• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Dalam dokumen Analisis Pengaruh Investasi Tenaga Kerja (Halaman 96-101)

Dependent Variable: PDRB

5.1.4 Uji Statistik

5.1.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical value) pada df =(n-k), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari masing-masing variabel bebas akan diuji sebagai berikut:

a. Pengaruh Tenaga Kerja (TK) terhadap perekonomian di Propinsi Jawa

Tengah tahun 1985 – 2006.

Hipotesis yang diajukan adalah: :

0

1

0 =β =

H Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antaraAngkatan Kerja (AK) terhadap perekonomian di Propinsi Jawa Tengah.

: 0

1 1 =β >

H Terdapat pengaruh yang signifikan antara Angkatan Kerja (AK) terhadap perekonomian di Propinsi Jawa Tengah.

Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk Angkatan Kerja (AK) sebesar 3,185 dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 % (α =5%), df = 16 diperoleh 1,729 . Terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t kritis atas, maka H0 ditolak yang berarti bahwa Angkatan Kerja (AK)

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

xlvi Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05

maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak.

Dari hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0.006 atau probabilitas jauh di bawah 0.05, maka H0 ditolak artinya Angkatan Kerja

(AK) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah sejak tahun 1985 – 2006.

b. Pengaruh realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap

perekonomian di Propinsi Jawa Tengah tahun 1985 – 2006.

Hipotesis yang diajukan adalah: :

0

1

0 =β =

H Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

: 0

1 1 =β >

H Terdapat pengaruh yang signifikan antara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 3,343 dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 % (α =5%), df = 16 diperoleh 1,729. Terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t kritis atas, maka H0 ditolak yang berarti bahwa

realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di Propinsi Jawa Tengah.

xlvii Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H0

ditolak. Dari hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0.001 atau probabilitas jauh di bawah 0.05, maka H0 ditolak artinya bahwa realisasi

nilai Penanaman Modal Asing (PMA) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah sejak tahun 1985 – 2006.

c. Pengaruh realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap

perekonomian di Propinsi Jawa Tengah tahun 1985-2006.

Hipotesis yang diajukan adalah: :

0

1

0 =β =

H Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

: 0

1 1 =β >

H Terdapat pengaruh yang signifikan antara realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 2,299 dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 % (α=5%), df = 16 diperoleh 1,729 . Terlihat

xlviii bahwa t hitung lebih besar dari t kritis atas, maka H0 ditolak yang berarti

bahwa realisasi nilai Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H0

ditolak. Dari hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0.002 atau probabilitas jauh di bawah 0.05, maka H0 ditolak artinya bahwa realisasi

nilai Penanaman Modal Asing (PMA) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah sejak tahun 1985 – 2006.

d. Pengaruh realisasi nilai Pengeluaran Pemerintah (EXPD) terhadap

perekonomian di Propinsi Jawa Tengah tahun 1985–2006.

Hipotesis yang diajukan adalah: :

0

1

0 =β =

H Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan realisasi nilai Pengeluaran Pemerintah (EXPD) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

: 0

1 1 =β >

H Terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan realisasi nilai Pengeluaran Pemerintah (EXPD) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk pertumbuhan realisasi nilai Pengeluaran Pemerintah (EXPD) sebesar 3,632 dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 % (α=5%), df = 16 diperoleh 1,729 . Terlihat

xlix bahwa t hitung lebih besar dari t kritis atas, maka H0 ditolak yang berarti

bahwa realisasi nilai Pengeluaran Pemerintah (EXPD) berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak. Dari hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0,006 atau probabilitas jauh di bawah 0.05, maka H0 ditolak artinya bahwa realisasi

nilai Pengeluaran Pemerintah (EXPD) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah sejak tahun 1985 – 2006.

e. Pengaruh Variabel Dummy Krisis terhadap perekonomian di Propinsi

Jawa Tengah tahun 1985–2006.

Hipotesis yang diajukan adalah: :

0

1

0 =β =

H Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Krisis (Dt) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

: 0

1 1 =β >

H Terdapat pengaruh yang signifikan antara Krisis (Dt) terhadap perekonomian di propinsi Jawa Tengah.

Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk Krisis (Dt) sebesar -2,654 dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 % (α =5%), df = 16 diperoleh 1,729 . Terlihat bahwa t hitung lebih kecil dari t kritis bawah, maka H0 ditolak yang berarti bahwa adanya Krisis (Dt) berpengaruh secara signifikan

l Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak. Dari

hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0.016 atau probabilitas jauh di bawah 0.05, maka H0 ditolak artinya bahwa adanya Krisis (Dt)

mempengaruhi perekonomian di Propinsi Jawa Tengah tahun 1997–2006. Akan tetapi pada kenyataannya, terjadinya krisis perekonomian di Indonesia tidak mempengaruhi perekonomian secara berarti terhadap perkembangan perekonomian Propinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme yang saling menutupi, misalnya pendapatan daerah dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang dapat menanggulangi pengaruh negatif dari krisis.

Dalam dokumen Analisis Pengaruh Investasi Tenaga Kerja (Halaman 96-101)