pendidikan menengah (70%), tidak bekerja (80%), dan status pernikahan menikah (86%).

Tabel 2 : Karakteristik wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan (N=100)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Umur < 30 tahun 42 42 ≥ 30 tahun 58 58 Pendidikan Dasar 12 12 Menengah 70 70 Tinggi 8 8 Pekerjaan Tidak bekerja 80 80 Bekerja 20 20 Status Pernikahan Menikah 86 86 Belum Menikah 14 14

5.1.2 Pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 100 responden, mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 46 responden (46%).

Tabel 3 : Distribusi frekuensi dan persentasi pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA

Pengetahuan WUS Frekuensi Persentase (%)

Baik 43 43

Cukup 46 46

Buruk 11 11

Total 100 100

5.1.3 Sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap positif hampir empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan reponden yang memiliki sikap negatif yaitu terdapat 79 responden (79%).

Tabel 4 : Distribusi frekuensi dan persentasi sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA

Sikap WUS Frekuensi Persentase (%)

Positif 79 79

Negatif 21 21

Total 100 100

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan IVA

Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA mayoritas berada pada tingkat kedua yaitu pengetahuan cukup sedangkan yang memiliki pengetahuan baik tidak jauh berbeda hanya memiliki selisih tiga responden. Hal ini berarti responden sudah memahami dengan cukup baik tentang pemeriksaan IVA yang meliputi pengertian, tujuan,

keunggulan, sasaran dan interval, interpretasi hasil pemeriksaan, pemberi pelayanan dan tempat pelayanan pemeriksaan IVA. Pengetahuan yang cukup tentang pemeriksaan IVA ini diharapkan akan membentuk tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA, menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berumur ≥ 30 tahun, hal ini menunjukkan responden memiliki pemahaman yang cukup mengenai skrining kanker serviks untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Menurut Mubarak (2010), dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Pengetahuan cukup pada responden yang berumur ≥30 tahun ini menandakan hal yang baik karena Depkes menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks kepada wanita yang telah menikah dan berusia 30-50 tahun sehingga diharapkan dengan pemahaman ini nantinya dapat membentuk suatu tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA mengingat wanita yang paling beresiko tinggi adalah wanita usia produktif 30-50 tahun (Smart, 2010).

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berada pada tingkat pendidikan menengah (SMA/sederajat), hal ini menunjukkan responden cukup mampu menyerap pengetahuan baik secara formal maupun informal tentang pemeriksaan IVA, sebagaimana menurut

Notoatmodjo (2010) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah baginya untuk menyerap pengetahuan baik yang diperoleh secara formal maupun informal. Hasil penelitian Nisa (2013) melaporkan pendidikan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden tidak bekerja, hal ini menunjukkan walaupun responden hanya sebagai ibu rumah tangga yang bekerja di rumah bukan berarti memiliki pengetahuan yang buruk tentang pemeriksaan IVA, responden pun sudah mulai cukup bijak terhadap informasi kesehatan yang diperlukannya walau hanya sebagai ibu rumah tangga karena tingkat pengetahuan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pekerjaan karena dapat juga dipengaruhi oeh tingginya arus informasi yang diterima (Martini, 2013).

Hasil penelitian yang sama juga ditemukan oleh Ningsih (2010) dengan jumlah responden 140 orang yang telah mendapat penyuluhan sebelumnya dan mengkategorikan pengetahuan menjadi tiga tingkatan yaitu baik, sedang dan kurang, melaporkan mayoritas responden baik yang melakukan pemeriksaan IVA atau tidak memiliki pengetahuan pada tingkat kedua juga yaitu pengetahuan sedang. Begitu juga pada penelitian Pangesti, Cokroaminoto dan Nurlaila (2012) dengan menggunakan jenis penelitian deskriprif dengan pendekatan observasional dan jumlah responden 76, melaporkan karakteristik WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Karanganyar berdasarkan tingkat pengetahuan terbanyak dalam kategori cukup. Berbeda dengan Ningsih dan Pangesti,

Artiningsih (2011) dengan jenis penelitian cluster random sampling dan jumlah responden 100, membagi kategori pengetahuan menjadi tiga yaitu kurang, cukup, baik, melaporkan tingkat pengetahuan terbanyak dikategori paling rendah yaitu kurang. Pengetahuan yang berbeda ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi responden itu sendiri karena menurut Mubarak (2011) ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan sumber informasi.

5.2.2 Sikap Wanita Usia Subur Terhadap Pemeriksaan IVA

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden yang memiliki sikap positif, hampir empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA). Hal ini menunjukkan sikap responden dalam penelitian ini berada pada tingkat responding, memberikan respon yang positif dalam menjawab setiap pernyataan yang diberikan terhadap pemeriksaan IVA (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, melainkan merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap responden terhadap pemeriksaan IVA yang positif ini diharapkan akan menghasilkan tindakan positif pula, sehingga responden dapat melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi dini kanker serviks, seperti hasil penelitian yang ditemukan Dewi (2012), semakin baik/positif sikap wanita usia subur, maka semakin baik pula perilakunya dalam melakukan pemeriksaan IVA. Upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk sikap yang positif tadi menjadi tindakan yang

positif juga dapat diwujudkan melalui pemberdayaan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan IVA secara berkala.

Hasil penelitian yang sama juga ditemukan oleh Ningsih (2010), yang melaporkan mayoritas sikap responden yang melakukan pemeriksaan IVA maupun tidak melakukan dalam kategori baik. Berbeda dengan Artiningsih (2011), yang melaporkan mayoritas sikap responden terhadap pemeriksaan IVA berada pada kategori cukup, dimana mayoritas responden memiliki pendidikan dasar yaitu SD dan SMP. Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk membentuk pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan, semakin tinngi pendidikan semakin baik pula sikapnya. Dimana dalam penelitian ini mayoritas responden memilki pendidikan tingkat menengah sehingga sikapnya cenderung lebih baik/positif.

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan. 6.1 Kesimpulan

Adapun hasil penelitian yang dilakukan pada 100 wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Helvetia Medan menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup (46%) tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan memiliki sikap positif (79%) terhadap pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dengan karakteristik responden berumur ≥ 30 tahun sebanyak 58%, pendidikan menengah (SMA/sederajat) sebanyak 70%, tidak bekerja sebanyak 80% dan menikah sebanyak 86%.

6.2 Saran

6.2.1 Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bagi petugas kesehatan mengenai pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA). Puskesmas sebagai lini depan pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif seperti penyuluhan tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan kanker serviks agar wanita usia subur yang beresiko terkena kanker serviks mau dan mampu melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) untuk deteksi dini kanker serviks.

6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker serviks sehingga dapat bekerja sama dengan tim pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

6.2.3 Penelitian Selanjutnya

Peneliti hanya meneliti pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA), diharapkan penelitian selanjutnya dapat meneliti hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap tindakan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di wilayah kerja puskesmas Helvetia.

6.2.4 Kelemahan Penelitian

Kelemahan penelitian ini terletak pada kuesioner yang dibuat oleh peneliti karena pada bagian kedua kuesioner yang berisikan pertanyaan tentang pengetahuan peneliti menggunakan pertanyaan dengan jawaban pilihan berganda, sehingga responden merasa sulit untuk menjawab namun ada beberapa pertanyaaan yang sangat mudah untuk dijawab dan menimbulkan kerancuan dalam pengisian data sehingga hasilnya kurang dapat dipercaya, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membuat kuesioner lebih lengkap dan lebih baik lagi tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) agar hasilnya lebih representatif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi revisi 2010. Jakarta : Rineke Cipta

Artiningsih, N. (2011). Tesis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat dalam rangka deteksi dini kanker cerviks. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Azis, F. (2000). Skrining dan deteksi dini kanker serviks. Jakarta : Bina Pustaka Azis, F. (2006). Buku acuan nasional onkologi ginekologi. Jakarta : Bina Pustaka Depkes RI. (2008). Skrining kanker leher rahim dengan asam asetat (IVA).

Jakarta

Depkes RI. (2009). Buku saku pencegahan kanker leher rahim & kanker payudara. Jakarta

Dewi, N.M. (2012). Hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan IVA di Puskesmas Buleleng I. Diambil 3 November 2013 dari : http://jurnal.pasca.uns.ac.id

Eltrikanawaty. (2008). Faktor-faktor yang menghambat ibu melakukan pemeriksaan serviks. Medan : Pustaka USU

GLOBOCAN. (2008). International agency for research on cancer. Diambil tanggal 20 September 2013 dari http://globocan.iarc.fr

Kepmenkes RI (2010). Pedoman teknis pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim. Diambil tanggal 3 November 2013 dari http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/kep menkes/KMK%20No.%20796%20ttg%20KankerRahim.pdf

Martini, N.K. (2013). Hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap wanita usia subur dengan tindakan pemerksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II. Diambil tanggal 12 Mei 2014 dari www.pps.unud.ac.id/pdf_thesis/unud- 778-265413185-tesis

Mubarak, W.I. (2011). Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Nisa, W.A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Diambil tanggal 21 Juni 2014 dari http://perpusnwu.web.id

Ningsih, R. (2010). Pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah tentang pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker leher rahim di Puskesmas Medan Area Selatan tahun 2009. Medan :USU

Notoadmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta

Ompusunggu, F. (2012). Karakteristik dan faktor-faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Medan : USU

Pangesti, N.A, Cokroaminoto & Nurlaila. (2012). Gambaran karakteristik wanita usia subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di Puskesmas Karanganyar. Jurnal ilmiah Kesehatan Keperawatan, volume 8(2), 81-94

Polit, D.F dan Hungler, P.B. (1999). Nursing research: principle and methods. (6th edition). Philadelphia : Lappincot

Prandana, D.A & Rusda, M. (2013). Pasien kanker seviks di RSHUP H. Adam Malik Medan tahun 2011. E-jurnal FK USU, 1(2)

Ramli. (2002). Deteksi dini kanker. Jakarta : FK UI

Rasjidi, I. (2009). Epidemiologi kanker serviks. Indonesian Journal of Cancer, III(3), 103-108

Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Smart, A. (2010). Kanker organ reproduksi. Yogyakarta : A+ Plus Books Sudjana.(2002). Metode statistik, edisi 6. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sukaca, B.E. (2009). Cara cerdas menghadapi kanker serviks. Yogyakarta : Genius

Tilong, A.D. (2012). Bebas dari ancaman kanker serviks. Yogyakarta : Flashbooks

Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

No Kegiatan September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan judul 2 Menetapkan judul penelitian 3 Menyiapkan proposal penelitian 4 Mengajukan Sidang proposal 5 Sidang proposal penelitian 6 Revisi proposal penelitian

7 Uji validitas dan

Reabilitas 8 Pengumpulan data 9 Analisa data 10 Penyusunan laporan/skripsi 11 Pengajuan sidang skripsi 12 Ujian sidang 13 Revisi 14 Mengumpulkan skripsi

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya bernama Fischa Agustina adalah mahasiswa jurusan S1 keperawatan Universitas Sumatera Utara dan saat ini sedang melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan”.

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat sebagai salah satu cara untuk mendeteksi kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan. Saya mengharapkan kesediaan ibu/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner yang saya berikan dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Semua informasi yang ibu/saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini.

Partisipasi ibu/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga ibu/saudari bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Apabila ibu/saudari bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini dengan sukarela. Atas partisipasi yang telah ibu/saudari berikan dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2014

Peneliti, Responden,

Instrumen penelitian

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama sehingga benar-benar dimengerti 2. Jika ingin memperbaiki jawaban, silahkan membuat tanda silang (X) pada

jawaban yang salah, selanjutnya isi kembali jawaban yang menurut anda benar.

3. Jika ada pertanyaan yang diragukan atau tidak dimengerti silahkan tanya kepada peneliti.Kuesioner yang telah diisi dengan lengkap harap

dikembalikan kepada peneliti.

No. Responden (diisi oleh peneliti)

I. Identitas Responden 1. Nama (inisial) :... 2. Umur :... 3. Pendidikan terakhir :... 4. Pekerjaan :... 5. Status pernikahan :... II. Pengetahuan

Lingkarilah setiap jawaban yang menurut anda benar.

1. Selain dengan pap smear, deteksi kanker leher rahim (serviks) dapat dilakukan dengan pemeriksaan...

a. Rontgen b. USG c. IVA

2. Pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah... a. Pemeriksaan vagina dengan menggunakan asam cuka

menggunakan asam cuka untuk melihat keadan leher rahim c. Pemeriksaan rahim dengan menggunakan asam asetat

3. Tujuan dari pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah... a. Mengobati kanker leher rahim

b. Mencegah kanker leher leher rahim c. Mengetahui perubahan rahim

4. Keuntungan yang diperoleh dari pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah...

a. Dapat mengetahui penyakit

b. Meningkatkan kesehatan organ reproduksi

c. Efektif, aman dan murah dibanding test deteksi kanker leher rahim lainnya 5. Pada usia berapa sebaiknya seorang wanita melakukan pemeriksan untuk

mendeteksi kanker serviks ? a. 18-30 tahun

b. 30-50 tahun

c. Lebih dari 50 tahun

6. Kepada siapa pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) ditujukan ? a. Wanita yang sudah menopause

b. Wanitayang sudah menikah/aktif melakukan hubungan seksual c. Wanita yang masih perawan

7. Jika hasil pemeriksaan IVA negatif, maka dilakukan pemeriksaan kembali setiap....

a. Setahun sekali b. 5 tahun sekali c. 10 tahun sekali

a. 6 bulan kemudian b. Setahun kemudian c. 5 tahun kemudian

9. Jika dalam pemeriksaan inspeksi visual asam asetat(IVA) ditemukan plak putih, maka hasil pemeriksaannya adalah...

a. Negatif b. Positif c. Tidak tahu

10. Jika dalam pemeriksan inspeksi visual asam asetat (IVA) terlihat permukaan yang halus dan berwana pink maka hasil pemeriksaannya adalah...

a. Negatif b. Positif c. Tidak tahu

11. Siapakah yangdapat melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) ?

a. Petugas kesehatan terlatih IVA b. Petugas kesehatan

c. Bukan petugas kesehatan

12. Dimanakah anda bisa melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) ?

a. Puskesmas, rumah sakit, klinik bersalin b. Rumah sakit saja

Bacalah secara seksama setiap pernyataan berikut dan berilah checklist (√) pada setiap pernyataan sesuai pendapat anda.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Deteksi kanker serviks atau leher rahim hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan IVA

2 Saya merasa malu jika harus melakukan pemeriksaan IVA

3 Saya merasa pemerikaan IVA penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks

4 Menurut saya pemeriksaan IVA dapat membuktikan ada/tidaknya sel-sel kanker pada leher rahim

5 Menurut saya pemeriksaan IVA lebih efektif, aman dan murah jika dibandingkan dengan pap smear untuk mendeteksi kanker serviks

6 Menurut saya wanita usia subur (18-49 tahun ) wajib melakukan pemeriksaan IVA 7 Wanita yang sudah pernah melakukan

hubungan suami istri sebaiknya melakukan pemeriksaan IVA

Dokumen terkait